Mengarungi benua di dunia memberikan sudut pandang yang baru pada Nina. Dirinya baru menyadari jika apa yang terjadi sekarang ini, sangat sulit membedakan antara baik dan buruk. Manusia terbagi menjadi beberapa karakter dan hidup dalam gap yang sangat jauh.
Bagaikan bumi dan langit, Nina melihat jika ada bagian di mana manusia hidup dalam kesusahan dan terancam kelaparan, sementara sisi yang lain menjalani kehidupan yang penuh kemewahan dan menguasai ekonomi dunia.
Di mana belas kasihan yang dulu selalu menjadi dasar kehidupan manusia? Pemerintah yang pernah menjanjikan kehidupan makmur bagi rakyatnya berakhir menjadi tikus negara yang mengeruk keuntungan selagi bisa.
Nina tiba di kota Madinah dan hatinya tersentuh oleh ribuan orang yang berbaju putih menuju kota Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Mereka berasal dari berbagai negara dengan aneka suku dan warna kulit yang berbeda. Namun hanya satu tujuan mereka, menyembah Sang PenciptaNya, Allah Swt.
Nina du
Suara adzan yang berkumandang begitu keras membangunkan Nina dengan tergagap. Ia lupa jika hotel tempat dirinya menginap dekat dengan masjid. Dengan mata setengah mengantuk ia memeriksa ponsel. Panggilan tidak terjawab sebanyak enam kali dari Elba dan lima kali dari Roth juga Panther.Nina segera merasakan ada yang tidak beres.Ada berbagai macam hiburan yang sedang berlangsung di restoran bawah dan Nina terus menuju ke resepsionis. Setelah membayar semua tagihan, muncul dari jauh Nick dan Kezia yang menyeret koper kecil mereka.“Kita menuju Mesir, kapten!” ucap Nina.“Siap, Boss!” jawab Nick sembari memasang kacamata hitamnya. Ketiganya melenggang menuju ke luar.***Nina merasakan guncangan yang keras dan berpikir jika itu turbulence ringan yang biasa mereka rasakan ketika berada di angkasa. Tapi udara begitu cerah dan kepulan asap terlihat dari arah ekor pesawat.“Ada seseorang yang merusak mesin kiri!” teriak Kezia yang muncul dari ruang
Elba menjemput Nina dan dirinya terlihat tidak mampu menahan kesedihan yang begitu mendalam ketika melihat kondisi kedua pegawainya yang harus menemui ajal begitu cepat.“Aku terlambat, El!” rintih Nina dengan hati pilu. Elba merengkuh bahu Nina seperti mencari sandaran untuk berpegang. Coque mengangkat tubuh satu persatu dengan hati-hati dan cermat. Tiga murid Karmuzu yang juga turut dengan mereka membantu mengevakuasi mayat untuk dibawa kembali ke Mesir.“Menurutmu siapa yang tega menyabotase pesawat kami?” tanya Nina dengan mata sayu.Elba menggelengkan kepala lemah.“Kondisi pesawat sudah berupa puing-puing. Kami tidak bisa mengidentifikasikan lagi. Tapi yang pasti ini bukan yang terakhir,” jawab Elba.“Merpola memberitahu tentang kecelakaan ini pada Panther. Tapi ketika aku mencoba menghubungimu, tidak ada jawaban. Begitu juga dengan Panther dan Roth.” Kalimat Elba semakin menambah beban sesal pa
Setelah mengokohkan pasukan pengikut Karmuzu, Nina, Elba dan Coque berangkat menuju Iran untuk Elba mengunjungi makam ayahnya.Ada rasa sesal yang mengelayuti jiwanya. Selama ini, hatinya dipenuhi dendam yang tidak kunjung padam sedikit pun. Merasa ditolak dan diusir dengan tidak hormat, Elba langsung memberikan penilaian pada ayahnya tanpa menimbang dan mencari tahu.Ketika bertemu dengan pamannya, Mousa, Elba menghabiskan waktu yang lebih leluasa dengan pamannya tersebut. Ada banyak cerita yang terungkap selama kepergian Elba beberapa waktu ini.“Abdul adalah kakakku yang sangat keras kepala dan sulit menerima pandangan baru dalam hidupnya. Tapi, El, Abdul mendidikmu dengan sangat keras demi keberhasilan hidup. Dia mengusirmu tapi kemudian hidup dalam penyesalan. Ia tidak pernah memaafkan dirinya atas apa yang dilakukan terhadapmu,” ucap Mousa dengan haru.Elba menatap liuk lilin aroma terapi yang ada di teras istana. Matanya berkaca-kaca dan hatinya ma
Keluarga Elba meratapai kepergian satu-satunya putra mereka dengan raungan yang memilukan. Mousa sendiri tidak memiliki seorang putra. Sebagai satu-satunya pangeran yang tertinggal, Elba sangat berharga bagi mereka. Jika Elba atau salah satu dari mereka tidak mendapatkan keturunan laki-laki, maka tampuk kepemimpinan akan jatuh ke tangan keluarga sepupu mereka dan Mousa tidak menginginkan hal tersebut.Nina juga merasakan kegilaannya memuncak. Ia menyendiri dan tidak habis-habisnya menyesali semua ini.“Kenapa harus Elba yang Abigail ambil, Coq?!” isak Nina dalam kamar yang keluarga kerajaan sediakan untuk mereka.Coque menelan cairan mulutnya dengan gusar. Dalam hati ia tidak berharap untuk menjadi sandera Abigail, apalagi dirinya yang tidak memiliki kekuatan dan pengalaman menghadapi monster tersebut.Kejadian terakhir ketika menghadapi Abigail, monster itu hampir merenggut nyawanya. Coque sangat mengingat momen tersebut sebagai peristiwa ter
Abigail mengeliat dengan tubuh iblisnya yang mencapai bentuk sempurna. Matanya merah menyala dan hasratnya untuk membunuh begitu besar.“Di mana kau simpan panglimaku, Bulgur?” tanya Abigail dengan suara serak mengerikan.“Perut bumi. Dia akan bangkit saat kau berhasil melemahkan kakakmu,” sahut Bulgur dengan seringai licik di wajahnya.“Bagaimana kondisi tawanan kita yang tampan?” tanya Abigail kembali, Bulgur tertawa senang.“Masih lemah dan belum menyadari jika kita membawanya ke tempat ini,” kekehnya dengan lidah sesekali terjulur.Abigail terlihat puas dan ia meringkuk kembali, siap menjalani hibernasi untuk menyempurnakan kekuatannya. Dimensi yang disebut oleh Monterey pada Nina dan temannya adalah dimensi kesedihan. Di mana tidak ada kegembiraan sedikit pun yang ada dalam dimensi tersebut.Jiwa-jiwa manusia yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri dan mati sebelum waktunya akan terdampar
Nina masih terlihat resah dan ia mengetukkan tangan di meja dengan raut gusar. Panther menghela napas berkali-kali sementara tangannya sibuk menuang anggur ke dalam gelasnya.Coque masih menggerutu dan tidak henti-hentinya mengumpat.“Ini semua konyol! Kenapa harus Roth yang pergi? Pria itu sangat lemah dan aku jauh lebih baik darinya!”Nina dan Panther tahu jika Coque menyayangi Roth dan Elba begitu mendalam. Tapi hatinya lebih terpaut pada Roth. Hubungan keduanya yang jarang akur, justru memperdalam ikatan batin yang begitu kuat.Coque memprotes kenapa bukan dia saja yang pergi. Akan lebih baik jika ia yang tersesat daripada Roth. Itu menurut buah pikirannya. Namun semua tahu, jika Coque mustahil melakukan itu. Selain tidak ada pengalaman, jiwa Coque akan lebih mudah tergelincir dan terperosok ke dalam dimensi tersebut.Monterey mulai meminta para pelayan untuk menghidangkan perjamuan pada tamunya. Namun tidak ada satu pun yang bersel
Di suatu tempat yang tersembunyi dari permukaan bumi, dalam relung gua yang cukup dalam, sekumpulan penyihir Celtic berkumpul dan merencanakan tindakan selanjutnya. Beltia, wanita yang menjadi ketua dari perkumpulan itu sekilas memang tampak cantik dan jelita. Namun semua tahu jika usia sesungguhnya sudah melewati dua abad.Penampilannya yang menawan harus ia jaga dengan mengorbankan seorang perawan suci setiap tahunnya. Saat ini, Beltia menugaskan beberapa orang penyihir untuk terus menggempur wilayah yang menjadi sasaran target mereka dan dengan bantuan Belial, ilmu yang dimiliki anggotanya lebih meningkat lagi.“Jangan lupa untuk melumpuhkan wilayah timur. Biarpun ketiga batu penjuru dalam sekapan kita, semua pengikut yang telah mereka didik pasti lambat laun memberontak. Terutama jika pemburu itu masih hidup,” desis Beltia dingin.Matanya menatap ke dalam labirin kecil yang telah disegel dengan mantra pelindung. Tiga manusia membalas tatapannya d
Kumpulan rempah-rempah yang terdiri dari berbagai benda aneh dan binatang menjijikkan tersebut dilemparkan ke dalam kuali panas yang airnya bergolak. Gadis dengan rambut kusut berwarna merah tersebut mengaduk dengan dengungan mantra yang tidak terputus dari mulutnya.Satu persatu senjata dalam berbagai bentuk yang terhampar di meja dia celupkan. Seorang pemuda berbadan kurus membantunya dan teriakan Beltia yang tidak sabar membuat keduanya bekerja lebih cepat.Dua pecutan terlontar dan melukai punggung keduanya. Mereka makin gugup dan mengerjakan dengan tubuh gemetar seraya menahan sakit di punggung yang kini mulai mengucurkan darah.Terlihat sekali jika dua penyihir kecil yang mungkin belum mencapai usia delapan belas tahun tersebut dalam tekanan yang sangat berat.***Nina mengumpulkan memori yang penyihir tua berikan padanya dua hari lalu. Bulan purnama tinggal dua belas hari saja. Jika ia tidak berhasil menemukan tempat tersebut, maka tig