Biara yang terletak di kaki bukit Yorkshire Dales, taman nasional Pennines tersebut merupakan salah satu yang terbaik di dataran Inggris raya. Suasana pedesaan dan lembah yang sangat subur merupakan lingkungan yang begitu didambakan bagi pencari kedamaian.
Ada sekitar seratus lima puluh biarawati yang tinggal dan menempuh pendidikan saat ini. Suster kepala biara, Lauren, adalah wanita tua yang berusia hampir mencapai tujuh puluh tahun. Semua penduduk desa tahu, Lauren adalah wanita yang sangat baik dan pemurah.
Hasil perkebunan biara, seringkali dibagikan dengan warga sekitar. Apel dan buah pir mereka adalah yang terbaik dan manis. Belum lagi jika musim nektarin atau plum merah. Hampir seluruh anak-anak muda akan dengan senang hati mengunjungi dan membantu para biarawati untuk memanen buah tersebut.
Kehidupan mereka tampak tenang dan damai. Tidak banyak tempat hiburan yang ada di sekeliling pedesaan tersebut. Hanya ada bar kecil dan beberapa restoran sederhana y
Berita tentang penyerbuan sebuah biara di Yorkshire Dales menjadi berita yang sensational di dunia. Tidak ada televisi yang melewatkan untuk meliput berita tersebut. Seorang biarawati tua yang notabene juga sebagai kepala biara saja yang masih hidup. Selebihnya sekitar seratus lebih orang penghuni biara menjadi korban.Ada kurang lebih sepuluh suster yang meninggal dengan kondisi menggenaskan. Sebagian besar lainnya hilang, lenyap tidak berbekas. Kepolisian terus mengusut hal tersebut, mengingat ini semua mirip dengan peristiwa di negara lain yang mereka sebut sebagai serangan makhluk hybrid.Sejauh ini, tidak ada detektif yang menyelidiki karena pemerintah segera memerintahkan untuk divisi kriminal internasional segera bertindak.Mata dunia mulai perlahan terbuka.Ancaman bahaya sekarang ini tidak hanya datang dari peperangan, konflik narkoba, atau perdagangan manusia (human trafficking) saja. Kemunculan Katya, disebut sebagai sumber terror baru yang har
Sepeninggal Merpola, Roth termenung sendiri dan menjauh dari Coque yang tampak menyesal karena tidak memberitahu Roth tentang ramalan Merpola dari awal. Tapi apa daya, dirinya tidak ingin mengingkari keinginannya yang memang tidak berniat mengatakan rahasia tersebut.Jika Roth tahu, mungkin sahabatnya akan menentang semua habis-habisan. Roth begitu menyayangi Nina dan merasa berhutang budi atas hidup saat ini.Di antara mereka semua tahu, bahwa Roth akan melindungi Nina apa pun yang terjadi.Kebekuan yang entah kapan akan mencari semakin terasa. Roth tenggelam dalam pikirannya sendiri, sementara Coque masih sibuk memikirkan cara menemukan Nina.***Sudah seminggu lebih sejak pertemuan dengan Merpola, mereka berkeliling tanpa arah. Cukup mengkhawatirkan memang karena Katya mendadak berhenti melakukan serangan dan semua terlihat damai dan tidak terdengar berita pembantaian beruntun lagi.Roth duduk di atas sebuah batu yang cukup besar dengan b
Biara yang baru saja tertimpa musibah karena serangan Katya tersebut masih tersegel dengan garis polisi. Coque menggunakan koneksinya untuk memasuki wilayah yang tertutup untuk umum, terutama wartawan tersebut. Roth memasuki ruang demi ruang sembari meneliti dengan seksama. “Kenapa wajahmu, Roth?” tanya Coque dengan heran. Roth menggelengkan kepala dan terus berjalan di depan. “Jangan katakan kau bergidik melihat ini. Sebagai mantan iblis, tentunya sudah cukup biasa bagimu melihat semua ini!” sindir Coque dengan santai. “Sebutan mantan itu artinya tidak lagi melakukan, Coq! Apakah kau pikir Averin sebagai mantan pembunuh bayaran, tidak berat untuk membunuh lagi?” timpal Roth kesal. Coque terkekeh. Roth mulai kembali ke sifat aslinya yang tidak sabar. “Selamat datang kembali, Sobat!” tepuk Coque pada pundaknya. Roth diam-diam menyimpan geli. Coque hanya menggodanya dan ia merasa kesal. Rasa manusiawinya kian menguat dan
Langit di lembah Norwegia mulai menurunkan salju ringan. Coque baru menyadari jika terakhir kali ke tempat tersebut adalah saat mencari jejak untuk menghapus pengaruh Belial. Kini beberapa tahun berlalu dan situasi tempat tersebut tidak lagi sama. Asmund menyambut mereka dengan keheranan. Ketika menyampaikan mengenai Nina yang pergi, entah kemana, dan kondisi dunia yang begitu dicekam ketakutan oleh terror Katya, Asmund justru mengajak mereka menuju ke belakang bukit. Telunjuk Asmund mengacung dengan lurus ke atas. “Lihat langit di sana.” Baik Coque maupun Roth tertegun dan melihat gejala langit yang mirip dengan kejadian ketika Abigail dan Drew diculik. Namun jika kali ini mereka telah pergi selama bertahun-tahun, apa lagi yang akan terjadi nanti? Apakah ini pertanda kejayaan Katya? Atau tanda kebangkitan kekuatan gelap yang telah siap untuk menggempur bumi? “Bukan hanya hari ini langit semakin terlihat mengerikan. Tapi kondisi danau juga san
Puncak gunung Sinai dinaungi oleh awan yang membuat teduh. Sejak Nina memutuskan bertapa dan menempati salah satu batu besar tersebut, awan itu muncul dan berada di sana seperti memayungi Nina dari panasnya matahari.Sudah beberapa waktu lamanya Nina menjauh dari dunia dan menyendiri untuk mendapatkan petunjuk yang jelas dalam hidupnya. Setelah mencoba bergerak mengikuti insting selama ini, Nina justru terperosok ke dalam dunia yang membuatnya tidak lagi mampu melihat dengan kecerdasan berpikir.Dia terperangkap dalam duka dan kehilangan satu persatu sahabat dan teman seperjuangannya membuat Nina rapuh juga putus asa.‘Seandainya saja Karmuzu masih hidup,’ batinnya dengan hati penuh kerinduan.Nina memeras matanya dan kenangannya menarik pikirannya untuk membayangkan beberapa tahun yang lampau.Besar dalam kondisi yang sulit dan ditempa menjadi pembunuh bayaran membuat Nina tidak mengenal istilah berhenti membunuh. Ketika nuraninya menu
SATU JAM SEBELUM KEBANGKITAN ABIGAILBelial menapakkan kaki di labirin gua, dimensi transisi. Bulgur memerintahkan semua iblis budak dan pengikutnya untuk berbaris serta bersiap. Masa hibernasi Abigail akan segera berakhir dan Belial siap membangunkan sang putri Lucifer.Rencana terakhir Belial dalam memberontak dan berusaha merebut bumi untuk menjadi daerah kekuasaannya, akan segera ia laksanakan. Walau bahunya sempat terluka karena tombak Nina, Belial ternyata masih cukup kuat saat ini. Matanya berkilat penuh kegembiraan sekaligus cemas.“Kita akan menuai jiwa di bumi dan menjadi penguasa tunggal!” dendang Bulgur dengan suara yang menjengkelkan. Serak dan fals.Belial mulai mengumpulkan kekuatannya dan membangkitkan Abigail secara perlahan.Putri Lucifer yang akan menuntaskan keinginan serakahnya, mulai mengeliat. Pekik senang dan gegap gempita terlontar memenuhi labirin. Suara para iblis terdengar begitu mengerikan mengaungkan kalima
Kerikil-kerikil kecil itu berlari turun di lereng gunung Sinai. Nina berjalan dengan tempo langkah yang sedang, menuju markas Karmuzu yang tidak jauh dari kaki gunung Sinai. Setelah beberapa waktu meditasi dan mengolah tenaga dalamnya, tanpa Nina sadari, kemampuannya bertambah. Mungkin langkah Nina terlihat biasa saja, tapi ketika kakinya menapak, menuruni lereng, tanah tersebut turut bergetar dengan sendirinya.Nina Averin tidak lagi seorang pemburu iblis yang sama sebelum menaiki puncak Sinai untuk menenangkan diri. Kekuatan dalam dirinya berkembang pesat serta mencapai titik puncak kejayaannya sebagai, mungkin, manusia terkuat.Nina membutuhkan bekal yang lebih dari cukup untuk menjadi lawan tangguh bagi Abigail dan pasukannya nanti. Akan tetapi, walau kini energi dalam dirinya meningkat secara drastis, kekuatan itu bukan untuk merengkuh kemenangan. Nina memiliki rencana lain yang lebih baik, menurut pandangannya pribadi. Hanya Coque yang mengetahui semuanya.
Tidak pernah Pixen sangka jika semua yang pernah Nina ungkapkan padanya akan terjadi begitu cepat. Wanita yang selalu tampil seronok dengan baju seksi tersebut, terlihat terpukul saat menyaksikan para korban yang kebanyakan anak kecil dan kaum wanita.Pixen datang bersama lima puluh pasukan yang menempuh perjalanan melalui portal Roth. Sebelum Roth kembali ke Norwegia, Elba memeluknya dengan erat.Dia telah menceritakan semuanya pada Elba mengenai Coque dan hubungannya dengan Abigail.“Aku juga ingin Abe kembali,” bisik Elba. Roth memegang kepala Elba dengan penuh kasih.“Aku sempat meragukan itu, Mustafa. Ketika Coque menyatakan ramalan Merpola, aku murka. Kini aku sadari bahwa Abigail layak kita selamatkan.” Roth tidak berniat mengusap air matanya yang mulai meleleh perlahan di sudut kelopak.Elba mengangguk dengan tidak ragu lagi.“Dilemanya, kita harus memikirkan Averin,” ucap Roth kemudian. Bibirnya t