Wajah Aldrich merah padam hingga teriakannya yang keras saat membentak Halves membuat semuanya tercengang. Semua bungkam, tak ada yang berani membantah. Halves pun sama walau ia hampir tak percaya kalau sosok keponakannya tersayang yang pernah tinggal bersamanya dikenal sebagai pribadi yang penyabar dan pendiam itu murka. “Al, tenangkan dirimu. Jangan memarahi bibi Halves terlalu keras?”Suara lembut Beyonce memperingati Aldrich. Seketika menyibak keheningan dan atensi Halves padanya. Mengamati wajah Beyonce dengan lamat saat wanita itu mengusap bahu Aldrich dengan perhatian“Kau seperti ...” Halves menyipitkan mata karena tak memakai kacamata plus nya. Ia tengah berusaha mengingat Beyonce dengan semakin berjalan mendekat. Beyonce tersenyum. “Saya Beyonce Linch, Bibi Halves. Sahabatnya Aldrich dulu yang pernah diajak ke rumah Paman Martinez.”Perlahan Halves ingat. Jadi, yang dimaksud Denize kalau wanita yang diperkosa Aldrich itu Beyonce? Oh, astaga. Halves butuh obat penenang
Di butik kenamaan Salvador inilah, calon pengantin yang selalu mesra itu tengah melakukan fitting jas dan gaun pengantin. Setelah puas memilih desain yang diberikan oleh desainer, masing-masing tengah mencoba pakaian lain yang digunakan untuk resepsi.“Al, bisakah kau menolongku?” panggil Beyonce yang tampak kesusahan mengangkat ujung gaunnya yang panjang. “Tolong apa sayang?” Aldrich mematung saat tiba-tiba berbalik badan, ia disodorkan punggung mulus calon istrinya yang desainnya terbuka mencapai atas bokong meski tertutup furing.“Pegawai butik sedang izin padaku ke toilet dan belum kembali. Sementara aku kesulitan mengaitkan resleting di punggung,” jawab Beyonce.Aldrich pun tersenyum penuh arti. “Baiklah sayang.”Detik berikutnya saat jari Aldrich menarik resletingnya, Beyonce justru memekik. Itu karena Aldrich tidak mengancingnya, tapi ia menjatuhkan bibirnya di sana lalu memeluk Beyonce dari belakang.“Al, apa yang kau lakukan?” Beyonce menggigit bibirnya dan memejam. Tatkala m
Gereja tampak dipenuhi kerabat yang hadir di acara pemberkatan. Semuanya tak sabar melihat ke arah pintu ketika iring-iringan pengantin wanita datang. Terutama mempelai pria, Aldrich Jonas Dhuarte yang tampil gagah mengenakan jas putih celana hitam itu—menatap kagum pada calon istrinya yang begitu cantik dengan gaun pengantin pas di tubuhnya yang seksi. Gaun berbahan heavy silk, bahu atasnya terbuka sampai ke dada. Dengan lengan kain yang turun berbentuk balon, bawah roknya berbentuk duyung. Mencitrakan tubuh jam pasir Beyonce seutuhnya—yang berjalan menggandeng tangan Zico. Bocah itu tampak sangat tampan dan berjalan gagah dengan bangga. Tidak hanya rambutnya saja yang tertata french chrop, tapi jasnya juga couple dengan Aldrich. “Hai, cantik.” Aldrich menyapa Beyonce yang sudah berdiri di sisinya. Beyonce tersipu malu lalu membalasnya, “Halo calon suami. Kau juga tampan.”“Sungguh?” Aldrich mendekatkan wajahnya, bermaksud mengintip wajah Beyonce dari dekat yang tertutup veil.
Harap bijak 21+***Kemarahan seketika bercokol di dalam dada Beyonce yang membuat tangannya landas di pipi Aldrich. Plakkk! “Teganya kau berkata seperti itu padaku, Al? Dasar brengsek!” maki Beyonce dengan menggebu. Aldrich meringis, mengusap pipinya yang mulutnya terasa kram terkena tamparan tangan Beyonce yang begitu keras. Sesaat mata mereka berdua bertemu. Meski sorot Beyonce tajam, Aldrich dapat melihat kesedihan di matanya yang berkaca-kaca. “Bey, tolong maafkan aku. Tadi aku tidak sengaja.”Terlanjur sakit hati dan marah, Beyonce tak menghiraukan panggilan Aldrich. Beyonce terus berjalan menuju ranjang dan memunguti pakaiannya. Aldrich mengejar, meraih pergelangan tangannya tapi langsung ditepis Beyonce. “Sayang.”Beyonce tak menggubrisnya lagi. Ia mulai mengambil underwear yang akan dikenakan, tapi Aldrich merebutnya dan mengantonginya ke dalam saku celana. “Al, kembalikan!”“Kita harus bicara dulu istriku?” bujuk Aldrich. Beyonce menggembungkan pipinya, dengan dada
"Lezat." Aldrich tersenyum pada Beyonce yang menatapnya penuh gairah dengan tersipu malu dan napas tersengal membumbungkan dada. Aldrich mengusap bibirnya dengan jari yang terlihat amat seksi di mata Beyonce yang menggigit bibir, tak sabar melihat Aldrich menarik resleting celana pada bagian menonjol itu. "Biar aku bantu."Aldrich menaikkan alisnya, sedikit mengerang begitu jarinya tersentuh kulit lembut dari tangan Beyonce yang mencegah. Istrinya tahu-tahu sudah ada di bawahnya ketika ia berdiri. "Serius? Tapi kalau tidak panjang bagaimana?" "Ya, aku panjangkan."Aldrich terkekeh gemas sambil membungkuk, yang langsung disambut ciuman Beyonce yang begitu menggoda. Dengan jari wanita itu meloloskan hingga menurunkan underwear nya. "Oohhh!" Aldrich mendesah, telapak tangan Beyonce membawa miliknya dengan remasan lembut. Ciumannya berpindah posisi, Beyonce menggelamkan mulutnya di sana. Sementara Aldrich memainkan puncak dadanya. "Al...."Beyonce semakin cepat mengulum, Aldrich me
Beyonce tidak bisa menyembunyikan ketakutan di sela rasa nikmat yang terus ia rasakan. Meski berusaha menepis cumbuan Aldrich di sepanjang lehernya, tapi ia juga sulit menolak. Dilihatnya ke segala arah, kemudian Beyonce merasa aneh. Semua orang tiba-tiba menghilang, begitupun celotehan Zico yang tidak ia dengar. "Al, ke mana Zico dan yang lain?" Beyonce memutar tubuhnya menghadap Aldrich, kedua tangannya melingkar di leher pria itu dengan manja. "William dan Agatha mengajaknya bermain agak jauh dari Villa, hanya ada kita berdua di sini sayang," jawab Aldrich sambil mencium bibir Beyonce yang sudah menjadi candu. "Kau ini suka semena-mena!" Beyonce memukuli dada Aldrich dengan cemberut. Aldrich tertawa, menciumi pipi Beyonce lalu menarik kedua kaki Beyonce melingkar di pinggangnya dan dibawanya ke pinggiran kolam. "Anggap saja honeymoon," kata Aldrich dengan nada menggoda, jarinya sibuk mengangkat dari bawah bikini Beyonce. "Omong-omong, kau seksi sekali sayang. Aku jadi tidak b
Sebelumnya, Di luar ruangan Aldrich, berdiri seorang wanita seksi dan seorang pria sedang mengetuk pintu. Aldrich yang baru saja duduk langsung mengecek layar monitor di mejanya. Kening Aldrich mengerut dalam saat menyebutkan nama kedua orang itu. "Sylvania dan Mr. Crewth. Kenapa ia harus mengajak wanita itu? Ck!"Aldrich beranjak, kemudian berjalan membuka pintu dengan ramah pada klien bisnisnya. "Anda saya tunggu sejak tadi."Namun pada wanita seksi yang terus menatapnya dengan genit, Aldrich langsung mengubah sikapnya menjadi dingin. "Terima kasih Mr. Jonas." Crewth mengangguk, tersenyum pada Aldrich yang mempersilakannya duduk di sofa.Aldrich tidak tahu jika Sylvania ternyata belum mengikutinya. Lagi pula ia tidak peduli. Akan tetapi sebelum Aldrich mendekati Crewth. Sylvania mengejutkannya, karena wanita itu tiba-tiba memeluk Aldrich dari samping. "Please, hanya sebentar. Aku merindukanmu Pak Jonas," kata Sylvania memejam mata di sela mendekap tubuh perkasa Aldrich yang hang
Beyonce tercengang dengan kening mengernyit melihat pria itu. "Pak Vincent, kau?""Iya, aku sedang janjian dengan temanku. Lalu aku tak sengaja melihatmu lewat. Bolehkah aku duduk di sini sambil menunggu temanku datang?" tanya Vincent karena Beyonce tampak keberatan. Merasa diabaikan dan sepertinya mood Beyonce kurang baik, Vincent akhirnya kembali berdiri. "Ya, sudah aku pergi dulu kalau begitu. Sampai bertemu lagi, bye!" pamit Vincent. Beyonce yang semula melamun lalu menatap pria itu. "Duduklah, tidak apa-apa!" sergahnya dengan seulas senyum tipis. Sebenarnya ingin sendiri, tapi karena Vincent tidak macam-macam Beyonce berubah pikiran. "Terima kasih, Bey," ucap Vincent sambil menaruh cangkir kopinya di meja lagi. Bertepatan pelayan datang membawa pesanan minum Beyonce. Vincent memperhatikan wanita yang pernah dicintainya itu diam-diam. Dan memulai obrolannya lagi ketika pelayan pergi. "Maaf, di pernikahanmu aku tak datang. Jujur, aku tak siap melihatmu bersanding dengan Mr.