Beranda / Fantasi / The Guardian of Tunlansia / Volume II Chapter 10 - Pengganti Kopi Americano

Share

Volume II Chapter 10 - Pengganti Kopi Americano

Penulis: Pilus_99
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Dan kini 1 set menu baru yg telah dikatakan sebelumnya bahwa makanan kali ini merupakan ciri khas dari masyarakat yg sudah tinggal jauh lebih lama dikerajaan Crimson ini, dengan kata lain makanan yg sudah diwariskan sejak nenek moyang mereka.

Menu utama bernama [ Potato and Sausage Soup/Sup kentang dan sosis ], dan Desertnya [ Honey Cake/Kue Madu). Itulah sedikitnya keterangan yg muncul pada tampilan gim-nya disana,

Dan yg menurutnya sangat luar biasa pada menu pagi ini adalah kehadiran dari secangkir minuman hangat [ Callum Flower Green Tea/Teh hijau bunga callum ].

Sebuah teh yg Yuran inginkan sebelumnya, dengan rasa yg unik walaupun memiliki rasa pahit serta beraroma kuat. Tapi yg jelas minuman ini sangat cocok untuk diminum setelah sesi latihan pagi yg sangat menguras jiwa maupun raganya sendiri.

Benar-benar menenangkan sekali ...

Dan sungguh amat disayangkan kalau ia hanya bisa meminum teh ini setelah ia harus menunggu selama beberapa bulan lamanya. Dikarenakan pengaruh dari e
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 11 - Berdiri Dikaki Sendiri

    ("Daripada disebut dengan roh Dewi, perilakumu itu hampir serupa dengan Iblis Satan!")("...")Yuran yg menyadari sebuah sihir hitam yg sedang diarahkan padanya, secara perlahan-lahan mulai terasa panas menyentuh kulitnya disana. Tapi bukan Yoo Alvisty Durant jika ia semudah itu takut saat menghadapi ancaman dari semua musuh-musuhnya!"Apa maksud dari ucapanmu yg barusan itu huh!? Atau kau sepertinya ... memang lupa dengan siapa kau berhadapan saat ini ya!" Ujar sang dewi Athena tersebut dengan nada mengancam padanya."Ugh ... Uhuk-uhuk!" Tapi sekuat mungkin Yuran mencoba untuk menahan rasa perihnya itu, bahkan saat ini wanita yg masih terus mengarahkan tangannya padanya. Diikuti wajah yg higam muram, yg bahkan saat ini sudah diselumuti aura kemarahan yg sangat hebat. Menatap lekat-lekat kedua mata abu-abunya disana, begitu juga Yuran yg tampak tidak mau mengalah sama sekali. Mencoba bertahan sekuat mungkin, menahan rasa terbakar dipangkal lehernya.

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 12 - Rumit

    "Ah t-tunggu sebentar tuan! Sepertinya ada sedikit kekeliruan disini ...!""Tolong jangan tersinggung dengan perilakuku sebelumnya. T-tidak ada yg salah dengan makanan buatan Nona Nina ... makanannya dihidangkan dengan sangat baik dan sempurna sekali dilidahku! H-hanya saja itu ..."Belum selesai Yuran menjelaskan, Gilgo kembali menekankan ucapannya disana."Apa?! Katakan saja langsung anak muda!"Tapi dilain sisi Yuran tampak sangatlah kesulitan untuk sekedar ia menjelaskan keberadaan dari luka yg saat itu membekas dilehernya.Ah sial! ini sangatlah mengganggu, setiap kali aku bersuara!Rasa panas, gatal sekaligus perih yg terus menjalar disekitar area tenggorokan. Lagi-lagi menyulitkannya untuk berbicara disana, yg kemudian Yuran pun kembali terbatuk-batuk didepan mereka."Uhuk-uhuk! Itu, begini .... K-kondisiku hari ini kurang bagus tuan Gilgo. D-dan tadi ... T-tidak sengaja aku menggigit lidahku hingga berdarah ah-haha!" Jelas Yuran dengan suara terbata-bata.Sambil ia menunjukan

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 13 - Kawanan Burung Gagak

    "Sial! Darimana kekuatan itu berasal sebenarnya?!!" Ujar batinnya yg terheran-heran,Dan Koook! Kook!,Hingga ditengah-tengah lamunan wanita bergaun hitam disana, tak lama muncul kawanan burung gagak yg semula tengah berterbangan diudara, kini mereka serentak mulai mendekat kepadanya.Saling berkumpul hingga tanpa sadar membentuk sebuah postur tubuh dari sesosok misterius, dengan berpakaian serba hitam yg sudah berdiri dibelakangnya saat itu.Walaupun sekilas telah diketahui bahwa keduanya sama-sama tidak memiliki bayangan satu sama lain, tapi mereka terlihat cocok satu sama lain. Mengingat aura dari keduanya yg sama-sama diselimuti oleh kekuatan hitam pekat dari kegelapan sejatinya disana,"LAMA TIDAK BERJUMPA DENGANMU LAGI MYQUEEN..." Ujar dari sosok misterius yg saat itu bersujud dengan menekukan sebelah kakinya dibelakang tubuh sang Dewi Athena.Suaranya terdengar berat tidak beraturan, bak suara kaset yg kusut menusuk telinga siapapun yg mendengarnya."Ah kau lagi ... Jika kau dat

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 14 - Penyembuh Gadungan

    Pagi hari telah berlalu dan kini Yuran sudah berada disuatu tempat, ditengah-tengah pusat keramaian kota disana.Ya sesuai perjanjian antara dirinya dengan sang pemilik tenda penjual peralatan pedang dan alat-alat berburu sihir lainnya. Kini ia menyempatkan dirinya untuk datang, walaupun masih dengan kondisi fisik yg tidak terlalu bagus. Akibat sang Dewi Athena yg sebelumnya ingin membunuhnya didalam penginapan Gilgo beberapa saat yg lalu,Tapi untunglah kehadiran dari Nina dan tuannya disana mampu menghentikan tindakan gila dari wanita tersebut.Tapi tetap saja rasa benci yg masih memenuhi hatinya saat ini, terlebih dengan rasa perih pada lehernya. Yg seketika membuat luka selebar kepalan tangannya tersebut, sangatlah mengganggu aktivitasnya hari ini.Tapi untunglah ia berhasil menemukan seseorang dilokasi tersebut atau lebih tepatnya seorang pria yg katanya mengaku memiliki tipe [ Job Class = Healer Berseker/Penyembuh Gila ] bernama Adolf Ray.Sesuai dengan arti namanya, orang itu m

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 15 - Penampilan?

    Perasaan waspada yg sebelumnya hanya muncul sesaat kini langsung melonjak naik dikala Yuran merasakan adanya energi negatif yg ingin mendekatinya saat itu juga, terlebih dari kedua mata merah muda Adolf yg tampak sedang mengamati lekat-lekat area lehernya saat ini.Tapi Yuran masih diam, tidak bereaksi sama sekali. Tapi pandangannya masih terus mengamati penuh curiga disana,Tidak, kau harus menahan dirimu terlebih dahulu Yuran. Jangan terpancing dan tetap bersikap senormal mungkin ... Ucapnya dalam hati ditengah-tengah pergejolakan hati dan pikirannya yg saat ini tampak saling berlainan disana.Setelah Yuran mengangguk kepalanya tanda setuju, barulah laki-laki muda itu kembali melanjutkannya."Ahh seperti yg sudah saya duga! Kalau Luka anda ini memang jauh lebih parah dari yg terlihat~ ... Ehm! T-tapi jangan khawatir Nona, saya akan segera mengobatinya hingga keakarnya langsung." Ucap pria muda itu dengan nada suara pelan, tapi berat yg hampir bisa terdengar jelas ditelinganya."Hm B

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 16 - Pertemuan Dilain Waktu

    1 setengah jam kemudian...Tepatnya didepan sebuah tenda berwarna kecoklatan yg tampak sedang dijaga letak oleh 2 sosok pria demi human berpakaiannya ala samurai berwarna hijau dan kecoklatan disana. Tak lama tampak keduanya langsung bergerak menghadang seseorang yg saat itu mencoba untuk masuk kedalam tenda dibelakangnya."Berhenti disana! Toko Madam Xiao sementara ditutup dan tidak dibuka hari ini!" Ujar salah atau pria bertelinga anjing tersebut dengan tegasnya, sambil mengarahkan tangan kanannya sebagai simbol untuk orang itu segera menghentikan langkah kakinya disana."Huh? Apa maksudmu?? Aku sudah memiliki janji temu secara langsung dengan pemilik toko ini kemarin. Jadi jangan menghalangiku untuk masuk kedalam-"Belum selesai ia berbicara, kedua pria anjing tersebut langsung segera memblokade area pintu masuk tepat dihadapannya, dengan menggunakan kedua tombak kayu yg saling bersilangan didepannya.Yg sontak saja langsung membuat Yuran menatap tajam kearah mereka, "Apa anda ti

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 17

    Beberapa saat yg lalu ..."H-hei bagaimana sekarang?""Kalau begitu cukup berikan suratnya saja, dan katakan sesuai perintah dari beliau." Dan keduanya pun mengangguk tanda setuju, ditengah-tengah kebingungan Yuran yg masih bingung melihat kearah pria bertubuh jangkung yg saat itu saling berbisik didepannya."Haloo?? Tuan-tuan sekalian! Jadi bagaimana apa aku bisa masuk kedalam atau tidak huh!?" Tanya Yuran dengan nada sedikit kesal, karna kehadirannya disana dirasa telah diabaikan secara sengaja oleh kedua pria setengah binatang itu. Yg jika ia amati sebelumnya merupakan "orang-orang" dari Madam Rossie, Melihat dari gaya pakaiannya yg memiliki corak warna senada dengan wanita tua itu,Tapi, salah satu pria didepannya lagi-lagi melarangnya setelah tepatnya keduanya secara serentak menundukkan kepalanya."Sayangnya tidak. Kami tetep tidak bisa mengijinkan nona Saber untuk masuk kedalam karna suatu alasan tertentu ... T-tapi sebagai gantinya, kami diperintahkan untuk memberikan surat

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 18 - Menggali Informasi

    Dan Yuran pun kembali ,"Baguslah Wanita itu masih belum muncul menghentikan langkahku ditempat ini, setidaknya inilah waktu yg tepat untuk mencari informasi disekitar sini!" Ujarnya yg kemudian bergegas untuk memasuki sudut tiap sudut dari pasar [ Serenity Square Market ] guna mencari sebuah informasi mengenai hal yg sedang terjadi pada tenda wanita tua itu yg mendadak tidak bisa ia masuki seperti sebelumnya.Memasukkan lebih dulu sepucuk surat tersebut kesaku celana dibalik jubah hitamnya, sambil sesekali ia terus memperhatikan kearah langit yg kini tampak semakin silau diatas kepalanya. Membuat Yuran harus mengeratkan tudung yg tengah hampir jatuh dari kepalanya"ahhh menyebalkan sekali sih ... itu berarti aku harus menunggu lebih lama untuk bisa bertemu dengannya?" Keluh Yuran dengan wajah masamnya.Terlebih disaat keduanya sudah memiliki kesepakatan untuk Yuran bisa membeli beberapa senjata dari toko usangnya tersebut, tapi apa-apaan sekarang ini?Yuran justru dilarang masuk kesa

Bab terbaru

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 33

    "Kalau kaian sudah selesai, segera kembali ke posisi masing-masing. Bos akan segera tiba kurang dari 1 setengah jam lagi, Jadi diam dan jangan membicarakan hal yg akan memicu kemarahannya?" Ujarnya, dan tepat sebelum wanita itu menghilang dibalik pintu. Ia kembali berkata dengan ekspresi wajah datarnya,"Satu lagi kau Aidil, hari ini kau yg akan menjaga bocah setengah sekarat itu. Pastikan dia masih bernafas sampai esok pagi, atau kau yg akan kubuat tidak bernapas lagi."Ucapan sekilas tapi meninggalkan bekas pada kedua pria itu, yg serentak bulu kuduknya ikut berdiri setelah mendengar kata-kata penuh ancaman yg keluar dari mulut wanita bernama "Risa Pisauleth" tersebut."Aghh! Yg benar saja ... Kenapa aku harus terjebak diantara orang-orang gila ini!" Tapi tidak dengan pria bernama Aidil yg hanya menghela napasnya, memijit pelan pangkal hidungnya yg terasa pusing. Mendengar keluhannya itu, sontak saja langsung membuat kedua rekan lainnya tidak bisa menahan tawanya disana.Terlebih di

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 32

    Potion ketiga dan keempat yg sama2 memiliki bentuk botol bulat cembung, dengan penyumbat seperti spon coklat dengan diikat tali rami tambahan pada penutup atasnya.【 Potion of Fire Breath 】,【 Potion of Ice Blade 】. Berbeda dari sebelumnya, kedua ramuan ini justru merupakan ramuan berjenis serangan hingga bahkan mampu menciptakan sebuah ledakan api yg sangat besar. Ataupun salah satunya merupakan sebuah serangan dari puluhan pedang yg terbuat dari es, Jika seseorang menyemburkannya langsung kearah lawan mereka.Tapi walaupun begitu ramuan sihir ini bersifat instan dan hanya bisa digunakan sekali disetiap 1 botol pemakaiannya, Bukankah semua khasiat itu terdengar sangat menarik?Apalagi untuk orang yg tidak mahir dalam menggunakan pedangnya, karna selama ini yg bisa ia lakukan hanya berupa serangan langsung. Baik itu menggunakan seni beladirinya ataupun menggunakan senjatanya dahulu.Dan Sekedar info saja Yuran membeli kedua potion tersebut masing2 hingga 4 botol lebih. Walaupun ia masi

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 31 - Hari Yang Panas

    "Cih! Keluar kau jalang sialan! Sipelacur wanita GreenEarth, Zizi Lishabeto!" Tepat setelah teriakan penuh kebencian dari pria demi human itu, tak lama seorang wanita mulai muncul dari kejauhan. Tepatnya dari arah belakang mereka saat itu dengan diikuti suara tawanya,"Wah-wah kupikir ada anjing liar yg sedang bermain dengan keponakan lucuku itu, hingga tanpa sadar ia kehilangan jalan pulangnya. Tapi lihat apa yg sedang kutemukan disini?" Wanita muda itu tampak berdiri dengan santainya, sambil ditemani beberapa kesatria dengan anak panah mereka tepat dikedua sisinya disana. Bisa terlihat juga 2 pedang berwarna hijau sedang melayang-layang diatas kepalanya disana,"Rupanya hanya 3 ekor anjing kampung yg sedang tersesat diwilayah kami ya hahaha!" Ledek wanita tersebut yg juga langsung disahutinya kembali."Benarkah? Kupikir bukan hanya kami seorang yg tersesat disini, melainkan bocah kecil itu juga~ Tapi jangan khawatir, sekarang keponakanmu itu sedang berada ditangan yg tepat ..."Me

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 30

    "Huuu ... Ibu, ayah ... Kalian ada dimana!? D-disini menyeramkan sekali hiks... Nenek tolong aku!!"Dengan ekspresi wajah semakin ketakutannya, bocah itu pun kembali menangis sejadi-jadinya. Berteriak memanggil-manggil nama kakak serta anggota keluarganya, yg masih tidak kunjung datang kepadanya. Berjalan tidak tentu arah, hanya bisa mengikuti kemana kakinya melangkah saat ini. Berjalan semakin dalam masuk kearah hutan lebat yang tidak bisa bocah itu kenali lagi. Dimana dia sekarang? Dan kenapa dia bisa berakhir ditempat itu?Tidak ada lagi yang bisa ia mintai pertolongan, menangis pun sudah percuma sekarang. Bocah itu sudah benar-benar jauh dari jejak kakak maupun orang tuanya saat ini. Dengan kata lain, ia sudah tersesat sekarang. Siapapun tolong aku! Hingga tak lama terdengar didekatnya saat itu juga, suara berupa auman yg ia ketahui kalau itu berasal dari seekor monster iblis diarea hutan dibelakangnya saat itu. Yg juga diikuti suara kicauan dari beberapa burung-burung yg mulai b

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 29 - Hilangnya Dua Kakak Beradik!

    3 jam sebelum penculikan itu terjadi ...Siang itu disuatu rumah hunian besar bergaya alami, dengan didominasi warna coklat pada struktur bangunan yg sepenuhnya terbuat dari kayu-kayu pohon yg kokoh disetiap sudutnya. Tak lupa juga warna pendukung abu-abu yg berfungsi sebagai garis penghias dibagian luar dari rumah yg terletak ditengah2 sebuah hutan disana.Hingga tak lama disela-sela ketenangannya tersebut, seorang bocah perempuan tengah berlari keluar tanpa menggunakan alas kaki. Menuruni beberapa anak tangga dengan riangnya,"Ayo-ayo cepat kejar Kin! Yg lambat akan diberi hukuman loh~!" Serunya yg juga langsung disahuti suara lelaki dari dalam rumah tersebut, "Ayolah kin, ini bukan waktunya untuk kita bermain... Atau Nenek akan memarahiku lagi, jika aku belum mengerjakan semua tugas yg telah ia berikan hari ini ...!" Jawabnya sambil menenteng sepasang sendal kayu ditangan kirinya,Tapi bukannya berniat untuk mengikuti laju dari bocah perempuan yg masih berlari beberapa meter didep

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 28

    "Hmmm!! Hmm!!" Suara jeritan dari salah satu sandranya yg tampak berusaha untuk berontak, melepaskan tali yg tengah mengikat tubuhnya saat itu juga. Walaupun mulut dari keduanya sudah tersumpal kain, tapi tidak membuat orang itu menyerah dan pasrah begitu saja dengan kondisi yg sedang menimpa mereka."Untuk itu kau atur saja nanti deh bagaimana baiknya. Mau kau pisahkan satu-satu, atau kau juga boleh menaruhnya sekaligus disatu tempat. Pokoknya aku tidak peduli~" Jawab pria bertopi koboi dengan malasnya. Tapi tak lama kemudian ia segera menoleh kebelakang. Menatap tajam kearah anak buahnya disana, "Tapi ingat tetap waspada dan perketat lagi keamanannya menjadi dua kali lipat, khusus pada malam ini. Apa kalian mengerti?!" "Baik boss!" Jawabnya serentak sebelum salah satu dari anak buahnya tersebut mulai menghilang dibalik pintu masuk. Dan dua lainnya langsung bersiaga disudut ruangan,Dan pria bertopi koboi itu kemudian berjalan mendekat kearah 2 sandranya yg sudah tertelungkup tida

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 27

    Hingga tak lama bisa terlihat ekspresi sipenjual yg mulai berubah panik saat ia melihat Yuran yg hanya diam mengepalkan tangannya, tidak merespon kembali ucapannya barusan. Setelah rasa keengganan untuk mengakui kondisi dari barang yg ia jajalkan dilapaknya saat itu, terbilang memanglah tidak layak untuk dijual kembali. Dan sekali lagi ia mencoba untuk mempertahankan egonya,Karna bagaimana juga ia ingin bisa membawa hasil yg bagus untuk ia berikan pada keluarga kecilnya."...69 koin Will! Aku tidak bisa lagi menurunkan harganya nona ... A-atau, lebih baik nona pergi saja dari lapakku ini! Jika memang tidak sanggup untuk membelinya ..." Serunya yg tiba-tiba saja mulai meninggikan suaranya, membentak Yuran tepat disampingnya saat itu.Yg seketika langsung merubah raut wajahnya semakin muram mendengarnya,Orang ini benar-benar ...!!Dan tanpa banyak bicara lagi Yuran mulai membalikan badannya, segera menjauh dari lapak sipenjual pakaian loak tersebut. "E-eh!!!?" Pekiknya kaget melihat

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 26

    Dan selagi ia menunggu disana Yuran sesekali tampak menghampiri toko-toko lain yg ada didekatnya saat itu, untuk sekedar menghilangkan rasa jenuhnya. Terlebih toko yg ia datangi saat ini merupakan penjual dari pakaian-pakaian yg memiliki desain yg sangat unik, adapun warna dari coraknya yg terbilang sangatlah ketinggalan jaman untuk seukuran manusia yg datang dari dunia penuh teknologi yg sangatlah maju."Ah maaf permisi tuan, berapa harga untuk pakaian yg ada disana?"Melihat kehadiran Yuran kelapaknya, sontak saja membuat sipenjual pakaian itu langsung bersemangat melihatnya."Oh! Apakah nona tertarik ingin membeli kaos hitam berlengan panjang yg ada disana!? Tidak mahal kok, hanya seharga 100 koin Will saja!"Wow 100 koin Will katanya tadi!? I-itu berarti senilai hampir 100 koin Perak?? Yg benar aja! Apa dia sengaja ingin memeras petualang baru sepertiku?! Omel Yuran yg menggerutu diam2 didalam hatinya."Wah kenapa mahal sekali tuan? 50 Koin Will, aku akan langsung mengambilnya. At

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 25 - Buron Yg Hilang

    [[ Kabar Surat Terbaru - GreenNews Harian! ]]Itulah barisan kata pertama pada highlight tulisan pembuka artikel diawal berita. Yg barusaja diterbitkan dan diedarkan kepada penduduk kerajaan. Tapi yg menjadi pusat perhatian bukanlah berada pada halaman surat pertama pada lembar berita tersebut, melainkan semua perhatian langsung terpusat pada lembar halaman terakhirnya. Tepatnya berada dibawah kolom kedua, dibagian kanan atas surat kabar. Yg sering kali merupakan halaman untuk memberikan informasi dari sang jurnalis, mengenai daftar dari pencarian orang atau yg biasa disebut dengan "Buron". Yg saat itu tengah dicari keberadaanya oleh pihak keamanan internal kerajaan setempat.Dan inilah informasi detailnya,...{{ Selamat Pagi, Salam sejahtera untuk semua penduduk Kerajaan Crimson dimanapun kalian berada. Semoga dewa Zeus selalu melindungi kita semua dari nilai-nilai penyimpangan sosial, serta selalu menjunjung tinggi nilai keadilan. Pagi ini secara mengejutkan laporan datang dari s

DMCA.com Protection Status