Suara Jo Collin yang menyebalkan kembali terdengar. “Tetapi, harus kuakui kau nyariiiis sekali. Jika ini bisa membuat perasaanmu lebih baik, aku-pun ikut mengerang kecewa saat kau tidak berhasil mengambil jam pasirnya. Uh-oh! Adegan favoritku!”
Tangan Jo Collin sedang memegang sebuah alat portable kecil. Dengan ekspresi bersemangat, dia menekan-menekan tombol di alat tersebut, sementara matanya tertuju pada jendela.
Di jendela, adegan ‘Lock Hitam’ melempar pedangnya untuk menghancurkan jam pasir, terputar kembali. Detik berikutnya, ekspresi tidak percaya Lock diperbesar 20x lipat – membuat seluruh jendela dipenuhi wajah tirus dan kotor Lock yang ternganga seperti orang bodoh.
“Haruskah kita lenyap bersama?”
Video itu berakhir dengan tubuh Lock yang tercerai berai. Jo Collin mematikan video dengan ekspresi sedih sambil menggeleng-gelengkan kepala. Ia menatap Lock dengan sorot mata prihatin. &ldqu
“Hah!” Lock mendengus ketika akhirnya ketegangan di wajahnya mencair, digantikan oleh ekspresi tercengang. “Apa-apaan itu?”“Seperti yang kau lihat, kau terlibat kecelakaan dan saat ini tubuhmu sedang berada di dalam rumah sakit dalam keadaan koma.” jawab Collin. “Tapi tentu saja tubuh yang mereka bawa itu tubuh palsu. Kami segera membuat pengganti sementara kau sendiri, saat itu, tengah berada di [Panggung Akhir].”Namun, Lock tidak peduli dengan segala tetek bengek mengenai tubuh asli-nya. Ia fokus pada kenyataan bahwa dia, atau ‘tubuh palsunya’, sedang terbaring koma.“Tapi semua orang di dalam bus itu selamat! Bahkan nenek itu pun segar bugar – sementara aku koma karena mimisan? Kau pikir itu masuk akal?”Jo Collin mengedikkan bahu dengan tampang tidak acuh. “Kau akan menjadi penumpang paling sial seantero planet.”Lock menyentakkan kepalanya ke s
Lock tidak dapat menikmati pemandangan Dunia Baru lebih lama lagi karena Jo Collin setengah menariknya melintas seperti majikan menarik anjingnya yang terlalu bersemangat berkeliaran di jalanan. Tidak lama kemudian, mereka memasuki sebuah wilayah pribadi dengan gerbang besar dan taman indah beserta patung-patung raksasa yang tampak megah dan mengintimidasi. Tetapi, itu semua tidak ada apa-apanya dengan bangunan utama di belakangnya.Bangunan itu berupa bangunan 3 tingkat biasa yang dibangun dari batu pualam putih dan marmer. Yang membuat bangunan itu terlihat berbeda adalah jam raksasa yang melayang di belakangnya – seolah bangunan itu tidak menolerir adanya keterlambatan.Jo Collin menyeringai saat mendapati Lock tidak berkedip memandangi jam raksasa itu. “Ini Akademi Soru, diperuntukkan untuk para anak bawang seperti kalian.”Di depan pintu utama, berdiri 2 orang penjaga yang mengenakan baju zirah lengkap yang tampak berat dan sesak. Keduanya
Ruangan itu seperti sebuah kelas kecil yang dapat memuat sekitar 20 orang murid. Meja-mejanya dibagi menjadi 4 bagian dengan beberapa kursi berlengan. Di dinding depan, sebuah layar hologram menyala, menyedot perhatian Lock. Setelah memperhatikan beberapa saat, ia baru menyadari ia sedang menonton sebuah iklan mengenai Dunia Baru – seperti mengundang orang-orang untuk berlibur di tempat yang seperti dongeng ini.<…Dua kali dalam seminggu! Perkebunan, pertambangan, dan semua hasil alam berlimpah melalui berkat dari Dewa Kyros..>Di angkasa, langit biru tampak tenang dengan semburat warna pelangi yang mengintip di balik awan. Beberapa balon udara warna-warni yang mengangkat sebuah kereta kecil, melintas di bawahnya, tampak seperti permen melayang.Berada di perbatasan antara angkasa dan daratan, jalur-jalur transportasi bersilangan dengan medan energi di sisi kanan-kirinya. Tiap beberapa meter, sebuah gapura tinggi bewarna putih yang mengeluarka
“Selamat datang di ‘Pesta Seleksi ke-1,501’!”Lock dan David sama-sama menampilkan ekspresi kosong.“Itu wanita yang mengamuk seperti setan tadi, kan?”“Apa dia berkepribadian ganda?”Sosok Mia yang berdiri di tengah-tengah aula itu tampak berbeda sekali dengan sosoknya yang murka dan menghajar Jo Collin beberapa menit yang lalu. Wajah wanita itu berseri-seri saat mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, tampak penuh kasih dan keibuan.“Dan selamat bergabung menjadi [Yang Terpilih]!” sambungnya dengan senyum lebar. “Kami sangat senang menyambut kalian semua. Sekarang, tempat ini adalah kampung halaman kalian, dan mulai detik ini, kita semua adalah keluarga.”Lock mendengar dua hal terjadi secara bersamaan; David mengeluarkan suara mendesah pelan yang terdengar puas, sementara Bajingan – Gary – mendengus di belakangnya.Mereka semua berada di sebuah aula
Rahang Sherly masih terbuka lebar selama beberapa waktu. Itu tidak bisa dihindari begitu dia melihat ketiga sosok Paragon muncul di acara pembukaan seperti ini – sesuatu yang amat tidak biasa. Biasanya, ketiga Paragon hanya muncul dalam bentuk hologram, atau hanya Paragon Julian saja yang menampakan hidung aslinya. Namun, sekarang..“Jangan lupa menutup mulutmu.”Sherly otomatis mengatupkan kedua rahangnya. Matanya melirik ke sosok pria jangkung berkacamata yang sedari tadi tidak terlihat dimana-mana.“Akhirnya kau keluar juga dari ‘Kapsul’, Jo Collin?” tanya Sherly sinis.Collin mengedikkan bahunya dengan tidak peduli. “Apa yang bisa kulakukan? [Panggung Akhir] telah selesai dan aku diseret keluar oleh 5 orang.”Sherly mendesah. “Mia akan membunuhmu setelah ini.”“Tidak akan.”“Kenapa kau begitu yakin?”“Karena aku menyenangkan dan
Sherly sudah berkali-kali mendengar sejarah itu. Sejarah mengenai Kyros memang banyak dibicarakan karena semua [Yang Terpilih] percaya ketika kau membicarakan sejarah itu berulang-ulang, maka ‘Berkat’ Kyros akan selalu melindungi Dunia Baru.Tetapi, hanya sejarah yang keluar dari mulut Julian yang dapat membuat bulu kuduk wanita itu berdiri. Awalnya, Sherly tidak menyadarinya, tetapi setelah beberapa kali merasakan hal tersebut, dia mulai berpikir bahwa Julian mengeluarkan Aura-nya ke dalam tiap patah kata yang ia ucapkan. Oleh karena itu, ia sama sekali tidak heran saat melihat beberapa mantan-peserta tampak kehilangan kata-kata atau gemetar. Beberapa bahkan bertepuk tangan pelan mendengar cerita tersebut.“Tetapi, sayangnya, semua musibah itu memberikan beberapa dampak yang kurang menyenangkan bagi Dunia Baru,” Julian melanjutkan dengan nada sedih. “Karena energi negatif yang begitu kuat, pertempuran itu menyebabkan anak-anak tidak bisa
Perasaan Lock tidak enak.Semenjak kakek bernama Julian yang dijuluki ‘Paragon’ tadi bercerita, ia terus merasakan sensasi aneh seperti mual dan gelisah. Akibatnya, dia nyaris tidak mendengarkan apapun yang diceritakan Julian, dan tidak mengerti mengapa beberapa orang di sekelilingnya tampak takjub dan terpesona. Bahkan, Lock tidak sengaja melihat mata David berkaca-kaca usai Julian bercerita. Jika dia berada dalam situasi normal, mungkin Lock akan menawarkan serbet pada pemuda itu.Tetapi, Lock tidak berada dalam situasi normal.[Huhuhu..]Dia mendengar suara tangis yang tak kunjung berhenti. Suara itu samar dan menggema, membuat telinganya gatal. Lock mengedarkan pandang ke sekitar, mencari-cari apakah ada anak gadis yang menangis tersedu-sedu seperti itu.Pada saat itulah matanya menangkap sosok yang tidak diduga olehnya.“Hik!” Ia terperanjat.‘Sejak kapan dia berada dibelakangku?’Lock m
Pohon itu mengeluarkan jeritan kencang memekakan telinga, bersinar lebih terang dari kilat, dan bertiup lebih kencang daripada badai. Lock terpelanting ke udara seperti mainan kertas. Kali ini, amarah langit mengincarnya.‘Sial.’ batin Lock, mengamati langit kelam yang tidak bersahabat.[Lock.]Mata Lock membulat. ‘Lagi!?’ dia mulai muak mendengar namanya.[Hei, Boneka Beruang.]Rahang Lock otomatis terbuka. Dia yakin dia telah menyelesaikan [Panggung Akhir], jadi mengapa dia mendengar julukan bodoh itu?[Kalau kau tidak membuka matamu dalam hitungan ketiga, maka aku tidak akan ragu lagi.]Entah mengapa, ancaman itu membuat Lock gelisah. Perasaannya tidak enak.[1..2..3!]Lock membuka matanya lebar-lebar dan mengangkat punggungnya yang basah kuyup akibat keringat. Di depan tempat tidurnya, Jo Collin sedang mengangkat sebuah meja besar di atas kepalanya sambil bersiul-siul.“…Ka
Ian menghentak-hentakan kaki dengan tidak sabar.“Kenapa kau tidak melakukan apapun!?” serunya marah.Lock berusaha mengabaikan bocah itu selama beberapa hari terakhir, tapi tampaknya tak begitu berhasil. Bukannya berhenti berbuat ulah, Ian malah menjadi-jadi. Benar-benar tipikal bocah menyebalkan. Akhirnya, Lock membuka mata dan menoleh.“Aku sedang melakukan sesuatu.”“Apa? Mengupil? Tidur? Kau tidak melakukan apapun selama beberapa hari ini!”Lock mendesah. Ia tidak menyangka akan tiba hari dimana ia lebih memilih mendengar celotehan Iophel dan Rael dibandingkan orang lain. Bagi Lock sekarang, rengekan Iophel bagaikan nasihat bijak Ibu-ibu, dan kesarkastisan Rael terdengar seperti senandung puji-pujian. Suara Ian? Seperti hewan yang disembelih.“Kau melihat sendiri aku babak belur, ‘kan? Aku sedang menyembuhkan diri.”Ian mengerutkan kening. “Kau terlihat amat san
“Tuan Putri dan kakakku akan melangsungkan upacara pernikahan sebentar lagi – setelah mereka pulang dari Easteria. Hari ini mereka berdua tiba di Istana Easteria dan aku.. aku mulai tidak tenang..” Rigan meragu sejenak. Ia mencondongkan tubuh dan meminta Lock untuk mendekat. “Akhir-akhir ini, Ares melakukan hal yang sangat mencurigakan. Dia sering pergi malam-malam, melewati jalur belakang dan membawa beberapa orang berpakaian serba hitam. Pada saat kembali ke Istana, biasanya ia akan membawa peti-peti besar yang dibawa ke ruang bawah tanah. A, aku mulai berpikir bahwa apapun yang ia lakukan dengan peti itu, berhubungan dengan.. sesuatu yang tidak baik.”Lock mendengarkan Rigan dengan tenang. Ia sama sekali tidak terkejut mendengarkan berita tersebut. Namun, keraguan Rigan saat mengatakan ‘sesuatu yang tidak baik’ itu membangkitkan keingintahuan Lock.‘Apa yang bakal ia katakan? Sepertinya dia hendak menyebutkan sesuatu t
Beberapa jam kemudian, di sebuah ruangan bawah tanah yang berbau pengap dan lembab, Lock Easton membuka matanya. Dia melihat langit-langit rendah dan kotor yang sekarang mulai terlihat familiar baginya yang telah menginap disana selama 2 hari belakangan. Ia melirik sekilas ke sudut ruangan, tempat Ian sedang tertidur. Yakin bahwa bocah tersebut benar-benar tertidur, Lock bangkit berdiri dan menghampiri pintu.“Kau berhasil bertemu dengan kakek itu?” Lock bertanya sambil berjalan naik ke arah pintu.“Kakek itu terlalu mencurigakan.” Suara Rue terdengar dari balik pintu. Lock tertawa kecil. “Memang.”“Aku mendengar pembicaraan anak buah Ares bernama Gin. Mereka berencana untuk menjual bocah itu setelah upacara pernikahan.”Lock melirik Ian yang bergumam sendiri seperti sedang bermimpi buruk. Bocah itu terlihat menyedihkan.“Mereka tidak akan mendapatkan banyak uang dengan menjualnya.
Di bawah lampu remang-remang, sesosok bocah kurus dan kotor yang memiliki ekspresi keras kepala, licik, dan juga menjengkelkan, muncul dari balik bayang-bayang.“Ta-raaa!” Hiro berseru sembari menunjuk Ian. “Kejutan! Ini bocah yang begitu kau sayangi! Pelipur lara saat kau mendengar wanita yang mirip dengan mantan kekasihmu, menikah!”Tetapi, Lock tidak mendengarkan apapun yang dikatakan Hiro. Ia hanya menatap Ian tanpa berkedip.“Bagus sekali,” kata Lock datar. “Apa mereka menyembelih babimu atau apa disini?”Ian memberengut. “Maxi berhasil pergi!” serunya dengan suara melengking menjengkelkan. Bocah itu terlihat marah, yang mana membuat Lock begitu heran. “Kenapa kau lemah sekali? Katamu kau kuat! Kenapa kau membiarkan mereka menculikmu!?”“Maaf?” Hiro memandangi Ian dan Lock bolak balik sambil bersedekap. “Apa aku salah dengar? Siapa yang kuat?”
“Aku sebenarnya tidak yakin apakah air ini dapat membuatmu tersadar, tetapi aku selalu ingin melakukannya.”Dan suara itu. Lock melirik untuk melihat seraut wajah yang ‘sangat’ ia rindukan. Saat melihat wajah berminyak itu, Lock mendadak sadar dia tadi bermimpi.“Ini benar-benar menyegarkan,” ujar Lock. “Terima kasih.”Travis menyipitkan matanya. “Sepertinya kau suka disiram.”Lock berusaha menarik tubuh bagian atasnya. “Tidak, tapi aku suka disadarkan,” katanya. “Aku senang mengetahui bahwa aku tidak melihatmu di dalam mimpi.”“Aku pun tidak suka melihatmu, bahkan di dalam kehidupan nyata.”“Cukup adil.” sahut Lock, nyengir. Ia kemudian mengedarkan pandang ke sekelilingnya.Dia berada di sebuah ruangan lapang berpenerangan remang-remang. Ditilik dari tak adanya jendela dan kelembaban ruangan tersebut, Lock yakin ia ten
Itu sakit sekali hingga nyaris membuat Lock berpikir untuk pura-pura pingsan. Tetapi, ia tak melakukan itu. Belum, karena ia sedang mempersiapkan rasa sakit lain yang mungkin akan muncul sebentar lagi.‘Oh, dan ngomong-ngomong..’Lock tak punya waktu banyak untuk berpikir lebih lama. Jadi, dia mengerahkan kesempatannya yang terakhir untuk menoleh ke arah Maxi yang masih mengamuk.Manipulatif Aura.Bukan hanya Maxi yang terpengaruh, tetapi juga Gin. Mereka terbelalak dengan wajah penuh ketakutan, satu dengan wujud binatang, satunya lagi dalam bentuk manusia. Tentu saja Lock mengabaikan Gin.“Pergi.” katanya, memberi perintah pada Maxi. Suaranya mengandung aura yang begitu intens.Mata Maxi seketika tampak begitu kebingungan dan takut. Ia menguik dan terhuyung mundur selama beberapa detik sebelum ia kemudian berbalik dan pergi melarikan diri.“Jadi, kau melakukan ini semua untuk menyelamatkan babi? Betapa m
Gin berdecak saat melirik para prajurit yang sedang bersusah payah menghadapi hewan raksasa itu. Beberapa prajurit berhasil melukai si babi, tetapi hewan tersebut bertambah marah dan berusaha melukai siapapun yang berada di dekatnya, termasuk kedua orang yang tengah berkelahi di sampingnya.Sampai saat ini, Lock dan Ares sama-sama mampu menghindar dari serangan si babi dan serangan satu sama lain, tetapi Gin kenal Ares. Pria itu mulai tidak sabar, apalagi dikarenakan Lock melompat kesana kemari seperti monyet lepas.“Aku jadi paham mengapa kau mampu menghadapi si Suku Macan itu.” Samar-samar, Gin mendengar suara Lock Easton. “Kau lumayan.”Lock mengayunkan pedangnya. Gerakannya begitu ringan, seolah ia sedang bermain-main. Orang biasa bakal mengira lengan kurus itu hanya mampu merobek kertas dan tak akan mampu membuat luka kecil atau hanya sekedar luka memar. Akan tetapi, Ares menghindarinya; dan tindakannya tepat. Pedang Lock membelah ta
Gin melirik Ares, yang masih tersenyum kecil, tetapi dengan wajah yang semakin kaku – jelas bukan merupakan pertanda baik. “Aku tidak melihat apa manfaatnya kau mengambil hewan liar itu?” kata Ares dingin. “Kami memerlukannya.” Sebuah teriakan memecahkan suasana mencengkram tersebut, membuat para prajurit rendahan cemas. “…Kann!! Lepas..!” Gin kesal. Seperti dugaannya, membawa bocah kotor itu hanya akan menambah masalah. Ia mengedikkan kepala ke arah salah seorang prajurit yang tengah memandanginya dengan ragu-ragu. Prajurit itu mengangguk paham dan memukul karung tersebut dengan keras, menyuruh bocah itu diam. “Tidak perlu repot-repot melakukan itu. Aku akan mengurusnya.” Lock berkata dengan nada yang masih sama ramahnya. Ia mengerling ke arah Ares sembari tersenyum lebar. “Tidak perlu menjelaskan juga, aku bisa memahami. Berikan bocah itu, dan kau bisa melanjutkan apapun yang ingin kau lakukan.” Gin memandang Lock tersebut tanpa berk
Ledakan terjadi dimana bola-bola itu berhenti menggelinding. Ledakan itu tidak besar, tetapi cukup destruktif dan mengeluarkan api hingga desa mulai terbakar. Seakan mengejek, pasukan Ares memodifikasi bom tersebut hingga lebih menyerupai kembang api; seolah mereka ingin menyaksikan desa tersebut terbakar dengan indah. Suara ratapan dan tangis terdengar dari arah para penduduk, sementara beberapa prajurit tertawa dan bertepuk tangan saat menyaksikan kembang api yang mulai membakar desa. Walaupun melihat apa yang terjadi di bawah, baik Soren maupun Lock tidak beranjak sedikitpun. “Ini berkembang ke arah yang kuinginkan.” kata Soren puas. “Oh, ya? Termasuk kembang api itu?” Soren mengacuhkan komentar sarkas Lock, dan berkata, “Kita temui kakek itu setelah ini.” “Untuk apa?” “Kau bodoh? Tentu saja bernegosiasi. Kakek itu pasti akan memberitahu informasi jika kita berjanji akan membebaskan cucunya.” Lock nyaris tak mampu menahan di