Share

Dying Wish Act 2.

Penulis: xynaerylynix
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Enam Jam Sebelumnya.

Lumiere menundukkan wajahnya. Menunggu reaksi dari para rekannya dengan perasaan gugup yang terasa luar biasa. Perutnya pun terasa tidak enak, seakan-akan seseorang mengocoknya hingga menimbulkan rasa mual.

Ia baru saja membagikan secarik kertas berisikan rencana selanjutnya, setelah memikirkannya semalaman. Bahkan sampai membuat Lumiere tidak bisa tidur demi menyusun rencana terakhir yang sempurna.

“Wah.” Lucius menjadi orang pertama yang memberikan reaksi. “Lumiere, rencana ini ... mungkin saja aku salah ingat, tapi rasanya ... beda dengan yang pernah kubaca.”

“Benar! Ini sama sekali berbeda daripada sebelumnya!” pekik Lucian tidak terima dengan rencana terbaru dari kakaknya tersebut. “Seharusnya kita semua pergi dari rumah ini begitu koran memberitakan identitas Kak Lumiere!”

Lucian kemudian mengarahkan pandangannya pada Lumiere masih duduk ten

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Lord of The Criminal   Dying Wish Act 3.

    Lucius diam membisu ketika para anggota Dewan Bangsawan memberikan cacian kepadanya. Setelah kabar tentang identitas Bangsawan Kriminal tersebar, serta surat ancamannya juga ikut tersebar, Lucius langsung mendapatkan panggilan darurat untuk menghadiri rapat di gedung parlemen.Tentu saja, mereka menginterogasinya tentang perbuatan Lumiere, yang di mata hukum adalah adiknya. Keluarganya. Tindak tanduknya pasti diketahui karena Lucius adalah kepala Keluarga. Bahkan telinga Lucius terasa panas mendengarkan ocehan demi ocehan dari para anggota Dewan Bangsawan tersebut.“Earl Wysteria! Jangan hanya diam saja! Buka mulutmu! Jelaskan pada kami tentang perbuatan adikmu tersebut!” salah satu dari mereka berteriak gemas karena Lucius yang terus mengunci mulutnya.“Itu benar! Sebagai kepala keluarga, kamu punya kewajiban untuk memberikan penjelasan!”“Dalam surat pengumuman yang tiba di kantor pemerintah, tertulis bahwa

  • The Lord of The Criminal   Dying Wish Act 4.

    Ashen mengepalkan kedua tangannya dengan kuat selama di perjalanan. Ia gagal membujuk Lumiere untuk menghentikan pembantaian tersebut.Pikirannya hanya tertuju pada Lumiere saat ini. Memikirkan betapa menyedihkannya Lumiere yang harus menanggung dosa seorang diri. Memikirkan betapa menyedihkannya Lumiere yang berpikir bahwa, satu-satunya jalan untuk penebusan dosa hanya dengan mati menanggung segalanya.Terlalu sibuk berpikir hingga membuatnya tidak menyadari, jika Ashen telah sampai di rumah kaca Kediaman Wysteria. Tempat di mana ia tinggal selama menjadi bagian dari Kediaman Wsyteria. Pikirannya terlalu kalut untuk memikirkan bagaimana caranya ia sampai dengan selamat.“Yang lainnya berpikir demikian? Atau mereka justru berpikiran lain. Tapi, apa yang mereka pikirkan?” gumam Ashen, mengatakan mereka yang dimaksud ini adalah komplotan Bangsawan Kriminal sesungguhnya. Semua yang ada di Kediaman Wysteria. “Setidaknya mereka past

  • The Lord of The Criminal   Dying Wish Act 5

    Sejak sore hari tadi, kediaman Duke Rainar dipenuhi oleh puluhan polisi dan tentara bayaran yang bertugas untuk menjaga bangsawan satu ini. Keramaian tidak bisa dihindari karena perkumpulan tersebut.Pewaris gelar Duke Rainar, Salazar Rainar terlalu mengkhawatirkan keselamatannya karena ancaman Bangsawan Kriminal. Hingga ia gelap mata dan berakhir menyewa banyak orang untuk menjaganya. Semakin memperketat penjagaan agar Bangsawan Kriminal itu tidak mudah untuk memasukinya.Namun, lawannya ini adalah seekor kancil yang cerdik. Bukan seekor kera yang mudah dibohongi, ataupun seekor kerbau yang bodoh. Bangsawan Kriminal tetap bisa masuk, dengan bantuan anak buahnya yang menyusup ke dalam tentara bayaran tersebut.Kekacauan pun terjadi karena ulah Reynox dan Miya yang bertugas sebagai pengalih perhatian. Agar Lumiere bisa masuk dengan mudah ke dalam Kediaman Duke Rainar. Kekacauan juga terjadi di dalam ketika Lumiere memasukinya.Dengan langk

  • The Lord of The Criminal   Dying Wish Act 6.

    “Lalu, apa yang akan kau lakukan? Biar pun kamu mengetahui tujuannya adalah untuk hal yang mulia. Tapi tetap saja, membunuh manusia itu merupakan tindak kriminal.”“Aku tahu itu,” balas Peter yang mulai kembali terlihat putus asa, “Selain karena dia adalah Bangsawan Kriminal, juga seorang wanita yang berjuang untuk hak kaumnya. Dia juga adalah tunanganku! Orang yang kucintai! Aku mana tega menyeretnya ke pengadilan. Yang ada, aku akan gila karena cintaku kandas dan belahan jiwaku mati.”“Ternyata, seorang Peter Compbell Spade tidak bisa berkutik di hadapan cinta, ya,” ledek Caius yang membuat Peter menatapngnya jengkel.“Daripada meledekku, tolong pergilah ke Rowless Street dan ambil kemeja, jas, dan dasi milikku,” pinta Peter seraya memandang malas pada Caius.“Dasi? Apa yang akan kau lakukan dengan dasi itu?”“Untuk mengikat mulutmu itu agar tidak berbi

  • The Lord of The Criminal   Dying Wish Act 7.

    Sebastian berusaha menyusul Peter yang terlihat terburu-buru meninggalkan Istana. Pria bersurai gelap itu tampaknya masih sangat terkejut dengan keputusan akhir atas permintaan sang ratu.Ratu Joan meminta putra bungsu Keluarga Spade itu untuk memburu Bangsawan Kriminal, kemudian membunuhnya pada saat itu juga. Tentunya Peter sempat kebingungan sampai-sampai membuatnya melirik pada sang kakak, meminta penjelasan sesuatu. Namun sayang, sang kakak justru memalingkan wajahnya. Yang membuat Peter seketika dilanda emosi dan berakhir mengatakan pada sang ratu, bahwa ia akan melakukan caranya sendiri untuk memecahkan masalah ini.“Peter, kenapa kamu menolaknya dengan keras seperti itu?” tanya Sebastian ketika mereka berhasil keluar dari istana, “Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan selain identitas Bangsawan Kriminal?”Peter hanya terdiam. Membiarkan gigi-giginya bergemeletuk karena masih merasa kesal terhadap sang kakak, &ldquo

  • The Lord of The Criminal   Dying Wish Act 8.

    Kota London kembali menyambut malam dalam perasaan gelisah. Para kelas atas kembali merasa resah, takut jika malam ini adalah gilirannya untuk mati di tangan seorang gadis gila, yang menyebut dirinya sebagai Bangsawan Kriminal. Raja dari segala jenis bentuk kriminal di Kota London.Berbeda dengan Peter. Pria bersurai kelabu tersebut justru menantikan malam dengan penuh suka cita, walaupun wajahnya berkata tidak. Pria itu bergeming di tempatnya, membiarkan kamar sewanya hanya diterangi oleh cahaya temaram dari lilin dan sinar rembulan yang mengintip dari balik hordeng.Suara ketukan pintu kemudian memecahkan keheningan, juga lamunan Peter yang semula asyik menyelami alam bawah sadarnya. Peter menoleh, menatap pintu tersebut yang kembali diketuk ketika tidak ada sahutan darinya.Peter menyandarkan bokongnya pada meja kerja, “Masuklah.”Suara ketukan pintu itu kemudian berakhir. Digantikan dengan suara knop pintu yang diputar, ke

  • The Lord of The Criminal   Dying Wish Act 9.

    Kota London pada malam itu, bukan lagi diteror oleh kehadiran Bangsawan Kriminal. Melainkan teror kebakaran yang terjadi di beberapa tempat.Awal mula terjadi kebakaran berasal dari Kediaman Wysteria. Secara mengejutkan, asap hitam membumbung tinggi di udara. Kemudian disusul dengan warna merah kejinggaan yang membuat langit malam yang seharusnya gelap, terlihat terang.Disusul dengan kebakaran yang terjadi di Menara London. Hal tersebut benar-benar menarik perhatian para bangsawan dan juga rakyat. Mereka bahkan langsung mengklaim, jika kebakaran ini adalah ulah Bangsawan Kriminal.Para rakyat kelas rendah berkumpul di sebuah perempatan. Mereka tampaknya sedang mendiskusikan sesuatu sembari memperhatikan asap hitam yang membumbung tinggi ke atas langit.“Terjadi banyak kebakaran di beberapa tempat dalam satu waktu. Ini hal buruk, Woods. Para anak muda sedang berusaaha memadamkan api di Kediaman Wysteria.”Pria yang dipa

  • The Lord of The Criminal   Dying Wish Act 10.

    “Sepertinya, pertarungan di antara mereka berdua telah dimulai.”Suara Lucian terdengar, menginterupsi lamunan Reynox yang sedang menyaksikan pertarungan antara Lumiere dan Peter dari jauh. Merasa tidak mendapatkan balasan dari pria bertubuh jangkung tersebut, membuat Lucian semakin mendekat pada Reynox.“Banyak warga bersama dengan bangsawan menonton pertarungan ini dengan menahan napas. Saat ini mungkin mereka berdoa agar Spade keluar sebagai pemenang,” tutur Lucian semakin menumpulkan ekspresi wajahnya, saat melihat Reynox sedang menyesali sesuatu. “Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan untuk ini.”“Lucian,” panggil Reynox seraya mendongak untuk menatap Lucian, “Benar tidak apa-apa?”Lucian mengangguk ringan, “Takdir apa yang sedang menunggu mereka saat ini?” Pria berkacamata itu kemudian mengarahkan pandangannya ke atas menara jembatan, “Aku berniat melihatn

Bab terbaru

  • The Lord of The Criminal   Aurora Association Act 2.

    Kedua alis Lumiere saling bertaut. Gadis bersurai cokelat madu tersebut tampaknya sangat tidak menyukai apa yang baru saja ia dengar.Inggrid Rovein, pria yang menjadi target misi mereka kali ini tersebut, sedari tadi melontarkan bualan tentang kesehatan dan sumber ketakutan manusia. Pria beralis tebal tersebut pria tersebut mengatakan, kematian merupakan sumber ketakutan palin dasar yang diderita oleh manusia. Meskipun seorang manusia telah menjaga kesehatannya, dan bahkan memiliki kekayaan yang banyak, mereka tidak dapat menghindari kematian yang kedatangannya tidak bisa diprediksi tersebut.Dan hal yang semakin membuat Lumiere merasa muak adalah, pria itu dengan santainya mengatakan bahwa, ia telah menemukan cara untuk hidup kembali setelah mengalami kematian. Perhatian Lumiere pun kini tertuju pada sebuah peti mati yang telah terbuka, menampilkan sesosok mayat seorang perempuan, usianya diperkirakan baru menginjak delapan belas tahun. Kulitnya terl

  • The Lord of The Criminal   Aurora Association Act 1.

    Miya, bahkan sampai Lucian pun memandang takjub kapal pesiar mewah dan berukuran besar di hadapan mereka.“Jadi ... ini adalah kapal RMS Titanic yang pernah karam ribuan tahun yang lalu?” tanya Miya seraya memalingkan pandangannya ke arah Reynox. “Kau beruntung sekali bisa ikut naik ke kapal besar itu.”Reynox berdecak, memilih untuk mengabaikan Miya. Kedua netra emasnya yang tajam itu mengamati seluruh bagian dari tubuh kapal berukuran super besar tersebut. Reynox tahu soal tenggelamnya sebuah kapal, yang kisahnya menjadi legendaris hingga ribuan tahun tersebut. Dan Reynox sendiri menjadi ragu, apakah kapal kedua dari RMS Titanic ini akan memiliki nasib yang sama seperti kakaknya, atau tidak.“Tolong antarkan barang bawaan kami di kamar nomor A12 kelas satu,” ujar Peter pada seorang petugas kapal yang menghampirinya. Setelah memastikan petugas kapal tersebut mengangkut barang bawaannya dan Lumiere, Peter meng

  • The Lord of The Criminal   The Story about Lucius and His Lover Act 9.

    Lumiere membenarkan kembali letak topeng pesta yang sedang dipakai olehnya. Gadis bersurai cokelat madu tersebut kemudian memantapkan kembali hatinya, memantapkan niatnya untuk mengunjungi pasar gelap yang dikelola oleh pemerintah Inggris.“Tidak perlu takut,” bisik Peter yang memaksa untuk ikut. Pria itu membantu istrinya tersebut untuk merapikan penampilannya tersebut. “Kita hanya perlu melakukan penyelidikan, tanpa membuat keributan apa pun selain mau membeli manusia yang akan dijajakan oleh mereka.”Lumiere mengangguk, mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah tampan Peter yang bersembunyi dibalik tudung jubah yang pria itu kenakan tersebut. “Sepertinya, setelah ini kamu harus memotong rambutmu.”“Benarkah? Sayang sekali kalau dipotong,” ujar Peter seraya menaik turunkan alisnya, bermaksud menggoda Lumiere. “Padahal kamu sangat menyukai rambut panjangku ini.”“Atau uba

  • The Lord of The Criminal   The Story about Lucius and His Lover Act 8.

    “Ini informasi terkait Inggrid Rovein yang kamu minta.”Lumiere menerima satu bundel dokumen yang diserahkan oleh Ashen tersebut. Gadis bersurai cokelat madu itu langsung membacanya. Tenggelam dalam ribuan kosa kata yang tertulis di sana, menyampaikan informasi tentang sesosok Inggrid Rovein yang terasa misterius sekaligus terasa tidak asing tersebut.“Dia ... satu jenis dengan Charles Evanescene,” ujar Ashen yang membuat Lumiere dan Peter menatapnya terkejut. “Ada sedikit perbedaan di antara mereka. Charles melakukan pemerasan untuk melihat kesengsaraan orang lain. Sedangkan Inggrid ... dia murni melakukannya untuk mendapatkan seseorang.”“Hah?” Kedua alis Peter terangkat, merasa bingung dengan maksud dari perkataan Ashen tersebut. “Apa maksudnya?”“Perdagangan manusia,” jawab Ashen dengan wajah yang menggelap karena menahan amarahnya. “Inggrid melakukan hal te

  • The Lord of The Criminal   The Story about Lucius and His Lover Act 7.

    Darius menggigiti kuku-kuku jari tangannya. Pria paruh baya tersebut terlihat cemas lantarana putra dan calon menantunya tersebut menghilang sejak kemarin.“Sayang, sudahlah,” ujar Viona terlihat santai memandangi jari-jari tangannya yang terlihat indah tersebut. “Mereka pasti sedang pergi ke suatu tempat untuk menikmati waktu bersama. Sebentar lagi juga mereka akan pulang.”“Ini sudah hampir siang hari, Viona!” bentak Darius yang membuat Viona tersentak terkejut. “Mana mungkin mereka pergi selama ini.”“Ya terus kita harus bagaimana? Mencari mereka? Kita saja tidak tahu mereka pergi ke mana!” Viona balik membentak, karena merasa kesal setelah dibentak oleh Darius tersebut. “Kita tidak bisa berbuat banyak untuk saat ini. Lebih baik kamu duduk tenang dan menunggu kedatangan mereka. Mereka pasti pulang.”Perdebatan mereka kemudian terhenti saat mendengar suara ketukan p

  • The Lord of The Criminal   The Story about Lucius and His Lover Act 6.

    Kediaman Keluarga Wysteria, sekaligus markas MI6, digegerkan oleh kedatangan Arnold Rudeus yang membuat keributan di pagi hari. Bahkan pria bertempramen buruk itu sampai merangsek maju dan menerobos masuk. Sampai-sampai membuat Reynox harus turun tangan karena sama-sama bertubuh besar.Tujuan Arnold melakukan hal tersebut adalah, untuk merebut kembali Alyn yang diculik oleh Lucius kemarin pagi. Namun pada kenyataannya, Lucius hanya menyelamatkan Alyn dan kekejaman Arnold. Yang tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan terhadap wanita.“Tenangkan dirimu, Bung!” bentak Reynox seraya menahan tubuh besar Arnold yang hendak menerobos masuk semakin dalam. Bahkan, Reynox harus mengeluarkan seluruh kekuatan tubuhnya agar bisa menghentikan pergerakan Arnold.“Minggir! Aku harus membawa pulang Alyn!” rutuk Arnold berusaha terus melangkah maju.“Jangan membuat kekacauan di kantorku, Tuan Muda Rudeus!”Ba

  • The Lord of The Criminal   The Story about Lucius and His Lover Act 5.

    Alyn mengernyit ketakutan ketika apa yang terjadi pada hari itu, hari di mana ia disiksa oleh Arnold, kembali terlihat di matanya. Bukan hanya melihat adegan tersebut, Alyn juga mampu merasakan perasaan takut yang ia rasakan pada saat itu.Dan ketika adegan itu beralih, di mana Arnold menindih tubuhnya tersebut, Alyn tersentak dan terbangun dari tidurnya. Bahkan terduduk dalam satu kali gerakan hingga membuat kepalanya berdenyut nyeri. Dan pada saat itu pula Alyn mulai menyadari, ini bukanlah kamarnya.Alyn menolehkan kepalanya saat merasakan pergerakan pada kasur di sisi kanan. Membulatkan matanya saat melihat Lucius yang sedang menggeliat tidak nyaman, terlihat sekali bahwa tidur pria berwajah tampan tersebut terusik karena dirinya.“Sudah bangun?” tanya Lucius seraya membuka matanya, dan mendapati wajah ketakutan Alyn. “Kamu bermimpi buruk?”GREP!Lucius tersenyum lembut saat Aly

  • The Lord of The Criminal   The Story about Lucius and His Lover Act 4.

    “Dari mana saja kamu? Seharian tidak pulang ke rumah dan tanpa kabar pergi ke mananya.”Tubuh Alyn membeku saat terdengar pertanyaan bernada rendah dan penuh amarah, ketika ia baru saja memasuki kediaman Baron Rudeus tersebut. Alyn mendadak kikuk, tidak tahu harus menjawab apa untuk pertanyaan yang dilontarkan oleh tunangannya tersebut.“Aku diajak pergi oleh Suster Diana untuk mengunjungi pusat kota. Karena terlalu malam ketika sampai di panti, aku menginap di sana,” jawab Alyn setelah terdiam selama beberapa saat hanya untuk mengumpulkan keberaniannya tersebut. “Maafkan aku jika telah membuatmu khawatir, Arnold.”“Kau kira aku mudah dibohongi hah!” pekik Arnold merasa geram dengan kebohongan Alyn yang mudah terendus olehnya tersebut. “Kau pikir aku bodoh? Aku mendatangi panti asuhan tempat di mana kamu berasal itu semalam! Mereka mengatakan jika kamu tidak mengunjungi mereka. Dan justru per

  • The Lord of The Criminal   The Story about Lucius and His Lover Act 3.

    Tubuh Alyn kembali membeku, dengan senyuman manisnya yang melebar ketika ia kembali mendapati Lucius tengah menunggunya di depan gerbang panti asuhan. Gadis bersurai hitam legam tersebut tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, karena kembali bertemu dengan Lucius. Bahkan, Alyn terlihat menari-nari kecil sembari mendekati Lucius. Membuat pria yang berada di hadapannya kini itu, tidak bisa menyembunyikan senyumannya.“Sesenang itukah kamu bertemu denganku?” tanya Lucius begitu Alyn berdiri di hadapannya.Alyn mengangguk antusias, “Kita bertemu lagi, Lucius.”“Senang bertemu denganmu, Alyn.”Keduanya kemudian berjalan-jalan memutari taman, sembari menikmati jajanan pinggir jalanan untuk mengganjal perut mereka. Saling bertukar cerita, walaupun percakapan itu didominasi oleh Alyn. Namun, mereka terlihat begitu serasi dan dekat, terlihat seakan-akan mereka adalah sepasang suami istri yang masih merasakan p

DMCA.com Protection Status