Beranda / Fantasi / The New World / Chapter 28. The Real Monster (III)

Share

Chapter 28. The Real Monster (III)

Penulis: Y-Rin
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-13 22:38:10

‘Ini pertama kalinya aku bernyanyi untuk seseorang dan dia langsung mencekikku!? Seburuk itukah suaraku hingga dia semarah ini?’

Lock tidak bisa tidak berpikir demikian saat Rue duduk diatas dada Lock dan mencekik lehernya dengan kuat. Jejak-jejak air mata terlihat di pipi gadis itu, dan mata merahnya tengah membelalak di depan wajah Lock dengan ekspresi bertekad.

“Kkk… Tu-tunggu,” Lock berusaha melepaskan tangan Rue, tetapi gadis itu setengah menekan lengan kanan Lock dengan lututnya. Ia memiliki kekuatan tersembunyi yang tidak terduga. “Ka-kau salah pa-pa-paham. Aku ti..dak.. ugh!” aku tidak berusaha merusak gendang telingamu, Lock bermaksud berkata demikian, tetapi kalimat tersebut terlalu panjang sehingga dia mengurungkan niat untuk menjelaskan.

Rue menggertakan giginya. “Mati! Mati! Cepat mati!” ia menggeram. Seluruh bobot tubuhnya ditumpukan pada jemarinya yang mencekram leher kurus Lock. &ldq

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The New World   Chapter 29. The Worst Nightmare (I)

    “Apa..” Pergi Dariku berkata dengan ragu-ragu. “Apa kita akan menjadi sepertinya nanti? Babak akhir nanti…”“… Berapa Petunjuk emas yang sudah kau dapatkan?”“…Dua..”Lock mengangguk. “Kau masih mempunyai sisa waktu untuk mengumpulkan sisanya.”Pergi Dariku menggeleng dengan cepat. Sosok gadis kuat, keras kepala dan pemarah yang selama ini melekat kuat sebagai karakternya, mendadak runtuh begitu ia melihat kenyataan sesungguhnya dari [Panggung Akhir].“Aku..” dia menggigit bibirnya. “Aku tidak mau menjadi monster.”Lock mengamati Pergi Dariku sesaat dan berkata, “Jika kau tidak menyelesaikannya, kau tidak akan bisa keluar dari mimpi buruk ini.”“Jika aku menjadi monster dan membunuh salah satu dari kalian, mimpi burukku tidak akan pernah berakhir!”“Kalau begitu, jangan,” jawab Lock.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • The New World   Chapter 30. The Worst Nightmare (II)

    Ia mengenakan pakaian serba hitam.Kemeja hitam, celana hitam, dan mantel panjang bewarna hitam. Ekspresi wajahnya.. Yah, Lock tidak yakin ekspresinya bisa setajam itu. Wajahnya juga bersih tanpa noda dan luka, sangat berkebalikan dengan Lock. Namun, selain itu, Lock seperti sedang bercermin.Setelah keterkejutan yang melandanya berangsur mereda, Lock menarik nafas lega. Dengan sosok ‘Lock hitam’ di hadapannya, Lock yakin apa yang ia hadapi sekarang hanyalah ilusi. Lagipula, paling tidak ia mengetahui dirinya sendiri dengan baik dan dapat mengambil keuntungan dengan kenyataan bahwa ia lemah. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Lock yakin dia bisa lolos dari babak ini dengan mudah.Lock menahan diri untuk tidak tertawa. Sambil menyeringai, ia mengangkat tangannya, menyapa sosok ‘Lock’ lain di hadapannya.“Hal – Ugh!”Detik berikutnya, Lock terhuyung ke belakang seperti sayuran layu. Pandangann

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • The New World   Chapter 31. The Worst Nightmare (III)

    “Uhuk! Uhuk!” darah segar keluar dari mulut Lock.“Kau bajingan berdarah dingin yang bahkan tidak berkedip saat melihat kematian orang yang paling kau sayangi.”Suara itu membuat Lock mendongak – namun terlambat. Tendangan kaki menghantam wajahnya hingga tubuhnya terguling dan menabrak pepohonan lain di sebelahnya.‘Sialan! Apa dia kira aku mainan!?’Lock tidak bisa menahan diri untuk berpikir seperti itu, saat ia lagi-lagi terbatuk-batuk darah setelah menabrak pohon besar lainnya. Pandangannya mengabur, namun Lock berusaha bangkit berdiri. Dia tidak perlu bersusah payah melakukannya karena ‘Lock Hitam’ membantunya dengan mencengkram kerah bajunya yang sudah compang-camping seperti kain lap. Dengan mudahnya, pemuda yang sama kurusnya dengan Lock itu, mengangkat Lock dari tanah seolah ia adalah kucing liar kecil.“Menyerahlah.” ujar ‘Lock Hitam’. “Tidak ada tempat ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • The New World   Chapter 32. Happy Ending (?)

    “Benar-benar monster merepotkan.”Kiiiiiiii!!!!!!Lock melirik ke belakang melalui bahunya bertepatan dengan suara jeritan monster yang terbelah menjadi dua. Bercak merah keemasan membayangi penglihatan Lock yang masih belum sadar sepenuhnya apa yang terjadi. Ia masih memandangi mata besar si monster delima yang membulat ketakutan sebelum bola matanya berputar ke atas dan hanya menampilkan sklera-nya.Tubuh Lock menegang. Detik berikutnya, tubuhnya di dorong dengan paksa hingga pipinya menempel pada tanah dan aroma rerumputan basah menyerang indra penciumannya.“Seleramu terhadap binatang peliharaan buruk sekali. Demi langit, itu buah bermutasi! Tsk!”Dari tempatnya terbaring datar di rerumputan, Lock bisa melihat tubuh monster delima yang berdarah-darah dan mulai menguap menjadi butiran emas, menyatu dengan langit malam yang sebentar lagi berakhir.Satu menit tersisa..‘Lock Hitam’ menindi

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • The New World   Chapter 33. At Funeral (I)

    “Avery.”Avery menoleh mendengar panggilan tersebut, mendapati seorang pria berparas tampan dan gagah dengan baju serba hitam, berjalan mendekat. Gadis itu mengerutkan kening melihatnya karena dia yakin tidak memberitahu si mantan pacar yang mendadak menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar mereka karena ketampanannya.Jimmy mengulurkan jemarinya ke wajah Avery yang mulus tidak bercela. “Kau harus beristirahat. Apa kau tidak tidur semalaman? Kau pucat sekali!”Jimmy tidak tahu mantan kekasihnya yang galak dan cantik itu bisa terlihat sangat syok seperti ini. Bahkan sewaktu mereka putus, Avery menguap lebar dan tampak tidak acuh – yang mana langsung membuat Jimmy murka. Tetapi, gadis di hadapannya itu sekarang seperti akan ambruk kapan saja. Matanya sembab dan kosong – yang mana sangat tidak masuk akal bagi Jimmy.Avery menepis tangan Jimmy dengan kesal. Dia tahu dia seharusnya tidak heran melihatnya disini. Jimmy

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-19
  • The New World   Chapter 34. At Funeral (II)

    “Apa-apaan, Jihun!?” Avery mendorong bahu Jihun itu dengan sumpah serapah, membuat orang-orang sekitar memandangi mereka. “Untuk apa kau kemari?”Beberapa murid SMA Culfox juga hadir, menduduki meja tanpa rasa duka di ekspresi wajah mereka – seolah mereka datang karena ingin tahu atau formalitas. Sementara itu, di salah satu meja, tampak Jihun dan keenam temannya yang lain membuka berbotol-botol minuman keras – yang sebenarnya dilarang karena mereka semua belum menginjak usia 21 tahun. Yang terakhir itu jelas datang karena ingin menenggak alkohol gratis.Mendengar pertanyaan adiknya, Jihun menjawab dengan wajah polos. “Melayat.”Mengabaikan Avery yang melotot garang di sampingnya, Jihun menuang isi minuman keras ke dalam gelas-gelas sambil bercanda dengan teman-temannya. Avery menggertakan gigi melihat hal itu. Hatinya memanas. Dia sebenarnya tidak ingin membuat keributan di tempat duka; namun, Avery tidak peduli l

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • The New World   Chapter 35. Train to New World (I)

    Kereta itu berjalan dengan mulus dan tanpa suara.Lock sedang duduk di salah satu sofa dengan kerutan di keningnya dan kedua tangan terlipat. Setelah berkeliling dan tidak menemukan apapun yang berarti, Lock berusaha menenangkan diri. Bagaimanapun mencurigakannya, kereta ini pasti berhenti di suatu tempat, dan tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang.Pemandangan di luar kereta adalah hal yang paling aneh di dalam gerbong tersebut. Beberapa menit belakangan, hanya ada warna putih menghiasi jendela, seolah-olah kereta berjalan di dalam terowongan sempit bewarna putih. Tatapan Lock terkunci pada warna putih membosankan tersebut.… Hingga beberapa menit kemudian, ia disuguhi ‘pemandangan’ lain. Lock duduk lebih tegak dengan mata terbuka lebih lebar.Lebih tepatnya, ia sedang melihat potongan-potongan foto mencengangkan dari sebuah layar hologram raksasa di luar sana. Foto itu seperti diambil dari buku fantasi bergambar karena memuat pertaru

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-23
  • The New World   Chapter 36. Train to The New World (II)

    Suara Jo Collin yang menyebalkan kembali terdengar. “Tetapi, harus kuakui kau nyariiiis sekali. Jika ini bisa membuat perasaanmu lebih baik, aku-pun ikut mengerang kecewa saat kau tidak berhasil mengambil jam pasirnya. Uh-oh! Adegan favoritku!”Tangan Jo Collin sedang memegang sebuah alat portable kecil. Dengan ekspresi bersemangat, dia menekan-menekan tombol di alat tersebut, sementara matanya tertuju pada jendela.Di jendela, adegan ‘Lock Hitam’ melempar pedangnya untuk menghancurkan jam pasir, terputar kembali. Detik berikutnya, ekspresi tidak percaya Lock diperbesar 20x lipat – membuat seluruh jendela dipenuhi wajah tirus dan kotor Lock yang ternganga seperti orang bodoh.“Haruskah kita lenyap bersama?” Video itu berakhir dengan tubuh Lock yang tercerai berai. Jo Collin mematikan video dengan ekspresi sedih sambil menggeleng-gelengkan kepala. Ia menatap Lock dengan sorot mata prihatin. &ldqu

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-24

Bab terbaru

  • The New World   Chapter 146. Perdebatan

    Ian menghentak-hentakan kaki dengan tidak sabar.“Kenapa kau tidak melakukan apapun!?” serunya marah.Lock berusaha mengabaikan bocah itu selama beberapa hari terakhir, tapi tampaknya tak begitu berhasil. Bukannya berhenti berbuat ulah, Ian malah menjadi-jadi. Benar-benar tipikal bocah menyebalkan. Akhirnya, Lock membuka mata dan menoleh.“Aku sedang melakukan sesuatu.”“Apa? Mengupil? Tidur? Kau tidak melakukan apapun selama beberapa hari ini!”Lock mendesah. Ia tidak menyangka akan tiba hari dimana ia lebih memilih mendengar celotehan Iophel dan Rael dibandingkan orang lain. Bagi Lock sekarang, rengekan Iophel bagaikan nasihat bijak Ibu-ibu, dan kesarkastisan Rael terdengar seperti senandung puji-pujian. Suara Ian? Seperti hewan yang disembelih.“Kau melihat sendiri aku babak belur, ‘kan? Aku sedang menyembuhkan diri.”Ian mengerutkan kening. “Kau terlihat amat san

  • The New World   Chapter 145. Upacara Pernikahan

    “Tuan Putri dan kakakku akan melangsungkan upacara pernikahan sebentar lagi – setelah mereka pulang dari Easteria. Hari ini mereka berdua tiba di Istana Easteria dan aku.. aku mulai tidak tenang..” Rigan meragu sejenak. Ia mencondongkan tubuh dan meminta Lock untuk mendekat. “Akhir-akhir ini, Ares melakukan hal yang sangat mencurigakan. Dia sering pergi malam-malam, melewati jalur belakang dan membawa beberapa orang berpakaian serba hitam. Pada saat kembali ke Istana, biasanya ia akan membawa peti-peti besar yang dibawa ke ruang bawah tanah. A, aku mulai berpikir bahwa apapun yang ia lakukan dengan peti itu, berhubungan dengan.. sesuatu yang tidak baik.”Lock mendengarkan Rigan dengan tenang. Ia sama sekali tidak terkejut mendengarkan berita tersebut. Namun, keraguan Rigan saat mengatakan ‘sesuatu yang tidak baik’ itu membangkitkan keingintahuan Lock.‘Apa yang bakal ia katakan? Sepertinya dia hendak menyebutkan sesuatu t

  • The New World   Chapter 144. Kunjungan Tengah Malam

    Beberapa jam kemudian, di sebuah ruangan bawah tanah yang berbau pengap dan lembab, Lock Easton membuka matanya. Dia melihat langit-langit rendah dan kotor yang sekarang mulai terlihat familiar baginya yang telah menginap disana selama 2 hari belakangan. Ia melirik sekilas ke sudut ruangan, tempat Ian sedang tertidur. Yakin bahwa bocah tersebut benar-benar tertidur, Lock bangkit berdiri dan menghampiri pintu.“Kau berhasil bertemu dengan kakek itu?” Lock bertanya sambil berjalan naik ke arah pintu.“Kakek itu terlalu mencurigakan.” Suara Rue terdengar dari balik pintu. Lock tertawa kecil. “Memang.”“Aku mendengar pembicaraan anak buah Ares bernama Gin. Mereka berencana untuk menjual bocah itu setelah upacara pernikahan.”Lock melirik Ian yang bergumam sendiri seperti sedang bermimpi buruk. Bocah itu terlihat menyedihkan.“Mereka tidak akan mendapatkan banyak uang dengan menjualnya.

  • The New World   Chapter 143. Sang Penjaga

    Di bawah lampu remang-remang, sesosok bocah kurus dan kotor yang memiliki ekspresi keras kepala, licik, dan juga menjengkelkan, muncul dari balik bayang-bayang.“Ta-raaa!” Hiro berseru sembari menunjuk Ian. “Kejutan! Ini bocah yang begitu kau sayangi! Pelipur lara saat kau mendengar wanita yang mirip dengan mantan kekasihmu, menikah!”Tetapi, Lock tidak mendengarkan apapun yang dikatakan Hiro. Ia hanya menatap Ian tanpa berkedip.“Bagus sekali,” kata Lock datar. “Apa mereka menyembelih babimu atau apa disini?”Ian memberengut. “Maxi berhasil pergi!” serunya dengan suara melengking menjengkelkan. Bocah itu terlihat marah, yang mana membuat Lock begitu heran. “Kenapa kau lemah sekali? Katamu kau kuat! Kenapa kau membiarkan mereka menculikmu!?”“Maaf?” Hiro memandangi Ian dan Lock bolak balik sambil bersedekap. “Apa aku salah dengar? Siapa yang kuat?”

  • The New World   Chapter 142. Terkurung

    “Aku sebenarnya tidak yakin apakah air ini dapat membuatmu tersadar, tetapi aku selalu ingin melakukannya.”Dan suara itu. Lock melirik untuk melihat seraut wajah yang ‘sangat’ ia rindukan. Saat melihat wajah berminyak itu, Lock mendadak sadar dia tadi bermimpi.“Ini benar-benar menyegarkan,” ujar Lock. “Terima kasih.”Travis menyipitkan matanya. “Sepertinya kau suka disiram.”Lock berusaha menarik tubuh bagian atasnya. “Tidak, tapi aku suka disadarkan,” katanya. “Aku senang mengetahui bahwa aku tidak melihatmu di dalam mimpi.”“Aku pun tidak suka melihatmu, bahkan di dalam kehidupan nyata.”“Cukup adil.” sahut Lock, nyengir. Ia kemudian mengedarkan pandang ke sekelilingnya.Dia berada di sebuah ruangan lapang berpenerangan remang-remang. Ditilik dari tak adanya jendela dan kelembaban ruangan tersebut, Lock yakin ia ten

  • The New World   Chapter 141. Kalah Telak

    Itu sakit sekali hingga nyaris membuat Lock berpikir untuk pura-pura pingsan. Tetapi, ia tak melakukan itu. Belum, karena ia sedang mempersiapkan rasa sakit lain yang mungkin akan muncul sebentar lagi.‘Oh, dan ngomong-ngomong..’Lock tak punya waktu banyak untuk berpikir lebih lama. Jadi, dia mengerahkan kesempatannya yang terakhir untuk menoleh ke arah Maxi yang masih mengamuk.Manipulatif Aura.Bukan hanya Maxi yang terpengaruh, tetapi juga Gin. Mereka terbelalak dengan wajah penuh ketakutan, satu dengan wujud binatang, satunya lagi dalam bentuk manusia. Tentu saja Lock mengabaikan Gin.“Pergi.” katanya, memberi perintah pada Maxi. Suaranya mengandung aura yang begitu intens.Mata Maxi seketika tampak begitu kebingungan dan takut. Ia menguik dan terhuyung mundur selama beberapa detik sebelum ia kemudian berbalik dan pergi melarikan diri.“Jadi, kau melakukan ini semua untuk menyelamatkan babi? Betapa m

  • The New World   Chapter 140. Di Dalam Hutan (IV)

    Gin berdecak saat melirik para prajurit yang sedang bersusah payah menghadapi hewan raksasa itu. Beberapa prajurit berhasil melukai si babi, tetapi hewan tersebut bertambah marah dan berusaha melukai siapapun yang berada di dekatnya, termasuk kedua orang yang tengah berkelahi di sampingnya.Sampai saat ini, Lock dan Ares sama-sama mampu menghindar dari serangan si babi dan serangan satu sama lain, tetapi Gin kenal Ares. Pria itu mulai tidak sabar, apalagi dikarenakan Lock melompat kesana kemari seperti monyet lepas.“Aku jadi paham mengapa kau mampu menghadapi si Suku Macan itu.” Samar-samar, Gin mendengar suara Lock Easton. “Kau lumayan.”Lock mengayunkan pedangnya. Gerakannya begitu ringan, seolah ia sedang bermain-main. Orang biasa bakal mengira lengan kurus itu hanya mampu merobek kertas dan tak akan mampu membuat luka kecil atau hanya sekedar luka memar. Akan tetapi, Ares menghindarinya; dan tindakannya tepat. Pedang Lock membelah ta

  • The New World   Chapter 139. Di Dalam Hutan (III)

    Gin melirik Ares, yang masih tersenyum kecil, tetapi dengan wajah yang semakin kaku – jelas bukan merupakan pertanda baik. “Aku tidak melihat apa manfaatnya kau mengambil hewan liar itu?” kata Ares dingin. “Kami memerlukannya.” Sebuah teriakan memecahkan suasana mencengkram tersebut, membuat para prajurit rendahan cemas. “…Kann!! Lepas..!” Gin kesal. Seperti dugaannya, membawa bocah kotor itu hanya akan menambah masalah. Ia mengedikkan kepala ke arah salah seorang prajurit yang tengah memandanginya dengan ragu-ragu. Prajurit itu mengangguk paham dan memukul karung tersebut dengan keras, menyuruh bocah itu diam. “Tidak perlu repot-repot melakukan itu. Aku akan mengurusnya.” Lock berkata dengan nada yang masih sama ramahnya. Ia mengerling ke arah Ares sembari tersenyum lebar. “Tidak perlu menjelaskan juga, aku bisa memahami. Berikan bocah itu, dan kau bisa melanjutkan apapun yang ingin kau lakukan.” Gin memandang Lock tersebut tanpa berk

  • The New World    Chapter 138. Di Dalam Hutan (II)

    Ledakan terjadi dimana bola-bola itu berhenti menggelinding. Ledakan itu tidak besar, tetapi cukup destruktif dan mengeluarkan api hingga desa mulai terbakar. Seakan mengejek, pasukan Ares memodifikasi bom tersebut hingga lebih menyerupai kembang api; seolah mereka ingin menyaksikan desa tersebut terbakar dengan indah. Suara ratapan dan tangis terdengar dari arah para penduduk, sementara beberapa prajurit tertawa dan bertepuk tangan saat menyaksikan kembang api yang mulai membakar desa. Walaupun melihat apa yang terjadi di bawah, baik Soren maupun Lock tidak beranjak sedikitpun. “Ini berkembang ke arah yang kuinginkan.” kata Soren puas. “Oh, ya? Termasuk kembang api itu?” Soren mengacuhkan komentar sarkas Lock, dan berkata, “Kita temui kakek itu setelah ini.” “Untuk apa?” “Kau bodoh? Tentu saja bernegosiasi. Kakek itu pasti akan memberitahu informasi jika kita berjanji akan membebaskan cucunya.” Lock nyaris tak mampu menahan di

DMCA.com Protection Status