“Jawab jalang!” bentak Zack menggetarkan seluruh tubuh Beyonce.
“A–aku ….”PLAKK!PLAKK!“Aaarghh!” jeritnya sambil menangis tersedu–sedu. Zack menampar pipinya begitu keras, sampai bunyi tamparannya menggema.Ruangan itu vvip. Jadi, Zack leluasa menyiksanya karena hanya ada mereka berdua di sana. Sementara itu, Beyonce tak bisa melawannya.Karena pria brengsek itu tak membiarkan Beyonce bergeser barang sedetik, ataupun meraih tombol otomatis untuk memanggil tenaga medis ke sana. Langkah–langkah Beyonce terawasi, bagaikan seorang narapidana saja. Tidak sedikitpun rasa iba terbesit di hati Zack, melihat Beyonce kesakitan karena cekikannya. Setelah cintanya berubah menjadi sebuah kebencian membara semenjak tahu Beyonce sudah diperkosa oleh Aldrich. “Kau masih belum mau menjawab, jalang!” bentak Zack begitu marah dengan kedua mata melotot. “Mati saja kau!”Beyonce menggeleng karena tak sanggup bicara, dengan kondisinya yang tercekik. ‘Ampun, ampun! Ya, aku setuju. Lepaskan aku dulu, siapa saja tolong aku?’ teriak Beyonce dalam hati disemburkan melalui gumaman saat wanita itu mendengar derap langkah seseorang melewati kamarnya. Namun Zack malah salah paham, dia mengira wanita malang itu tidak setuju. Tidak kehabisan akal, Zack masih punya cara lain untuk memaksa Beyonce. “Jadi kau tidak mau menikah denganku? Oke!” Zack menarik sudut bibirnya ke atas dengan geram. “Bersiaplah setelah ini menghadapi hari–harimu yang buruk, Beyonce Linch. Karena setelah ini aku akan menyebarkan berita tentangmu di berbagai media sosial, kalau kau sudah mengkhianatiku dan berselingkuh dengan Aldrich!”Mendengar itu, kedua bola mata Beyonce terbelalak. Dia begitu terkejut sekaligus panik. Betapa tidak? Bayangan hari buruk seperti yang dikatakan Zack, membuat seluruh tubuhnya semakin lemas. ‘Cobaan apalagi ini? Kenapa aku harus terperosok ke dalam jurang neraka? Setelah aku terlempar di ranjang sahabatku yang brengsek itu, kini aku malah tenggelam dalam jeratan iblis seperti Zack?’ Gemuruh Beyonce berperang batin, dadanya terasa sesak dan napasnya menyempit. “To–tolong! Hmmmpt …” Belum sempat berteriak, Zack menyumpal mulut Beyonce dengan telapak tangannya yang besar. Jika dulu Aldrich ada untuknya, maka sekarang Beyonce benar–benar sendiri. Astaga! Untuk apa mengharapkan bantuan dari pemerkosa seperti dia? Dua tahun menjalin hubungan, Beyonce cukup tahu bagaimana latar belakang dan karakter Zack. Selain Zack aktif di dunia maya dengan memiliki jutaan followers media sosialnya. Profesi Zack yang menjabat sebagai direktur perbankan di salah satu Bank di Cuiaba—Brazil, membuatnya cukup mengenal para orang penting di stasiun televisi swasta yang selama ini menjadi nasabah prioritasnya itu. Maka Zack tidak akan kesulitan merealisasikan ancamannya, karena dia pasti meminta bantuan pada mereka. Dan jikalau hal itu sampai terjadi, tentu karir Beyonce akan hancur dan Aldrich yang memiliki beberapa tempat Gym di Cuiaba akan bangkrut. Tapi bukan hal itu yang dicemaskan oleh Beyonce. Ia tak peduli lagi soal Aldrich dan semua hal yang berhubungan dengan pria brengsek itu. Biarkan Tuhan yang membalas semua dosa Aldrich. Wanita itu hanya mengkhawatirkan jika atasan di perusahaannya tahu rumor buruknya, maka jatahnya untuk dipromosikan jabatan bulan depan akan terancam gagal. Bahkan bisa–bisa dia juga dipecat. Tidak mudah mencari pekerjaan di Cuiaba, saat semua orang menggunjingkannya dengan perut membesar begitu ia nanti terbukti hamil. Sementara tabungannya sudah menipis demi membiayai pernikahan neraka itu. ‘Oh! Tuhan … kenapa hidupku semengerikan ini? Kenapa aku harus berurusan dengan pria–pria jahat, seperti Zack dan Aldrich?!” Beyonce meraung dalam hatinya, menyesali kebodohannya waktu itu datang ke rumah Aldrich yang membuatnya justru berada dalam masalah besar. Zack sekarang dapat melihat ketakutan dan kecemasan di mata Beyonce. “Apa yang sedang kau pikirkan, huh? Ingin bunuh diri?”Tidak ada, Beyonce lalu memberi tanda menyerah dengan menepuk–nepuk ranjang yang diduduki karena dirinya sudah tak kuat lagi dan hampir pingsan atas cekikan Zack. “Uhuk! Uhuk!” Beyonce terbatuk–batuk setelah Zack melepas cekikan, dia melebarkan mulutnya untuk mengambil napas sebanyak mungkin. Namun rupanya, Zack seperti tak ikhlas melihat Beyonce dapat kembali bernapas. Sebelum dia berhasil membalaskan semua rasa sakit hatinya. Dia kemudian menarik rambut Beyonce ke belakang dengan kuat, sampai wanita lemah itu yang terkejut langsung ambruk ke bawah ranjang. “Argh! Zack … ampuni aku! Ya, ya. A–aku mau menikah denganmu,” putus Beyonce dengan terpaksa dan cepat karena tak ingin kembali disiksa oleh Zack. “Bagus! Aku senang kau tidak membantahku lagi,” katanya bernada tenang dengan mendekati Beyonce yang ketakutan.Wanita itu bergerak perlahan, merangkak ke arah pintu. Beyonce akan bersiap–siap kabur seandainya Zack menyiksanya lagi.“Mau apalagi Zack? Bu–bukankah aku sudah setuju?” Beyonce sontak memejamkan matanya saat tangan Zack terulur ke wajahnya. Mencubit dagunya sampai Beyonce merintih kesakitan. “Aargh! Cukup, ja–jangan siksa aku lagi Zack.”Zack menyeringai bak devil, memperhatikan Beyonce yang tak berdaya. Itu adalah suatu kepuasan tersendiri. “Tenang saja, Bey. Kalau kau tidak berniat kabur dariku sebelum pernikahan terjadi. Aku tidak akan berbuat apapun kepadamu,” ucapnya begitu tajam bak belati, seperti kukunya kini yang tertancap ke kulitnya yang pucat. “Sungguh?” Kini Beyonce berani membuka mata. “Tentu saja.” Pria itu menegakkan tubuhnya setelah membungkuk, Beyonce pun lega karena Zack tak menyiksanya. “Sampai bertemu besok, istriku,” ucap Zack penuh sindiran sarkas seraya berjalan menuju pintu. Istri atau tahanan yang benar? Sanggupkah Beyonce hidup bersama pria psikopat sepertinya?Beyonce membuang muka. Cih! Muak sekali dia mendengar sebutan itu, meskipun dia tak yakin sanggup hidup bersama Zack nantinya dengan menyandang status istri kurang satu hari lagi. Dengan napas tersengal–sengal, Beyonce menenggelamkan wajahnya di antara kedua lutut. Membiarkan segerombolan air mata yang tadi menyesakkan dadanya, turun bak air bah. “Tuhan … tolong cabut saja nyawaku sekarang. Bawa aku bertemu dengan mama dan papa, karena aku tidak sanggup lagi hidup di dunia ini,” ucap Beyonce yang tampak rapuh, sendiri di ruang rawat itu berteman sepi. Wanita malang itu memang hanya sendiri di dunia ini, tidak memiliki keluarga lagi sebab kedua orang tuanya telah meninggal semenjak Beyonce lulus kuliah. ***Keesokan harinya, Aldrich yang tertidur dengan lelap di atas ranjang itu mencoba meraba–raba area Beyonce berbaring. Senyuman bahagia tak lekang menyambut paginya, ingin memeluk Beyonce saat ini.Setelah semalam dia berhasil merenggut kesucian wanita yang dicintainya sejak lama
“Apa yang terjadi dengan Tuan Al?” William sungguh tak tenang, dia mencoba menelepon kembali tapi sayangnya tak diangkat. William memutuskan untuk mencari tahu lewat anak buahnya, karena perasaannya mendadak buruk. Mereka biasanya akan memberi kabar padanya tak lama. “Cari Tuan Aldrich sampai dapat atau nyawa kalian yang menjadi taruhannya. Mengerti!” ancam William di balik telepon. “Baik, Tuan William. Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk melacak keberadaan Bos,” balas anak buahnya sebelum telepon berakhir. Tidak ingin hanya berpangku tangan, William yang penasaran kembali menelepon ke nomor ponsel Aldrich. Dia cuma merasa aneh, panggilannya tersambung tapi tidak ada yang mengangkat. “Ah! Sial!” raungnya karena mendapati hasil yang sama. Hanya berselang lima menit, panggilan telepon William yang terputus itu pun kini tersambung kembali. William tersenyum mengira itu Aldrich yang menghubunginya. Dia pun segera menjawab, “Tuan Al, apakah Anda baik–baik saja?”“Maaf, Tuan. Say
Seminggu kemudian, Aldrich diperbolehkan pihak rumah sakit untuk pulang. Biasanya pasien akan senang mendengar kabar ini, lain halnya pria itu tampak muram terduduk di atas ranjang. Menatap keluar jendela tanpa semangat karena teringat diagnosa dokter tentang kondisinya waktu lalu. “Tuan, mari kita pulang.” Suara William menyadarkan Aldrich dari lamunan. Dengan gerakan lemas menoleh, Aldrich menatap William. “Kenapa kesialan ini terjadi padaku, William? Aku bukan lagi pria yang sempurna, lalu buat apa aku hidup? Harusnya dokter itu menyuntikku mati sekalian!” Mata William membulat sempurna, ia mencoba menenangkan Aldrich yang tampak kacau. “Jangan berkata seperti itu, Tuan—” “Jangan berkata seperti itu bagaimana, huh?” Aldrich melotot dengan suara keras memarahi William. “Jelas–jelas dokter memberitahu kalau gara–gara kecelakaan sialan itu, aku mengalami disfungsi ereksi!” teriaknya sambil memijat kepala. “Dasar bodoh!” umpatnya kepada William lagi. William mengatupkan bibir,
“Zack … kau baik–baik saja, kan? Ma–maaf, aku tidak sengaja melakukan itu padamu,” ucap Beyonce dengan suara gemetar karena panik. Seraya menangis, Beyonce memeriksa pergelangan tangan pria kejam itu. Dia berharap Zack selamat, meski ada desir ketakutan di hatinya. “Syukurlah, dia masih hidup.” Namun kemudian mata Beyonce membulat penuh. Dia segera memangkas jaraknya dari Zack yang masih tergeletak di lantai dengan kepala bersimbah darah. Astaga! Bagaimana nanti kalau Zack bangun? Membayangkan kemurkaan Zack menyiksanya lagi sebagai balas dendam seperti ancamannya sebelum tak sadarkan diri. Itu sungguh mengerikan, karena Zack bisa lebih kejam dari sebelumnya. Sekarang, Beyonce tidak punya banyak waktu untuk berpikir. Wanita itu hanya mengikuti kata hatinya. “Ya, aku harus kabur dan pergi sejauh mungkin dari sini sebelum Zack menyadarinya,” katanya dengan gusar sambil menyeret kakinya yang lemas seperti jelly ke dalam kamar. Beberapa pakaian, berkas penting, buku tabungan da
Gema menghapus sudut matanya yang basah, saat pintu ruang tindakan itu ditutup oleh perawat. Untung saja dia bergerak cepat menghubungi rumah sakit, sehingga ambulans segera datang membawa Beyonce ke rumah sakit. Di bangku kosong depan ruang itu, Gema duduk sendiri menunggu Beyonce selesai ditangani petugas medis. Satu harapan besar Gema, agar Beyonce dan janinnya selamat. “Kasihan Nyonya Bey. Dia pasti stres dengan kehamilannya yang tidak diinginkan,” ucap Gema lirih. Dia ikut bersedih dan tak tenang menunggu tindakan itu yang berlangsung cukup lama. Gema sudah tahu Beyonce hamil karena diperkosa, lantaran wanita malang itu sendiri yang sudah menceritakan kondisinya sejak Gema pertama kali bekerja di rumahnya. Bukan tanpa alasan, Beyonce asal mengumbar aib kepada orang lain. Tapi sosok Gema yang baik dan perhatian kepada Beyonce, mengingatkan wanita itu yang rindu kepada mendiang ibunya. Sama halnya Gema yang menyayangi Beyonce seperti anaknya sendiri. Terdengar derit pintu ter
Gema menggelengkan kepala, menepis ucapan Beyonce. Apalagi saat dia melihat kekosongan di mata wanita itu. “Tidak, Nyonya. Saya yakin perbuatan jahat sekecil apapun akan mendapat balasan. Hanya saja, setiap anak tidak tahu harus lahir dan berasal dari keluarga mana. Mereka dititipkan Tuhan pada kita yang dianggap pantas. Anda pasti tahu, di luar sana banyak pasangan suami istri yang mendambakan anak?” tanya Gema. “Ya, aku tahu Bibi Gema. Sayangnya sebagian dari mereka tidak beruntung memiliki anak,” jawab Beyonce mulai paham ke mana arah pembicaraan Gema. “Kalau saya boleh memberi saran. Pertahankan janin itu dan lahirkan saja, Nyonya. Setelah lahir nanti, kalau Anda masih tidak menginginkannya. Anda bisa memberikannya kepada pasangan lain yang mau mengadopsi,” ucap Gema dengan lembut, tetap menjaga perasaan Beyonce yang mood nya tidak begitu baik. Wanita malang itu butuh dukungan. Setidaknya Gema sudah mencoba memberi jalan tengah. Sementara itu, Beyonce yang masih memegangi peru
Dipecat secara tidak terhormat oleh Tuan Vladimir membuat Zack sakit hati atas penghinaan itu. Bukannya menyadari kesalahan, Zack malah berpikir bosnya tidak tahu berterima kasih. Seharusnya dia membalas dengan menaikkan jabatan Zack yang selama ini bekerja keras demi kemajuan bank itu. “Ada apa denganmu sayang? Apakah pelayananku barusan kurang memuaskan, hum?” tanya wanita seksi itu yang berbaring di sisi Zack. Dia adalah Veneta Rousey, pacar gelap Zack. Mereka berdua telah menjalin hubungan saat Zack juga bertunangan dengan Beyonce.“Aku memiliki banyak masalah hari ini, Vene.” Zack bergeser ke tepi ranjang sambil menggapai botol wine di atas meja. Diam–diam Veneta menatap Zack yang tampak gusar. Sejak pergumulan tadi, Veneta yang lebih dominan. Biasanya pria itu menggebu–gebu menerjangnya di atas ranjang jika tengah berhasrat. Tapi gara–gara pria itu murung, semuanya terasa hambar.“Masalah apa sayang? Apakah berkaitan dengan pekerjaanmu atau si jalang itu?” Nada bicara V
“Zack, apa yang mau kau lakukan padaku?” tanya Veneta panik saat Zack kembali mendekatinya di atas ranjang dengan tatapan mengerikan. Kedua mata wanita itu kian terbelalak dan berusaha kabur setelah melihat belati di tangan Zack yang melayang begitu cepat ke lehernya, wajah Veneta langsung berubah pucat dan tubuhnya tiba–tiba menjadi lumpuh.“Ja–jangan bunuh aku Zack. Aku mohon … bukankah kita memulai hubungan ini dulunya dengan baik. Maka sekarang tolong lepaskanlah aku secara baik–baik?” pinta Veneta sambil menggelengkan kepala. Baik–baik katanya? Sungguh Zack membenci wanita mulai detik ini, karena baru menyadari kebodohannya kalau selama ini dia tertipu oleh wanita busuk itu. Ternyata Veneta tidak pernah mencintainya Zack, tapi hanya mencintai uangnya saja. Menyebalkan, bukan? Veneta melihat bara api di mata Zack dia takut Zack nekat memenggalnya. Astaga! Dia ingin hidup panjang dan tak ingin mati sia–sia di tangan pria brengsek itu. Tapi bagaimana caranya untuk melarikan di
Raiden menyeringai dengan suaranya yang tegas dan bernada mengolok. "Yang dikatakan Beyonce benar! Sayangnya kematianmu tidak akan pernah membuatku puas Zico!"Aldrich dan Beyonce mengatupkan bibir lalu berpikir sama. Kenapa sekarang Raiden bersikap jahat? Apa dia mau membalas dendam atas nama Freya? "Lalu hal apa yang Tuan minta supaya aku bisa bersatu dengan Freya?" "Meski ku minta Beyonce menikah denganku. Barulah kau bisa menikahi Freya!"Tantangan dari Raiden membuat Zico tersentak mundur, berat dia melakukannya saat melihat wajah Aldrich menunjukan kesedihan. Sedangkan di sana Beyonce diam-diam mengusap lelehan matanya saat tak sengaja tertangkap mata Freya. "Co, lakukan saja permintaan Tuan Raiden," suruh Aldrich, baginya saat ini adalah kebahagiaan anak-anaknya. "Lagi pula, aku dan Bey juga sudah lama berpisah. Tinggal meresmikannya di pengadilan."Beyonce tak tahan lagi membungkus rapat sudut matanya yang terus dihujani tangisan. Ia tahu jika Aldrich kebalikannya. "Dad
Di dalam kamar yang ditempati Freya, wanita muda itu tampak berbaring ditemani seorang perawat yang mulai memasang infus. “Suara ribut-ribut apa di luar, Suster?” Freya tak dapat melihatnya lantaran terhalang pintu yang tertutup. Hal itu sengaja dilakukan Raiden yang tidak ingin Freya tahu, tadi Beyonce sempat mendatanginya ke kamar untuk menghalanginya melakukan tindakan terlarang tersebut.“Dad juga belum kembali dari toilet?” tambahnya lagi saat perasaan nya mulai gelisah. Sebenarnya Freya juga ragu dan takut melakukan ini. Ya, selain ini pertama kali juga melibatkan nyawa. “Maaf, Nona. Saya kurang tahu soal itu," jawab suster sembari tersenyum. Freya mengangguk paham. Perawat sejak tadi bersamanya dan sama sekali belum keluar, jadi ia pasti tak tahu soal keributan itu.“Eh, tapi kalau tidak salah …," jeda sang perawat mengingat-ingat. "Tidak salah apa, Sus?" Freya yang melamun karena banyak pikiran pun lalu menanyakan itu. "Mm, sepertinya keluarga pasien di kamar pavil
“Berhenti, aku tidak mengizinkan kau melakukan apapun pada bayi kita, Freya!" Rayden, Freya dan perawat kontan terkejut karena Zico berada tepat di depan mereka saat ini. Terlebih ketegasannya mengakui kehamilan Freya merupakan ulahnya. “Kau?” Setelah menyebut Zico, Freya meringsut dan berlindung di bahu Rayden dengan ekspresi ketakutan.. Melihat itu Zico kemudian mendekatinya. “Freya, dengarkan aku. Kau percaya denganku, kan? Tolong jangan gugurkan bayi kita!”“Apa hakmu huh?!” sambar Rayden lalu mendorong dada Zico hingga pria tanpa persiapan itu sedikit terhuyung. “Freya, demi apapun. Tolong pertahankan bayi kita!” Air mata yang semula membanjiri Freya seketika surut dan dihapus wanita itu dengan kasar. Penuh kesal jari Freya juga ikut mendorong Zico sebagai pelampiasan. “Kau mengatakan ini setelah mencampakkan aku. Apa motif mu, Co?” cecar Freya penuh kecewa sebelum dia mengingat sesuatu, “Oh, jadi benar kau barter dengan Nyonya Bey tentang pernikahan papamu itu dan dia.
“Tolong!” Suara Beyonce sampai serak karena terus berteriak, Mischa jatuh di pelukan nya dalam posisi tak sadarkan diri. Ini sungguh mengejutkan, Beyonce syok hingga tak sengaja makanan yang dibawanya terlepas dari tangan. PRANG! “Sayang, bangun … apa yang telah kau lakukan ini?” Beyonce mengguncang kedua bahu Mischa agar bangun. Penyesalan di hati Ibu dua orang anak itu mencuat saat netranya tertuju pada bekas tangan yang bercap merah di pipi Mischa. Baru kali ini Beyonce menamparnya, mungkin hal itu yang membuat Mischa sakit hati dan melakukan tindakan konyol dengan bunuh diri. “Ada apa?” Zico yang berlari tiba di ambang pintu Mischa yang terbuka lebar. Matanya membelalak saat melihat dengan mata kepalanya sendiri, Mischa terkapar dalam pangkuan Beyonce dengan keadaan tidak baik-baik saja. “Co, tolong bantu adikmu?” mohon Beyonce dengan mata yang di linangi cairan basah kepada putranya terlihat memohon. Darah memang kental, sebelum Beyonce mengatakannya tuk y
"Kau mau menyogokku?!" Mischa menanyakan itu dengan tatapan sinis, berteriak seperti kesetanan pada Aldrich yang dia benci. Semua yang ada di sana pun terkejut dengan sikap Mischa yang terkesan arogan. Di keluarga Dhuarte tak ada yang berani melawan orang tua seperti itu. Sungguh Mischa sangat memalukan di mata Beyonce yang kehilangan mukanya saat ini. Apalagi sekilas Beyonce tak sengaja mendapati gurat sedih Aldrich. Bola mata pria yang pernah memberinya sejuta cinta terlihat memenuh, sebelum hilang setelah Aldrich diam-diam menghapusnya. "Mischa! Jaga ucapanmu kepada papamu!" tegur Beyonce dengan geram, mengepalkan kedua tangannya mendekati gadis itu. "Hormati dia! Paham?""Bey, sudah tidak apa-apa. Mungkin, karena kita tidak pernah bertemu jadi Mischa sedikit canggung," kata Aldrich yang tidak ingin memperkeruh situasi. Wanita yang dipanggilnya itu mengangguk, Aldrich sangat lembut jika bicara pada Zico, juga Mischa yang hanya dua kali bertemu. Kasih sayang Aldrich pada pu
“Kau be-benar Beyonce?” Halves bertanya dengan bibir bergetar. Begitupun tangannya, saat meraih wajah Beyonce untuk memastikan bahwa ia tidak berhalusinasi. Beyonce mengangguk, menyambut tangan Halves dan menggenggamnya sebelum menghamburkan diri memeluk Halves.“Iya, Bibi. Ini aku, Beyonce,” jawabnya dengan berurai air mata, semakin mendekap Halves begitu erat. Ia sangat merindukan Halves, walau dulunya Halves pernah sangat membencinya. Sedangkan Halves yang telah mendengar Beyonce masih hidup dari Zico dan Aldrich, tapi tidak melihatnya secara langsung membuat Halves kurang lega. Pasalnya, dulu istri dari keponakannya itu telah meninggal karena tragedi kebakaran. Ternyata Beyonce tidak meninggal. Sekarang Beyonce berada di depannya, Halves percaya dan benar-benar bahagia. “Aku senang bisa melihatmu lagi sayangku,” kata Halves menyisipkan kerinduannya di sela pelukan. Namun ketika tak sengaja pandangan Halves naik ke depan, dia melihat Mischa yang juga menatap Halves. Wani
"Raiden, aku ingin bicara padamu." Suara Beyonce menahan pria itu ketika akan masuk ke dalam kamar. Bergeming di depan pintu, Raiden kemudian menjawab tanpa berbalik.Pria itu mengembuskan napas kasar dengan tampak malas ia berkata, "Aku sedang lelah. Besok saja kita bicara, Bey."Tidak ingin melewatkan kesempatan bicara dengan Raiden. Beyonce memajukan dirinya berdiri di depan pria itu. Raiden pun berdecak kesal dengan membuang muka, Beyonce dapat melihat keengganan pria itu berbicara padanya dan menghindarinya belakangan ini. "Tapi ini mengenai Freya dan Zico?"Seketika mendengar itu Raiden menolehkan wajahnya menatap Beyonce dengan alis menyatu. Tampak datar membuat Beyonce menelan ludahnya susah payah. "Mengenai putramu itu yang tidak mau bertanggung jawab?" Raiden bertanya tanpa memberi Beyonce kesempatan membalas. Meskipun wanita yang pernah mengisi hatinya itu terus menggeleng—menepis semua tuduhan Raiden. "Hah, sudah bisa ditebak kalau pecundang itu pasti tidak akan p
Sarkas! Ucapan Zico bagaikan panah menembus ulu hati Beyonce yang merasakan sakit teramat dalam. Ibu mana tak sakit hati dikatakan putranya demikian? "Kenapa kau mengatakan itu, Co?" Beyonce bertanya dengan suara gemetar. Zico menyeringai, "Huh? Buat apa kau tersinggung! Bukankah kenyataannya memang begitu?!" Olokan Zico seketika membuat hati Beyonce meringis. Tapi Beyonce tak bisa menyalahkan Zico sepenuhnya, karena sang putra tak tahu kebenarannya yang ia rahasiakan. "Dengarkan mama dulu, Co?" bujuk Beyonce tapi malas didengar Zico yang menggeleng. "Cepat pergi dari sini! Dan perlu kau ingat. Aku tidak akan pernah mengabulkan permintaanmu sampai kapanpun!" tukas Zico dengan suara menggelegar hingga tubuh Beyonce berjengit kaget. Buliran bening di antara mata sayu itu pun runtuh tanpa dapat ditahan lagi. Dadanya sesak. Namun, Beyonce yang sudah bertekad datang ke sana untuk meminta pertanggung jawaban Zico menikahi Freya tak bisa ditunda. "Huh? Kenapa kau tidak pe
"Anak?" Kevin dan Yoel bersilang pandang dengan ekspresi tercengang seperti baru saja melihat hantu. Benarkah Raiden tidak berbohong? Sementara itu, Zico sendiri tampak mematung mencerna semua pernyataan Raiden saat kedua sepupunya itu menatapnya penuh tanya. Kepala Zico terus berputar-putar ke masa-masa Freya dalam jeratannya dan sempat mencoba bunuh diri. Zico terus menerus menggauli Freya sebagai pelampiasan. Mata Zico kemudian membelalak, saat pria itu teringat sesuatu yang membuatnya gelisah dan merasa lemas. 'Astaga! Sial, sial! Waktu itu, aku tak pernah mengenakan pengaman!' rutuk Zico pada dirinya yang dianggap bodoh. "Co." Panggilan dan usapan Kevin di bahunya membuat Zico sampai berjengit dengan raut masih tegang itu. "Benarkah kau... Menghamili putri orang itu? Freya yang dimaksud, apakah Freya yang mengejarmu?" tanya Kevin mencerca Zico meski ragu. Berita itu sangat menggemparkan sampai Kevin dan Yoel sulit menerima. Karena ini semua terlalu mend