Rahang Sherly masih terbuka lebar selama beberapa waktu. Itu tidak bisa dihindari begitu dia melihat ketiga sosok Paragon muncul di acara pembukaan seperti ini – sesuatu yang amat tidak biasa. Biasanya, ketiga Paragon hanya muncul dalam bentuk hologram, atau hanya Paragon Julian saja yang menampakan hidung aslinya. Namun, sekarang..
“Jangan lupa menutup mulutmu.”
Sherly otomatis mengatupkan kedua rahangnya. Matanya melirik ke sosok pria jangkung berkacamata yang sedari tadi tidak terlihat dimana-mana.
“Akhirnya kau keluar juga dari ‘Kapsul’, Jo Collin?” tanya Sherly sinis.
Collin mengedikkan bahunya dengan tidak peduli. “Apa yang bisa kulakukan? [Panggung Akhir] telah selesai dan aku diseret keluar oleh 5 orang.”
Sherly mendesah. “Mia akan membunuhmu setelah ini.”
“Tidak akan.”
“Kenapa kau begitu yakin?”
“Karena aku menyenangkan dan
Sherly sudah berkali-kali mendengar sejarah itu. Sejarah mengenai Kyros memang banyak dibicarakan karena semua [Yang Terpilih] percaya ketika kau membicarakan sejarah itu berulang-ulang, maka ‘Berkat’ Kyros akan selalu melindungi Dunia Baru.Tetapi, hanya sejarah yang keluar dari mulut Julian yang dapat membuat bulu kuduk wanita itu berdiri. Awalnya, Sherly tidak menyadarinya, tetapi setelah beberapa kali merasakan hal tersebut, dia mulai berpikir bahwa Julian mengeluarkan Aura-nya ke dalam tiap patah kata yang ia ucapkan. Oleh karena itu, ia sama sekali tidak heran saat melihat beberapa mantan-peserta tampak kehilangan kata-kata atau gemetar. Beberapa bahkan bertepuk tangan pelan mendengar cerita tersebut.“Tetapi, sayangnya, semua musibah itu memberikan beberapa dampak yang kurang menyenangkan bagi Dunia Baru,” Julian melanjutkan dengan nada sedih. “Karena energi negatif yang begitu kuat, pertempuran itu menyebabkan anak-anak tidak bisa
Perasaan Lock tidak enak.Semenjak kakek bernama Julian yang dijuluki ‘Paragon’ tadi bercerita, ia terus merasakan sensasi aneh seperti mual dan gelisah. Akibatnya, dia nyaris tidak mendengarkan apapun yang diceritakan Julian, dan tidak mengerti mengapa beberapa orang di sekelilingnya tampak takjub dan terpesona. Bahkan, Lock tidak sengaja melihat mata David berkaca-kaca usai Julian bercerita. Jika dia berada dalam situasi normal, mungkin Lock akan menawarkan serbet pada pemuda itu.Tetapi, Lock tidak berada dalam situasi normal.[Huhuhu..]Dia mendengar suara tangis yang tak kunjung berhenti. Suara itu samar dan menggema, membuat telinganya gatal. Lock mengedarkan pandang ke sekitar, mencari-cari apakah ada anak gadis yang menangis tersedu-sedu seperti itu.Pada saat itulah matanya menangkap sosok yang tidak diduga olehnya.“Hik!” Ia terperanjat.‘Sejak kapan dia berada dibelakangku?’Lock m
Pohon itu mengeluarkan jeritan kencang memekakan telinga, bersinar lebih terang dari kilat, dan bertiup lebih kencang daripada badai. Lock terpelanting ke udara seperti mainan kertas. Kali ini, amarah langit mengincarnya.‘Sial.’ batin Lock, mengamati langit kelam yang tidak bersahabat.[Lock.]Mata Lock membulat. ‘Lagi!?’ dia mulai muak mendengar namanya.[Hei, Boneka Beruang.]Rahang Lock otomatis terbuka. Dia yakin dia telah menyelesaikan [Panggung Akhir], jadi mengapa dia mendengar julukan bodoh itu?[Kalau kau tidak membuka matamu dalam hitungan ketiga, maka aku tidak akan ragu lagi.]Entah mengapa, ancaman itu membuat Lock gelisah. Perasaannya tidak enak.[1..2..3!]Lock membuka matanya lebar-lebar dan mengangkat punggungnya yang basah kuyup akibat keringat. Di depan tempat tidurnya, Jo Collin sedang mengangkat sebuah meja besar di atas kepalanya sambil bersiul-siul.“…Ka
Pertanyaan Travis membuat semua orang di sekeliling Lock terperangah. Sementara itu, Lock terlalu lapar untuk terkejut.“Wapa?” tanya Lock dengan mulut penuh hingga tidak bisa berbicara dengan benar.“Aku bertanya-tanya apakah orang menjijikan sepertimu pantas dikatakan sebagai [Yang Terpilih].”“Apa sih, yang kau bicarakan?” tanya David.Namun, Travis tidak menjawab pertanyaan David dan beranjak pergi setelah melemparkan satu kali lagi pandangan sengit kepada Lock.David mengerutkan kening. “Ada apa dengannya?”“Aku tidak menyangka perilaku idiotmu yang menyebalkan itu dapat membuat orang semarah itu,” ejek Gary pada Lock yang masih sibuk mengunyah tanpa henti. “Yah, aku sih tidak heran.”“Apa kau tahu sesuatu, Damian?” tanya Embry, yang turut terkesima dengan perilaku Travis yang aneh. “Apa maksudnya dengan mati karena ulah Lock?”
“Seperti yang kalian ketahui, ‘Caera’ adalah inti kekuatan kalian. Dan inti kekuatan itu selalu condong pada satu hal.”Kemudian, Collin memanggil masing-masing satu anak dari tiap golongan, menempatkan mereka berempat berdiri bersisian menghadap anak-anak lainnya yang berada di bawah podium.“Akan lebih mudah menjelaskan bila kalian melihatnya sendiri. Nah, Embry, ambil ini.”Embry, perwakilan dari golongan Emas, mengambil sesuatu yang disodorkan Collin padanya. Collin menepuk pelan pundak Embry, dan sesuatu dalam genggaman tangan Embry bersinar, membuat pemuda itu tersentak terkejut.Perlahan, diiringi dengan desahan pelan dan raut wajah penuh kekaguman, butir-butiran tanah di depan podium terangkat naik hingga satu meter dan menari-nari sebelum terjatuh kembali seperti tubuh tanpa tulang.“Emas – ‘Caera’ yang condong pada atribut alam. Kebetulan, atribut Embry adalah tanah. Atribut alam
“Putih – netral.” ia kemudian berpaling kepada semua anak seolah tugasnya telah usai. “Itu saja. Apa ada pertanyaan?”Lock bukannya keberatan Jo Collin tidak menyuruhnya melakukan ini-itu dan mempermalukannya seperti pemuda kekar atau si gadis bersuara sumbang tersebut, namun sikap Collin yang benar-benar mengacuhkannya membuatnya mengerutkan kening.Dan bukan hanya dia saja. Beberapa anak dari Golongan Putih tampak terkejut dan tidak puas. Seorang gadis mengangkat tangannya tinggi-tinggi. “Mengapa kau tidak memberikan penjelasan apapun mengenai Golongan Putih? Apa maksudnya dengan netral?”“Itu karena aku tidak bisa menjelaskan apa-apa.”“Apa?"“Golongan Putih adalah golongan kosong. Dengan kata lain, ‘Caera’ kalian tidak condong kepada aliran magis seperti golongan Emas atau Kuning; dan tidak condong kepada kekuatan fisik seperti golongan Merah.”Jo Collin
“Aku melihatnya! Aku melihat dia melindungi monster itu saat orang lain berusaha untuk bertahan hidup dengan mengambil jam pasirnya. Jika itu bukan [Panggung Akhir], seandainya itu adalah kenyataan, orang lain sudah mati akibat perbuatannya! Apa kau pikir perbuatannya itu masuk akal?”Anak-anak yang telah tewas jauh sebelum babak akhir dimulai memang dapat menonton apa yang dilakukan oleh peserta lainnya di [Panggung Akhir]. Itu adalah salah satu fakta yang diketahui oleh para mantan-peserta setelah semua usai. Walau itu terdengar mengerikan dan sangat meresahkan, namun perlahan-lahan semua berusaha mengabaikan kenyataan bahwa perjuangan mereka untuk hidup ditonton oleh banyak orang seperti layaknya hiburan.Tetapi, perjuangan mereka di [Panggung Akhir] itu adalah nyata. Tidak ada seorang pun yang tidak berusaha bertahan hidup dengan melakukan segala cara untuk mendapatkan tambahan waktu. Satu detik sangat berharga – itulah salah satu hal yang dipelaj
Gelak tawa terdengar dari beberapa anak yang entah mengapa menganggap perkataan Lock lucu. Namun sayangnya, tidak semua anak menganggap itu lucu. Salah satunya adalah Travis, yang seketika melotot dengan wajah merah padam dan tubuh gemetar menahan amarah. Selang beberapa detik setelahnya, dia bergerak maju menuju podium dengan mata berapi-api. Damian, yang berdiri di sebelahnya, langsung memegang Travis kuat-kuat.“Wow, Sobat! Kendalikan dirimu!”Di atas podium, Embry yang sempat kehilangan kata-kata beberapa saat lamanya dengan rahang terbuka, mulai tersadar. Ia mendorong Lock mundur dan bergegas menoleh kesana-kemari. Ekspresi wajahnya mengeras saat ia menemukan orang yang dicarinya.Jo Collin sedang duduk makan es krim di pinggir podium dengan kaki berselonjor dan satu tangan terulur kebelakang untuk menyangga tubuhnya. Di sampingnya, Eira juga tengah bersandar pada podium dan mengamati sisi lapangan lain dengan ekspresi tak acuh. Tangan gadis itu
Ian menghentak-hentakan kaki dengan tidak sabar.“Kenapa kau tidak melakukan apapun!?” serunya marah.Lock berusaha mengabaikan bocah itu selama beberapa hari terakhir, tapi tampaknya tak begitu berhasil. Bukannya berhenti berbuat ulah, Ian malah menjadi-jadi. Benar-benar tipikal bocah menyebalkan. Akhirnya, Lock membuka mata dan menoleh.“Aku sedang melakukan sesuatu.”“Apa? Mengupil? Tidur? Kau tidak melakukan apapun selama beberapa hari ini!”Lock mendesah. Ia tidak menyangka akan tiba hari dimana ia lebih memilih mendengar celotehan Iophel dan Rael dibandingkan orang lain. Bagi Lock sekarang, rengekan Iophel bagaikan nasihat bijak Ibu-ibu, dan kesarkastisan Rael terdengar seperti senandung puji-pujian. Suara Ian? Seperti hewan yang disembelih.“Kau melihat sendiri aku babak belur, ‘kan? Aku sedang menyembuhkan diri.”Ian mengerutkan kening. “Kau terlihat amat san
“Tuan Putri dan kakakku akan melangsungkan upacara pernikahan sebentar lagi – setelah mereka pulang dari Easteria. Hari ini mereka berdua tiba di Istana Easteria dan aku.. aku mulai tidak tenang..” Rigan meragu sejenak. Ia mencondongkan tubuh dan meminta Lock untuk mendekat. “Akhir-akhir ini, Ares melakukan hal yang sangat mencurigakan. Dia sering pergi malam-malam, melewati jalur belakang dan membawa beberapa orang berpakaian serba hitam. Pada saat kembali ke Istana, biasanya ia akan membawa peti-peti besar yang dibawa ke ruang bawah tanah. A, aku mulai berpikir bahwa apapun yang ia lakukan dengan peti itu, berhubungan dengan.. sesuatu yang tidak baik.”Lock mendengarkan Rigan dengan tenang. Ia sama sekali tidak terkejut mendengarkan berita tersebut. Namun, keraguan Rigan saat mengatakan ‘sesuatu yang tidak baik’ itu membangkitkan keingintahuan Lock.‘Apa yang bakal ia katakan? Sepertinya dia hendak menyebutkan sesuatu t
Beberapa jam kemudian, di sebuah ruangan bawah tanah yang berbau pengap dan lembab, Lock Easton membuka matanya. Dia melihat langit-langit rendah dan kotor yang sekarang mulai terlihat familiar baginya yang telah menginap disana selama 2 hari belakangan. Ia melirik sekilas ke sudut ruangan, tempat Ian sedang tertidur. Yakin bahwa bocah tersebut benar-benar tertidur, Lock bangkit berdiri dan menghampiri pintu.“Kau berhasil bertemu dengan kakek itu?” Lock bertanya sambil berjalan naik ke arah pintu.“Kakek itu terlalu mencurigakan.” Suara Rue terdengar dari balik pintu. Lock tertawa kecil. “Memang.”“Aku mendengar pembicaraan anak buah Ares bernama Gin. Mereka berencana untuk menjual bocah itu setelah upacara pernikahan.”Lock melirik Ian yang bergumam sendiri seperti sedang bermimpi buruk. Bocah itu terlihat menyedihkan.“Mereka tidak akan mendapatkan banyak uang dengan menjualnya.
Di bawah lampu remang-remang, sesosok bocah kurus dan kotor yang memiliki ekspresi keras kepala, licik, dan juga menjengkelkan, muncul dari balik bayang-bayang.“Ta-raaa!” Hiro berseru sembari menunjuk Ian. “Kejutan! Ini bocah yang begitu kau sayangi! Pelipur lara saat kau mendengar wanita yang mirip dengan mantan kekasihmu, menikah!”Tetapi, Lock tidak mendengarkan apapun yang dikatakan Hiro. Ia hanya menatap Ian tanpa berkedip.“Bagus sekali,” kata Lock datar. “Apa mereka menyembelih babimu atau apa disini?”Ian memberengut. “Maxi berhasil pergi!” serunya dengan suara melengking menjengkelkan. Bocah itu terlihat marah, yang mana membuat Lock begitu heran. “Kenapa kau lemah sekali? Katamu kau kuat! Kenapa kau membiarkan mereka menculikmu!?”“Maaf?” Hiro memandangi Ian dan Lock bolak balik sambil bersedekap. “Apa aku salah dengar? Siapa yang kuat?”
“Aku sebenarnya tidak yakin apakah air ini dapat membuatmu tersadar, tetapi aku selalu ingin melakukannya.”Dan suara itu. Lock melirik untuk melihat seraut wajah yang ‘sangat’ ia rindukan. Saat melihat wajah berminyak itu, Lock mendadak sadar dia tadi bermimpi.“Ini benar-benar menyegarkan,” ujar Lock. “Terima kasih.”Travis menyipitkan matanya. “Sepertinya kau suka disiram.”Lock berusaha menarik tubuh bagian atasnya. “Tidak, tapi aku suka disadarkan,” katanya. “Aku senang mengetahui bahwa aku tidak melihatmu di dalam mimpi.”“Aku pun tidak suka melihatmu, bahkan di dalam kehidupan nyata.”“Cukup adil.” sahut Lock, nyengir. Ia kemudian mengedarkan pandang ke sekelilingnya.Dia berada di sebuah ruangan lapang berpenerangan remang-remang. Ditilik dari tak adanya jendela dan kelembaban ruangan tersebut, Lock yakin ia ten
Itu sakit sekali hingga nyaris membuat Lock berpikir untuk pura-pura pingsan. Tetapi, ia tak melakukan itu. Belum, karena ia sedang mempersiapkan rasa sakit lain yang mungkin akan muncul sebentar lagi.‘Oh, dan ngomong-ngomong..’Lock tak punya waktu banyak untuk berpikir lebih lama. Jadi, dia mengerahkan kesempatannya yang terakhir untuk menoleh ke arah Maxi yang masih mengamuk.Manipulatif Aura.Bukan hanya Maxi yang terpengaruh, tetapi juga Gin. Mereka terbelalak dengan wajah penuh ketakutan, satu dengan wujud binatang, satunya lagi dalam bentuk manusia. Tentu saja Lock mengabaikan Gin.“Pergi.” katanya, memberi perintah pada Maxi. Suaranya mengandung aura yang begitu intens.Mata Maxi seketika tampak begitu kebingungan dan takut. Ia menguik dan terhuyung mundur selama beberapa detik sebelum ia kemudian berbalik dan pergi melarikan diri.“Jadi, kau melakukan ini semua untuk menyelamatkan babi? Betapa m
Gin berdecak saat melirik para prajurit yang sedang bersusah payah menghadapi hewan raksasa itu. Beberapa prajurit berhasil melukai si babi, tetapi hewan tersebut bertambah marah dan berusaha melukai siapapun yang berada di dekatnya, termasuk kedua orang yang tengah berkelahi di sampingnya.Sampai saat ini, Lock dan Ares sama-sama mampu menghindar dari serangan si babi dan serangan satu sama lain, tetapi Gin kenal Ares. Pria itu mulai tidak sabar, apalagi dikarenakan Lock melompat kesana kemari seperti monyet lepas.“Aku jadi paham mengapa kau mampu menghadapi si Suku Macan itu.” Samar-samar, Gin mendengar suara Lock Easton. “Kau lumayan.”Lock mengayunkan pedangnya. Gerakannya begitu ringan, seolah ia sedang bermain-main. Orang biasa bakal mengira lengan kurus itu hanya mampu merobek kertas dan tak akan mampu membuat luka kecil atau hanya sekedar luka memar. Akan tetapi, Ares menghindarinya; dan tindakannya tepat. Pedang Lock membelah ta
Gin melirik Ares, yang masih tersenyum kecil, tetapi dengan wajah yang semakin kaku – jelas bukan merupakan pertanda baik. “Aku tidak melihat apa manfaatnya kau mengambil hewan liar itu?” kata Ares dingin. “Kami memerlukannya.” Sebuah teriakan memecahkan suasana mencengkram tersebut, membuat para prajurit rendahan cemas. “…Kann!! Lepas..!” Gin kesal. Seperti dugaannya, membawa bocah kotor itu hanya akan menambah masalah. Ia mengedikkan kepala ke arah salah seorang prajurit yang tengah memandanginya dengan ragu-ragu. Prajurit itu mengangguk paham dan memukul karung tersebut dengan keras, menyuruh bocah itu diam. “Tidak perlu repot-repot melakukan itu. Aku akan mengurusnya.” Lock berkata dengan nada yang masih sama ramahnya. Ia mengerling ke arah Ares sembari tersenyum lebar. “Tidak perlu menjelaskan juga, aku bisa memahami. Berikan bocah itu, dan kau bisa melanjutkan apapun yang ingin kau lakukan.” Gin memandang Lock tersebut tanpa berk
Ledakan terjadi dimana bola-bola itu berhenti menggelinding. Ledakan itu tidak besar, tetapi cukup destruktif dan mengeluarkan api hingga desa mulai terbakar. Seakan mengejek, pasukan Ares memodifikasi bom tersebut hingga lebih menyerupai kembang api; seolah mereka ingin menyaksikan desa tersebut terbakar dengan indah. Suara ratapan dan tangis terdengar dari arah para penduduk, sementara beberapa prajurit tertawa dan bertepuk tangan saat menyaksikan kembang api yang mulai membakar desa. Walaupun melihat apa yang terjadi di bawah, baik Soren maupun Lock tidak beranjak sedikitpun. “Ini berkembang ke arah yang kuinginkan.” kata Soren puas. “Oh, ya? Termasuk kembang api itu?” Soren mengacuhkan komentar sarkas Lock, dan berkata, “Kita temui kakek itu setelah ini.” “Untuk apa?” “Kau bodoh? Tentu saja bernegosiasi. Kakek itu pasti akan memberitahu informasi jika kita berjanji akan membebaskan cucunya.” Lock nyaris tak mampu menahan di