Bisikan lembut di telinga Beyonce dari suara maskulin Aldrich yang berhembus itu sangatlah seksi.Sungguh, tak hanya membuat Beyonce mematung saja—dengan jantung bergejolak. Tapi seluruh bulu-bulu halus di kulitnya meremang begitu pesat. Kedua tangan pria itu masih anteng dan semakin hangat menyelimuti punggung terbuka Beyonce yang tangannya menggantung ke udara. Antara ragu dan terkejut tak membalas.“Maafkan kelancangan bibirku yang harus mengatakannya beribu kali. Kalau aku … masih mencintaimu, Bey. Dari dulu aku tak bisa melupakanmu, walau aku sudah berusaha.” Aldrich membenamkan kepalanya di bahu Beyonce, matanya terpejam menikmati wangi tubuh wanita itu demi menenangkan perasaannya yang tak karuan. Beyonce seketika lupa caranya berbicara, mendadak ia bisu. Suaranya terbelit dan lidahnya menjadi kelu, terdiam dalam keheningan. Hingga ketika usapan di punggungnya dari telapak besar Aldrich membuatnya tersadar. “Aku sangat menyayangimu sampai kapanpun, bahkan aku sadar diri. M
“Pak Vincent, apa yang kau lakukan?"Kepanikan itu membuat Beyonce bereaksi. Begitu cemas jika Vincent mencelakai Aldrich. Ia bangun dari tempat duduknya dan berusaha melerai. “Hentikan, Pak. Malu dilihat orang.”Tetapi Vincent tak mempedulikan imbauan Beyonce. Ia malah semakin nekat menarik kerah coat hingga leher Aldrich tercekik. “Dasar pecundang! Kau sengaja datang mengganggu acara makan malamku dengan calon kekasihku!” bentak Vincent yang tampak marah-marah. Aldrich tampak tenang menghadapi Vincent, sementara Beyonce yang ketar-ketir terlihat menarik lengan Vincent untuk menjauh dari Aldrich. “Calon kekasih dari mimpi?” remeh Aldrich, lalu melirik Beyonce dengan tersenyum hangat. “Tolong menyingkirlah sayang.”Kata ‘Sayang’ itu, cukup membuat jantung Beyonce tak berdetak. Kedua pipinya bersemburat merah dan mendadak ia menjadi penurut, kepalanya mengangguk seiring langkahnya mundur menjauhi kedua pria itu yang bersitegang. Dada Vincent terbakar mendengar panggilan itu. “Baj
Kaki telanjang bocah kecil berlarian di tepi pantai dengan tawa lepasnya. Ditemani seorang pria dewasa terkadang menangkapnya, lalu menggendongnya di atas pundak. Mereka berdua terlihat ceria dan sangat akrab layaknya Ayah dan anak."Paman Al, kita buat istana pasir, Yuk!" ajak Zico."Ayo! Siapa takut?” tantangnya segera menurunkan Zico ke bawah pasir.Zico langsung mengambil alat-alatnya dan mengeruk pasir dengan sekrup mainan yang ia ambil dari wanita cantik berbikini pantai itu.Beyonce duduk di atas kursi malas tak jauh darinya, mengawasi putra kesayangannya di kursi pantai sambil menikmati suasana sunset. Dengan meminum sebutir kelapa muda yang menyegarkan dahaga. "Jangan terlalu ke tengah pantai Zico!" teriak Beyonce nampak khawatir dengan lambaian tangan."Tenang Bey, ada aku. Kau santai saja di sana!” sahut Aldrich sekaligus melemparinya juga dengan senyuman. Beyonce pun tersenyum juga memandangi Aldrich. Sebelum ia kembali bersantai dan merasa tenang meninggalkan Zico be
"Apa kau cemburu pada sikap Jemima padaku?” tanya Aldrich lekat mengamati manik-manik berwarna kecoklatan milik Beyonce yang berkemilau.Beyonce yang gugup menggeleng, dengan matanya terpejam. Tak disangka, Aldrich mendekapnya begitu erat. Merasakan kenyamanan, Beyonce tanpa ragu menjulurkan kedua tangannya menyisip ke punggung Aldrich—membalas pelukannya. "Lalu kenapa kau seperti marah dan sedih?" bisik Aldrich sambil melihat ke bawah wajah Beyonce yang menggigit bibir bawah, gelagatnya salah tingkah."Tebakanmu salah.""Sure? Kalau begitu, tatap mataku."Aldrich menunggu wanita itu melakukan suruhannya. Tapi Beyonce diam saja, karena ia tahu kalau pria itu bisa membaca pikirannya melihat dari matanya. "Apa sebagai sahabat, aku tak boleh marah jika ada wanita genit menggodamu?" desis Beyonce beralasan kemudian. "Hanya sahabat, tidak mau lebih?" goda Aldrich gemas. "Maksudnya?" tanya Beyonce, dengan mengangkat wajahnya. Ia memandangi Aldrich sambil menggigit bibir."Jika aku m
Aldrich berkunjung ke ruko Beyonce yang usahanya kini mulai bangkit berkat suntikan dana dari pria itu. Dan kini Aldrich menunjukkan kasih sayang serta kesungguhannya, datang ke sana dengan membawa banyak buah tangan. Memberi perhatian lebih pada Zico, darah dagingnya. Juga calon istrinya yang mengusik tidur Aldrich, karena selalu terbayang wajah Beyonce. “Tuan, Anda banyak sekali membawa makanan?” Gema sampai kaget. Agatha yang membantu membawakannya ke belakang juga tampak kewalahan. “Malam ini, aku ingin merayakan peresmian hubunganku dan Beyonce bersama kalian semua. Sebelum besok mengajak Bey dan Zico bertemu bibiku untuk meminta restu,” jawab Aldrich dengan tersenyum. “Wah! Saya tak sabar menunggu kalian menikah, Tuan. Semoga semuanya berjalan dengan lancar,” sahut Agatha terharu melihat Zico yang sejak tadi nempel dengan Aldrich. Bocah itu terlihat sangat bahagia, bahkan sampai mengumumkan pada semua orang di ruko kalau sebentar lagi Beyonce dan Aldrich akan menikah. “Say
Wajah Aldrich merah padam hingga teriakannya yang keras saat membentak Halves membuat semuanya tercengang. Semua bungkam, tak ada yang berani membantah. Halves pun sama walau ia hampir tak percaya kalau sosok keponakannya tersayang yang pernah tinggal bersamanya dikenal sebagai pribadi yang penyabar dan pendiam itu murka. “Al, tenangkan dirimu. Jangan memarahi bibi Halves terlalu keras?”Suara lembut Beyonce memperingati Aldrich. Seketika menyibak keheningan dan atensi Halves padanya. Mengamati wajah Beyonce dengan lamat saat wanita itu mengusap bahu Aldrich dengan perhatian“Kau seperti ...” Halves menyipitkan mata karena tak memakai kacamata plus nya. Ia tengah berusaha mengingat Beyonce dengan semakin berjalan mendekat. Beyonce tersenyum. “Saya Beyonce Linch, Bibi Halves. Sahabatnya Aldrich dulu yang pernah diajak ke rumah Paman Martinez.”Perlahan Halves ingat. Jadi, yang dimaksud Denize kalau wanita yang diperkosa Aldrich itu Beyonce? Oh, astaga. Halves butuh obat penenang
Di butik kenamaan Salvador inilah, calon pengantin yang selalu mesra itu tengah melakukan fitting jas dan gaun pengantin. Setelah puas memilih desain yang diberikan oleh desainer, masing-masing tengah mencoba pakaian lain yang digunakan untuk resepsi.“Al, bisakah kau menolongku?” panggil Beyonce yang tampak kesusahan mengangkat ujung gaunnya yang panjang. “Tolong apa sayang?” Aldrich mematung saat tiba-tiba berbalik badan, ia disodorkan punggung mulus calon istrinya yang desainnya terbuka mencapai atas bokong meski tertutup furing.“Pegawai butik sedang izin padaku ke toilet dan belum kembali. Sementara aku kesulitan mengaitkan resleting di punggung,” jawab Beyonce.Aldrich pun tersenyum penuh arti. “Baiklah sayang.”Detik berikutnya saat jari Aldrich menarik resletingnya, Beyonce justru memekik. Itu karena Aldrich tidak mengancingnya, tapi ia menjatuhkan bibirnya di sana lalu memeluk Beyonce dari belakang.“Al, apa yang kau lakukan?” Beyonce menggigit bibirnya dan memejam. Tatkala m
Gereja tampak dipenuhi kerabat yang hadir di acara pemberkatan. Semuanya tak sabar melihat ke arah pintu ketika iring-iringan pengantin wanita datang. Terutama mempelai pria, Aldrich Jonas Dhuarte yang tampil gagah mengenakan jas putih celana hitam itu—menatap kagum pada calon istrinya yang begitu cantik dengan gaun pengantin pas di tubuhnya yang seksi. Gaun berbahan heavy silk, bahu atasnya terbuka sampai ke dada. Dengan lengan kain yang turun berbentuk balon, bawah roknya berbentuk duyung. Mencitrakan tubuh jam pasir Beyonce seutuhnya—yang berjalan menggandeng tangan Zico. Bocah itu tampak sangat tampan dan berjalan gagah dengan bangga. Tidak hanya rambutnya saja yang tertata french chrop, tapi jasnya juga couple dengan Aldrich. “Hai, cantik.” Aldrich menyapa Beyonce yang sudah berdiri di sisinya. Beyonce tersipu malu lalu membalasnya, “Halo calon suami. Kau juga tampan.”“Sungguh?” Aldrich mendekatkan wajahnya, bermaksud mengintip wajah Beyonce dari dekat yang tertutup veil.