Beranda / Romansa / The CROWN (Sang Pewaris Takhta) / Bab 78. Menolong Madeline

Share

Bab 78. Menolong Madeline

Penulis: Fitri_alpha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-03 17:53:19

Matahari sudah condong ke sebelah barat ketika dua orang gadis berbeda warna rambut tiba di rumah sederhana Fasha dan Imelda yang berada di tengah gunung Bond. Beatrice dan Rosaline memapah Madeline, tertatih-tatih. Wanita itu sudah tidak bisa berjalan lagi, air ketubannya sudah pecah beberapa menit yang lalu, Madeline nyaris tak sadarkan diri karena mengalami pendarahan.

"Bibi Fasha, tolong kami!"

Fasha yang sedang berada di belakang rumah tergesa mendatangi suara itu. Dia berlari, meninggalkan sayuran yang baru saja dipanennya. Dia panik, mengira telah terjadi sesuatu pada Imelda karena selain suara seruan Beatrice yang meminta tolong, dia juga mendengar suara teriakan Imelda.

"Bibi Fasha, cepat kemari!"

Sekali lagi seruan Beatrice terdengar. Fasha semakin mempercepat larinya, beberapa meter lagi dia akan sampai. Namun, rasanya seperti masih sangat jauh. Jarak beberapa meter itu seperti ribuan kilometer sekarang. Kepanikan membuat waktu menjadi lebih lama dan jarak lebih panjang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 79. Restu

    "Baru pulang?" Crystal menghentikan langkah. Dia yang ingin menaiki tangga, segera berbalik. Tersenyum melihat Mama yang datang dari arah berlawanan. Ada beberapa tangkai mawar merah muda di tangan Mama. Crystal yakin, bunga-bunga itu baru dari kebun di sebelah Utara kastil. Mama memiliki taman bunga sendiri, yang dirawat sendiri, hanya ada beberapa pelayan dan seorang tukang kebun yang membantunya. Taman bunga mawar aneka jenis dan warna. Crystal mengangguk, menghampiri Mama, dan mengambil alih bunga di tangannya. "Sebaiknya cepat bersihkan tubuhmu." Astrid mengusap rambut pirang putrinya. Dia tersenyum, Crystal-nya tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Rambut pirang yang lembut dan berkilau, mata biru cemerlang, bibir mungil kemerahan, sangat serasi dengan pipi seputih porselen yang selalu merona, dan hidung mancungnya. Semua yang diinginkan seorang gadis ada padanya, putrinya sempurna. Tak salah jika putra mahkota Namira tergila-gila kepadanya. "Setelah makan malam ada yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 80. Kau adalah Calon Ratu Namira

    Tak ada suara di ruang makan itu, bahkan desahan napas pun tak terdengar seolah tiga orang yang berada di sana sedang menahan napas mereka. Kenyataannya memang demikian, meskipun hanya satu orang saja yang melakukannya, yakni putri tunggal keluarga Mars, Crystal Mars. Sementara itu, kedua orang tuanya, terutama sang Ayah, bernapas seperti biasanya. Edmund Mars terlalu pandai menyembunyikan suara desah napasnya. Begitu juga dengan Astrid Mars, dia pun melakukan hal yang sama dengan suaminya. Meskipun sedikit gugup, tetapi Astrid dapat mengendalikan diri dengan baik. Sebenarnya, Astrid tidak mengetahui apa yang ingin dibicarakan oleh suaminya. Sebab itu dia mendengarkan baik-baik apa yang dikatakan oleh kepala keluarga Mars tersebut. "Maafkan Papa karena harus mengorbankanmu demi keselamatan penduduk yang tinggal di Rainbow Hill, Papa tidak memiliki pilihan lain, Nak." Edmund Mars menggelengkan kepala beberapa kali dengan pelan. "Mereka memang tidak menunjukkan ancaman secara langsun

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 81. Kelahiran

    Suara tangis bayi memekakkan telinga, mengusik kesunyian hutan di gunung Bond. Suara tangis itu diselingi dengan desah lega yang keluar dari mulut empat orang dewasa yang tinggal di rumah sederhana di tengah hutan di gunung itu. Madeline Davies melahirkan seorang bayi laki-laki dengan selamat. Bayi merah itu sangat menggemaskan. Rambutnya pirang, mata biru, bibir mungil kemerahan, sangat serasi dengan pipinya yang chubby dan merona. Kulitnya seputih porselen yang akan berubah menjadi kemerahan kala dia menangis seperti sekarang. Tak hanya bayi laki-laki Madeline yang selamat dan lahir dengan sehat, nyawa Madeline juga tertolong. Fasha dapat menghentikan pendarahannya. Ajaib memang. Dia yang bukan seorang dokter bisa menghentikan pendarahan dan membantu persalinan. Meskipun tidak mudah dan sempat akan menyerah karena kondisi Madeline yang tak kunjung stabil, akhirnya Ibu dan bayinya dapat diselamatkan. Selain pada Fasha, mereka juga harus berterima kasih pada Beatrice yang tak henti

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 82. Hidup yang Lebih Baik

    Di antara tiga kerajaan besar yaitu Alastoire, Rans, dan Namira, hanya Namira yang memiliki iklim hangat, sementara dua kerajaan lainnya beriklim dingin. Apalagi Alastoire, jangan harap kau akan menemukan matahari jika hanya menetap beberapa minggu di sana. Kau harus berdiam selama satu tahun penuh untuk bisa melihat matahari di Alastoire yang merupakan sesuatu yang sangat langka di kerajaan itu. Itu pun hanya untuk beberapa hari saja. Meskipun tak selalu turun salju, tetapi Alastoire selalu ditutupinya. Sinar matahari yang hanya beberapa hari saja tak dapat mencairkan salju ataupun sungai yang sudah membeku selama bertahun-tahun. Ingin mendapatkan cuaca yang hangat. Itulah salah satu alasan kenapa raja Alastoire memperluas wilayah kekuasaannya. Sudah banyak kerajaan-kerajaan kecil beriklim hangat yang bergabung. Entah itu dengan terpaksa –karena kalah dalam peperangan– atau bergabung dengan suka rela. Kerajaan-kerajaan yang bergabung tanpa paksaan adalah kerajaan yang tidak mengin

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 83. Leon

    Suasana gunung Bond tak lagi sepi seperti hari-hari sebelumnya. Sejak kemarin sore, suara tangisan bayi sudah terdengar sebanyak beberapa kali. Tak ada yang memprotes bayi Leon menangis sekencang apa pun, mereka malah tertawa melihatnya. Seperti tadi pagi saat Bibi Fasha menggendongnya di bawah sinar hangat matahari pagi, bayi Leon menangis karena lapar dan haus, mungkin juga karena kepanasan. Sebenarnya, Beatrice sangat ingin membawanya kembali masuk ke dalam rumah, hanya saja dia masih belum berani menggendongnya, meminta untuk menggendong saja dia tidak berani, apalagi merebutnya dari gendongan Bibi Fasha secara paksa. Dia tak ingin tubuh mungil bayi Leon patah menjadi dua. Sore ini juga seperti tadi pagi. Bibi Fasha memang tidak menjemurnya di bawah sinar matahari, dia hanya memandikannya saja, itu pun bayi Leon menangis. Sepertinya dia tak suka air, atau tidak suka pada hawa dingin, seperti kucing saja. Namun, justru itu yang membuatnya terlihat sangat lucu dan menggemaskan. S

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 84. Cinta Ini

    Perubahan wajah Beatrice membuat Madeline semakin merasa kurang nyaman. Meskipun bukan dirinya yang memulai topik pembicaraan ini, tetapi tetap saja dia merasa bersalah. Dia sudah tahu mengenai Beatrice, Imelda yang menceritakannya. Rasanya tak percaya ada seorang Ibu yang tega memperlalukan anaknya seperti itu. Meskipun lahir tanpa didasari cinta, bayi yang sudah lahir ke dunia itu tidak bersalah. Lagi pula, Beatrice ada bukan karena ibunya mengalami perkosaan, Beatrice lahir dari hasil perkawinan yang sah. Tidak sepantasnya ibunya bersikap menolak kehadirannya, apalagi sampai berkata tidak menginginkannya. Itu sudah sangat keterlaluan. Namun, di balik semua itu, Madeline merasa dia tak berhak untuk menghakimi Ibu Beatrice sedemikian rupa. Meskipun sikapnya tidak bisa dibenarkan, tapi dia pasti memiliki alasan melakukan semua itu. Madeline tersenyum manis hanya untuk menenangkan Beatrice. Tangannya meraih tangan Beatrice yang berada si pangkuannya, menggenggamnya hangat, berusaha

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 85. Alastoire & Putri Mahkota

    Pipi seputih porselen Crystal merona. Dia mengingat apa yang dikatakan Papa saat makan malam tadi. Seorang utusan dari istana kembali mendatangi Rainbow Hill untuk memastikan jika Papa benar-benar menerima lamaran dari pihak istana. Di depannya, saat mereka makan malam bersama tadi, Papa kembali menegaskan persetujuannya atas rencana pernikahannya dengan Alexant. Restu Papa baginya saat ini adalah yang utama karena Mama mengatakan terserah pada Papa. Meskipun dulu Mama juga sangat keras menentangnya, seiring berjalannya waktu sikap Mama menjadi lebih lembut. Lagi pula, siapa yang dapat membantah perkataan kepala keluarga? Baru empat bulan, tetapi rasanya sudah sangat lama, seperti empat tahun saja. Bisakah waktu berjalan lebih cepat seperti saat Alexant berada di sisinya? Senyum yang tadi terkembang, sekarang hilang. Dia ingin bertemu lagi dengan Alexant, bertemu dengannya seperti saat mereka bertemu beberapa bulan yang lalu. Crystal menurunkan kaki dari atas tempat tidur, melangk

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 86. Dan, Salju pun Mencair

    "Kau tak ingin mengatakan apa pun pada mamamu?" Suara Lance memecahkan keheningan yang tercipta sejak beberapa menit yang lalu. Ini adalah hari ulang tahun Charlotte yang kedua puluh sembilan, sengaja ia mengajak putrinya mengunjungi makam perempuan kecintaannya, sekedar melepaskan rindu kepadanya. Seperti setiap tahun ini mereka melakukannya. Itulah sebabnya, ia mengirimkan kode yang hanya dimengerti oleh orang-orang tertentu, seminggu yang lalu. Ia tidak ingin putrinya lupa hari ulang tahun ibunya. "Ini adalah hari ulang tahunnya."Beberapa detik tak terdengar suara apa pun sebagai sahutan. Bahkan suara napas maupun detak jantung pun tak terdengar. Dua orang yang berada di dalam ruangan dengan diameter sepuluh meter itu terlalu pandai menyembunyikan helaan napas dan detak jantung mereka. Lance mengerang dalam hati, putrinya adalah cerminan dari dirinya. "Aku sudah berdoa di dalam hati." Suara dingin seorang gadis muda menyapa gendang telinga Lance. Ia berdecak, tak bisakah putr

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11

Bab terbaru

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 100. Ujian Sebelum Pernikahan

    Dua hari lagi ia tidak akan sendiri lagi di kamar ini, akan ada Crystal yang menemaninya. Tempat tidur besar itu akan diisi oleh mereka berdua, begitu juga dengan barang-barang yang mengisi kamar. Ia yakin, pasti akan ada tambahan nantinya, entah itu lemari atau apa pun. Oleh sebab itu, ia tidak mengisi kamar tidurnya dengan banyak barang. Biarkan nanti Crystal yang memilih perabotan apa saja yang cocok untuk kamar tidur mereka. Untuk saat ini, hanya ada satu set sofa dan sebuah kursi santai berwarna perak yang diletakkan di dekat jendela menghadap taman. Dua buah lemari pakaian berukuran besar yang diletakkan berdampingan di bagian kanan kamar. Salah satu lemari sudah terisi dengan pakaian-pakaiannya, sebuah lagi masih kosong. Mungkin besok mereka akan mengisinya dengan gaun-gaun cantik untuk Crystal. Akan ada tambahan beberapa set sofa lagi. Mungkin dua set agar ruangan ini tidak terlihat kosong, dan suara mereka tidak bergema. Akan sangat konyol jika apa yang mereka lakukan di d

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 99. Hati Seorang Ayah

    Istana Namira memang tidak sebesar istana Alastoire. Dinding-dindingnya didominasi warna keemasan dan perak dengan pilar-pilar penyangga berwarna sama. Satu yang pasti, istana Namira selalu hangat karena dibanjiri sinar matahari sepanjang tahun. Bukannya tak ada salju, hanya saja di Namira lebih banyak sinar matahari dibandingkan dengan Alastoire yang beriklim dingin sepanjang tahunnya. Lance Loire selalu menikmati setiap kunjungannya ke Namira. Tak hanya beriklim hangat, gadis-gadis Namira juga terkenal dengan kecantikannya. Sudah bukan rahasia lagi jika ia gemar bermain wanita. Sudah banyak wanita yang ditidurinya, baik itu di Namira, Rans, ataupun Alastoire yang merupakan daerah kekuasaannya sendiri. Siapa yang dapat menolak pesonanya, para wanita itu malah berlomba untuk bisa menghabiskan waktu satu malam saja bersamanya. Meskipun tidak dibayar, mereka akan dengan sukarela mengangkang untuknya. Dasar para wanita murahan! Putri tunggalnya sendiri sudah mengetahui kebiasaannya i

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 98. Selamat Ulang Tahun, Crystal

    "Selamat ulang tahun, Nak!"Kata-kata itu keluar dari bibir Lance Loire yang ditujukannya kepada sang putri tercinta. Tidak ada acara meriah pada ulang tahunnya kali ini. Crystal juga tidak berkunjung ke Alastoire, ulang tahunnya hanya dirayakan di Namira, itu pun tanpa pesta ataupun tamu undangan. Pertambahan usianya hanya dirayakan dengan acara makan malam bersama dan tiup lilin. Lance Loire yang kali ini datang ke Namira, tanpa ada seorang pun yang tahu. Entah bagaimana caranya ia melewati pemeriksaan di pelabuhan sehingga kedatangannya tak terdeteksi. Yang pasti, ia tiba di Rainbow Hill dengan selamat tepat beberapa saat sebelum usia Crystal berganti."Kau sudah dewasa sekarang. Lihatlah!" Tidak ada senyum atau apa pun menyertai perkataannya itu. Raut wajah Lance tetap saja datar dengan sorot mata yang dingin. "Charlotte pasti bangga padamu."Crystal tersenyum lebar. "Mama pasti akan lebih bangga lagi padaku saat aku berdiri di depan altar."Lance mengembuskan napas kasar melalui

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 97. (Bukan) Putri Bangsawan yang Rapuh

    "Anda dari mana, Nona?"Elsi yang tengah memasuki kamar tidurnya dengan mengendap dikejutkan oleh pertanyaan itu. Dia berjengit, menegakkan tubuh, dan melepas bandana yang menutupi kepalanya, lalu tersenyum lebar untuk menghapus kecurigaan Bibi Jane kepadanya. Bibi Jane adalah pengasuhnya. Wanita berusia lebih dari setengah abad itu sudah merawatnya sejak dia kecil. Di kastil ini, hanya Bibi Jane yang menyayangi dan menghargainya –menurutnya. Kedua orang tuanya selalu memojokkannya. Apalagi Papa, selalu membandingkannya dengan semua orang. Papa selalu menyebut nama keluarga Bryne setiap kali mengomelinya. Tak jarang kata-kata Papa sangat menyakitkan. Tak hanya baginya, tetapi Bibi Jane juga pasti merasakannya. Bibi Jane selalu menangis tersedu setiap kali mendengar Papa mengomel, apalagi sampai membanding-bandingkannya dengan George hanya karena dia perempuan. Itulah sebabnya dia meminta George untuk mengajarinya semua yang biasa dilalukan pria. Maksudnya, membela diri, agar Papa ti

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 96. Ketahuan

    Tak ada yang tahu bagaimana perasaannya karena ia tak memberi tahu siapa pun. Ia menyimpannya rapat-rapat agar tak ada seorang pun yang menyadari jika ia tengah menjalin hubungan secara diam-diam dengan putri dari musuh keluarganya. Hubungan mereka seolah sesuatu yang terlarang, padahal tidak demikian. Seandainya saja keluarga mereka tidak saling bermusuhan, tidak akan ada kata terlarang di antara mereka. Mereka akan dapat dengan bebas mendeklarasikan hubungan mereka di depan publik. Sayangnya, permusuhan keluarga yang sudah terjadi selama bertahun-tahun membuat mereka tidak bisa melakukannya. Bertemu pun mereka harus diam-diam di pinggiran hutan dengan Elsi yang mengenakan pakaian laki-laki agar tidak ada yang mengenali, mereka seperti sepasang penjahat saja. "Selamat sore, Yang Mulia!" George membungkuk hormat di depan Alexant yang tengah duduk di bangku taman. Dia sedang membersihkan pedangnya. Seharian ini George menghabiskan waktunya bersama Elsi. Mereka tidak hanya mengobrol

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 95. Pusat Duniaku

    "Kau harus yakin pada kekuatan cinta, Elsi. Jika pangeran Alexant dan Lady Mars bisa melewati tujuh tahun berpisah dan masih saling mencintai, begitu juga dengan kita." George meraih wajah Elsi, membingkainya dengan kedua tangannya. "Percayalah, kita juga pasti bisa menghadapi rintangan bersama-sama. Alexant dan Crystal dapat melewati waktu karena mereka saling yakin dan percaya, kita juga pasti bisa mendapatkan restu dari kedua orang tuamu." Elsi mengangguk, membuat dua bulir bening menuruni pipinya. Kata-kata George begitu mengena di hatinya. George benar, mereka harus bisa bertahan, harus kuat. Mereka tak boleh menyerah, seperti pangeran Alexant dan Lady Crystal Mars yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan. Mereka berdua dapat mengatasi jarak dan waktu yang memisahkan mereka. Mereka yakin jika pasangan mereka juga memiliki perasaan yang sama kuat dengan mereka. Dia juga harus kuat seperti Lady Mars, harus yakin jika mereka pasti dapat mengatasi segala rintangan dalam per

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 94. Cinta Terlarang

    "Tidak apa, melakukan apa pun aku mau asal kau yang memintaku untuk melakukannya."Elsi mengangkat sebelah alisnya menatap George. Meskipun berpakaian seperti pria, kecantikan Elsi tidak bisa disembunyikan. Satu-satunya jalan agar tak kentara terlihat seperti perempuan, dia selalu bersikap angkuh dan dingin. Itu pun terkadang tidak pernah berhasil, apalagi di depan George. Pernah suatu waktu dia ditantang seorang pria bertubuh besar dengan perutnya yang buncit untuk minum alkohol. Sebagai seorang gadis bangsawan yang terhormat, pantang baginya tidak menerima tantangan. Sebagai gadis bangsawan juga dia tidak diperbolehkan meminum alkohol. Selain karena usianya yang belum mencukupi, alkohol juga tidak disarankan untuk kaum perempuan, terutama mereka yang belum dewasa. "Kau suruh apa pun, pasti akan kulakukan untukmu, Lady Baige!" George membungkukkan separuh badannya dengan tangan di dada, memberi hormat pada gadis yang dicintainya. Elsi membuang muka melihatnya, menyembunyikan wajah

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 93. (Bukan) Cinta Segitiga

    Lily of the Valley, bunga yang sangat beracun. Namun, anehnya Crystal sangat menyukai bunga berwarna putih tersebut. Bentuknya yang seperti lonceng dan mungil memang terlihat sangat cantik dan menggemaskan. Persis seperti Crystal, termasuk racunnya. Bagi Alexant, Crystal sangatlah beracun, dan racun itu sudah menjalar ke seluruh tubuhnya sehingga ia tidak bisa berkutik lagi. Racun yang disebarkan Crystal pada dirinya membuatnya bertekuk lutut di bawah kakinya. Satu setengah tahun sudah berlalu sejak pertemuan terakhir mereka. Hanya tinggal enam bulan lagi, maka mereka akan bertemu dan tidak akan terpisahkan. Alexant mengerang, bertanya kesal dalam hati, kenapa waktu setengah tahun terasa lebih lama dari satu setengah tahun. Sungguh, sejak dulu ia sangat ingin mempercepat waktu, agar ia dan Crystal tak lagi berpisah. Rasanya sangat menyiksa tidak bisa bertemu seperti ini. Waktu enam bulan yang tersisa sangat menggemaskan rasanya. Jika bisa ia ingin langsung saja melewatinya. Sayang

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 92. Harapan Beatrice

    "Astaga, apa yang kau lakukan?" Beatrice membelalak gemas pada bocah berambut pirang di depannya. Tinggi bocah itu tak sampai sepinggangnya, hanya sebatas lutut bagian atas. Dia bahkan harus membungkuk untuk dapat melihatnya. "Dengarkan aku, Leon! Aku sudah membersihkan lantai ini beberapa kali, tidakkah kau kasihan kepadaku?" Keadaan rumah mungil itu tak pernah lagi damai seperti biasa. Semenjak Leon lahir, semakin dia besar keributan semakin sering terjadi. Leon yang sudah berusia delapan belas bulan sedang aktif-aktifnya, dan dia sangat senang mengganggu Beatrice. Seperti pagi ini, Fasha meminta Beatrice untuk membersihkan lantai ruang tamu mereka, dan Beatrice sudah melakukannya sebanyak tiga kali. Seandainya saja Leon tidak mengganggunya dengan selalu mengotori lantai setiap selesai dibersihkannya, Beatrice tak perlu melakukannya secara berulang-ulang seperti sekarang. Ini adalah yang keempat kali Beatrice mengepel lantai ruang tamu rumah mereka, dan dia harus kembali mengulan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status