Beranda / Fantasi / The Nine Tails of Time Traveler / Manik Rubah yang terlihat di matanya.

Share

Manik Rubah yang terlihat di matanya.

Penulis: Rossystories
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

          Nevan terkinjat ketika dirinya berkata demikian. Akan tetapi, tubuhnya kembali beranjak ke kursi kemudi dengan pandangan melurus ke jalanan. Bellona mulai mencurigai dirinya ketika situasi yang sempat menjadi agak canggung.

Bellona mengerutkan kening lalu memperhatikan segala raut dari wajah Nevan. Nevan mulai berkata dengan dirinya dari dalam jiwanya. “Hei, kenapa kamu nyuruh aku ngucapin itu?” keluhnya.

Bellona terpelangah ketika dirinya masih terdiam.

“Nevan?” panggil Bellona perlahan.

Nevan masih saja terdiam, seolah-olah memikirkan hal sesuatu yang memenuhi pikirannya.

“Nevan?” panggil Bellona lagi.

Nevan terkinjat setelah panggilan untuknya secara berulang-ulang kembali. Ia pun spontan menoleh ke arah sang kekasih yang hendak menuruni mobil.

“Oh!” sergahnya menatap Bellona.

“Kamu kenapa? Kelereng apaan sih?” tanya Bellona terheran-heran.

“Ah, nggak. Bi

Rossystories

Follow juga IG @Rossy_stories. Biar kamu bisa mengetahui segala karya milik Rossystories. Tak lupa kuucapkan kata terima kasih sebanyak-banyaknya atas waktu yang diluangkan hanya dari membaca cerita recehku ini. Semoga sehat selalu dan berlimpah rezeki! WAJIB VOTE CERITA INI SETELAH BACA!!! Karena apa? Untuk kemajuan novel berasal dari jemari kalian dari hanya menekan tombol VOTE PADA CERITA INI. Maka dari itu, sangat dimohonkan untuk memberi VOTE setelah baca, ya. Terima kasih telah menjadi pembaca setia cerita ini, semoga sehat selalu. Cuplikan bab berikutnya. “Eh, itu Nevan!” tunjuk Bellona kepada Felix. “Iya, tumben dia lesu amat,” sahut Felix terheran.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Nine Tails of Time Traveler   Wajah yang sama.

    Nevan tersungkur perlahan ke atas lantai kamar dengan ekor sembilan yang muncul tiba-tiba. Ini sebuah peringatan atau hanya sebuah tanggapan hati? Sepertinya sosok Cho Ye Joon sudah tak sabar untuk keluar dari dalam tubuh Nevan. Akan tetapi, cara yang masih direncanakan belum dilakukan dengan baik. Nevan menengadahkan pandangannya ke atas langit-langit ruangan dengan raut merengut. “Kenapa harus aku?” “Dan kenapa aku harus mendapatkan sosok dirimu ini?” keluh Nevan dengan sifat aslinya yang suka merengek. “Haaa, menyedihkan sekali!” Nevan mulai menatap datar isi ruangan dengan melirik ke dalam tubuhnya. “Tunggu dulu!” sebutnya beranjak. Ia pun beranjak menuju sebuah cermin, dimana wujud dari Cho Ye Joon sesekali menunjukkan dirinya. “Aku baru memperhatikan kalau kita sangat mirip,” sebutnya terpelangah. Cho Ye Joon sesekali menampakkan dirinya, tetapi perlahan menghilang hingga Nevan tak percaya menatap diri sendiri den

  • The Nine Tails of Time Traveler   Pria dingin.

    Melihat Felix memasuki ruangan lorong hingga pada bangunan luas tersebut. Wajahnya masih terlihat datar layaknya pria dingin yang sempurna. Memang benar! Dan memang seperti itulah pria yang sama sekali tidak pernah berpacaran.Menunjukkan sifat dingin bukan berarti dirinya angkuh, jahat, atau disebut tidak perduli. Pria ini memiliki waktu dan pilihan tersendiri yang dapat dilontarkannya pada pilihan hati tak terduga.Langkahnya mulai mendekati anak tangga sambil menggotong ransel mengiringi anak tangga. Dalam lirikan jalan, matanya tersorot pada sebuah ruangan seluas mata memandang.Semua yang memandang agak canggung menyapa dirinya, ada sebagian yang mengucil dan ada yang mengagumi. Namun, ia bahkan tak memperdulikan apapun yang sedang terjadi dan terdengar dari telinganya tersebut.Di balik ruangan kosong, ia pun mulai memasuki ruang perpustakaan. Ruang pertama yang selalu mereka kunjungi ketika tib

  • The Nine Tails of Time Traveler   Salah paham.

    Nevan menatap pria yang ada di hadapan mereka, sedangkan Felix sedang menentukan pilihan kemana dia akan pergi. Lalu, tubuhnya berbalik menatap Bellona dengan seriusnya. Di samping itu, si dosen bergegas melangkah mendekati posisi Bellona bersama Nevan yang termangu diam. “Nevan, ikut aku!” ajak si dosen. Nevan menatap raut Felix yang masih belum bergerak perlahan, ia pun malah meranggul spontan untuk menyahut ajakan si dosen. Keduanya bergegas menaiki anak tangga, dimana penglihatan Bellona merasa kurang nyaman dari kepergian Nevan bersama sang dosen. Akhirnya, ia pun memajukan langkah menghadap Felix bersama Adelia yang sama sekali tidak saling bersahutan. “Elo kenapa?” tanya Bellona sambil berbalik badan. “Kita harus memulainya, Bel,” sebut Felix. Sontak, Adelia tercengang ketika mendengar ucapan ungkapan ‘memulainya’. Dirinya mengerutkan kening sambil menahan emosi dalam pikira

  • The Nine Tails of Time Traveler   Perasaan yang salah.

    Bellona yang pergi begitu saja dari ruang perpustakaan. Sementara Felix hanya terpengah dengan menaruh salah satu tangannya ke balik bagian belakang kepala. Dimana dirinya berdiri dengan raut keheranan sekaligus bingung. “Gue nggak ngerti, apa sih?” gerutunya. Felix memutar kepalanya secara berulang-ulang kali. Tiba-tiba, terkinjat dengan dua bola mata yang terpaku pada satu jawaban hatinya. “Hah!” sergahnya menegakkan posisi wajah. “Jangan-jangan … Bellona??” pikirnya mulai mengacungkan jemari telunjuk ke arah depan. Felix mengayunkan kakinya untuk melangkah mengejar dari seseorang yang sudah ia kenal sejak kecil. Lantas, bagaimana dengan keputusan dari dalam pikiran Felix saat ini? Kakinya terus mengayun dengan cekatan hingga menuju luar ruangan. Matanya mulai mengiringi jalanan menuju ke sekeliling ruangan. Letaknya pada satu titik pertemuan sosok Bellona

  • The Nine Tails of Time Traveler   Jam tangan spesial.

    Raut Rendy terpengah dengan gigi merapat rapi saat tatapan matanya tersorot pada seorang gadis. Gadis yang menjadi pasangan kencan buta termasuk kegagalan semata. Davira berbalik, berjalan cepat dengan membawa segala emosinya. Sementara Rendy beranjak cepat, kembali memperhatikan seluruh ruangan sepi. Tak ada satu pun manusia, kecuali dirinya seorang. Dengan cekatan, ia pun mulai melangkah menuju ruang kelas berikutnya. Dimana langkah sendiri kini dikejutkan seseorang dari balik dinding kepadanya. “Duar!!” teriak Nevan kepadanya. “Haaaa!!” sergah Rendy terbelalak lebar dengan dua tangan meninggi ke atas. Pandangan matanya ke arah si lelaki yang dikenalnya, seorang teman sekaligus tempat berbagi cerita. “Haa, Nevan. Elo ngagetin gue aja nih! Jantung gue hampir copot, tau!” gerutu Rendy menggusarkan dadanya perlahan. Nevan yang menahannya di balik cekikikan yang ditutup

  • The Nine Tails of Time Traveler   Musuh di depan mata.

    Nevan membelalakkan matanya ke arah depan penglihatan. Tampak dari kehadiran kedua orang tuanya begitu dingin, berbeda dari biasanya. Nevan mulai menegakkan tubuhnya ketika melirik dan memperhatikan dari kedua orang tuanya. “Ibu, Ayah,” lirih Nevan mulai curiga. Sang ibu yang mulai perlahan menoleh ke arah belakang dengan sebuah tatapan mata merah. Sontak, Bellona tak kuasa menahan apa yang dilihat lalu jatuh pingsan. Apa? Apa yang terjadi sekarang ini? Mata Nevan mencelang lebar ketika melihat dari perubahan kedua orang tuanya terjadi. Sosok dua pria itu pun memperlihatkan diri dengan wujud asli. “Hah? Tidak mungkin,” gerutu Cho Ye Joon mulai menguasai tubuh Nevan. Di samping dirinya, Bellona terbaring pingsan tak berdaya. Dirinya melirik perlahan, ketika bola mata mulai berubah menjadi kemerahan. Grrr! Cho Ye Joon mulai memperlihatkan diri dengan perubahan jiwa se

  • The Nine Tails of Time Traveler   Manik dalam cinta.

    Nevan menatap wajah Bellona dengan memegangi kedua bahu kekasihnya. Tatapan kali ini lebih tajam dan lurus. Bellona terkesima dengan penglihatan Nevan kepadanya. Sosok Cho Ye Joon sesekali memperlihatkan rupanya tepat di hadapan dirinya.Bellona mengerutkan keningnya sembari menggelengkan kepala berkali-kali. Dirinya tak percaya ketika memperhatikan dua wujud yang sama persis.“Nevan, kamu …,” keluh Bellona mengacungkan jemari telunjuk tinggi-tinggi ke arahnya.“Ya, kami memiliki jiwa dan rupa yang sama,” sebut Cho Ye Joon.Kini, penglihatan Bellona diredupkan kembali. Rupa yang ia lihat kini kembali menyatu dengan baik. Masih pertahanan pada tubuh Nevan, sedangkan Cho Ye Joon bersembunyi dengan menguasai seluruh naluri tubuh Nevan.Bellona melemahkan tubuhnya lalu meredupkan mata, hingga dirinya terjatuh pingsan dari dalam dekapan tangan Nevan.“Bell

  • The Nine Tails of Time Traveler   Jam antik permata bulan.

    Sorotan cahaya menembus para musuh di antara kekalahan dua pria tangguh. Penampakan dari salah pria yang dikenal itu pun mulai membuat musuh terkesima. Cahaya bulan yang terang memantul kuat ke arah dua musuh terpingkal jatuh.“Felix?” sebut Nevan terkesima dengan kehadirannya yang tiba-tiba ini.Lantas, kejutan apakah ini? Dengan kedua matanya tertutup oleh lengan kekarnya.“Ayo kita pergi!!” seru Go Jo Woo kepada bawahannya.Melihat dua musuh itu melarikan diri, dengan cekatan si gumawo itu beranjak membawa tubuh Nevan mendekati Felix. Bersamaan dengan Kim Dae Jung mulai terpelangah dengan aksi Felix yang tanpa terduga ini.“Kau??” tunjuk Kim Dae Jung kepada mahasiswanya.Felix menurunkan jam antik yang memiliki sinar batu permata bulan. Pandangannya kini mulai melirik ke arah kedua pria dikenalnya.“Ya, seperti yang kau katakan!” sebut Felix kepada Kim Dae Jung. Tatapannya melurus ke

Bab terbaru

  • The Nine Tails of Time Traveler   Akhir semuanya.

    #Happy reading. Kembali ke kota Depok. Sekumpulan teman bersama-sama kembali. Nevan menduduki kursi paling ujung bersama ketiga rekannya. Di sampingnya, Bellona melirik pelan ke wajahnya. “Kamu nggak apa-apa?” tanya Bellona. Nevan menggelengkan kepalanya. Mereka tiba-tiba turun dengan tanpa rasa sadar kalau perkotaan menjadi gelap kehitaman. Satu per satu menerawang gulungan awan yang menutupi langit kala itu. Nevan mulai melirik Kim Dae Jung dengan sorotan mata aneh lagi curiga. Kemudian cahaya putih terang mendatangi mereka, dimana orang-orang telah menjauh semua karena takut. Namun mereka masih berada di sana. Nevan, Bellona, Felix, dan Kim Dae Jung sendiri. Apsara itu kembali di depan mata. Sosok makhluk kayangan itu berdiri menyambut kepulangan mereka. Menatap lurus mengarah Nevan. “Kau harus melawan musuhmu di malam ini juga. Kita tidak punya waktu, kecuali kau ak

  • The Nine Tails of Time Traveler   Petualang usai

    Pelarian mereka setelah menjauh dari ketiga musuh. Nevan dan Kim Dae Jung mulai memberhentikan diri di ujung pemukiman warga. Setelah bertemu banyak orang, mereka tampak lelah sekaligus gelisah. “Sepertinya kita sudah lebih aman,” tutur Nevan. Kim Dae Jung meranggul kepala, sembari melepaskan lengan Felix bersama dengan tindakan Nevan. Bellona dan Felix yang merasakan kelelahan akhirnya membungkuk sambil memegang kuat ransel besar. “Kau tidak kenapa-kenapa kan?” tanya Nevan khawatir. Bellona memegangi lutut sambil meringis kelelahan, tetapi kepalanya menggeleng. “Nggak apa-apa, Van. Aku nggak apa-apa,” sahutnya. Nevan memegangi lengan kekasihnya, membantunya bangkit dengan tegak. “Gimana kalo kita cari kos-an saja?” usul Felix. “Ide bagus!” sahut Nevan. “Kalian pergilah, aku harus membuang aroma tubuh kalian agar Go Jo Woo dan iblis itu tidak bisa menemu

  • The Nine Tails of Time Traveler   Terperangkap penyerangan.

    Makhluk kayangan itu memperlihatkan dirinya dengan baju putih panjang. Rambut putih dengan mata bersinar cerah. Menatap lurus ke hadapan Nevan yang sekaligus menyatu dengan gumiho dari masa lalu tersebut.“Untuk apa kalian memanggilku kemari?” tanya Apsara mengerutkan kening.“Kami membutuhkan bantuanmu,” pinta Nevan mendongakkan wajahnya.Di balik dua sisi Nevan berada. Bellona dan Felix mulai terpelangah. Ketiganya mulai beranjak setelah berdekam merunduk ke hadapan Apsara tersebut.Malam yang redup ini mempertemukan mereka pada kejutan menakjubkan. Nevan mulai menegakkan tubuhnya, membusungkan dada ke depan pandangan. Tangannya mulai menunjuk dirinya sendiri.“Di dalam tubuhku ini ada dua jiwa yang menyatu,” ungkap Nevan.“Lalu, apa kalian ingin memintaku agar mengeluarkan kalian dari satu tubuh?” tanggap Apsara.Nevan

  • The Nine Tails of Time Traveler   Di atas tanah Goryeo.

    Sebuah gua yang jauh dari pemukiman warga. Akan tetapi, ditutupi oleh dedaunan menghijau dan lebat. Nevan mulai mendekati mulut gua bersama kedua temannya. Langkah pertama mereka tiba di tempat yang mereka inginkan. “Kita harus nemuin sumber Apsara itu,” putus Nevan. Felix dan Bellona pun mengikuti langkah Nevan memasuki gua tersebut. Di antara kegelapan gua menyelimuti kesepian mereka. Penglihatan mulai meredup. Akhirnya, cahaya senter terbias menyorot ke jalanan gua. “Van, apa lo yakin?” tanya Felix ragu. “Ini bukan keputusan gue, tapi si Cho Ye Joon,” sebut Nevan membalikkan badan. Wajahnya dipenuhi dengan segala rahasia yang segera terbuka. Kembali menelusuri ruangan gua yang gelap. Dipenuhi dengan kelelawar bergelantungan sekaligus berterbangan. Nevan mulai berhenti di sudut dinding ruangan. Tangannya menggenggam lonceng emas diarahkan ke depan pandangan. K

  • The Nine Tails of Time Traveler   Gua Buni Ayu.

    Ransel, sepatu boots hitam mengilap, dua pria menggunakan celana Tactical, satu wanita menggunakan celana denim. Dari arah bawah terlihat langkah saling menyatu dalam kebersamaan mengiringi jalan. Mulai terpampang jelas dari arah balik punggung baju kemeja berwarna kelabu di tengah. Dua pria menutupi posisi wanita di tengah. Menggunakan langkah santai mereka sembari memegangi ransel tebal. Angin melambai pesona anak muda tampan dan cantik. Sampai pada penampilan wajah-wajah mereka bertiga. Bellona melebarkan senyuman mengiringi langkah. Nevan meraih tangan Bellona dan saling menatap. Sementara Felix menari bersamaan langkah mereka. Seruan angin menyentuh pipi secara lembut. Menyentuh lebih hangat melihat pasangan yang saling menjalin hubungan terbaik mereka. Berhenti di penghujung jalan. Tak beberapa lama bus pun berhenti perlahan. Nevan melirik satu per satu orang yang ada di

  • The Nine Tails of Time Traveler   Dua kehebatan buah Lam gaib.

    Suasana yang telah diperlihatkan dengan jelas di depan pandangan batinnya. Nevan melewati malam setelah mengadakan ritual sesaat. Kini, ia pun bergegas perlahan layaknya manusia normal kembali.Nevan berhenti di sudut jalan perkotaan. Terbias lampu jalanan mengiringi langkah menyelinap di antara wajah cerianya.Rona berkilauan gemerlapnya redup malam. Dirinya mengelilingi pandangan ke seluruh pandangan mata. Seisi perkotaan menemaninya pada tujuan yang sudah ditemukan.Kedua tangannya mengepal bulat. “Go Jo Woo, kau memang cerdik dan licik!” geramnya memandangi kegeraman di kala malam menyelimuti.Langkahnya kembali tergerak menuju kepulangan. Di sisi pertemuan yang menjadi kisah akhir dari musuhnya.Senyuman miring dengan tatapan sinisnya. “Heuh! Kau pikir akan menang?” sebutnya meledek. Nadanya terdengar menyeru semangat. Menutupi malam menjadi kesenduan ke

  • The Nine Tails of Time Traveler   Ritual pencarian.

    Kedua jiwa saling mengobrol, meresapi perasaan mereka masing-masing. Dari hubungan yang pernah terjalin indah dan sempurna. Seakan runtuh, terbuai oleh satu pertanyaan kebimbangan. Wajah itu lebih terlihat menegang. Ketika mulut telah melebar, kini giliran rahangnya mengatup perlahan. Cho Ye Joon meruntuhkan segala pandangan setelah mendengar lontaran kata Nevan. Mungkin, hati lebih sensitif dari sebuah penglihatan. Perasaan sungguh lebih tertekan dengan sangat mendorong keinginan. Raga hanya menampung segala beban kekuatan. Namun, mereka tak lagi melangkah akibat sebuah lara. “Kau benar!” sahut Cho Ye Joon melusuh. “Aku mengerti,” timpal Nevan. “Kau mungkin satu raga denganku. Walau kita berbeda, kurasa kita memiliki tujuan dan kisah yang sama,” lirih Nevan merunduk lesu. “Kim Dae Jung, aku ingin bicara dengannya.” Kepalanya seakan terbawa oleh pemikiran yang jauh. Bah

  • The Nine Tails of Time Traveler   Transfer racun belati.

    Tubuh Nevan yang terjengkang di atas lantai jalan tepat di depan gerbang rumah Felix. Kedua temannya hanya menatap keheranan kenapa tubuh sekuat Nevan bisa saja jatuh pingsan. Yang tidak masuk akal terjadi. Keduanya saling menatap. Tanpa harus menunggu lama lagi, Bellona segera meraih lengan Nevan untuk membantu posisi terbaring segera terbawa. Tanpa harus ada tekanan apapun, Felix pun turut membantu. Namun, Bellona merasakan hal aneh yang bereaksi dari dalam tubuhnya. Spontan ia merasakan hal sedemikian rupanya perubahan. Kedua tangannya yang sempat menyentuh lengan Nevan kini runtuh. Terlepas dari lengan Nevan, sehingga tubuh Nevan kembali jatuh. “Aaaargh!” ringisnya dengan ekspresi yang menyakitkan. Felix menatap curiga dari perubahan tubuh Bellona. Keningnya berkerutan mellihat yang baru saja terjadi. “Bel, e lo kenapa?” tanyanya terheran. Be

  • The Nine Tails of Time Traveler   Sudah tidak biasa.

    Nevan mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Sebuah batu giok berwarna hijau tampak biasa, tetapi lebih bersinar dari umumnya. Dalam genggaman Nevan, ia pun menunjukkannya ke depan Felix berada.“Kita cuma butuh nyatuin batu ini sama jam antik itu. Di dalam tempat itu akan memperkuat kekuatan dari dalam batu supaya bisa membuka lorong waktu sekaligus ngeluarin gumiho dari tubuh gue,” ungkap Nevan kepada Felix.Tatapan Felix masih saja memperhatika ke arah batu yang ditunjukkan oleh Nevan. Dia kembali menutupi batu tersebut dengan genggaman tangannya.Sementara Felix mendongakkan wajah menatap rupa dari sahabatnya.“Gue pasti akan bersiap!” tegas Felix meranggul sekali.*** Dari dunia yang berbeda. Dari alam yang menyatukan energi dua elemen yang tidak bisa disatukan. Satu dunia

DMCA.com Protection Status