Puncak gunung Sinai dinaungi oleh awan yang membuat teduh. Sejak Nina memutuskan bertapa dan menempati salah satu batu besar tersebut, awan itu muncul dan berada di sana seperti memayungi Nina dari panasnya matahari.
Sudah beberapa waktu lamanya Nina menjauh dari dunia dan menyendiri untuk mendapatkan petunjuk yang jelas dalam hidupnya. Setelah mencoba bergerak mengikuti insting selama ini, Nina justru terperosok ke dalam dunia yang membuatnya tidak lagi mampu melihat dengan kecerdasan berpikir.
Dia terperangkap dalam duka dan kehilangan satu persatu sahabat dan teman seperjuangannya membuat Nina rapuh juga putus asa.
‘Seandainya saja Karmuzu masih hidup,’ batinnya dengan hati penuh kerinduan.
Nina memeras matanya dan kenangannya menarik pikirannya untuk membayangkan beberapa tahun yang lampau.
Besar dalam kondisi yang sulit dan ditempa menjadi pembunuh bayaran membuat Nina tidak mengenal istilah berhenti membunuh. Ketika nuraninya menu
SATU JAM SEBELUM KEBANGKITAN ABIGAILBelial menapakkan kaki di labirin gua, dimensi transisi. Bulgur memerintahkan semua iblis budak dan pengikutnya untuk berbaris serta bersiap. Masa hibernasi Abigail akan segera berakhir dan Belial siap membangunkan sang putri Lucifer.Rencana terakhir Belial dalam memberontak dan berusaha merebut bumi untuk menjadi daerah kekuasaannya, akan segera ia laksanakan. Walau bahunya sempat terluka karena tombak Nina, Belial ternyata masih cukup kuat saat ini. Matanya berkilat penuh kegembiraan sekaligus cemas.“Kita akan menuai jiwa di bumi dan menjadi penguasa tunggal!” dendang Bulgur dengan suara yang menjengkelkan. Serak dan fals.Belial mulai mengumpulkan kekuatannya dan membangkitkan Abigail secara perlahan.Putri Lucifer yang akan menuntaskan keinginan serakahnya, mulai mengeliat. Pekik senang dan gegap gempita terlontar memenuhi labirin. Suara para iblis terdengar begitu mengerikan mengaungkan kalima
Kerikil-kerikil kecil itu berlari turun di lereng gunung Sinai. Nina berjalan dengan tempo langkah yang sedang, menuju markas Karmuzu yang tidak jauh dari kaki gunung Sinai. Setelah beberapa waktu meditasi dan mengolah tenaga dalamnya, tanpa Nina sadari, kemampuannya bertambah. Mungkin langkah Nina terlihat biasa saja, tapi ketika kakinya menapak, menuruni lereng, tanah tersebut turut bergetar dengan sendirinya.Nina Averin tidak lagi seorang pemburu iblis yang sama sebelum menaiki puncak Sinai untuk menenangkan diri. Kekuatan dalam dirinya berkembang pesat serta mencapai titik puncak kejayaannya sebagai, mungkin, manusia terkuat.Nina membutuhkan bekal yang lebih dari cukup untuk menjadi lawan tangguh bagi Abigail dan pasukannya nanti. Akan tetapi, walau kini energi dalam dirinya meningkat secara drastis, kekuatan itu bukan untuk merengkuh kemenangan. Nina memiliki rencana lain yang lebih baik, menurut pandangannya pribadi. Hanya Coque yang mengetahui semuanya.
Tidak pernah Pixen sangka jika semua yang pernah Nina ungkapkan padanya akan terjadi begitu cepat. Wanita yang selalu tampil seronok dengan baju seksi tersebut, terlihat terpukul saat menyaksikan para korban yang kebanyakan anak kecil dan kaum wanita.Pixen datang bersama lima puluh pasukan yang menempuh perjalanan melalui portal Roth. Sebelum Roth kembali ke Norwegia, Elba memeluknya dengan erat.Dia telah menceritakan semuanya pada Elba mengenai Coque dan hubungannya dengan Abigail.“Aku juga ingin Abe kembali,” bisik Elba. Roth memegang kepala Elba dengan penuh kasih.“Aku sempat meragukan itu, Mustafa. Ketika Coque menyatakan ramalan Merpola, aku murka. Kini aku sadari bahwa Abigail layak kita selamatkan.” Roth tidak berniat mengusap air matanya yang mulai meleleh perlahan di sudut kelopak.Elba mengangguk dengan tidak ragu lagi.“Dilemanya, kita harus memikirkan Averin,” ucap Roth kemudian. Bibirnya t
Tidak ada satu pun cara ampuh, yang Sky temukan untuk meredam gejolak hati yang makin membara pada Elba. Kian hari, dirinya terjebak dalam pesona pria menawan yang hampir tidak ada cacat di mata Sky. Elba adalah figur dan sosok sempurna, impian semua wanita.Caranya bicara yang lemah lembut dan tertata rapi tidak pernah membosankan. Bahkan saat Elba tertawa, Sky juga memandang dengan penuh kekaguman. Belum pernah ia melihat makhluk, yang Tuhan ciptakan dengan wujud begitu indah dilengkapi karakter menarik.Wibawa Elba saat membawakan arahannya dalam menentukan rencana juga koordinasi bagi tim mereka, menambah daya pikat pria tersebut. Sky ingin menyerahkan diri sepenuhnya pada Elba. Berharap pria Iran tersebut melirik dan melihat dirinya sebagai sosok wanita yang menarik. Bermimpi mendapatkan simpati, walau hanya sekedar keintiman dan kemesraan sementara.Namun Sky tahu itu sia-sia.Elba sepertinya tidak menunjukkan minat padanya sedikit pun. Sky melihat
Pinangan Elba yang terlontar di tengah kekacauan yang saat ini terjadi, cukup menghadirkan suasana hangat dan mengalihkan ketegangan. Saat Nina muncul di hadapan Roth dan Coque, keduanya tertegun dan membeku dengan tubuh kaku.Tanpa mereka duga, Nina kembali pada saat kritis.Roth membiarkan Nina merengkuh tubuhnya dengan erat. Tangannya membalas dekapan itu dengan ragu. Hatinya diliputi kegembiraan karena Nina dalam keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.“Kekuatanmu bertambah,” desis Roth yang pertama kali menyadari jika Nina bukan lagi manusia yang sama. Nina mengangguk disertai senyum lebar.“Kemarilah, Coq. Aku paling merindukan dirimu!” Coque mendekat lalu memeluk Nina perlahan. “Jangan pergi lagi,” bisik Coque dengan suara serak.Nina mengeratkan dekapannya. “Aku janji, kali ini bertahan hingga waktu penghabisan,” balas Nina.“Aku ada berita yang perlu disampai
Pertanyaan Nina yang melontarkan tentang para musuh mereka yang tidak bisa menjangkau Nina, mengendap dalam benak Roth. Kini setelah Karmuzu tiada, mereka sering mengalami kebuntuan yang tidak berujung. “Apakah menurutmu Alter Fidelis bisa membantu kita?” tanya Roth sebelum mereka berangkat. Roth menggelengkan kepala. “Dia tidak ada kabar. Bahkan ketika semua pembantaian terjadi, Fidelis seperti raib ditelan bumi,” sahut Roth. Nina termenung. Coque mengangsurkan ponselnya pada Nina. “Info dari vatikan itu sudah kesekian kali. Mereka kehilangan kontak dengan beberapa jaringan gereja dalam setahun terakhir,” terang Coque. Nina melihat grafik yang menggambarkan data penurunan koordinasi selama sepuluh bulan terakhir. “Apakah kita punya cukup waktu, Averin?” tanya Roth sembari memanggul ranselnya. Nina menghela napas dan menjawab tidak tahu. Elba kembali dengan Bergen dan memasuki tenda mereka. “Baga
Iring-iringan beberapa penduduk yang sedang menuju tempat evakuasi, mengikuti arahan Elba dan Bergen dengan tertib. Sebanyak mungkin mereka menyelamatkan manusia yang mempercayai akan bencana yang akan menyerang dalam waktu yang tidak bisa diperkirakan. Bergen dan Antira juga telah mendesak pemerintah untuk ikut dalam pengungsian tersebut.Walau menghadapi beberapa bantahan dan penolakan, tapi ada beberapa wilayah yang pemerintahnya responsif dan dengan cepat mengatakan bersedia bekerja sama.Bunker atau tempat yang ada di bwaha tanah adalah lokasi yang paling aman untuk bersembunyi. Selain karena sulit untuk dibobol, para iblis juga akan kesulitan mencium bau mereka karena tersamarkan oleh aroma tanah.Bayangan akan tempat yang begitu mengerikan tersebut menari-menari di benak Elba. Tidak tahu kapan itu dimulai, tapi melihat markas Katya, Elba membayangkan sebuah tempat yang menjadi titik awal kerajaan Lucifer berdiri nantinya.Jika mereka kalah nanti, i
Elba bersimpuh di atas sajadah dan dengan khusyuk, melaksanakan sholat tahajudnya. Mata Elba merebak sementara bibirnya bergerak melantunkan ayat demi ayat suci yang mengalir. Bergen memandang dari jauh dan turut bergetar dalam haru, saat menyaksikan bagaimana manusia yang selalu tampak tegar tersebut kini terlihat rapuh ketika menghadap Sang Pencipta dalam doa.“Allahuma lakal hamdu Anta nuurussamaawaati wal ardli wa man fiihinna. Walakal hamdu Anta qayyimussamaawaati wal ardli wa man fihinna. Walakal hamdu Anta rabbussamaawaati wal ardli wa man fiihinna ….”Elba menengadahkan wajah dan menatap ke atas dengan pandangan memohon. Hatinya dipenuhi oleh ratapan akan kondisi yang menimpa umat manusia saat ini.Erangan manusia yang sedang berjuang melawan plak paru yang menyerang mereka masih terdengar di kejauhan.Apakah ada ampunan dari Sang Maha Pengasih?Usai kalimat doa terakhir, Elba meraup wajah dan mengakhiri ibadahnya. Dengan
Menjalani kehidupan kampus dan menjadi manusia terdidik membuat kualitas diri Abigail terbentuk dengan sangat baik.Satu tahun berlalu, remaja yang telah beralih menjadi wanita dewasa muda itu tampak berkembang menjadi pribadi yang memiliki mental kuat, kokoh dan juga tidak cengeng.Delapan belas tahun sudah usianya sekarang. Abigail terlihat secantik kakaknya, Nina.Kulitnya yang halus seperti warna peach di musim semi dengan rambut kemerahan dan mata biru, membuatnya kadang menjadi pusat perhatian.Pada tahun kedua, Abigail mendapat pendampingan dari senior dan tanpa diduga, Conradlah yang terpilih menjadi pendampingnya.Claire yang tergila-gila pada Conrad dengan tulus dan tidak kehilangan antusiasnya mendukung penuh Abigail untuk mendekati.“Kau sinting, Claire!” omel Abigail dengan gelengan kepala tidak berhenti.Rambutnya yang panjang telah ia potong sebahu dan Abigail makin terlihat menawan, tegap dan
Luke melempar bola basket tersebut dan dengan tepat masuk ke dalam keranjang. Tepuk tangan penonton memenuhi di lapangan outdoor kampus. Luke sudah menjadi idola baru sejak awal semester. Baru dua lalu, Luke dinobatkan sebagai pria paling seksi dan itu ditolak mentah-mentah oleh Abigail dan Claire.“Kau pernah menciumku, Abe! Akui saja!” cetus Luke dengan mimik kesal.“Ya! Sebagai latihan dan untuk memenangkan taruhan dengan Claire!” kedua teman wanitanya tos dan terkekeh.Luke mengomel dan jengkel karena dua sahabatnya adalah manusia yang tidak mengakui ketampanannya.“Oh, lihatlah dia! Conrad Siltra! Sangat dewasa, menarik dan cerdas. Kualitas unggul dari seorang pria!” puji Claire dengan ekspresi terpesona tingkat tinggi.Luke dan Abigail menunjukkan mimik tidak setuju.“Angkuh, sombong dan kaku! Itu yang tepat!” bantah Abigail.Kali ini Luke sepakat.“Kalian tidak tahu p
Elba menenteng dua koper milik Abigail ke dalam bagasi mobil dan juga kardus yang berisi semua keperluan yang dibutuhkan selama tinggal di asrama universitas nanti.Hari ini mereka mengantar Abigail ke Montana University untuk mulai kehidupan baru sebagai mahasiswi fakultas kedokteran.Panther duduk di belakang kemudi dan mereka un berangkat.“Tidak seharusnya kalian mengantarku semua!” gerutu Abigail malu.Coque tidak mengacuhkan karena sibuk memeriksa catatan yang ada dalam jurnalnya. Semua yang Abigail butuhkan Coque periksa kembali dengan teliti dan cermat.“Kita harus mampir di supermarket sebentar karena belum ada krim repellent untuk anti nyamuk!” seru Coque menutup jurnalnya dan memasukkan ke dalam saku kemeja.“Buat apa repellent anti nyamuk?” tanya Roth heran.“Di asrama nanti mustahil mereka menjaga kebersihan seperti kita, Roth! Abigail bisa terkena demam berdarah!&rd
Claire dan Luke tidak lagi bertanya atau meragukan keseluruhan kisah hidup Abigail yang sebenarnya mereka sudah dengar desas desisnya sejak kecil dulu sebagai keturunan dari makhluk kegelapan.Tapi semenjak tragedi Belial menimpa seluruh dunia, keduanya tidak menyangka bahwa sahabat mereka yang selama ini dikenal adalah tokoh utama yang berperan bersama iblisnya dalam musibah tersebut.Sebagai remaja yang ternyata menganut paham terbuka dan modern, Claire dan Luke hanya mendukung Abigail sepenuhnya hingga tidak lagi mengalami trauma terhadap apa yang pernah ia lihat di medan perang.Bukan itu saja, seluruh pengalaman pahit Abigail juga perlu diterima dengan nalar dan logika yang cerdas supaya mental tidak terpukul. Disitulah peran kedua remaja dalam hidup Abigail.Sementara itu, Elba telah memeriksa dengan teliti bersama Roth untuk kekuatan adik dari Nina tersebut secara maksimal.Berbagai macam tes dilakukan untuk mengetahui apakah k
Ungkapan paling tepat untuk situasi dunia saat ini adalah mati suri.Hampir sebagian besar perekonomian lumpuh dan kehilangan kemampuan untuk meraih level stabil. Bangkit dari keterpurukan adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan.Semua orang merasa berkepentingan untuk dibantu dan melupakan esensi dari berjuang bersama. Ketakutan yang masih mengukung dan meninggalkan trauma dalam hidup mereka, membuat masing-masing pribadi memilih untuk mempersiapkan diri jika ada kejadian berikutnya.Kecurigaan satu sama lain dan buruk sangka selalu terjadi.Setelah pasca serangan Belial yang sempat mengugah para penyintas untuk saling bahu membahu, tiba-tiba saja bisa berubah. Para manusia saling menarik diri dan jika itu dilihat secara menyeluruh, pemerintah pun seakan bersikap yang sama.Pemimpin negara kehilangan kemampuan mereka untuk mengarahkan rakyat yang semakin memilih cara sendiri untuk bertahan hidup.Hilangnya kepercayaan mereka pada para
Karmuzu mengatakan belum waktunya dan akan tiba saat yang tepat untuk mereka melanjutkan perjalanan ke gunung Sinai. Di sisi lain, Lucifer tidak pernah mampu menemukan di mana Nina Averin berada. Tidak peduli seberapa kuat Raja Iblis itu mencari dengan menyebarkan pasukannya, hasilnya tetap nihil. Rasa heran mulai menguasai diri Lucifer. Siapakah Nina sebenarnya?Abigail tiba pada situasi menjadi remaja yang penuh gejolak dan pemberontakan. Mengancam akan kabur jika tidak dipenuhi permintaannya. Mereka akhirnya mengikuti tuntutan Abigail untuk kembali ke Roger Pass, Montana.Walaupun Nina menentang, Oliver bersikukuh memutuskan untuk memenuhi permintaan Abigail dan kelimanya terbang kembali ke Amerika Serikat.Suatu malam, Oliver bermimpi aneh. Ketika ia menceritakan tentang mimpinya, semua terhenyak. Seseorang yang sangat misterius, mirip dengan sosok malaikat, memberitahu jika Lucifer sesungguhnya memiliki dua putri. Putri sulungnya adalah kunci untuk mengalah
Besar di panti asuhan, Nina Averin terdidik menjadi sosok manusia yang sangat ahli menyamar dan mempertahankan diri. Mengalami masa kecil menggenaskan, Nina bahkan diperkosa saat masih berusia sepuluh tahun.Nina menjadi mesin pembunuh yang telah menjalani tugas ratusan kali. Gadis itu sejak kecil dituntut untuk mematikan emosi juga perasaannya. Hingga pada saat berusia 23 tahun dia memutuskan untuk melarikan diri.Alasan utama Nina melarikan diri karena lelah menjalani kehidupan sebagai pembantai dan kebebasannya terkungkung. Berbeda dengan semua teman yang menjalani profesi dengannya, Nina sudah menunjukkan bakat pemberontak sejak kecil.Bertemu dengan sosok Ben yang sebetulnya adalah Alter Fidelis yang menyamar, Nina mendapat bekal juga tertolong saat terjepit. Namun hari berikutnya, Nina kembali mati-matian menghadapi sindikat yang berusaha membunuhnya. Nina terluka parah.Pada titik terendahnya, Nina memutuskan untuk mengakhiri hidup, namun ia keburu
Bau anyir yang bercampur busuk jenazah menguar di sepanjang lembah Norwegia. Entah bagaimana mereka akan membereskan semua kekacauan ini.Semua masih terlalu berduka dan terpukul akan kepergian Nina.Abigail yang dalam perawatan Sky dan Pixen, belum sepenuhnya pulih. Secara fisik remaja itu baik-baik saja, tapi memori yang terekam dalam benaknya sulit untuk kembali.Bagi Abigail, semua baik-baik saja. Tidak ada yang salah.Berkali-kali pula, dia menanyakan mengenai di mana kakaknya dan semua belum bisa menjawab dengan fakta yang sesungguhnya. Mereka mengalihkan dengan topik yang lain dan Roth mulai tidak nyaman menyembunyikan terus menerus.“Aku seperti menelan racun pahit,” cetus Roth dengan mata lekat menatap Abigail yang sedang menjalani fisioterapi dengan Sky.Fisiknya masih terkadang lemah dan Abigail butuh menghilangkan semua racun yang selama ini bersarang di tubuhnya.Beberapa kali remaja itu muntah cairan hitam me
Lembah Norwegia menjadi saksi tentang sebuah pengorbanan yang tulus dan bukti nyata dari kasih seorang kakak pada adiknya.Abigail yang terkapar di samping Belial, perlahan kembali ke wujud manusia dan luka yang ada di tubuh remaja itu, sembuh dengan sendirinya. Elba melepas jubah dan berjalan mendekat, lalu menutupi tubuh Abigail yang telanjang.Roth mengambil alih dan memberi isyarat pada Elba untuk mendekati Nina, kekasihnya.Pria itu terlihat gemetar, menyentuh tubuh yang masih menelungkup dan tombak masih tertancap di perutnya. Saat membalikkan badan Nina dan mencabut tombak surgawi, Elba tergugu. Mata Nina masih terbuka dan menatap tanpa cahaya.Jarinya menutup dengan ucapan yang mengalun begitu pilu. Tidak pernah terbayang akan mengalami hal yang terjadi saat ini. Siapa yang dapat menyangka, jika Nina benar-benar membutikan ucapannya dulu? Siapa yang bisa menduga, cinta yang Nina miliki begitu besar?Pelukan itu tidak mampu menyingkirkan luk