Beranda / Fantasi / The Guardian of Tunlansia / Chapter I Volume 20 - Misteri Pertama

Share

Chapter I Volume 20 - Misteri Pertama

Penulis: Pilus_99
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

...

Dimalam yg sangat gelap dan sunyi tampak beberapa bayangan hitam yg sedang bersembunyi didalam kegelapan kabut putih, yg sudah menyelimuti hampir seluruh area pedalaman hutan. 

Diikuti suara lolongan dari para serigala kelaparan yg tengah berkeliaran mencari buruan mangsa yg ingin mereka lahap, Dan beberapa pasang mata merah Yg menyala-nyala satu persatu mulai memunculkan kehadirannya didalam kegelapan malam Yg semakin menambah aura mengerikan didalam hutan itu.

Growwww!

Suara erangan dari monster berbulu Dan bertaring panjang dengan cakar-cakar tajamnya Yg terus mengoyak-oyak ujung tebing, dengan ukuran tubuh sekitar 3 meter besarnya. Diikuti para kawan lain yg juga sudah berbaris dibelakangnya saat ini.

Tapi disisi lain yuran tampak tenang berada didalam Goa Batu dengan kedua tangannya tengah sibuk memasukan ranting-ranting kayu kering kedalam api unggun kecil, yg sengaja ia buat didalam sana untuk menjadi penerangan sekaligus pe
Pilus_99

Don't Forget to Like And Keep Support Me Guys~! ♥️

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Guardian of Tunlansia   Volume I Chapter 21 - Misteri Pertama (2)

    ... Masih berada didekat bebatuan besar dipesisir pantai terlihat sang dewi tengah berdiri diatas sebuah batu sambil kedua mata hijaunya, memandang jauh kearah deburan ombak yang sedang menggulung dan menghantam karang-karang yg berjajar dibibir pantai. Helaian tiap helaian rambut merah ombre dengan gaya ikalnya tampak tertiup semilir angin ditambah dengan kilauan cahaya yg memantul dari ketiga Batu zamrud berwarna hijau, yg terpasang dimahkota bindi diatas kepalanya yg semakin menambah aura kecantikan serta keanggunan Bak seorang ratu kayangan yg sedang turun kebumi. Hingga lamunannya teralihkan oleh suara Yuran yg terdengar panik dari arah belakangnya saat ini, "Yatuhan b-bagaimana cara mengikat ini! Kenapa rumit sekali sih ..." "Ada apa Capt mau kubantu hm?" Ucap sang dewi menoleh kearah Batu besar dimana saat ini Yuran tengah berganti pakaiannya disana. Ya seperti biasanya keduanya kembali berdebat terlebih saat sang dewi

  • The Guardian of Tunlansia   Volume I Chapter 22 - Ginger Sibudak Kucing Dan Sipecundang Taijin

    ... Siang Hari itu, matahari tepat berada di atas ubun ubun kepala, Sinarnya terik hingga mampu menembus sela-sela dari gubuk-gubuk rumah kayu yg saling berhimpitan satu sama lain disebuah pemukiman kumuh yg ada dipinggiran kota. Area jalanan yg sempit terasa pengap dan berantakan sekali disetiap sudut mata memandang kearahnya, belum lagi terlihat sisa-sisa dari genangan air hujan yg turun malam tadi semakin membuat kondisi tempat itu tampak memilukan sekali. Tapi walaupun begitu terasa Angin sepoi sepoi perlahan-lahan mulai menggerakkan dedaunan kering yg tampak berserakan dijalanan hingga berhasil menyapunya bersih hingga kesudut area disana. Dan tak lama sepasang kaki mungil dengan bertelanjang kaki keluar dari salah satu lorong yg ada ditempat itu, dengan langkah penuh terburu-burunya kakinya melewati setiap genangan air yg menghadang didepannya begitu saja. "U-ugh!" Rintih dari mulutnya yg meringis menahan bobot berat dari karung g

  • The Guardian of Tunlansia   Volume I Chapter 23 - Ginger Sibudak Kucing Dan Sipecundang Taijin (2)

    < Sudut Pandang Yuran > Kling! Suara lonceng bell Yg berbunyi nyaring diatas pintu saat tanganku mulai membuka pintu kayu berwarna krem, dibangunan bernama "Heaven Feel" tersebut. "Selamat datang tuanku, katakan padaku apa maksud dan tujuanmu datang kemari hm~?" Ujar seorang wanita dari Ras Elf yg langsung berlari menghampiriku dengan cepat sambil kemudian bergelayut manja dilengan kiriku. "Ah aku tau kau pasti ingin melengkapkan alat-alat perburuanmu itu kan? Kau benar-benar seorang petualang sejati Tuanku~" Dan dengan kedipan mata genitnya ia menoleh kearahku, tapi beruntung tudung pada mantel yg menutupi atas kepalaku tidak bisa terlihat olehnya dari arah samping. Aku hanya mengangguk pelan dengan gugupnya, terlebih saat sang dewi menyebalkan itu lagi-lagi menyuruhku untuk berlaku sewajarnya supaya tingkahku tidak cepat dicurigai oleh orang-orang dikota ini. Sejujurnya ini menggelikan saat kedua

  • The Guardian of Tunlansia   Volume I Chapter 24 - Ginger Sibudak Kucing Dan Sipecundang Taijin (3)

    Author note : Maaf ada sedikit kesalahan dalam penyebutan "Kota" disini ya, aku lupa karna sebutan Kota dijaman Abad pertengahan seharusnya lebih ke "Distrik / District yg artinya sama setingkat dengan Kecamatan ataupun Kota 😅. Karna temanya diabad pertengahan jadi mari kita selami lebih dalam lagi hehe~. Dan Jika ditemukan Ada kesalahan dalam penulisan kata jangan ragu untuk koreksi dikomen ya guys. *** Malam begitu tenang mengiringi keindahan dari suasana malam hari disalah satu distrik, diikuti lentera-lentera tua yg terpasang didinding-dinding bangunan rumah yg terbuat dari besi menggantung sudah menyala terang menerangi area jalanan beraspal disana. Dan Tak-tak! Tak! Suara langkah kaki kuda yg tengah berjalan melewati area distrik pertokoan dengan bangunan kokoh tampak berjejer rapih dipinggiran area jalan besar, dengan terlihat sedikitnya aktifitas lalu-lalang kehidupan pen

  • The Guardian of Tunlansia   Volume I Chapter 25 - Ginger Sibudak Kucing Dan Sipecundang Taijin (4)

    *** 【 Dengar Capt, jika kau tidak bisa menuruti semua perintahku padamu. Maka dengan sangat terpaksa Akan kubuat kau mau mendengarkanku mulai detik ini ... 】 "Yuran ...""Yoo Alvisty Durant ..." ... Disuatu tempat Yg tidak diketahui keberadaannya ... Chip! Chip-chip! Pemandangan yang sungguh sangat indah saat kedua Mata abu-abu milik Yuran terbangun ditengah-tengah hijaunya hutan asri dengan disertai angin sepoi-sepoi bertiup disekitarnya, membawa tiap helaian rambut kecoklatannya yg dipadukan warna highlight Blonde Pirang yg terurai sebahunya. Namun ia sedikit kebingungan dengan apa yang sedang dialaminya saat ini. Ia hanya melihat ke arah kanan dan kirinya yg tampak pohon-pohon besar mengelilingi dirinya saat ini, belum lagi deretan bunga-bunga berwarna-warni yg sedang bermekaran saat terkena cahaya matahari yg sedang menyinarinya. Sebenarnya ia sedang berada di mana? Menga

  • The Guardian of Tunlansia   Volume I Chapter 26 - Ginger Sibudak Kucing Dan Sipecundang Taijin (6)

    "Sudah Ayo makan-makan, kau pasti lapar bukan tuan petualang? Cepat habiskan teh dan roti buatan Nina khusus untukmu haha!" (Gilgo) Pria itu memiliki aksen suara yg aneh dan aku yakin orang Akan salah paham mendengar nada suaranya yg terdengar seolah memang sedang membentakmu saat ini, Tapi aku yakin 100% kalau memang begitulah Gaya bahasa pria kurcaci ini. Tapi walaupun begitu orang ini terlihat baik dan humble sekali, berlainan dengan tampilan wajah seramnya. Ya well ... Don't judge a book by it's cover right? "Oh ya aku lupa memperkenalkan dia padamu tadi, wanita ini adalah budakku yg sudah aku anggap bagian keluargaku sendiri.【 Nina Fusho 】," "Seperti yg tuan Saber lihat dia berasal dari ras kelinci putih, berbeda denganku yg merupakan Ras dwaft ..."(Gilgo) Selagi Gilgo memperkenalkan Nina wanita hanya diam dengan pandangan yg selalu tertunduk kebawah, walaupun sesekali ia mengangguk dan menatap tuan disampingnya.&n

  • The Guardian of Tunlansia   Volume I Chapter 27 - Ginger Sibudak Kucing Dan Sipecundang Taijin (7)

    *** Disebuah kedai bertuliskan "Linda Surgawiku" dengan kondisi tempat tersebut masih ramai akan pengunjung yg datang kesana, Dan tak lama tampak satu persatu jenis makanan mulai dihidangkan diatas meja bundar di paling pojok kedai tersebut mulai dari yg berkuah, keringan sampai hidangan yg terbuat dari daging yg dibakar tapi dengan tampilan penyajiannya yg terlihat aneh dan mengerikan untuk dilihat untuk orang asing seperti Yuran saat ini. Daging yg diletakan ditengah-tengah tulang yg disusun mengelilinginya, "S-silahkan dinikmati makanannya tuan petualang!" (Gadis Kucing) "Benar mungkin kedai kami hanya memiliki menu makanan sedikit, tapi kami bisa menjamin kalau minuman bir kamilah yg terbaik di distrik ini. Jadi jangan ragu untuk mencicipinya~" (Nova) Kedua orang wanita dari ras demi human berdiri disamping meja dengan pakaian krem bercelemek hitam, pakaian keduanya tampak sama hanya saja usia mereka terlihat jauh b

  • The Guardian of Tunlansia   Volume I Chapter 28 - Ginger Sibudak Kucing Dan Dipecundang Taijin (End)

    Hidup itu memang tidak semudah yg orang pikirkan terlebih jika kau dilahirkan dengan kondisi serba kekurangan, membuatmu harus terus bekerja dengan keras hanya untuk sekedar bisa bertahan hidup didunia ini. Tidak peduli mau sehancur apapun kondisimu sekarang ... "Ginger! Ginger dimana kau, kemari dan bantu aku membuka toko!" (Im Yurandell) Pagi itu terlihat seorang wanita bercelemek dengan rambut Kepang berwarna coklat berhiaskan sebuah pita merah diujung rambutnya, sedang sibuk menata-nata pot bunga yg kemudian ia susun rapih diatas meja etalase kayu yg terletak tepat didepan jendela kaca tokonya. Tapi beberapa menit pun berlalu seseorang yg ia panggil masih belum menampakan dirinya bahkan sekedar menyahuti panggilannya hingga saat ini, membuat wanita muda itu mendesah dengan ekspresi kesalnya ia menoleh kearah pintu kayu yg ada dipaling pojok tokonya yg masih tertutup rapat. "Astaga budak pemalas ini benar-benar menyusahkanku sekali! Hei Ginger kau

Bab terbaru

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 33

    "Kalau kaian sudah selesai, segera kembali ke posisi masing-masing. Bos akan segera tiba kurang dari 1 setengah jam lagi, Jadi diam dan jangan membicarakan hal yg akan memicu kemarahannya?" Ujarnya, dan tepat sebelum wanita itu menghilang dibalik pintu. Ia kembali berkata dengan ekspresi wajah datarnya,"Satu lagi kau Aidil, hari ini kau yg akan menjaga bocah setengah sekarat itu. Pastikan dia masih bernafas sampai esok pagi, atau kau yg akan kubuat tidak bernapas lagi."Ucapan sekilas tapi meninggalkan bekas pada kedua pria itu, yg serentak bulu kuduknya ikut berdiri setelah mendengar kata-kata penuh ancaman yg keluar dari mulut wanita bernama "Risa Pisauleth" tersebut."Aghh! Yg benar saja ... Kenapa aku harus terjebak diantara orang-orang gila ini!" Tapi tidak dengan pria bernama Aidil yg hanya menghela napasnya, memijit pelan pangkal hidungnya yg terasa pusing. Mendengar keluhannya itu, sontak saja langsung membuat kedua rekan lainnya tidak bisa menahan tawanya disana.Terlebih di

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 32

    Potion ketiga dan keempat yg sama2 memiliki bentuk botol bulat cembung, dengan penyumbat seperti spon coklat dengan diikat tali rami tambahan pada penutup atasnya.【 Potion of Fire Breath 】,【 Potion of Ice Blade 】. Berbeda dari sebelumnya, kedua ramuan ini justru merupakan ramuan berjenis serangan hingga bahkan mampu menciptakan sebuah ledakan api yg sangat besar. Ataupun salah satunya merupakan sebuah serangan dari puluhan pedang yg terbuat dari es, Jika seseorang menyemburkannya langsung kearah lawan mereka.Tapi walaupun begitu ramuan sihir ini bersifat instan dan hanya bisa digunakan sekali disetiap 1 botol pemakaiannya, Bukankah semua khasiat itu terdengar sangat menarik?Apalagi untuk orang yg tidak mahir dalam menggunakan pedangnya, karna selama ini yg bisa ia lakukan hanya berupa serangan langsung. Baik itu menggunakan seni beladirinya ataupun menggunakan senjatanya dahulu.Dan Sekedar info saja Yuran membeli kedua potion tersebut masing2 hingga 4 botol lebih. Walaupun ia masi

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 31 - Hari Yang Panas

    "Cih! Keluar kau jalang sialan! Sipelacur wanita GreenEarth, Zizi Lishabeto!" Tepat setelah teriakan penuh kebencian dari pria demi human itu, tak lama seorang wanita mulai muncul dari kejauhan. Tepatnya dari arah belakang mereka saat itu dengan diikuti suara tawanya,"Wah-wah kupikir ada anjing liar yg sedang bermain dengan keponakan lucuku itu, hingga tanpa sadar ia kehilangan jalan pulangnya. Tapi lihat apa yg sedang kutemukan disini?" Wanita muda itu tampak berdiri dengan santainya, sambil ditemani beberapa kesatria dengan anak panah mereka tepat dikedua sisinya disana. Bisa terlihat juga 2 pedang berwarna hijau sedang melayang-layang diatas kepalanya disana,"Rupanya hanya 3 ekor anjing kampung yg sedang tersesat diwilayah kami ya hahaha!" Ledek wanita tersebut yg juga langsung disahutinya kembali."Benarkah? Kupikir bukan hanya kami seorang yg tersesat disini, melainkan bocah kecil itu juga~ Tapi jangan khawatir, sekarang keponakanmu itu sedang berada ditangan yg tepat ..."Me

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 30

    "Huuu ... Ibu, ayah ... Kalian ada dimana!? D-disini menyeramkan sekali hiks... Nenek tolong aku!!"Dengan ekspresi wajah semakin ketakutannya, bocah itu pun kembali menangis sejadi-jadinya. Berteriak memanggil-manggil nama kakak serta anggota keluarganya, yg masih tidak kunjung datang kepadanya. Berjalan tidak tentu arah, hanya bisa mengikuti kemana kakinya melangkah saat ini. Berjalan semakin dalam masuk kearah hutan lebat yang tidak bisa bocah itu kenali lagi. Dimana dia sekarang? Dan kenapa dia bisa berakhir ditempat itu?Tidak ada lagi yang bisa ia mintai pertolongan, menangis pun sudah percuma sekarang. Bocah itu sudah benar-benar jauh dari jejak kakak maupun orang tuanya saat ini. Dengan kata lain, ia sudah tersesat sekarang. Siapapun tolong aku! Hingga tak lama terdengar didekatnya saat itu juga, suara berupa auman yg ia ketahui kalau itu berasal dari seekor monster iblis diarea hutan dibelakangnya saat itu. Yg juga diikuti suara kicauan dari beberapa burung-burung yg mulai b

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 29 - Hilangnya Dua Kakak Beradik!

    3 jam sebelum penculikan itu terjadi ...Siang itu disuatu rumah hunian besar bergaya alami, dengan didominasi warna coklat pada struktur bangunan yg sepenuhnya terbuat dari kayu-kayu pohon yg kokoh disetiap sudutnya. Tak lupa juga warna pendukung abu-abu yg berfungsi sebagai garis penghias dibagian luar dari rumah yg terletak ditengah2 sebuah hutan disana.Hingga tak lama disela-sela ketenangannya tersebut, seorang bocah perempuan tengah berlari keluar tanpa menggunakan alas kaki. Menuruni beberapa anak tangga dengan riangnya,"Ayo-ayo cepat kejar Kin! Yg lambat akan diberi hukuman loh~!" Serunya yg juga langsung disahuti suara lelaki dari dalam rumah tersebut, "Ayolah kin, ini bukan waktunya untuk kita bermain... Atau Nenek akan memarahiku lagi, jika aku belum mengerjakan semua tugas yg telah ia berikan hari ini ...!" Jawabnya sambil menenteng sepasang sendal kayu ditangan kirinya,Tapi bukannya berniat untuk mengikuti laju dari bocah perempuan yg masih berlari beberapa meter didep

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 28

    "Hmmm!! Hmm!!" Suara jeritan dari salah satu sandranya yg tampak berusaha untuk berontak, melepaskan tali yg tengah mengikat tubuhnya saat itu juga. Walaupun mulut dari keduanya sudah tersumpal kain, tapi tidak membuat orang itu menyerah dan pasrah begitu saja dengan kondisi yg sedang menimpa mereka."Untuk itu kau atur saja nanti deh bagaimana baiknya. Mau kau pisahkan satu-satu, atau kau juga boleh menaruhnya sekaligus disatu tempat. Pokoknya aku tidak peduli~" Jawab pria bertopi koboi dengan malasnya. Tapi tak lama kemudian ia segera menoleh kebelakang. Menatap tajam kearah anak buahnya disana, "Tapi ingat tetap waspada dan perketat lagi keamanannya menjadi dua kali lipat, khusus pada malam ini. Apa kalian mengerti?!" "Baik boss!" Jawabnya serentak sebelum salah satu dari anak buahnya tersebut mulai menghilang dibalik pintu masuk. Dan dua lainnya langsung bersiaga disudut ruangan,Dan pria bertopi koboi itu kemudian berjalan mendekat kearah 2 sandranya yg sudah tertelungkup tida

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 27

    Hingga tak lama bisa terlihat ekspresi sipenjual yg mulai berubah panik saat ia melihat Yuran yg hanya diam mengepalkan tangannya, tidak merespon kembali ucapannya barusan. Setelah rasa keengganan untuk mengakui kondisi dari barang yg ia jajalkan dilapaknya saat itu, terbilang memanglah tidak layak untuk dijual kembali. Dan sekali lagi ia mencoba untuk mempertahankan egonya,Karna bagaimana juga ia ingin bisa membawa hasil yg bagus untuk ia berikan pada keluarga kecilnya."...69 koin Will! Aku tidak bisa lagi menurunkan harganya nona ... A-atau, lebih baik nona pergi saja dari lapakku ini! Jika memang tidak sanggup untuk membelinya ..." Serunya yg tiba-tiba saja mulai meninggikan suaranya, membentak Yuran tepat disampingnya saat itu.Yg seketika langsung merubah raut wajahnya semakin muram mendengarnya,Orang ini benar-benar ...!!Dan tanpa banyak bicara lagi Yuran mulai membalikan badannya, segera menjauh dari lapak sipenjual pakaian loak tersebut. "E-eh!!!?" Pekiknya kaget melihat

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 26

    Dan selagi ia menunggu disana Yuran sesekali tampak menghampiri toko-toko lain yg ada didekatnya saat itu, untuk sekedar menghilangkan rasa jenuhnya. Terlebih toko yg ia datangi saat ini merupakan penjual dari pakaian-pakaian yg memiliki desain yg sangat unik, adapun warna dari coraknya yg terbilang sangatlah ketinggalan jaman untuk seukuran manusia yg datang dari dunia penuh teknologi yg sangatlah maju."Ah maaf permisi tuan, berapa harga untuk pakaian yg ada disana?"Melihat kehadiran Yuran kelapaknya, sontak saja membuat sipenjual pakaian itu langsung bersemangat melihatnya."Oh! Apakah nona tertarik ingin membeli kaos hitam berlengan panjang yg ada disana!? Tidak mahal kok, hanya seharga 100 koin Will saja!"Wow 100 koin Will katanya tadi!? I-itu berarti senilai hampir 100 koin Perak?? Yg benar aja! Apa dia sengaja ingin memeras petualang baru sepertiku?! Omel Yuran yg menggerutu diam2 didalam hatinya."Wah kenapa mahal sekali tuan? 50 Koin Will, aku akan langsung mengambilnya. At

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 25 - Buron Yg Hilang

    [[ Kabar Surat Terbaru - GreenNews Harian! ]]Itulah barisan kata pertama pada highlight tulisan pembuka artikel diawal berita. Yg barusaja diterbitkan dan diedarkan kepada penduduk kerajaan. Tapi yg menjadi pusat perhatian bukanlah berada pada halaman surat pertama pada lembar berita tersebut, melainkan semua perhatian langsung terpusat pada lembar halaman terakhirnya. Tepatnya berada dibawah kolom kedua, dibagian kanan atas surat kabar. Yg sering kali merupakan halaman untuk memberikan informasi dari sang jurnalis, mengenai daftar dari pencarian orang atau yg biasa disebut dengan "Buron". Yg saat itu tengah dicari keberadaanya oleh pihak keamanan internal kerajaan setempat.Dan inilah informasi detailnya,...{{ Selamat Pagi, Salam sejahtera untuk semua penduduk Kerajaan Crimson dimanapun kalian berada. Semoga dewa Zeus selalu melindungi kita semua dari nilai-nilai penyimpangan sosial, serta selalu menjunjung tinggi nilai keadilan. Pagi ini secara mengejutkan laporan datang dari s

DMCA.com Protection Status