Death Friend Alive
Coque melemparkan ransel terakhir ke dalam bagasinya dan menutup dengan keras. Mustang birunya yang masih dalam kondisi baik, akan membawa mereka untuk menyelidiki siapa oknum di balik percobaan pembunuhan mereka. Nina membayar semua ganti rugi yang disebabkan oleh bom tersebut. Dengan bersungut-sungut, Roth mengumpat dalam bahasa Itali dan tuan rumah itu segera berlari menjauh ketakutan. "Sudahlah, Roth! Elba sudah mengirimkan dana tambahan kembali untuk kita!" tahan Nina. Roth hampir melemparkan serangan pada pria tambun yang serakah tersebut. "Beruntung kekasihmu kaya raya, Averin! Jika tidak, dengan apa kita akan membayar?" tanya Roth masih geram. Nina menggelengkan kepala dengan senyum tipis. "Semua uang Elba tidak pernah ia gunakan selama ini. Hanya untuk membiayai perjalanan dan perjuangan kita saja. Aku heran, kapan uang pangeran tampanmu itu habis?" renung Coque yang kembali menghitung kekayaan ECalling from Other AlphaPanther membuka pintu kamar hotel mereka dan menemukan Elba yang sedang meditasi.Ia tidak pernah memahami, bagaimana pria tampan dan rupawan juga kaya raya seperti Elba, terbungkus dengan apiknya sebagai pribadi santun yang, menurut penilaiannya, sangat sempurna."Berapa kali sehari kamu harus meditasi seperti itu, Elba?" tanya Panther dengan heran. Elba yang sudah selesai melipat sajadahnya dan menunjukkan raut geli."Kami kaum muslim menyebutnya dengan Sholat, Panther," sahut Elba dengan senyum.Panther mengulang kata yang cukup sulit untuk logat Inggrisnya yang sangat kental."Sholat adalah kewajiban bagi pemeluk agama islam yang dilakukan sebanyak lima kali dalam sehari," sambung Elba menanggalkan peci dan meletakkan di atas lipatan sajadahnya."Sebanyak itu?" Panther terdengar takjub."Ya. Cara yang paling tepat untuk mengingatkan setiap umat, untuk tidak lupa bertanya dan menghadap pada
Night to RememberNina, Roth dan Coque membantu menyelamatkan korban ledakan di kepolisian tanpa henti. Ketiganya membongkar semua puing-puing tanpa bantuan alat berat dan itu mengundang keheranan semua manusia yang menyaksikan."Kau yakin melakukan ini, Averin?" tanya Roth sembari mengambil pilar dan melemparkan dengan mudah."Lambat laun mereka akan tahu siapa kita nanti," sahut Nina.Wanita itu masih sibuk mengangkut puing-puing yang dalam sekejap mulai tersingkir.Coque berteriak saat korban kembali ditemukan. Semua segera mendekat dan mengevakuasi korban. Bantuan dari kepolisian datang dan pergerakan mereka tidak berhenti hingga dini hari.Saat semua sudah selesai, Nina duduk dengan napas terengah dan keringat bercucuran. Roth masih membantu Coque yang tampak kalut ketika melihat sahabatnya menjadi salah satu korban ledakan.Nina menunduk dan merenung di antara kekacauan yang saat ini sedang terjadi. Katya mengincar dirinya dan
The Original GriefRumpun semak itu terpotong rapi dengan bentuk kotak. Elve mengagumi sendiri karyanya. Hobi wanita yang telah hidup ribuan tahun tersebut memang merawat bunga dan membuat taman selalu rapi.Taman di sekitar kastilnya terlihat tumbuh dengan subur. Bergen keluar untuk menemui Maxer dan berpamitan pada Elve."Pastikan kembali sebelum makan malam," ucap Elve mesra. Bergen tersenyum dan mengecup istrinya dengan hangat.Hari itu dirinya memiliki janji dengan Maxer untuk mencari pembunuh berantai yang sudah melakukan aksinya daĺam tiga minggu terakhir.Selain karena kecurigaan jika pembunuh tersebut terlibat dengan Belial, Maxer juga khawatir akan keselamatan kaum gipsi yang hidup di karavan. Lebih sulit untuk menjaga keamanan anak-anak mereka yang tinggal dalam lingkungan tanpa penjagaan yang ketat."Seharusnya kamu harus memikirkan cara untuk menetap, Maxer!" saran Bergen serius.Maxer melirik pria di sebelahnya dengan
Instinc to Die BetterBegitu mendarat di Serbia, Elba dan Panther menyewa sebuah mobil yang bisa menempuh jalur sulit, hutan Serbia timur.Mereka melewati jalur yang curam juga terjal. Belum lagi kondisi dingin yang sangat melemahkan fisik keduanya.Setelah menempuh perjalanan yang medannya sangat berat, dalam waktu hampir dua belas jam, akhirnya Panther mencium keberadaan Drew lebih jelas.Mobil yang mereka kendarai tidak bisa mendaki lereng yang memiliki derajat kemiringan mendekati empat puluh lima derajat tersebut.Dengan berjalan kaki, Panther memimpin pendakian mereka menuju gua, tempat Drew disekap. Inilah hutan rimba yang tingkat dinginnya paling parah. Dahan, daun dan juga semak benar-benar membeku dan bisa dipatahkan dengan mudah.Untunglah peralatan Elba sangat lengkap. Mereka tidak membutuhkan ranting kering. Elba membawa lilin parafin yang bisa digunakan untuk bahan bakar membuat api. Dengan alat yang canggih berbentuk bok
Never Ending BurdenSetelah menemui kematian dengan cara menggenaskan, lambat laun tubuh Drew kembali seperti semula. Elba merawat serta membersihkan tubuh gadis belia tersebut dan menyiapkan penguburan yang layak.Panther menimbun tanah dengan rahang mengeras. Ia merasakan kebencian yang begitu membludak. Belial yang memiliki andil dalam hal ini!"Kita harus segea kembali, Panther!" seru Elba seraya menenteng ranselnya.Panther tidak menjawab dan terus membisu.Keduanya menuruni lereng dan segera kembali ke kota.***Penginapan tempat mereka menginap cukup sepi. Elba menikmati whisky local yang rasanya lumayan enak. Panther menenggelamkan diri dalam alkohol. Untuk menutupi kecewa juga sakit hatinya, sang alpha memilih jalan yang pintas."Aku sudah menghubungi Nina. Kondisi mereka tidak begitu baik saat ini. Coque sedang dalam keadaan terluka karena serangan Katya. Nina sudah mengetahui, Panther. Dia tahu Katya hidup kembali. Tapi saat
Man with Nine LifeRumah sakit yang ada di Kosovo, Serbia, menjadi pilihan yang akhirnya Nina sepakati untuk merawat Coque yang terluka parah.Roth terlihat tidak tenang menunggu hingga Coque selesai mendapat perawatan dari tim medis. Ada hal yang cukup mengejutkan memang saat ini. Telepon dari Elba mengabarkan jika Drew telah mengakhiri nyawanya dengan cara yang tragis.Nina tidak menyangka jika Drew memilih untuk mati dari pada tersiksa dalam kungkungan takdir yang keji dan tidak gadis itu inginkan.Perjuangannya kini tinggal mencari Drew. Nina enggan memikirkan Katya yang mengacaukan hidup mereka.Telepon dari Elba masuk. Nina mengangkat sembari menjauh dari lorong rumah sakit tersebut.Elba memberi kabar jika Katya muncul di kota dekat dengan hutan di Serbia timur.Setelah Panther muncul, Katya memilih untuk kabur dan mengancam akan membalas dendam.Ada rasa geram yang menyelimuti hati Nina. Katya semakin bodoh da
Cure for Wounded WolfSelalu berakhir dengan cara yang sama, terluka. Itulah yang terjadi akhir-akhir ini pada hidup Panther.Tidak ada yang lebih baik dari mencoba melupakan dan menyimpan dalam relung yang tersembunyi."Kamu tahu hal yang lucu dari semua petualangan kita?" tanya Elba sembari memasang pelindung di sekekiling desa yang sempat diserang oleh Katya."No clue!" jawab Panther seraya membantu Elba dengan menambah energi untuknya.Elba berhenti sejenak dan mengatur napas."Musuh yang kita hadapi, selalu terhubung satu sama lain. Aku akhirnya merangkum semuanya, ini mirip dengan problem keluarga yang meluas menjadi masalah dunia!"Panther sontak tergelak dan menangkap kelucuan tersebut."Kamu tahu maksudku, bukan?" kekeh Elba. Panther membungkuk dengan tawa keras."Dunia ini menjadi repot karena kita!" timpal Panther masih terdengar geli."Ini gila! Aku juga baru menyadari
Nina menggantung ransel di bahu dan memeluk Coque juga Roth. "Aku akan kembali secepatnya." Janji Nina disambut acungan ibu jari dari kedua rekannya. Sang pemburu harus mengunjungi Roma kembali dan mencari tahu tentang pesan dari Markus yang baru saja Coque terima. Rekannya mengatakan pesan tersebut seharusnya sudah ia terima setahun yang lalu. Akan tetapi entah kenapa, baru terkirim beberapa hari yang lalu. Asumsi Roth cukup masuk akal. Seseorang menyalakan ponsel Markus dan akhirnya pesan tertunda tersebut baru keluar dari kotak draft. Tapi di luar semua asumsi dan anggapan itu, Nina juga Roth memiliki firasat bahwa perpustakaan rahasia Markus menyimpan sesuatu. Dengan spekulasi tinggi, Nina memutuskan berangkat untuk mencari tahu. ***Para biarawan dan biarawati keluar dari kapela sore itu. Misa sore baru saja selesai. Ketika melihat Nina, mereka menyapa dan menyambutnya dengan ramah. Dengan sopan, Nina meminta ijin untuk memer
Menjalani kehidupan kampus dan menjadi manusia terdidik membuat kualitas diri Abigail terbentuk dengan sangat baik.Satu tahun berlalu, remaja yang telah beralih menjadi wanita dewasa muda itu tampak berkembang menjadi pribadi yang memiliki mental kuat, kokoh dan juga tidak cengeng.Delapan belas tahun sudah usianya sekarang. Abigail terlihat secantik kakaknya, Nina.Kulitnya yang halus seperti warna peach di musim semi dengan rambut kemerahan dan mata biru, membuatnya kadang menjadi pusat perhatian.Pada tahun kedua, Abigail mendapat pendampingan dari senior dan tanpa diduga, Conradlah yang terpilih menjadi pendampingnya.Claire yang tergila-gila pada Conrad dengan tulus dan tidak kehilangan antusiasnya mendukung penuh Abigail untuk mendekati.“Kau sinting, Claire!” omel Abigail dengan gelengan kepala tidak berhenti.Rambutnya yang panjang telah ia potong sebahu dan Abigail makin terlihat menawan, tegap dan
Luke melempar bola basket tersebut dan dengan tepat masuk ke dalam keranjang. Tepuk tangan penonton memenuhi di lapangan outdoor kampus. Luke sudah menjadi idola baru sejak awal semester. Baru dua lalu, Luke dinobatkan sebagai pria paling seksi dan itu ditolak mentah-mentah oleh Abigail dan Claire.“Kau pernah menciumku, Abe! Akui saja!” cetus Luke dengan mimik kesal.“Ya! Sebagai latihan dan untuk memenangkan taruhan dengan Claire!” kedua teman wanitanya tos dan terkekeh.Luke mengomel dan jengkel karena dua sahabatnya adalah manusia yang tidak mengakui ketampanannya.“Oh, lihatlah dia! Conrad Siltra! Sangat dewasa, menarik dan cerdas. Kualitas unggul dari seorang pria!” puji Claire dengan ekspresi terpesona tingkat tinggi.Luke dan Abigail menunjukkan mimik tidak setuju.“Angkuh, sombong dan kaku! Itu yang tepat!” bantah Abigail.Kali ini Luke sepakat.“Kalian tidak tahu p
Elba menenteng dua koper milik Abigail ke dalam bagasi mobil dan juga kardus yang berisi semua keperluan yang dibutuhkan selama tinggal di asrama universitas nanti.Hari ini mereka mengantar Abigail ke Montana University untuk mulai kehidupan baru sebagai mahasiswi fakultas kedokteran.Panther duduk di belakang kemudi dan mereka un berangkat.“Tidak seharusnya kalian mengantarku semua!” gerutu Abigail malu.Coque tidak mengacuhkan karena sibuk memeriksa catatan yang ada dalam jurnalnya. Semua yang Abigail butuhkan Coque periksa kembali dengan teliti dan cermat.“Kita harus mampir di supermarket sebentar karena belum ada krim repellent untuk anti nyamuk!” seru Coque menutup jurnalnya dan memasukkan ke dalam saku kemeja.“Buat apa repellent anti nyamuk?” tanya Roth heran.“Di asrama nanti mustahil mereka menjaga kebersihan seperti kita, Roth! Abigail bisa terkena demam berdarah!&rd
Claire dan Luke tidak lagi bertanya atau meragukan keseluruhan kisah hidup Abigail yang sebenarnya mereka sudah dengar desas desisnya sejak kecil dulu sebagai keturunan dari makhluk kegelapan.Tapi semenjak tragedi Belial menimpa seluruh dunia, keduanya tidak menyangka bahwa sahabat mereka yang selama ini dikenal adalah tokoh utama yang berperan bersama iblisnya dalam musibah tersebut.Sebagai remaja yang ternyata menganut paham terbuka dan modern, Claire dan Luke hanya mendukung Abigail sepenuhnya hingga tidak lagi mengalami trauma terhadap apa yang pernah ia lihat di medan perang.Bukan itu saja, seluruh pengalaman pahit Abigail juga perlu diterima dengan nalar dan logika yang cerdas supaya mental tidak terpukul. Disitulah peran kedua remaja dalam hidup Abigail.Sementara itu, Elba telah memeriksa dengan teliti bersama Roth untuk kekuatan adik dari Nina tersebut secara maksimal.Berbagai macam tes dilakukan untuk mengetahui apakah k
Ungkapan paling tepat untuk situasi dunia saat ini adalah mati suri.Hampir sebagian besar perekonomian lumpuh dan kehilangan kemampuan untuk meraih level stabil. Bangkit dari keterpurukan adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan.Semua orang merasa berkepentingan untuk dibantu dan melupakan esensi dari berjuang bersama. Ketakutan yang masih mengukung dan meninggalkan trauma dalam hidup mereka, membuat masing-masing pribadi memilih untuk mempersiapkan diri jika ada kejadian berikutnya.Kecurigaan satu sama lain dan buruk sangka selalu terjadi.Setelah pasca serangan Belial yang sempat mengugah para penyintas untuk saling bahu membahu, tiba-tiba saja bisa berubah. Para manusia saling menarik diri dan jika itu dilihat secara menyeluruh, pemerintah pun seakan bersikap yang sama.Pemimpin negara kehilangan kemampuan mereka untuk mengarahkan rakyat yang semakin memilih cara sendiri untuk bertahan hidup.Hilangnya kepercayaan mereka pada para
Karmuzu mengatakan belum waktunya dan akan tiba saat yang tepat untuk mereka melanjutkan perjalanan ke gunung Sinai. Di sisi lain, Lucifer tidak pernah mampu menemukan di mana Nina Averin berada. Tidak peduli seberapa kuat Raja Iblis itu mencari dengan menyebarkan pasukannya, hasilnya tetap nihil. Rasa heran mulai menguasai diri Lucifer. Siapakah Nina sebenarnya?Abigail tiba pada situasi menjadi remaja yang penuh gejolak dan pemberontakan. Mengancam akan kabur jika tidak dipenuhi permintaannya. Mereka akhirnya mengikuti tuntutan Abigail untuk kembali ke Roger Pass, Montana.Walaupun Nina menentang, Oliver bersikukuh memutuskan untuk memenuhi permintaan Abigail dan kelimanya terbang kembali ke Amerika Serikat.Suatu malam, Oliver bermimpi aneh. Ketika ia menceritakan tentang mimpinya, semua terhenyak. Seseorang yang sangat misterius, mirip dengan sosok malaikat, memberitahu jika Lucifer sesungguhnya memiliki dua putri. Putri sulungnya adalah kunci untuk mengalah
Besar di panti asuhan, Nina Averin terdidik menjadi sosok manusia yang sangat ahli menyamar dan mempertahankan diri. Mengalami masa kecil menggenaskan, Nina bahkan diperkosa saat masih berusia sepuluh tahun.Nina menjadi mesin pembunuh yang telah menjalani tugas ratusan kali. Gadis itu sejak kecil dituntut untuk mematikan emosi juga perasaannya. Hingga pada saat berusia 23 tahun dia memutuskan untuk melarikan diri.Alasan utama Nina melarikan diri karena lelah menjalani kehidupan sebagai pembantai dan kebebasannya terkungkung. Berbeda dengan semua teman yang menjalani profesi dengannya, Nina sudah menunjukkan bakat pemberontak sejak kecil.Bertemu dengan sosok Ben yang sebetulnya adalah Alter Fidelis yang menyamar, Nina mendapat bekal juga tertolong saat terjepit. Namun hari berikutnya, Nina kembali mati-matian menghadapi sindikat yang berusaha membunuhnya. Nina terluka parah.Pada titik terendahnya, Nina memutuskan untuk mengakhiri hidup, namun ia keburu
Bau anyir yang bercampur busuk jenazah menguar di sepanjang lembah Norwegia. Entah bagaimana mereka akan membereskan semua kekacauan ini.Semua masih terlalu berduka dan terpukul akan kepergian Nina.Abigail yang dalam perawatan Sky dan Pixen, belum sepenuhnya pulih. Secara fisik remaja itu baik-baik saja, tapi memori yang terekam dalam benaknya sulit untuk kembali.Bagi Abigail, semua baik-baik saja. Tidak ada yang salah.Berkali-kali pula, dia menanyakan mengenai di mana kakaknya dan semua belum bisa menjawab dengan fakta yang sesungguhnya. Mereka mengalihkan dengan topik yang lain dan Roth mulai tidak nyaman menyembunyikan terus menerus.“Aku seperti menelan racun pahit,” cetus Roth dengan mata lekat menatap Abigail yang sedang menjalani fisioterapi dengan Sky.Fisiknya masih terkadang lemah dan Abigail butuh menghilangkan semua racun yang selama ini bersarang di tubuhnya.Beberapa kali remaja itu muntah cairan hitam me
Lembah Norwegia menjadi saksi tentang sebuah pengorbanan yang tulus dan bukti nyata dari kasih seorang kakak pada adiknya.Abigail yang terkapar di samping Belial, perlahan kembali ke wujud manusia dan luka yang ada di tubuh remaja itu, sembuh dengan sendirinya. Elba melepas jubah dan berjalan mendekat, lalu menutupi tubuh Abigail yang telanjang.Roth mengambil alih dan memberi isyarat pada Elba untuk mendekati Nina, kekasihnya.Pria itu terlihat gemetar, menyentuh tubuh yang masih menelungkup dan tombak masih tertancap di perutnya. Saat membalikkan badan Nina dan mencabut tombak surgawi, Elba tergugu. Mata Nina masih terbuka dan menatap tanpa cahaya.Jarinya menutup dengan ucapan yang mengalun begitu pilu. Tidak pernah terbayang akan mengalami hal yang terjadi saat ini. Siapa yang dapat menyangka, jika Nina benar-benar membutikan ucapannya dulu? Siapa yang bisa menduga, cinta yang Nina miliki begitu besar?Pelukan itu tidak mampu menyingkirkan luk