Home / Fantasi / The New World / Chapter 11. A Rainbow After the Rain (II)

Share

Chapter 11. A Rainbow After the Rain (II)

Author: Y-Rin
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Tunggu sebentar,” kata Collin, mengangkat tangan dan mengernyit pada hal tak kasat mata di depannya. “Butuh waktu untuk menghapus elemen-elemen di [Panggung]. Aku tidak suka hujan, ngomong-ngomong. Jadi, mari kita hilangkan efek hujan juga.”

Dan selagi ia berkata demikian, satu per satu objek di sekeliling Lock mulai menghilang, mulai dari titik hujan, awan gelap, pipa besi penuh darah, sapu, kayu, bahkan mayat pun lenyap. Sebagai gantinya, langit menjadi biru cerah, burung-burung berkicau di bawahnya dengan riang, mayat berubah menjadi petak bunga, dan lantai atap menjadi rumput hijau.

Lock menampar pipinya. “Tidak sakit.”

Collin mengalihkan pandangan ke arahnya. “Tentu saja tidak karena [Panggung] telah usai sekarang. Saat ini tubuhmu pasti sedang terkapar pingsan di suatu tempat. Tunggu, biar kuperiksa. Oh, benar. Kau ada di dalam klinik,” Collin tersenyum seolah-olah semua persoalan beres. “Nah, bukankah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The New World   Chapter 12. Undangan

    “Sepertinya kau membutuhkan waktu untuk berpikir? Apakah ini semua masih terasa tidak nyata untukmu?” “Hanya…” Lock kemudian terdiam, tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Lock punya kecenderungan untuk terus bergerak maju tanpa menoleh ke belakang untuk melindungi dirinya sendiri. Tapi saat ini, setelah dia mendapatkan sedikit jawaban akan takdirnya, tiba-tiba dia menoleh lagi ke belakang untuk menyadari bahwa perjalanan yang ia tempuh sudah sangat jauh. “Wajar jika kau kebingungan dan tidak percaya pada perkataanku,” kata Collin, menanggapi dengan santai. Tangannya berusaha menyentuh seorang bayi yang terbang di dekatnya, namun bayi itu menatapnya dengan ekspresi jengkel saat ia menyentuh tangan yang montok dan menggemaskan itu. Bayi itu menjulurkan lidah dan menghadiahi Collin dengan pantat berbalut popok besar. “… Bagaimanapun, aku harus memberimu apresiasi yang pantas. Kau tampak tenang menghadapi ini semua. Gadis yang kudatangi sebelumnya mengajukan hamp

    Last Updated : 2024-10-29
  • The New World   Chapter 13. Undangan (II)

    Setelah beberapa saat membaca beberapa kali penjelasan yang tertulis pada Memo, Lock akhirnya memandang kosong langit-langit ruangan dengan lengan diatas kepalanya. Penjelasan itu tidak terlalu panjang, namun Lock mulai dapat menyusun apa yang terjadi padanya saat di atap tadi. Singkat cerita, itu adalah sebuah proses transformasi [Yang Terpilih]. Proses tersebut didasarkan pada dua hal: Ledakan ‘Caera’ dan munculnya [Panggung]. Setelah kedua hal itu terpicu, [Yang Terpilih] dari Divisi Pengamat, seperti Jo Collin, akan muncul. ‘Caera’ sendiri adalah alias – sebutan untuk energi [Yang Terpilih]. Energi tersebut sedikit demi sedikit terkumpul dalam ‘wadah’ masing-masing individu yang terpilih sebagai ‘Bibit’ – seperti Lock, hingga pada satu titik dimana ‘wadah’ tidak dapat lagi menampung, dan terjadilah Ledakan ‘Caera’. Ledakan ini, pada akhirnya, menciptakan sebuah gelombang energi lain yang disebut sebagai [Panggung]. Tidak banyak penjelasan mengenai [Panggu

    Last Updated : 2024-10-29
  • The New World   Chapter 14. Thank You

    Wajah Avery merah padam hingga ke leher. Untungnya, langit menyelamatkannya sebelum ia tergoda menggali tanah untuk mengubur diri beserta harga dirinya; lampu rambu lalu lintas berubah merah sehingga mereka sekarang boleh menyebrang. Avery langsung bergegas menyebrang, menabrak Lock dan berjalan dengan langkah panjang-panjang, bahkan hampir setengah berlari. Seperti biasa, Lock tidak repot-repot mengejarnya ataupun bertanya. Avery tahu itu, dan ia tidak bisa menahan diri untuk setengah bersyukur dan setengah kecewa. Dalam waktu singkat, ia melewati toko yang menjual es krim, dan juga taman di dekat rumahnya. Avery teringat kejadian kemarin dan perlahan langkahnya memelan. Ia terus berdebat dalam hati, dan pada akhirnya membulatkan tekad untuk berhenti dan menoleh ke belakang. Lock, yang selama ini berjalan diam di belakangnya, ikut berhenti dengan raut wajah bertanya. Ekspresinya yang selalu tenang seperti orang bodoh itu membuat Avery geram. “Aku dengar kau

    Last Updated : 2024-10-29
  • The New World   Chapter 15. Panggung Akhir

    Sherly menyadari sesuatu yang gawat telah terjadi saat ia masuk ke dalam ruang Pengamat nomor 2 dan melihat semua personil belingsatan kesana kemari. Setelah mengamati barang sejenak, ia berbalik pergi diam-diam sebelum yang lainnya menyadari keberadaannya.“Sherly!”‘Sialan.’Sherly mendesah keras dan berbalik untuk mendekati Brahm yang menunggunya dari depan layar raksasa. Mata Brahm yang gelap dan cekung menunjukan bahwa pria itu tidak tidur sama sekali sejak [Panggung Awal] usai.“Apa yang terjadi?” tanya Sherly saat melihat salah satu kapsul yang bertuliskan angka 3 sudah menyala, sementara beberapa orang tampak terburu-buru memasang layar-layar tambahan di ruangan pengamat itu.“Seorang peserta memulai [Panggung Akhir] lebih cepat daripada seharusnya.”Sherly mengangkat satu alisnya, kemudian melirik kapsul 3. “Hah,” dengus Sherly tidak percaya. “Itukah sebabnya Collin s

    Last Updated : 2024-10-29
  • The New World   Chapter 16. Panggung Akhir (II)

    Alis Lock terangkat naik saat melihat tulisan tersebut. Bayangan wajah Jo Collin terbersit di benaknya. ‘Apa dia akan muncul?’ Lock celingukan mencari di area sekitarnya. Tidak lama kemudian, suara gemerisik terdengar di belakangnya. Lock menoleh, tetapi dia tidak mendapati siapapun kecuali pohon rimbun yang gelap. Ia mengerutkan kening, yakin bahwa pendengarannya tidak salah. Saat itulah dia merasakan ‘sesuatu’ menepuk pelan kakinya. Lock menunduk. “Ha! Lo ~!” Syuu~ “Waaaaa!!” Lock menjerit terkejut hingga terjatuh dalam posisi duduk. Tubuhnya otomatis bergerak mundur, menjauhi ‘sesuatu’ yang tidak disangkanya sama sekali. ‘Sesuatu’ itu terkikik dengan kedua tangan berbulu menutupi mulutnya yang selalu menyeringai. “Prosedur pertama!” suaranya terdengar aneh dan melengking tidak normal. Hal itu, ditambah dengan hutan yang suram membuat suasana terasa seperti adegan film horor. “Siapa namamu?” Lock meng

    Last Updated : 2024-10-29
  • The New World   Chapter 17. Para Peserta Zona 3

    Seiring dengan munculnya pengumuman tersebut, boneka Jo Collin lenyap dari pandangan Lock begitu saja.<Pengamat telah meninggalkan area>Dengan tubuh kaku, Lock berdiri dan mengamati sekelilingnya yang masih tidak berubah. Raut wajahnya datar, tetapi sebenarnya Lock sedang berusaha menahan diri untuk tidak meledak. Kata demi kata yang dilontarkan Jo Collin tadi masih terngiang-ngiang di telinganya. Lock melirik layar yang masih melayang diatas kepalanya.<Zona 3 - ’Boneka Beruang?’Waktu: 18:33>Lock berusaha untuk tenang. Sekarang yang terpenting adalah mencari petunjuk. Dia membungkuk untuk mengambil jaring penangkap serangga setinggi 2 meter, hadiah perpisahan yang sangat indah dari Jo Collin. Melihat jaring tersebut, Lock berspekulasi bahwa petunjuk yang dimaksud berupa ‘sesuatu’ yang bisa terbang.Lock menaruh ranselnya, kemudian memanjat sebuah pohon yang berada di dekatnya dengan lincah da

    Last Updated : 2024-10-29
  • The New World   Chapter 18. First (and Second) Monster

    Semua peserta seketika panik, tidak terkecuali Lock. Tetapi, Lock tidak dapat bergerak sedikitpun karena Bajingan memegangi lengannya.“Hei, tidak usah cemas!” Bajingan tertawa senang melihat kepanikan yang terjadi. “Aku tidak akan melakukan apapun. Aku hanya ingin bertanya,”Tidak ada yang tampak percaya dengan ucapan tersebut. Seperti namanya, Bajingan terlihat seperti pemuda berandalan yang tidak bisa dipegang ucapannya. Lock melihat Kodok beringsut menjauh dan bersembunyi di balik punggung Mommy, sementara seorang gadis yang tampak masih sangat belia, tidak kuasa menahan tangis karena ketakutan.Bajingan bersikap seolah-olah tidak menyadari hal tersebut dan melanjutkan ucapannya dengan ekspresi terhibur. “Sebenarnya, aku bertemu dengan dua orang pemuda dan seorang gadis sebelum bertemu dengan si gagah ini,” ia menepuk pundak Embry dengan pistol. “Ketiga orang tersebut ternyata sama denganku – kami bere

    Last Updated : 2024-10-29
  • The New World   Chapter 19. How to Deal with a Monster

    Jadi, itulah yang dilakukan Lock. Dia pintar berlari, tetapi masalahnya adalah tikus raksasa itu pun juga sangat cepat.Kiii! Entah sejak kapan, monster berbentuk delima itu bersembunyi di dada Lock. Lock tidak tahu mengapa monster itu tiba-tiba memutuskan untuk pasrah di hadapannya, tetapi tubuh monster itu gemetar hebat sambil terus mengintip ke belakang, sehingga Lock yakin monster delima merah itu sangat ketakutan sehingga tidak menyadari apa yang tengah ia lakukan. Tanpa sadar, Lock mengangkat tangannya dan menepuk pelan kepala monster tersebut.<Zona 3 – ‘Boneka Beruang?’Waktu: 04:05><Peringatan! Hitungan mundur akan dimulai 3 menit lagi!>‘Brengsek!’ Lock memaki dalam hati.Lock melirik ke belakang. Tikus itu masih beberapa meter jaraknya, namun dalam beberapa detik lagi, Lock ragu dia bisa selamat. Tanpa menurunkan kecepatan, Lock memanjat pohon terdekat. Dalam sek

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • The New World   Chapter 146. Perdebatan

    Ian menghentak-hentakan kaki dengan tidak sabar.“Kenapa kau tidak melakukan apapun!?” serunya marah.Lock berusaha mengabaikan bocah itu selama beberapa hari terakhir, tapi tampaknya tak begitu berhasil. Bukannya berhenti berbuat ulah, Ian malah menjadi-jadi. Benar-benar tipikal bocah menyebalkan. Akhirnya, Lock membuka mata dan menoleh.“Aku sedang melakukan sesuatu.”“Apa? Mengupil? Tidur? Kau tidak melakukan apapun selama beberapa hari ini!”Lock mendesah. Ia tidak menyangka akan tiba hari dimana ia lebih memilih mendengar celotehan Iophel dan Rael dibandingkan orang lain. Bagi Lock sekarang, rengekan Iophel bagaikan nasihat bijak Ibu-ibu, dan kesarkastisan Rael terdengar seperti senandung puji-pujian. Suara Ian? Seperti hewan yang disembelih.“Kau melihat sendiri aku babak belur, ‘kan? Aku sedang menyembuhkan diri.”Ian mengerutkan kening. “Kau terlihat amat san

  • The New World   Chapter 145. Upacara Pernikahan

    “Tuan Putri dan kakakku akan melangsungkan upacara pernikahan sebentar lagi – setelah mereka pulang dari Easteria. Hari ini mereka berdua tiba di Istana Easteria dan aku.. aku mulai tidak tenang..” Rigan meragu sejenak. Ia mencondongkan tubuh dan meminta Lock untuk mendekat. “Akhir-akhir ini, Ares melakukan hal yang sangat mencurigakan. Dia sering pergi malam-malam, melewati jalur belakang dan membawa beberapa orang berpakaian serba hitam. Pada saat kembali ke Istana, biasanya ia akan membawa peti-peti besar yang dibawa ke ruang bawah tanah. A, aku mulai berpikir bahwa apapun yang ia lakukan dengan peti itu, berhubungan dengan.. sesuatu yang tidak baik.”Lock mendengarkan Rigan dengan tenang. Ia sama sekali tidak terkejut mendengarkan berita tersebut. Namun, keraguan Rigan saat mengatakan ‘sesuatu yang tidak baik’ itu membangkitkan keingintahuan Lock.‘Apa yang bakal ia katakan? Sepertinya dia hendak menyebutkan sesuatu t

  • The New World   Chapter 144. Kunjungan Tengah Malam

    Beberapa jam kemudian, di sebuah ruangan bawah tanah yang berbau pengap dan lembab, Lock Easton membuka matanya. Dia melihat langit-langit rendah dan kotor yang sekarang mulai terlihat familiar baginya yang telah menginap disana selama 2 hari belakangan. Ia melirik sekilas ke sudut ruangan, tempat Ian sedang tertidur. Yakin bahwa bocah tersebut benar-benar tertidur, Lock bangkit berdiri dan menghampiri pintu.“Kau berhasil bertemu dengan kakek itu?” Lock bertanya sambil berjalan naik ke arah pintu.“Kakek itu terlalu mencurigakan.” Suara Rue terdengar dari balik pintu. Lock tertawa kecil. “Memang.”“Aku mendengar pembicaraan anak buah Ares bernama Gin. Mereka berencana untuk menjual bocah itu setelah upacara pernikahan.”Lock melirik Ian yang bergumam sendiri seperti sedang bermimpi buruk. Bocah itu terlihat menyedihkan.“Mereka tidak akan mendapatkan banyak uang dengan menjualnya.

  • The New World   Chapter 143. Sang Penjaga

    Di bawah lampu remang-remang, sesosok bocah kurus dan kotor yang memiliki ekspresi keras kepala, licik, dan juga menjengkelkan, muncul dari balik bayang-bayang.“Ta-raaa!” Hiro berseru sembari menunjuk Ian. “Kejutan! Ini bocah yang begitu kau sayangi! Pelipur lara saat kau mendengar wanita yang mirip dengan mantan kekasihmu, menikah!”Tetapi, Lock tidak mendengarkan apapun yang dikatakan Hiro. Ia hanya menatap Ian tanpa berkedip.“Bagus sekali,” kata Lock datar. “Apa mereka menyembelih babimu atau apa disini?”Ian memberengut. “Maxi berhasil pergi!” serunya dengan suara melengking menjengkelkan. Bocah itu terlihat marah, yang mana membuat Lock begitu heran. “Kenapa kau lemah sekali? Katamu kau kuat! Kenapa kau membiarkan mereka menculikmu!?”“Maaf?” Hiro memandangi Ian dan Lock bolak balik sambil bersedekap. “Apa aku salah dengar? Siapa yang kuat?”

  • The New World   Chapter 142. Terkurung

    “Aku sebenarnya tidak yakin apakah air ini dapat membuatmu tersadar, tetapi aku selalu ingin melakukannya.”Dan suara itu. Lock melirik untuk melihat seraut wajah yang ‘sangat’ ia rindukan. Saat melihat wajah berminyak itu, Lock mendadak sadar dia tadi bermimpi.“Ini benar-benar menyegarkan,” ujar Lock. “Terima kasih.”Travis menyipitkan matanya. “Sepertinya kau suka disiram.”Lock berusaha menarik tubuh bagian atasnya. “Tidak, tapi aku suka disadarkan,” katanya. “Aku senang mengetahui bahwa aku tidak melihatmu di dalam mimpi.”“Aku pun tidak suka melihatmu, bahkan di dalam kehidupan nyata.”“Cukup adil.” sahut Lock, nyengir. Ia kemudian mengedarkan pandang ke sekelilingnya.Dia berada di sebuah ruangan lapang berpenerangan remang-remang. Ditilik dari tak adanya jendela dan kelembaban ruangan tersebut, Lock yakin ia ten

  • The New World   Chapter 141. Kalah Telak

    Itu sakit sekali hingga nyaris membuat Lock berpikir untuk pura-pura pingsan. Tetapi, ia tak melakukan itu. Belum, karena ia sedang mempersiapkan rasa sakit lain yang mungkin akan muncul sebentar lagi.‘Oh, dan ngomong-ngomong..’Lock tak punya waktu banyak untuk berpikir lebih lama. Jadi, dia mengerahkan kesempatannya yang terakhir untuk menoleh ke arah Maxi yang masih mengamuk.Manipulatif Aura.Bukan hanya Maxi yang terpengaruh, tetapi juga Gin. Mereka terbelalak dengan wajah penuh ketakutan, satu dengan wujud binatang, satunya lagi dalam bentuk manusia. Tentu saja Lock mengabaikan Gin.“Pergi.” katanya, memberi perintah pada Maxi. Suaranya mengandung aura yang begitu intens.Mata Maxi seketika tampak begitu kebingungan dan takut. Ia menguik dan terhuyung mundur selama beberapa detik sebelum ia kemudian berbalik dan pergi melarikan diri.“Jadi, kau melakukan ini semua untuk menyelamatkan babi? Betapa m

  • The New World   Chapter 140. Di Dalam Hutan (IV)

    Gin berdecak saat melirik para prajurit yang sedang bersusah payah menghadapi hewan raksasa itu. Beberapa prajurit berhasil melukai si babi, tetapi hewan tersebut bertambah marah dan berusaha melukai siapapun yang berada di dekatnya, termasuk kedua orang yang tengah berkelahi di sampingnya.Sampai saat ini, Lock dan Ares sama-sama mampu menghindar dari serangan si babi dan serangan satu sama lain, tetapi Gin kenal Ares. Pria itu mulai tidak sabar, apalagi dikarenakan Lock melompat kesana kemari seperti monyet lepas.“Aku jadi paham mengapa kau mampu menghadapi si Suku Macan itu.” Samar-samar, Gin mendengar suara Lock Easton. “Kau lumayan.”Lock mengayunkan pedangnya. Gerakannya begitu ringan, seolah ia sedang bermain-main. Orang biasa bakal mengira lengan kurus itu hanya mampu merobek kertas dan tak akan mampu membuat luka kecil atau hanya sekedar luka memar. Akan tetapi, Ares menghindarinya; dan tindakannya tepat. Pedang Lock membelah ta

  • The New World   Chapter 139. Di Dalam Hutan (III)

    Gin melirik Ares, yang masih tersenyum kecil, tetapi dengan wajah yang semakin kaku – jelas bukan merupakan pertanda baik. “Aku tidak melihat apa manfaatnya kau mengambil hewan liar itu?” kata Ares dingin. “Kami memerlukannya.” Sebuah teriakan memecahkan suasana mencengkram tersebut, membuat para prajurit rendahan cemas. “…Kann!! Lepas..!” Gin kesal. Seperti dugaannya, membawa bocah kotor itu hanya akan menambah masalah. Ia mengedikkan kepala ke arah salah seorang prajurit yang tengah memandanginya dengan ragu-ragu. Prajurit itu mengangguk paham dan memukul karung tersebut dengan keras, menyuruh bocah itu diam. “Tidak perlu repot-repot melakukan itu. Aku akan mengurusnya.” Lock berkata dengan nada yang masih sama ramahnya. Ia mengerling ke arah Ares sembari tersenyum lebar. “Tidak perlu menjelaskan juga, aku bisa memahami. Berikan bocah itu, dan kau bisa melanjutkan apapun yang ingin kau lakukan.” Gin memandang Lock tersebut tanpa berk

  • The New World    Chapter 138. Di Dalam Hutan (II)

    Ledakan terjadi dimana bola-bola itu berhenti menggelinding. Ledakan itu tidak besar, tetapi cukup destruktif dan mengeluarkan api hingga desa mulai terbakar. Seakan mengejek, pasukan Ares memodifikasi bom tersebut hingga lebih menyerupai kembang api; seolah mereka ingin menyaksikan desa tersebut terbakar dengan indah. Suara ratapan dan tangis terdengar dari arah para penduduk, sementara beberapa prajurit tertawa dan bertepuk tangan saat menyaksikan kembang api yang mulai membakar desa. Walaupun melihat apa yang terjadi di bawah, baik Soren maupun Lock tidak beranjak sedikitpun. “Ini berkembang ke arah yang kuinginkan.” kata Soren puas. “Oh, ya? Termasuk kembang api itu?” Soren mengacuhkan komentar sarkas Lock, dan berkata, “Kita temui kakek itu setelah ini.” “Untuk apa?” “Kau bodoh? Tentu saja bernegosiasi. Kakek itu pasti akan memberitahu informasi jika kita berjanji akan membebaskan cucunya.” Lock nyaris tak mampu menahan di

DMCA.com Protection Status