Share

Aura penyatu rasa.

Penulis: Rossystories
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

 #Selamatmembaca!

        Di bawah rembulan yang masih meredupkan suasana malam. Mata Nevan bahkan tak meredup dengan menurunnya langit cerah. Dirinya terduduk rapi di atas berbatuan kecil sambil melempari batu ke ujung air sungai.

 Nevan membangkitkan tubuhnya perlahan, matanya menatap ke seluruh pemandangan persinggahan.

“Hei, kau harus memastikan Bellona. Aku merasakan kedekatan yang tidak biasa,” ungkap Cho Ye Joon kepada tubuhnya Nevan.

Nevan menghentikan langkahnya, “Tunggu!” cegahnya dengan seorang diri.

“Kau mengatakan kalau Bellona dengan dirimu memiliki kedekatan yang tak biasa. Apa maksudmu?” lontar Nevan dengan jiwanya sendiri.

“Ya, aku bisa merasakannya,” sahut Cho Ye Joon.

Terlihat raut Nevan yang agak terheran setelah mendengar ucapan Cho Ye Joon. Tubuhnya masih tidak bisa melangkah jauh dari sana. Tapi, pikirannya adalah kekacauan yang semest

Rossystories

Apa yang sedang Nevan pikirkan? Dirinya merasa terkinjat ketika mendengar berita yang baru saja ia dengar. Lalu, bagaimana dengan tanggapan sang adik sepupunya yang mungkin menaruh curiga pada perubahan dirinya. Ikuti terus kisah ini. Akan ada kejutan di bab berikutnya! WAJIB VOTE CERITA INI SETELAH BACA!!! Karena apa? Untuk kemajuan novel berasal dari jemari kalian dari hanya menekan tombol VOTE PADA CERITA INI. Maka dari itu, sangat dimohonkan untuk memberi VOTE setelah baca, ya. Terima kasih telah menjadi pembaca setia cerita ini, semoga sehat selalu.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Nine Tails of Time Traveler   Hari piknik sepupunya.

    Nevan terkinjat seketika saat suara berita dari balik layar televisi kecil terdengar jelas di ujung telinganya. Wajahnya nanar dipenuhi dengan kekalutan yang mengambang batas perjalanan.Dari balik penglihatannya, Nevan bahkan menahan napas untuk beberapa saat. Sesuatu berbisik dalam kalbu yang tertanam, “Bodoh, jangan terlalu menampakkan dirimu pada orang lain. Hei, saudara sepupumu itu mulai mencurigainya,” bisik Cho Ye Joon di dalam tubuh Nevan.Respons yang tak bisa terhalang, ketika jiwa gumiho menguasai tubuhnya. Nevan terpelangah lebar ketika melihat jalanan tepat di tengah-tengahnya.Tin! Tin!“Kak Nevan kenapa sih? Tuh, mobil di belakang udah marah-marah,” keluh Delia—adik sepupunya Nevan.“Oh, iya maaf, Del,” sergah Nevan kembali menginjak pedal gas untuk melaju.Beruntungnnya, emosi perlahan sudah dapat dikendalikan oleh Nevan. Jika ti

  • The Nine Tails of Time Traveler   Rencana yang tidak terduga.

    Dari beberapa gadis yang memandang wajah Nevan benar-benar memicu pesona menawan dari ujung penglihatan. Kini, tubuhnya berdiri tegak tepat di samping Delia berada.“Guys, kenalin nih kakak sepupu gue!” sebut Delia dengan lantangnya.“Wah, punya sepupu nggak bilang-bilang lu Del,” gerutu dari salah satu gadis.Nevan melirik ketiga gadis yang terlihat salah tingkah dengan dirinya. Masing-masing melebarkan sayap-sayap senyuman ke arahnya dengan penuh tanda manja.“Del, apa-apaan lu!” gerutu Nevan mencubit ujung lengan si sepupu.Delia berbalik menatap Nevan dengan mendelik lebar ke arahnya, kesal karena merasakan cubitan semut yang sedikit perih. “Hei!” geramnya.“Aku tidak ingin berlama-lama,” bisik Nevan.“Tenang saja! Cuma beberapa jam,” ungkap Delia menarik lengan Nevan untuk menduduki karpet yang sudah terb

  • The Nine Tails of Time Traveler   Terakhir di hari ulang tahunnya.

    Suara yang menyorakkan ruangan gelap, kini mulai menyala dengan terangnya. Nevan terpelangah ketika dirinya berhadapan dengan orang-orang yang termasuk dekat dengannya. Bellona dan Felix yang menjadi dua sahabat sudah merencanakan hari ulang tahun tanpa ia ketahui. Delia terkekeh di balik punggung dirinya dengan menutup mulut yang hampir pecah melebar. Nevan membalikkan badannya sembari melirik raut Delia—si sepupu yang menahan tawa kelakarnya. “Kalian sudah merencanakan ini sebelumnya?” tanyanya penasaran. Delia tidak mengacuhkan ucapan Nevan, ia pun segera bergegas mendekati para keluarga beserta sahabat. Di hadapan dirinya, mereka pun mendekat dengan membawa sebuah kue ulang tahun berwarna cokelat. “Ibu?” sapa Nevan melirik wajah sang ibu yang mulai terlihat tawa kecilnya. “Hahaha, ternyata kau tidak tahu dengan hari ulang tahunmu?” sebut ibunya dengan kekehnya. Nevan mu

  • The Nine Tails of Time Traveler   Perjalanan musuh.

    #Selamatmembaca!Nevan tidak mengacuhkan lagi orang yang ada di balik punggungnya. Kini, Bellona dan Felix saling memandang heran sembari mengikuti langkah lelaki yang sekarang lebih terlihat dingin dari biasanya.“Yuk ah!” ajak Felix meraih bahu kawannya.Keduanya memasuki ruangan, dimana keluarga Nevan sudah berkumpul di tengah ruangan sembari menatap kue ulang tahun yang masih menyala terang.Nevan memperhatikan kedua temannya, di salah satunya adalah si kekasih hati.“Nah, ayo sekarang kita liat Nevan niup lilin buat umurnya yang udah masuk ke 24 tahun,” sebut Haris—ayahnya Nevan.Nevan mendekati ke sekeliling keluarga termasuk adik sepupu. Dengan tepuk tangan beserta nyanyian happy birthday bersama tiup lilin. Nevan pun mulai merasa kurang nyaman.“Aduh, ibu dan ayah bikin Nevan malu aja!” gerutunya sambil meraba bagian belakang leher.Rautnya sedikit khawatir ketika dirinya harus

  • The Nine Tails of Time Traveler   Jaga malam.

    “Tidaaakk!!”Keduanya berteriak keras hingga memecahkan hutan sekitar menjadi deru angin yang meluas. Dedaunan bergerak-gerak cepat dalam sesaat ketika suara itu melengking nyaring.Iblis hitam itu kembali memasuki tongkat sakti milik si Go Jo Woo dengan ganasnya. Kedua orang itu tampak kikuk setelah bertemu dengan wujud iblis kembali.Napas yang tersengal-sengal karena takut sekaligus khawatir. Gerakan detak jantung kini tak beraturan hingga tak sesuai tempo yang dibutuhkan.Go Jo Woo kembali menegakkan tubuhnya ketika melihat tongkat itu berdiri tegak, lalu terjatuh dengan sendirinya.Whuuush!Angin kencang menyapu sekali mereka ketika tongkat itu terlepas dari hadapannya. Jatuh ke atas tanah tepat di hadapan mereka.Angin berhenti bertiup layaknya perintah dari tuannya. Jeong Chin Mae memberanikan diri untuk mendekati tuannya dengan sebuah sapaan.“Tuan,” panggilnya.Go Jo Woo yan

  • The Nine Tails of Time Traveler   Manik Rubah yang terlihat di matanya.

    Nevan terkinjat ketika dirinya berkata demikian. Akan tetapi, tubuhnya kembali beranjak ke kursi kemudi dengan pandangan melurus ke jalanan. Bellona mulai mencurigai dirinya ketika situasi yang sempat menjadi agak canggung. Bellona mengerutkan kening lalu memperhatikan segala raut dari wajah Nevan. Nevan mulai berkata dengan dirinya dari dalam jiwanya. “Hei, kenapa kamu nyuruh aku ngucapin itu?” keluhnya. Bellona terpelangah ketika dirinya masih terdiam. “Nevan?” panggil Bellona perlahan. Nevan masih saja terdiam, seolah-olah memikirkan hal sesuatu yang memenuhi pikirannya. “Nevan?” panggil Bellona lagi. Nevan terkinjat setelah panggilan untuknya secara berulang-ulang kembali. Ia pun spontan menoleh ke arah sang kekasih yang hendak menuruni mobil. “Oh!” sergahnya menatap Bellona. “Kamu kenapa? Kelereng apaan sih?” tanya Bellona terheran-heran. “Ah, nggak. Bi

  • The Nine Tails of Time Traveler   Wajah yang sama.

    Nevan tersungkur perlahan ke atas lantai kamar dengan ekor sembilan yang muncul tiba-tiba. Ini sebuah peringatan atau hanya sebuah tanggapan hati? Sepertinya sosok Cho Ye Joon sudah tak sabar untuk keluar dari dalam tubuh Nevan. Akan tetapi, cara yang masih direncanakan belum dilakukan dengan baik. Nevan menengadahkan pandangannya ke atas langit-langit ruangan dengan raut merengut. “Kenapa harus aku?” “Dan kenapa aku harus mendapatkan sosok dirimu ini?” keluh Nevan dengan sifat aslinya yang suka merengek. “Haaa, menyedihkan sekali!” Nevan mulai menatap datar isi ruangan dengan melirik ke dalam tubuhnya. “Tunggu dulu!” sebutnya beranjak. Ia pun beranjak menuju sebuah cermin, dimana wujud dari Cho Ye Joon sesekali menunjukkan dirinya. “Aku baru memperhatikan kalau kita sangat mirip,” sebutnya terpelangah. Cho Ye Joon sesekali menampakkan dirinya, tetapi perlahan menghilang hingga Nevan tak percaya menatap diri sendiri den

  • The Nine Tails of Time Traveler   Pria dingin.

    Melihat Felix memasuki ruangan lorong hingga pada bangunan luas tersebut. Wajahnya masih terlihat datar layaknya pria dingin yang sempurna. Memang benar! Dan memang seperti itulah pria yang sama sekali tidak pernah berpacaran.Menunjukkan sifat dingin bukan berarti dirinya angkuh, jahat, atau disebut tidak perduli. Pria ini memiliki waktu dan pilihan tersendiri yang dapat dilontarkannya pada pilihan hati tak terduga.Langkahnya mulai mendekati anak tangga sambil menggotong ransel mengiringi anak tangga. Dalam lirikan jalan, matanya tersorot pada sebuah ruangan seluas mata memandang.Semua yang memandang agak canggung menyapa dirinya, ada sebagian yang mengucil dan ada yang mengagumi. Namun, ia bahkan tak memperdulikan apapun yang sedang terjadi dan terdengar dari telinganya tersebut.Di balik ruangan kosong, ia pun mulai memasuki ruang perpustakaan. Ruang pertama yang selalu mereka kunjungi ketika tib

Bab terbaru

  • The Nine Tails of Time Traveler   Akhir semuanya.

    #Happy reading. Kembali ke kota Depok. Sekumpulan teman bersama-sama kembali. Nevan menduduki kursi paling ujung bersama ketiga rekannya. Di sampingnya, Bellona melirik pelan ke wajahnya. “Kamu nggak apa-apa?” tanya Bellona. Nevan menggelengkan kepalanya. Mereka tiba-tiba turun dengan tanpa rasa sadar kalau perkotaan menjadi gelap kehitaman. Satu per satu menerawang gulungan awan yang menutupi langit kala itu. Nevan mulai melirik Kim Dae Jung dengan sorotan mata aneh lagi curiga. Kemudian cahaya putih terang mendatangi mereka, dimana orang-orang telah menjauh semua karena takut. Namun mereka masih berada di sana. Nevan, Bellona, Felix, dan Kim Dae Jung sendiri. Apsara itu kembali di depan mata. Sosok makhluk kayangan itu berdiri menyambut kepulangan mereka. Menatap lurus mengarah Nevan. “Kau harus melawan musuhmu di malam ini juga. Kita tidak punya waktu, kecuali kau ak

  • The Nine Tails of Time Traveler   Petualang usai

    Pelarian mereka setelah menjauh dari ketiga musuh. Nevan dan Kim Dae Jung mulai memberhentikan diri di ujung pemukiman warga. Setelah bertemu banyak orang, mereka tampak lelah sekaligus gelisah. “Sepertinya kita sudah lebih aman,” tutur Nevan. Kim Dae Jung meranggul kepala, sembari melepaskan lengan Felix bersama dengan tindakan Nevan. Bellona dan Felix yang merasakan kelelahan akhirnya membungkuk sambil memegang kuat ransel besar. “Kau tidak kenapa-kenapa kan?” tanya Nevan khawatir. Bellona memegangi lutut sambil meringis kelelahan, tetapi kepalanya menggeleng. “Nggak apa-apa, Van. Aku nggak apa-apa,” sahutnya. Nevan memegangi lengan kekasihnya, membantunya bangkit dengan tegak. “Gimana kalo kita cari kos-an saja?” usul Felix. “Ide bagus!” sahut Nevan. “Kalian pergilah, aku harus membuang aroma tubuh kalian agar Go Jo Woo dan iblis itu tidak bisa menemu

  • The Nine Tails of Time Traveler   Terperangkap penyerangan.

    Makhluk kayangan itu memperlihatkan dirinya dengan baju putih panjang. Rambut putih dengan mata bersinar cerah. Menatap lurus ke hadapan Nevan yang sekaligus menyatu dengan gumiho dari masa lalu tersebut.“Untuk apa kalian memanggilku kemari?” tanya Apsara mengerutkan kening.“Kami membutuhkan bantuanmu,” pinta Nevan mendongakkan wajahnya.Di balik dua sisi Nevan berada. Bellona dan Felix mulai terpelangah. Ketiganya mulai beranjak setelah berdekam merunduk ke hadapan Apsara tersebut.Malam yang redup ini mempertemukan mereka pada kejutan menakjubkan. Nevan mulai menegakkan tubuhnya, membusungkan dada ke depan pandangan. Tangannya mulai menunjuk dirinya sendiri.“Di dalam tubuhku ini ada dua jiwa yang menyatu,” ungkap Nevan.“Lalu, apa kalian ingin memintaku agar mengeluarkan kalian dari satu tubuh?” tanggap Apsara.Nevan

  • The Nine Tails of Time Traveler   Di atas tanah Goryeo.

    Sebuah gua yang jauh dari pemukiman warga. Akan tetapi, ditutupi oleh dedaunan menghijau dan lebat. Nevan mulai mendekati mulut gua bersama kedua temannya. Langkah pertama mereka tiba di tempat yang mereka inginkan. “Kita harus nemuin sumber Apsara itu,” putus Nevan. Felix dan Bellona pun mengikuti langkah Nevan memasuki gua tersebut. Di antara kegelapan gua menyelimuti kesepian mereka. Penglihatan mulai meredup. Akhirnya, cahaya senter terbias menyorot ke jalanan gua. “Van, apa lo yakin?” tanya Felix ragu. “Ini bukan keputusan gue, tapi si Cho Ye Joon,” sebut Nevan membalikkan badan. Wajahnya dipenuhi dengan segala rahasia yang segera terbuka. Kembali menelusuri ruangan gua yang gelap. Dipenuhi dengan kelelawar bergelantungan sekaligus berterbangan. Nevan mulai berhenti di sudut dinding ruangan. Tangannya menggenggam lonceng emas diarahkan ke depan pandangan. K

  • The Nine Tails of Time Traveler   Gua Buni Ayu.

    Ransel, sepatu boots hitam mengilap, dua pria menggunakan celana Tactical, satu wanita menggunakan celana denim. Dari arah bawah terlihat langkah saling menyatu dalam kebersamaan mengiringi jalan. Mulai terpampang jelas dari arah balik punggung baju kemeja berwarna kelabu di tengah. Dua pria menutupi posisi wanita di tengah. Menggunakan langkah santai mereka sembari memegangi ransel tebal. Angin melambai pesona anak muda tampan dan cantik. Sampai pada penampilan wajah-wajah mereka bertiga. Bellona melebarkan senyuman mengiringi langkah. Nevan meraih tangan Bellona dan saling menatap. Sementara Felix menari bersamaan langkah mereka. Seruan angin menyentuh pipi secara lembut. Menyentuh lebih hangat melihat pasangan yang saling menjalin hubungan terbaik mereka. Berhenti di penghujung jalan. Tak beberapa lama bus pun berhenti perlahan. Nevan melirik satu per satu orang yang ada di

  • The Nine Tails of Time Traveler   Dua kehebatan buah Lam gaib.

    Suasana yang telah diperlihatkan dengan jelas di depan pandangan batinnya. Nevan melewati malam setelah mengadakan ritual sesaat. Kini, ia pun bergegas perlahan layaknya manusia normal kembali.Nevan berhenti di sudut jalan perkotaan. Terbias lampu jalanan mengiringi langkah menyelinap di antara wajah cerianya.Rona berkilauan gemerlapnya redup malam. Dirinya mengelilingi pandangan ke seluruh pandangan mata. Seisi perkotaan menemaninya pada tujuan yang sudah ditemukan.Kedua tangannya mengepal bulat. “Go Jo Woo, kau memang cerdik dan licik!” geramnya memandangi kegeraman di kala malam menyelimuti.Langkahnya kembali tergerak menuju kepulangan. Di sisi pertemuan yang menjadi kisah akhir dari musuhnya.Senyuman miring dengan tatapan sinisnya. “Heuh! Kau pikir akan menang?” sebutnya meledek. Nadanya terdengar menyeru semangat. Menutupi malam menjadi kesenduan ke

  • The Nine Tails of Time Traveler   Ritual pencarian.

    Kedua jiwa saling mengobrol, meresapi perasaan mereka masing-masing. Dari hubungan yang pernah terjalin indah dan sempurna. Seakan runtuh, terbuai oleh satu pertanyaan kebimbangan. Wajah itu lebih terlihat menegang. Ketika mulut telah melebar, kini giliran rahangnya mengatup perlahan. Cho Ye Joon meruntuhkan segala pandangan setelah mendengar lontaran kata Nevan. Mungkin, hati lebih sensitif dari sebuah penglihatan. Perasaan sungguh lebih tertekan dengan sangat mendorong keinginan. Raga hanya menampung segala beban kekuatan. Namun, mereka tak lagi melangkah akibat sebuah lara. “Kau benar!” sahut Cho Ye Joon melusuh. “Aku mengerti,” timpal Nevan. “Kau mungkin satu raga denganku. Walau kita berbeda, kurasa kita memiliki tujuan dan kisah yang sama,” lirih Nevan merunduk lesu. “Kim Dae Jung, aku ingin bicara dengannya.” Kepalanya seakan terbawa oleh pemikiran yang jauh. Bah

  • The Nine Tails of Time Traveler   Transfer racun belati.

    Tubuh Nevan yang terjengkang di atas lantai jalan tepat di depan gerbang rumah Felix. Kedua temannya hanya menatap keheranan kenapa tubuh sekuat Nevan bisa saja jatuh pingsan. Yang tidak masuk akal terjadi. Keduanya saling menatap. Tanpa harus menunggu lama lagi, Bellona segera meraih lengan Nevan untuk membantu posisi terbaring segera terbawa. Tanpa harus ada tekanan apapun, Felix pun turut membantu. Namun, Bellona merasakan hal aneh yang bereaksi dari dalam tubuhnya. Spontan ia merasakan hal sedemikian rupanya perubahan. Kedua tangannya yang sempat menyentuh lengan Nevan kini runtuh. Terlepas dari lengan Nevan, sehingga tubuh Nevan kembali jatuh. “Aaaargh!” ringisnya dengan ekspresi yang menyakitkan. Felix menatap curiga dari perubahan tubuh Bellona. Keningnya berkerutan mellihat yang baru saja terjadi. “Bel, e lo kenapa?” tanyanya terheran. Be

  • The Nine Tails of Time Traveler   Sudah tidak biasa.

    Nevan mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Sebuah batu giok berwarna hijau tampak biasa, tetapi lebih bersinar dari umumnya. Dalam genggaman Nevan, ia pun menunjukkannya ke depan Felix berada.“Kita cuma butuh nyatuin batu ini sama jam antik itu. Di dalam tempat itu akan memperkuat kekuatan dari dalam batu supaya bisa membuka lorong waktu sekaligus ngeluarin gumiho dari tubuh gue,” ungkap Nevan kepada Felix.Tatapan Felix masih saja memperhatika ke arah batu yang ditunjukkan oleh Nevan. Dia kembali menutupi batu tersebut dengan genggaman tangannya.Sementara Felix mendongakkan wajah menatap rupa dari sahabatnya.“Gue pasti akan bersiap!” tegas Felix meranggul sekali.*** Dari dunia yang berbeda. Dari alam yang menyatukan energi dua elemen yang tidak bisa disatukan. Satu dunia

DMCA.com Protection Status