Beranda / Romansa / The Dark Side (Perawan 1 Miliar) / Keributan di Toko Underwear

Share

Keributan di Toko Underwear

Penulis: Athikah Bauzier Art
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rezvan menatap punggung Zeeta yang berlalu hendak meninggalkannya. "Hei, kau, Zeeta?!"

 

"Iya, Tuan?" Zeeta berbalik arah.

 

"Kenapa bersikap tidak sopan?"

 

"Ma–maaf, Tuan. Bukankah sudah saya bilang kalau pertanyaan saya itu tidak butuh jawaban? Itu cuma ... cuma ... cuma apa, ya, tepatnya?" Zeeta memutar bola mata ke atas seakan tengah berpikir.

 

"Aku tidak membahas itu. Kau tidak sopan masuk kamar dulu sementara aku belum berangkat kerja." Rezvan melirik Zeeta dari atas ke bawah sehingga membuat Zeeta merasa risih.

 

"Lha, memang saya siapanya Tuan? Itu bukan urusan saya mengantar Tuan ke depan. Tugas saya, kan, hanya memasak, mencuci, membereskan kamar Tuan. Tidak pernah Tuan membaha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Mucikari

    ***Athikah_Bauzier***"Hiks! Tuan!" Zeeta semakin memekik."Aarrgghhh!" Sontak Rezvan berteriak saat Zeeta berusaha menggigit lengannya.Zeeta pun berhasil melepaskan diri dari cengkeraman Rezvan. Wanita itu pun berlari ke arah parkiran mobil seraya menutup wajah."Saya tidak mau, Tuan!" tangis Zeeta."Payah! Apa masalahnya? Kau ini apa-apa tidak mau," sergah Rezvan."Saya malu, Tuan! Kenapa Anda begitu tidak mengerti!?" pekik Zeeta kemudian."Lantas andai Erga yang mengajakmu, kau mau, begitu?" sindir pria berkaus putih santai itu kemudian."Sama saja saya tidak mau, Tuan! Ini adalah privasi seorang wanita," pekik Zeeta.Sontak, Rezvan terdiam usai mendengar ucapan wanita di hadapannya."Mengapa

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Rencana Meminang Zeeta (Part 1)

    "Zeeta .... " Buah Khuldi pada batang leher Erga turun naik dengan cepat usai mendengar ungkapan Zeeta. Entah apa yang dipikirkannya. "Kalau Tuan memang orang baik, kenapa tidak membebaskan saya?" tanya Zeeta. "Padahal, saya berharap ... Tuan Erga yang membebaskan saya dari tangan Tuan Rezvan." Erga seolah bagai ditampar usai mendengar ucapan Zeeta. Ia hanya tak menyangka bahwa wanita yang tengah mengamuk itu berharap jauh darinya. Mendengar ucapan Zeeta, Rezvan terperangah seraya mengepalkan kedua tangan. Seolah tak menyukai apa yang baru saja dikatakan wanita itu. Namun, kali ini ia berusaha menekan emosi. "Wanita ini! Sudah digarap lima orang, masih segar bugar saja! Kek kuda tenaganya!" ucap Ethan seraya mengusap beberapa anggota tubuhnya yang terasa ngilu oleh pukulan yang dilayangkan oleh Zeeta.

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Rencana Meminang Zeeta (Part 2)

    "Ehemmhhh!" Rezvan terbatuk. "Jangan salah paham. Ini hanya demi menjagamu," lanjutnya. "Ma–maaf. Sa–saya .... " "Aku jangan saya!" potong Rezvan. "Tidak. Saya ... saya tidak bisa, Tuan!" "Baiklah!" Rezvan kemudian bangkit. "Ya?" "Kalau begitu ...," Rezvan menghentikan ucapan sejenak. "Kalau begitu aku tidak mempunyai alasan untuk menahanmu dari Ethan agar tak membawamu pergi dari sini." "A–Apa? Tu–tuan ... sa–saya tidak mau dibawa Tuan Ethan. Tolong kasihani saya, Tuan," Zeeta mengiba. "Pria itu ... dia tidak akan begitu saja melepaskanmu. Akan tetap berusaha mencari, walaupun kau kembali ke kampung halamanmu. Jadi, aku tidak bisa berbuat apa-apa kali ini

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Hidup Terabaikan

    "Anda ini apa-apaan, sih, Tuan? Seperti ABG labil yang bertengkar masalah rebutan wanita saja!" omel Zeeta seraya mengompres pipi dan sudut bibir Rezvan yang lebam. "Argghhh! Sakit, Zeeta!" Rezvan meringis. "Ya, sudah ini kompres sendiri," suruh Zeeta. "Awwhhh!" seru Rezvan lagi. Seakan dengan sengaja ingin membuat Zeeta bertahan di posisinya. "Kenapa lagi, Tuan?" "Pundakku sakit sekali ini. Kayaknya kram," keluh Rezvan seraya menekan jemari pada bagian tubuh yang sakit. "Kok, bisa, Tuan?!" Zeeta tampak bingung antara ingin memijat atau diam saja. "Tadi terbentur pagar balkon. Sakit sekali. Kau saja yang bantu kompres," suruh Rezvan. Seraya memajukan

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Hidup Terabaikan (Part 2)

    Rezvan terperanjat oleh sikap Zeeta. "Zeeta ... aku hanya .... " "Coba katakan pada saya, Tuan. Kenapa Anda bisa bersikap baik pada saya? Kenapa hanya pada saya Anda tidak pernah berusaha untuk merampas kehormatan saya? Padahal di rumah sesepi ini, Anda bisa melakukan apa pun yang Anda mau, Tuan. Apalagi hanya menghadapi seorang wanita yang tidak berdaya seperti saya. Coba tanyakan pada diri Anda mengapa hati Anda menjadi lemah saat menghadapi saya, Tuan. Coba Anda berpikir dan tanya pada hati Anda, Tuan, siapa yang bisa membuat Anda bisa bersikap seperti itu?" "Aku tidak tahu!" "Allah SWT yang membuat Anda bisa bersikap seperti ini, Tuan. Kalau Allah SWT sudah berkehendak, tiada siapa pun yang bisa melampaui kehendaknya, Tuan. Dan, jika Dia berkehendak saya habis di tangan Tuan, maka tidak ada juga yang bisa mencegahnya. Mungkin, Anda akan melakukan seperti yang Tuan Ethan katakan. Setelah Anda dan kawan-kawan Anda memerkosa dan

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Aku Pelakor?

    Aku sungguh tak mengerti dengan apa yang terjadi di rumah sebesar ini. Memang terlihat megah dan indah, namun terasa gersang. Berpenghuni seakan tak ada kehidupan di dalamnya. Sukar mengartikan. Setelah melihat kebejatan para pria malam itu di rumah ini, jujur aku sangat ingin menghajar mereka satu per satu andai punya kuasa. Bagaimana mereka bisa membawa beberapa perempuan ke dalam sebuah kamar? Apa yang mereka lakukan? Apa yang mereka cari? Tuan Erga, sungguh tak ada bedanya ia dengan yang lain. Tak lebih dari seorang pria labil yang merasa kehausan di tengah derasnya hujan. Apa yang Anda cari, Tuan? Tuan Rezvan, pria itu memang terlihat apa adanya. Terlihat dari luar dalam, memang seperti itulah dia. Sangat arogan! Terkadang ingin sekali aku menghajarnya menggunakan gagang sapu.

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Aku Pelakor (Part 2)

    Samar terlihat, Security pun mencoba melerai pergulatan tak imbang antara kami. Namun, bagai orang kesetanan, wanita itu masih tetap saja menarik jilbab sehingga menyebabkan tubuhku bangkit di luar kehendak. Entah wanita bertubuh ramping itu mendapat kekuatan dari mana."Karena kau, Erga selalu menghindariku! Sesama wanita kenapa kau begitu tidak berperasaan!" makinya lagi.Tuan Erga?!Kepalaku terasa berputar-putar. Begitu tak tertahan."Hei! Ada apa ini?" Terdengar suara lantang dari dalam. Samar terlihat Tuan Rezvan muncul.Security pun berhasil melepaskan rekatan wanita itu dari tubuhku. Sedangkan Tuan Rezvan menarik lenganku, lalu memosisikan badanku di balik tubuhnya.Tubuhku ambruk seketika. Namun dalam kondisi masih tersadar."Zeeta!" Tuan Rezvan mendekat padaku

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Uang Tebusan Zeet

    Zeeta menatap datar pada pria di hadapannya. Masih tak mengerti dengan perasaan yang bertahta. "Bagaimana keadaanmu, Zeeta?" tanya Erga lembut. "Alhamdulillah baik, Tuan." "Syukurlah. Bagaimana kau bisa terluka?" "Saya terpeleset saat menjemur pakaian, Tuan," timpal Zeeta. "Kau tidak seharusnya melakukan pekerjaan berat." "Bukan masalah! Sudah tugas saya, Tuan," singkat Zeeta. "Hemh!" gumam Erga. Ada sesuatu yang tak biasa bagi pria itu dari dalam diri Zeeta. Ia merasa bahwa wanita itu selalu berusaha menghindar dari tatapannya. "Ada apa denganmu?" tanyanya kemudian. "Maaf, Tuan. Untuk apa lagi Anda selalu mencari saya?" Zeeta mengangkat kepala, lalu menat

Bab terbaru

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Mengatur Siasat 2

    "Hemh! Kau yakin dengan yang kau katakan?" Rebecca menyipitkan pandangan. Ribuan kerikil tajam seolah berdesakan memenuhi kerongkongan Zeeta, sehingga begitu sulit baginya untuk menelan. Ia saling menautkan jari jemari, lalu meremasnya kuat. Berusaha untuk tetap tersenyum dalam getir. "Ya, Bu!" Rebecca tersenyum seraya menyesap cappucino miliknya yang mulai terasa dingin. "Aku perhatikan, ada yang tampak berbeda dari tubuhmu sejak terakhir kali kita bertemu." Ia memindai tubuh Zeeta dari ujung kepala, lalu sedikit menunduk hendak memerhatikan bagian bawah tubuh Zeeta yang terhalang oleh meja. Namun, seketika Rebecca membulatkan mata sempurna. "Katakan padaku, apa kau hamil?" tanyanya lagi, lalu meletakkan cangkir di meja. Walaupun mengenakan pakaian tertutup dan longgar, Rebecca dapat melihat perut Zeeta yang tampak membulat saat dalam posisi duduk. Tatapan Zeeta pecah ke seantero sudut ruangan. "Jangan hiraukan saya, Bu. Saya hanya berharap,

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Mengatur Siasat 1

    "Anu ... Tuan! Bibi sudah janji pada Non Zeeta agar tidak membocorkan masalah ini." Bi Netty pun akhirnya mengaku. "Jadi, Zeeta di rumah Bi Netty?" Tatap Erga penuh selidik. "I–iya, Tuan." Bi Netty tampak gugup. "Hemh! Sudah kuduga. Aku akan ke sana sekarang." "Maafkan bibi. Sebaiknya jangan dulu, Tuan. Non Zeeta ingin menenangkan diri katanya," cegah Bi Netty seraya menundukkan pandangan. "Tidak apa-apa, Bi. Aku cuma ingin menjelaskan padanya kalau hanya aku yang berwewenang membuat aturan di villa ini, bukan yang lain, apalagi Mama." Erga menatap Cindy yang tengah sibuk memasukkan amplop cokelat ke dalam tasnya. "Maaf, Tuan. Anggap bibi tidak menceritakan ini pada Tuan, ya. Pura-pura saja Tuan tidak tahu kalau sudah bibi kasih tahu." Bi Netty terlihat cemas dan meremas kedua tangan di depan dada. "Bagaimana keadaan dia, Bi?" "Sejujurnya, bibi sangat khawatir dengan keadaan Non Zeeta. Dia susah makan, Tuan. Semua

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Kepercayaan yang Memudar

    "Wa–nita itu mengurungkan niat?! Itu berarti, wanita itu sadar sepenuhnya atas apa yang dilakukannya?" Zeeta ingin memastikan ucapan Ethan lagi. "Ya, tidak semuanya wanita yang kami tawarkan adalah hasil penculikan. Bahkan, sebagian dari mereka terang-terangan ingin menjual diri dengan sadar. Wanita itu mendesak ingin menjadi milik Rezvan, tapi Rezvan tidak sadar bahwa pilihannya tertukar. Sengaja aku memilihkan wanita sedikit terlihat liar untuk Rezvan. Kau tahu sendiri Rezvan berbeda dari Erga, bukan?" Dada Zeeta semakin terasa sesak tak tertahankan usai mendengar penjelasan Ethan. Belum juga masalah dengan Rezvan terselesaikan, kini terungkap lagi masalah yang semakin membuatnya semakin tergoncang. Erga yang selama ini ia percaya nyatanya .... "Erga marah besar padaku sehari setelah peristiwa malam di mana kau nyaris saja menjadi mainan kawan-kawan Rezvan. Tapi, ia berusaha terlihat tenang di hadapanmu dan juga Rezvan. Kau pikir apa alasan Erga selalu data

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Zeeta adalah Milik Erga, Bukan Rezan?!

    Bi Netty pernah mengatakan pada Zeeta bahwa Erga memiliki ruang pribadi di lantai atas yang tidak ada seorang pun diizinkan masuk ke dalamnya. Ruangan itu berisikan koleksi karya lukisan Erga. Beberapa waktu lalu Erga memang menunjukkan ruangan lain pada dirinya, bahkan mereka berdua beberapa kali menghabiskan waktu di tempat itu untuk melukis dinding. Namun, itu bukan ruangan yang Bi Netty maksud. Zeeta berdiri tepat di depan sebuah ruangan yang bisa jadi itu adalah ruang pribadi milik Erga. Namun, sayangnya ia mendapati ruangan itu terkunci. Ia pun mencari cara agar Bi Netty bisa menyerahkan kunci ruangan itu padanya. "Bi, aku membutuhkan sesuatu, tadi Tuan Erga menyuruhku untuk mengambil sesuatu di ruang pribadinya di atas," ucap Zeeta membuat alasan. "Benarkah, Non!?" Kedua mata Bi Netty berputar seolah merasa terheran. Selain dirinya yang dipercaya untuk membersihkan ruangan itu, tidak ada seorang pun ya

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Tipu Muslihat Erga?

    "Wilma ... Wilma! Siapa dia? Wajahnya tampak tak asing. Tapi di mana aku pernah bertemu dengannya?" Berulang kali Rezvan mencoba mengingat. Banyak wanita yang ditemui sehingga membuatnya lupa salah satu di antarnya. "Arrggghhh!" erangnya kemudian.Namun, tak berselang lama, pria itu mengingat sesuatu. "Wanita itu ... apa mungkin dia ... tapi bagaimana mungkin?" gumamnya."Tolong, periksa berkas jual beli lahan Green Bougenvil 5 tahun lalu," perintahnya kemudian pada salah satu staf.Setelah menunggu cukup lama, berkas yang diminta pun diantar ke ruang Rezvan. Lalu, pria itu pun menelisik secara seksama apa yang tertera pada setiap lembarnya. Sontak, ia mendongak seolah mulai mengingat sesuatu. Rentetan adegan beberapa tahun silam berkelebat dalam ingatan Rezvan. Namun, ia masih tak yakin akan terkaannya. Bisa saja itu hanya suatu kebetulan yang tak ada kaitannya sama sekali.Terdengar pintu ruang kerja diketuk pelan. Seorang karyawan masuk ke dalam ruanga

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Mengusir Zeeta Secara Halus

    **Athikah_Bauzier*** "Non, istirahat saja, ya! Biar bibi saja yang selesaikan cuci piringnya. Non, kan, lagi hamil muda. Jadi harus banyak istirahat. Bibi juga takut kena marah sama Tuan Erga." Bi Netty meraih apa pun yang hendak Zeeta lakukan. "Bi, saya tidak enak kalau cuma diam saja. Sudah, bibi jangan bilang-bilang sama Tuan Erga kalau saya melakukan semua ini. Jadi, bibi tenang saja, ya!" elak Zeeta. "Tidak perlu, Non. Begini saja, lebih baik Non Zeeta lanjut melukis saja, ya. Biar cepat selesai. Open gallery sudah tinggal beberapa hari lagi, Non. Jadi, ini kesempatan buat Non Zeeta," saran Bi Netty. "Hemh! Baiklah kalau begitu, Bi. Pokoknya kalau Bibi butuh bantuan, panggil saya saja, ya." Zeeta pun mengikuti saran Bi Netty walaupun sebenarnya ia merasa tak nyaman jika tidak melakukan apa pun. Sudahlah menumpang, tapi mau enak-enakan. Itulah yang sering kali membuat Zeeta merasa tidak nyaman. ***Athikah_Bauzier*** "Zeeta!"

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Dilema di Antara Dua Hati

    "Aku sudah berusaha jujur padamu. Seharusnya aku tidak mengatakan ini mengingatmu sudah menjadi milik Rezvan. Tapi, melihatmu merasa terluka atas perlakuan Rezvan, entah mengapa keinginan itu kembali tumbuh." Zeeta merasa tak menyangka bahwa Erga bisa berpikir sejauh ini. Namun, hati Zeeta tak dapat memungkiri bahwa ia pun sesungguhnya masih memiliki rasa yang sama terhadap pria itu. Akan tetapi, ia harus menyadari posisinya kali ini. Dirinya sudah menjadi milik Rezvan, bahkan saat ini tengah mengandung benih dari pria itu. Jadi, bagaimana mungkin ia melangkahi takdir yang sudah tertulis? "Tuan, saya berterimakasih karena Anda sudah peduli pada hidup saya. Ta–tapi, bisakah kita tidak perlu membahas hal yang sudah berlalu?" pinta Zeeta kemudian dengan tatapan meremang. "Zeeta ... jawab pertanyaanku setidaknya sekali saja. Supaya aku yakin, langkah apa yang harus atau tidak harus aku lakukan setelah ini," Erga terdengar sedikit menekan walau ucapannya terdengar

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Andai Bukan Dia, Maukah Kau Hidup Bersamaku? (Uangkapan Hati Erga)

    Zeeta mengamati beberapa lukisan indah yang terpampang pada dinding sebuah padepokan yang berada tepat di belakang Villa. Padepokan itu memiliki ciri khas arsitektur klasik ala pedesaan yang didesign dengan kayu dan bambu. Ditambah berlokasi tepat di tengah bukit hijau, begitu sangat menenangkan pikiran. "Di sini kau rupanya?" Sebuah suara mengejutkan Zeeta yang tengah berkonsentrai menyimak tanda tangan di sudut kanan bawah lukisan. Lantas ia pun menoleh menatap sang pemilik suara. "Tuan Erga! Anda sudah pulang?" "Hemh!" Erga mengangguk seraya mengulas senyum tipis. "Kau suka lukisan?" "Ah, iya, Tuan. Lukisan ini sangat cantik sekali. Begitu realistis. Apakah pelukisnya beraliran Naturalisme dan Realisme, Tuan?" "Hei, rupanya kau banyak tahu tentang aliran lukisan rupanya, ya?" "Sedikit saja, Tuan." Kembali Zeeta mengamati lukisan di hadapannya. "Lukisan di sini bukan karya satu orang saja. Aliran mereka pun berbeda-beda." Erg

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Hilangnya Jejak Rekam Perselingkuhan

    **Athikah_Bauzier*** "Hilang?! Bagaimana bisa, Pak? Apa ada orang lain yang masuk ke mari?" Rezvan menatap layar CCTV. Ia berniat untuk mengambil rekaman sejak sebulan lalu tepat di malam percumbuannya dengan wanita yang menyebut dirinya sebagai Wilma. Namun, ternyata rekaman sejak sebulan lalu itu raib. "Saya juga tidak mengerti, Tuan. Saya hanya bisa menemukan rekaman seminggu terakhir." "Apa-apaan ini?! Mengapa sistim keamanan bisa buruk seperti ini, hah!?" hardik Rezvan seraya berkacak pinggang. Amarah dalam dirinya membuncah dan meletup bagai lahar. "Percuma kalian semu kugaji!" "Maafkan saya, Tuan. Saya siap menerima sanksi." Pak Dody menundukkan kepala, "Ta–tapi, jangan pecat saya, Tuan! Anak istri saya makan apa?" Amarah masih menggelegak dalam hati Rezvan. Namun, ia mencoba mengatur napas untuk menetralisir emosi yang tak tertahan. "Arrghhh! Sudahlah!" Ia pun mengibaskan tangan. Rezvan menyadari sesuatu. Ia menatap ruangan, be

DMCA.com Protection Status