Beranda / Romansa / The Devil CEO / Aset Berharga Alves Corp

Share

Aset Berharga Alves Corp

Penulis: Kakarllak
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-01 22:36:37

Ethand menunggu dengan tidak sabar di dalam ruangannya. Ia lagi-lagi menghubungi Ryan namun tidak ada jawaban di sana. Alhasil ponsel miliknya di buang begitu saja di atas meja kerjanya. Ia berjalan ke sana ke mari karena Ryan belum juga kembali.

Lima belas menit kemudian, pintu ruangan di buka dan itu adalah sekretarisnya. Ia menatap nanar Ryan yang berjalan mendekati meja kerjanya.

“Apakah panggilanku tidak begitu penting bagimu?” tanyanya dengan nada dingin. Ryan dapat merasakan hawa dingin di ruangan itu. Ia sengaja tidak membalas ucapan Ethand. Ryan hanya tertunduk dan menyembunyikan rasa lucu dalam hatinya.

“Apakah mulutmu juga sudah tidak berfungsi lagi?” Ethand lagi-lagi dengan suara dingin bahkan kali ini terdengar lebih dingin dan menyeramkan dari sebelumnya.

“Ma-maafkan saya, Pak. Ponsel saya di silent tadi jadi tidak mengetahui jika Bapak menelepon.” Ryan sengaja mencari alasan dan dengan wajah menuju ke lan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Devil CEO   Kesukaan NN

    Emma kembali ke tempat duduknya dengan perasaan heran. Apakah karena dirinya telah mengatasi peretas itu? Namun ini berlebihan. Seorang dokter memiliki banyak pasien tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja.“Apakah itu suruhan pak Ethand?” tanya Sobig ketika melihat raut wajah Emma yang muram.“Iya.” Emma bersandar pada kursi kerjanya. “Apa tidak berlebihan yah?” tanya Emma seraya menggigit bibir bawahnya.“Apakah kamu tidak sadar?” Sobig dengan tatapan ke layar komputer.“Maksud kamu?” tanya Emma seraya duduk tegak menghadap Sobig.“Kamu adalah aset berharga Alves Corp sekarang. Jadi kesehatan dan keselamatanmu adalah perhatian utama mereka.” Emma akhirnya memahami. Ia pikir ada niat lain dari atasannya tersebut. Ia mengutuk dirinya dalam hati karena telah berpikiran macam-macam.Emma pun terdiam dan kembali fokus pada pekerjaannya. Mac melihat Sobig dan Emma sudah m

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Mobil yang Mencurigakan

    Ryan menendang udara begitu saja. Ia mengusap wajahnya kasar. Ethand hanya menggelengkan kepala ketika Ryan kembali menghampirinya.“Sejak kapan kamu begitu bodoh, Ryan?” Pertama kalinya, Ethand memanggil nama Ryan. Mendengar Ethand menyebut namanya Ryan hanya bisa tertunduk.“Maaf, Pak.”Ethand kembali masuk ke dalam lobi perusahaan. Ryan tidak berani mengejar dan membiarkan Ethand masuk sendiri ke dalam. Ia menyadari jika dirinya terlalu cepat emosi sehingga membuat Ethand menilainya bodoh.Dengan kesal ia menyusul atasannya. Ia harus mengetahui apa yang sudah terjadi dan siapa pemilik mobil tersebut.Mata Ryan menjelajahi seluruh lobi namun Ethand sudah tidak ada di sana. Bergegas ia menuju ke lift.Ryan berjalan terburu-buru ke ruangan Ethand, namun setelah mengetuk pintu dan membukanya, ia tidak menemukan Ethand di sana.“Ke mana perginya?” Ryan kembali menutup pintu dan duduk di meja kerjanya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Rumah Makan Biasa

    Buggati Chiron yang dikendarai Ethand melaju dengan kencangnya. Ia melampiaskan kemarahannya pada mobil yang dikendarainya. Ponselnya terus berdering dan itu adalah panggilan dari Ella dan juga Giorgino.Kota Vunia yang tampak ramai dan padat kendaraan, membuat Buggati Chiron milik Ethand harus berhenti melaju kencang. Ia memukul setir kemudinya.Tidak lama kemudian ponselnya kembali berdering. Ia merasa jengah dan terganggu dengan bunyi nada dering ponselnya.“Bisa biarkan ku untuk bernapas sedikit saja?” Suara dingin Ethand mampu membekukan apa saja termasuk sang penelepon.“Ma-maaf, Pak. Ka-kalau begitu saya matikan.”Ethand melihat ponselnya. Ternyata bukan Ella ataupun Giorgino tetapi sebuah nomor baru. “Emma?”Namun panggilan itu sudah di matikan. Ethand lagi-lagi memukul setir mobilnya. Ia menepikan mobilnya ke pinggir jalanan dan mencoba menghubungi Emma. Tidak menunggu lama, pada deringan ke dua E

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Trojan dan Kejahilannya

    Sudah tiga jam Emma berkutat di depan komputer. Sudah seperempat program dibuatnya. Mac melihat jam di pergelangan tangannya dan melihat ke arah pintu masuk.“Trojan lama amat.” Mac mencoba menghubungi Trojan namun tidak di angkat. Tidak lama kemudian pintu terbuka dan Trojan masuk membawa begitu banyak kantong plastik dan paper bag. Tidak lupa pula ada tiga tangkai mawar di tangan kirinya. Peluhnya mengucur di seluruh tubuh.“Ruby bantuin dong,” pintanya. Ruby langsung membantu Trojan membawa sebagian bawaannya.“Kamu belanja banyak amat, Bro.” Ruby tidak tahu jika manajer merekalah yang memerintah Trojan.“Di suruh sama pak Mac.” Trojan meletakkan bawaannya di atas meja. Ia bergegas menuju Mac yang berdiri menatapnya dengan wajah muram.“Sudah saya belanja semuanya, Pak. Nawarnya juga.” Trojan menyerahkan kartu bank pada Mac. Dengan kesal Mac langsung menerimanya.“Berapa ba

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Kenyataan Bagi Keluarga Alves

    Ryan menelepon Ethand berulang kali namun tidak ada jawaban di sana. Ella dan Giorgino menunggu dengan was-was di ruangan kerja Ethand. Mereka tidak bisa menerima perlakuan Ethand yang pergi begitu saja. Padahal, perjodohan itu untuk memperbaiki hubungan Alves Corp dan Prima Corp seperti sedia kala.“Ini karena Mama selalu memanjakan dia.” Giorgino sedang menahan amarahnya. Ella hanya bisa tertunduk diam.“Kan mama sudah bilang, Pa. Dia tidak mau dijodohkan.”Giorgino membuang tatapannya jengah. “Kita seharusnya bersyukur sama pak Prima, Ma. Mereka dengan rela menikahkan putrinya dengan anak kita.”Ella lagi-lagi hanya bisa terdiam. Bagaimana pun, ia akan senantiasa di sisi putranya.“Bagaimana? Apa dia sudah bisa dihubungi?” tanya Giorgino ketika melihat Ryan masuk ke dalam ruangan.“Belum, Pak.”Melihat raut wajah penuh amarah dari Giorgino, Ryan hanya bisa kembali menelpon

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Genggaman Tangan Yang Hangat

    Sudah pukul sepuluh malam. Emma merapikan meja kerjanya. Tidak lupa pula mawar di simpannya di tempat yang aman. Rekan kerja tim IT yang lainnya sudah bersiap untuk pulang. Tidak lama kemudian Ryan pun masuk.“Selamat malam, Pak.” Mac yang melihat kehadiran Ryan langsung menyambut kedatangannya.“Bagaimana hari ini? Lancar?” tanya Ryan.“Untuk back-end sudah selesai, Pak. Tinggal front-end besok akan diselesaikan.”Ryan nampak terkejut. Begitu cepatkah mereka mengerjakannya. “Luar biasa. Bravo.” Puji Ryan dengan senyum lebar di wajahnya.“Apakah Bapak juga lembur?” tanya Mac. Pertanyaannya mewakili rasa penasaran rekan kerja yang lainnya.“Iya. Ada yang harus diselesaikan.” Ryan menggaruk pelipisnya. “Saya di sini mau menjemput NN pulang.”Emma yang sedang menenteng tas nampak terkejut. Melihat raut wajah Emma, Ryan harus memutar otaknya untuk mencari

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Mengapa Dia Tidak Membalas Pesanku

    Seiring dengan ditutupnya pintu mobil dan mobil yang melesat pergi, Emma masih saja terdiam dan tidak mengerti dengan apa yang sudah terjadi. Genggaman tangan itu masih terasa di tangannya. Ia masih saja menatap kepergian mobil yang sudah berbelok ke jalanan umum.“Sampai kapan kamu akan berdiri di situ, Emma?” Suara Ester menyadarkan Emma dari lamunannya. Ia langsung membuka pintu pagar dan masuk ke dalamnya. Kakinya yang melangkah namun pikirannya tertuju pada kejadian beberapa menit yang lalu.“Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Ester ketika melihat wajah Emma sedikit memucat dan terdiam. Biasanya Emma langsung memberikan salam ketika sampai di rumah.“Aku baik-baik saja, Bu. Sedikit kecapaian karena lembur pertama bekerja.” Emma berusaha bersikap normal dan berjalan menuju kamarnya. Ester ingin memarahi putrinya yang pergi begitu saja dari rumah sakit, namun ketika melihat wajah letih Emma akhirnya Ester mengurungkan niatn

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Drone Rolls-Royce

    Sebuah alarm dengan lagu Adele Easy On Me, terdengar nyaring di dalam ruangan kamar dengan nuansa monokrom. Emma menggeliat. Sinar matahari menerobos dan menampar wajahnya. Semalam ia sengaja membuka jendela kamar. Emma mengumpat dirinya dalam hati karena hari begitu cepat bergulir dan matanya menyipit karena silau. Hari ini adalah hari Sabtu. Ia sengaja membuat alarm di jam tujuh.Emma menguap lebar lalu bangun dari tidurnya. Ia membuang tatapannya ke taman. Beberapa mawar mekar dengan indahnya. Mawar sunsprite tertinggal satu batang dan sudah mulai menguncup. Mungkin Alin atau Ester yang sudah menyiramnya. Daun bunga di taman terlihat basah dan segar.Emma turun dari ranjang dan mulai mengambil sepatu olahraganya. Ia berniat untuk lari keliling kompleks hari ini. Tubuhnya terasa berat, ia harus meringankannya dengan berolahraga. Apalagi malam ini ia harus memakai gaun, jadi Emma harus terlihat segar dan cantik.Emma sudah bersiap setelah sikat gigi

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01

Bab terbaru

  • The Devil CEO   CINTA

    Setelah kejadian di menara jam Ester selalu setia menemani Darek di rumah. Merawat dan menjaga suaminya dengan penuh kasih. Seminggu sekali mereka berdua akan pergi mengunjungi Emma di rumah sakit.Sudah sebulan Emma belum sadarkan diri. Selama itu pula Ethand selalu setia mendapinginya. Setiap hari ia akan membacakan berbagai cerita novel dan juga mendengarka musik bersama. Ia akan bergantian bersama Alin dan Jane untuk menjaga wanitanya itu.Seperti hari ini, Ethand kembali membacakan sebuah novel romantic pada Emma. Perlahan Emma menggerakan jari telunjuknya. Hal itu tidak disadari Ethand. Lelaki itu dengan ekspresi mendalami cerita tersebut terus membaca novel pada kekasihnya. Sampai pada cerita itu selesai, Ethand meneteskan air matanya karena kisah dalam cerita novel itu sungguh bahagia berbeda dengan kisah cintanya bersama Emma. Sampai saat ini, Emma belum sadarkan diri.Ethand menangis tersedu-sedu sambil menggenggam tangan Emma. Ethand merasa nyaman ketika menggenggam tangan

  • The Devil CEO   Permintaan Ethand

    Emma baru saja selesai mandi dan berniat untuk istirahat namun ponselnya terus berdering. Ia segera mengambil ponselnya. Matanya membelalak kaget ketika membaca isi pesan dari Johan Prima. Lelaki itu mengirim gambar wajah Darek yang sudah membiru.Tanpa pikir panjang Emma langsung mencari koordinat telepon Johan. Setelah mendapatkannya Emma langsung keluar dari rumah Caroline. Namun naas, ketika sampai di depan Wilobi mall, Emma sudah dibekap oleh sebuah sapu tangan yang berisi bius. Tidak lama kemudian wanita itu tidak sadarkan diri.Emma hanya bisa mendengar suara samar-samar para lelaki disekelilingnya. Kepalanya terasa berat dan pusing. Setelah itu Emma tidak mendengar apa-apa lagi dan gelap sepenuhnya.***Rasanya baru terlelap namun kini hawa dingin menerpa tubuh Emma. Ia perlahan membuka matanya. Kepalanya masih terasa berat namun karena pandangan di depannya terlihat asing ia berusaha sadar sepenuhnya. Ia sangat terkejut ketika melihat siapa lelaki yang duduk di depannya.Bar

  • The Devil CEO   Berita Heboh

    Tujuan Emma dan Caroline datang ke Nuni’s Club dan bertemu Johan adalah untuk mendapatkan sidik jari lelaki tersebut. Database prima corp di setting menggunak sidik jari Johan sendiri. Sehingga Emma dan Caroline untuk bertemu dengan lelaki kejam itu.“Jadi bagaimana apakah kamu bisa masuk ke dalam database mereka?” tanya Caroline yang sudah tidak sabar.“Tentu saja, Carol. Lihatlah…” Emma mempersilahkan Carol melihat semua data penting yang disembunyikan Johan begitu rapat. Betapa kagetnya ia ketika melihat data kepemilikan Prima Corp adalah orang tua kandungnya.“Dasar brengsek!” Caroline mengepal kedua tangannya. Wajahnya memerah karena menahan marah. Ia boleh mengemis pada pamannya itu ternyata malah sebaliknya. Sungguh kejam Johan pada orang tuanya. “Aku tidak ingin menunggu sampai besok, malam ini juga dunia harus tahu betapa kejam dan tidak punya perasaan lelaki bernama Johan tersebut.Emma segera menuruti perkataan Caroline. Ternyata Prima Corp adalah miliki wanita yang menolon

  • The Devil CEO   Jebakan

    Suasana Nuni’s Club malam ini mengingatkan Emma pada kejadian lampau. Dimana ia dipukul oleh Daniel Jiani dan diselamatkan oleh Ethand. Dimana ia diselamatkan kedua kalinya di hari yang sama. Hari terpuruk dan terendah dirinya.Emma mengenakan sebuah dress yang sedikit ketat dan menampakkan tubuhnya yang ramping. Rambutnya yang sebahu dibiarkan terurai. Wajahnya sedikit dipolesi riasan.Sedangkan Caroline memakai pakaian yang kurang kain. Bagian dadanya terbuka lebar dan dress di atas lutut. Di tambah dengan high heels yang membuatnya terlihat tinggi dan juga cantik. Apalagi dia lama hidup di Spanyol.Kedua wanita itu melangkah masuk ke dalam Nuni’s Club. Caroline memakai wig dan menambahkan sebuah tahi lalat di atas bibirnya. Sedangkan Emma tampil apa adanya. Hanya sedkit riasan yang membuatnya terlihat berbeda. Ia terlihat seperti wanita karir dengan uang melimpah.“Di mana ruangan mereka?” tanya Emma. Kedua kalinya ia ke tempat ini dan tidak mengetahui ruangan di klub malam tersebu

  • The Devil CEO   Perihal Wanita

    Setelah mendengar Emma berada di Bank Central Vunia, Ethand dan Ryan langsung menuju ke bank tersebut. Namun ia sedikit terlambat, Emma sudah pergi dari tempat itu.“Bolehkah saya melihat rekaman cctvnya?” tanya Ethand pada Ryan.“Ini, Pak.”Ethand segera melihat rekaman cctv tersebut. “Carol?” ucap Ethand. Ia ingat pakaian yang dikenakan mantan kekasihnya pagi ini. Ethand lebih terkejut lagi ketika melihat Emma dengan busana yang sangat berbeda dari biasanya. Ternyata punggung wanita familiar yang dilihatnya sebelumnya adalah Emma. Ethand membanting ponsel Ryan begitu saja dan menimbulkan suara gaduh di dalam mobil. Ryan yang duduk di kursi kemudia hanya bisa terdiam. Ethand sedang marah dan kesal.“Bagaimana bisa aku tidak menahannya pagi tadi?” Suara berat Ethand diiringi dengan hembusan napas kasar membuat Ryan memberanikan diri melihat atasannya lewat kaca spion di depannya. Ethand terlihat berantakan dan juga wajahnya sangat muram.“Apakah kamu bertemu mereka sebelumnya?” tanya

  • The Devil CEO   Rumah Baru

    Black Card sudah diterima Emma. Setelah urusan di bank usai, Emma dan Caroline segera keluar dari tempat itu. Emma berulang kali melirik ke arah cctv. Ia segera mempercepat langkahnya. Carolina juga demikian.“Aku lupa mengenakan masker. Sepertinya kita harus segera berangkat.” Emma dengan nada serius. Ia segera memasang sabuk pengamannya.“Bukankah itu adalah mobil Ethand?” tanya Caroline. Ia segera menghidupkan mesin mobilnya dan meninggalkan bank itu.Emma melihat dari kaca spion di depannya. Ia masih bisa melihat lelaki itu keluar dengan terburu-buru dari dalam mobilnya. Wanita itu langsung membuang tatapannya ke tempat lain dengan tatapan sendu menatap pada jalanan yang tampak ramai oleh kendaraan.“Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Caroline.“Aku baik-baik saja,” balas Emma. Untuk membalas Prima ia harus bisa dan menahan rasa rindunya. Emma juga harus bisa membuktikan bahwa ayahnya sepenuhnya tidak bersalah. Semuanya karena perbuatan Johan Prima.Jika cinta merupakan penyakit m

  • The Devil CEO   Kota Lama

    Alves Corp hari ini digemparkan dengan adanya kunjungan tiba-tiba dari Johan Prima bersama putranya. Ethand yang mendengar kabar it uterus berdiam di dalam ruangannya. Ia membiarkan Ryan yang menemui mereka.“Selamat datang di Alves Corp, Pak Johan,” ucap Ryan dengan ramah. Dalam hatinya menahan kesal sekaligus marah ketika melihat senyum dari lelaki perusak Alves Corp tersebut.“Apakah atasan kalian begitu sibuk sampai memerintahkan sekretarisnya untuk menyambutku?” Johan dengan nada serius namun sekelebat senyum terukir di bibirnya. Jenaver yang berdiri di sampingnya hanya terdiam.“Setelah mendapat kunjungan dari investor Jerman, pak Ethand merasa lelah dan kini sedang beristirahat di ruangannya,” jawab Ryan sengaja membawa nama investor yang telah memutuskan kerja sama dengan Prima tersebut. Sontak raut wajah Johan terlihat kesal.“Saya ingin bertemu dengan atasanmu.” Nada suara Johan terdengar serius. Ryan melayangkan senyumnya pada lelaki itu.“Atasan kami tidak akan bertemu den

  • The Devil CEO   Bank Central Vunia

    Fashion Ghotic style yang identik dengan warna gelap terutama hitam dan abu-abu kini dikenakan oleh Emma. Ia berubah sepenuhnya seperti wanita kelas atas yang cantik dan memesona. Wajahnya tetap memakai masker dan kacamata hitam yang menutupi hodeed eyes miliknya. Di tangannya tergantung sebuah tas merek chanel.Di samping Emma berjalan seorang wanita dengan dress yang lumayan ketat dan dipadukan dengan long coat abu-abu dan tidak lupa pula kacamata hitam yang selalu bertengger di hidungnya.Ketika mendekati lift, Emma merasa gugup jika kembali bertemu Jane atau pun yang lainnya. Apalagi lelaki yang dirindukannya semalaman. Caroline melihat kegugupannya dan tersenyum.“Kamu tidak jauh berbeda dengan kayu kering, Emma,” ucap wanita itu.“Aku takut ketahuan,” balas Emma.“Aku saja hampir tidak mengenalimu, apa lagi mereka.” Caroline berusaha menenangkan Emma.Emma mengambil napas dalam lalu dihembuskannya perlahan. Ia terus mengulanginya sampai ahtinya sedikit tenang.Ting!Lift terbuka

  • The Devil CEO   Kembali Dingin

    Ryan dan Jane sudah kembali setelah seharian mencari keberadaan Emma. Mereka bahkan mencari sampai di rumah lama Emma namun tidak menemukannya. Jane terlihat sedih begitu pula Ryan. Sepasang kekasih itu memutuskan untuk kembali.“Kamu temani ibu Emma dan adiknya. Aku harus menghibur Ethand.” Ryan yang membuka sabuk pengamannya dengan lemah. Sepertinya hari ini ia sudah banyak mengeluarkan tenaganya.“Baiklah. Kamu ingat istirahat, Sayang.” Jane dengan lembut memperlakukan Ryan. Walaupun hatinya sedang sedih.Ryan menganggukkan kepalanya lalu keluar dari mobil. Jane menunggu kekasihnya agar melangkah bersama menuju lift.“Padahal Ethand sudah berniat melamarnya.” Ryan dengan nada sedih. Jane di sampingnya seketika berhenti melangkah.“Be-benarkah?” tanya Jane.“Benar, Sayang,” jawab Ryan. Jane mendesah kesal dan merasa iba pada Ethand.“Emma juga sudah lama menantikannya. Namun, kenyataan membuat keduanya malah menjauh.”“Karena itu aku membelikan ini untukmu sebagai hadiah. Tunggu aku

DMCA.com Protection Status