Home / Romansa / The CROWN (Sang Pewaris Takhta) / Bab 72. Peraturan Untuk Semua

Share

Bab 72. Peraturan Untuk Semua

Author: Fitri_alpha
last update Last Updated: 2025-02-03 09:24:21

"Kau sudah merasa baikan?"

Beatrice mengangkat kepala, menatap pemilik suara. Namun, segera saja dia membuang muka setelah tahu jika Fasha yang sedang duduk di depannya. Seandainya saja neneknya, dia tidak akan bersikap memusuhi seperti ini, pasti dia akan langsung memeluknya, dan menangis di bahu tuanya yang ringkih.

Namun, tidak untuk Fasha. Jika dulu, sewaktu mereka masih berada di istana, dia sangat menyayanginya, berbeda dengan di tempat ini. Bibi Fasha berubah menjadi seseorang yang sangat menyebalkan baginya. Selalu saja berpura-pura tidak tahu jalan keluar dari tempat ini.

Padahal, apa sulitnya mengatakan jalan keluar kepadanya? Jika memang ingin tinggal di tempat seperti ini, jangan pernah mengajaknya. Dia tidak mau tinggal di tempat yang tidak ada Alexant.

Dulu, dia mengira Bibi Fasha berpihak kepadanya. Dia mengira Bibi Fasha yang anggun selalu mendukungnya, itulah kenapa dia sangat menyayanginya.

Akan tetapi, siapa yang menyangka ternyata Bibi Fasha sama seperti Mama
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 73. Fakta

    "Tidak sesederhana itu, Beatrice." Fasha tersenyum. Dia harus menjelaskan dengan lebih sabar lagi pada gadis di depannya ini. Pemahaman Beatrice terhadap sesuatu sepertinya masih kurang. "Pangeran Alexant hanya berkata akan melindungimu, bukan menikahi. Dua hal itu memiliki makna yang berbeda. Lagi pula, Pangeran Alexant sudah memiliki calon istri. Dia memintanya untuk menikah saat usianya masih sepuluh tahun. Kau bisa membayangkannya, 'kan, bagaimana perasaan Pangeran Alexant? Dia meminta Lady Crystal Mars untuk menjadi permaisurinya di depan Jenderal Wallace dan ibumu, juga para prajurit dan pelayan lainnya. Oh, iya, para bangsawan juga ada di sana saat dia mengucapkan ikrarnya."Beatrice menggeleng. "Itu tidak benar!" bantahnya. "Bibi berbohong! Bibi hanya membohongiku agar aku melupakan Alexant. Tidak benar Alexant mencintai gadis lain. Dia mencintaiku!" Beatrice berteriak. Suaranya terdengar serak karena dia sudah menangis sejak beberapa saat yang lalu. "Itulah kenapa aku menga

    Last Updated : 2025-02-05
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 74. Perasaan Selena

    "Kau tetap akan mencarinya?" tanya George sambil berusaha menjajari langkah cepat Alexant. Mereka baru kembali dari kamar tidur yang ditempati Beatrice dan Bibi Fasha, dan menemukan fakta bahwa memang telah terjadi tindak kekerasan di kamar itu. Mereka menemukan seutas tali yang sering digunakan untuk mengikat tangan atau kaki penjahat agar tidak melarikan diri. Jadi, ada kemungkinan Beatrice telah diculik, dan sepertinya Bibi Fasha juga demikian. Namun, jika dilihat dari kekacauan yang ada, hanya tempat tidur Beatrice yang berantakan, sementara tempat tidur Bibi Fasha tetap terlihat rapi seperti biasanya. Dengan semua fakta yang ada membuat mereka berdua ragu apakah Bibi Fasha juga merupakan korban penculikan sama seperti Beatrice, ataukah Bibi Fasha yang sudah menculik Beatrice? Bukan menculik secara langsung, atau dalang penculikan, melainkan ikut andil dalam penculikan terhadap Beatrice. "Aku yakin Selena pasti tahu sesuatu!" Alexant mempercepat langkahnya begitu mereka hampir

    Last Updated : 2025-02-08
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 75. Hati Menginginkan Apa yang Diinginkannya

    Kedua tangan Alexant mengepal erat, gigi-giginya bergemeletuk. Apa maksud perkataan Selena? Dengan berkata seperti itu, apakah dia berpikir jika putrinya tidak berarti? Astaga, Selena benar-benar kejam untuk menjadi seorang Ibu. Tidak salah memang dia menginginkan kesejahteraan kerajaan dengan mengorbankan apa pun, tetapi dia juga harus memikirkan perasaan putrinya. Tidak ada seorang pun Ibu di dunia ini yang tega mengorbankan putrinya, meskipun itu demi negerinya sendiri. Sangat menggelikan mendengar Selena mencintai Namira sedalam itu. Satu lagi, dengan berkata seperti itu, secara tak langsung Selena sudah mengakui bahwa dia mengetahui di mana keberadaan Beatrice. "Maafkan aku, Selena, tetapi aku tidak bisa menghargai rasa cintamu yang berlebihan terhadap Namira. Aku akan lebih menghargaimu jika kau memberi tahu di mana Beatrice berada!" Selena berdecak. Alexant memang sangat keras kepala, dan dia sudah mengetahuinya. Jika belum mendapatkan apa yang diinginkannya, dia tidak akan

    Last Updated : 2025-02-09
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 76. Masalah Hati

    Kamar tidurnya tak pernah terasa lebih luas dari sekarang ini, bahkan setelah pernikahan Raja Henry dan Ratu Amora delapan belas tahun yang lalu. Sekarang, semuanya tampak lebih besar, termasuk tempat tidur di belakangnya. Selena berdiri di depan jendela kamarnya yang menghadap ke arah taman di bagian Utara istana. Tidak ada air mata di pipinya yang pucat. Dia dapat menahannya, seolah air matanya patuh terhadap perintah otaknya, ataukah semua air matanya sudah kering, hanya menyisakan dua bulir terakhir yang tadi mengalir? Satu yang pasti, sekarang rasanya dia sudah lega. Tidak peduli penilaian orang lain terhadap dirinya, yang penting dia sudah memberi tahu Alexant yang sebenarnya. Untuk saat ini, dia juga tidak akan memedulikan apa yang dipikirkan Alexant tentangnya. Anak itu bukan anak yang bodoh, dia sangat pandai. Sebagai seorang yang akan memimpin Namira kelak, Alexant pasti tidak akan mengorbankan rakyatnya. Lagi pula, siapa yang mau mengorbankan orang banyak hanya untuk seor

    Last Updated : 2025-04-01
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 77. Menemukan Teman

    Gunung Bond memiliki hutan yang lebat dan nyaris tak terjamah, kecuali oleh sinar matahari. Pohon-pohonnya yang tinggi menjulang tidak menolak kehadiran sang surya sehingga keadaan di dalamnya tidak segelap yang dilihat dari luar. Beberapa padang rumput yang ditumbuhi bunga liar dengan warna-warni yang cantik membuat kesan menakutkan gunung Bond sama sekali tak terasa. Mungkin itulah yang membuat dua orang perempuan memasuki gunung Bond dengan berlari. Raut ketakutan sangat kentara di wajah mereka yang bersimbah keringat. Sesekali keduanya menengok ke belakang, seolah ada yang mengejar dan takut jika orang yang mengejar mereka masih mengikuti meskipun mereka sudah memasuki kawasan terlarang gunung Bond. "Kupikir Ayah sudah tidak mengejar kita lagi, Kakak." Perempuan yang lebih muda berkata. Sejak masih berada di luar gunung Bond, dia memegangi perempuan yang terlihat lebih tua. Rambut cokelat terangnya yang panjang sepunggung dikepang dua, poni dan sebagian anak rambut menempel di

    Last Updated : 2025-04-02
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 78. Menolong Madeline

    Matahari sudah condong ke sebelah barat ketika dua orang gadis berbeda warna rambut tiba di rumah sederhana Fasha dan Imelda yang berada di tengah gunung Bond. Beatrice dan Rosaline memapah Madeline, tertatih-tatih. Wanita itu sudah tidak bisa berjalan lagi, air ketubannya sudah pecah beberapa menit yang lalu, Madeline nyaris tak sadarkan diri karena mengalami pendarahan. "Bibi Fasha, tolong kami!" Fasha yang sedang berada di belakang rumah tergesa mendatangi suara itu. Dia berlari, meninggalkan sayuran yang baru saja dipanennya. Dia panik, mengira telah terjadi sesuatu pada Imelda karena selain suara seruan Beatrice yang meminta tolong, dia juga mendengar suara teriakan Imelda. "Bibi Fasha, cepat kemari!" Sekali lagi seruan Beatrice terdengar. Fasha semakin mempercepat larinya, beberapa meter lagi dia akan sampai. Namun, rasanya seperti masih sangat jauh. Jarak beberapa meter itu seperti ribuan kilometer sekarang. Kepanikan membuat waktu menjadi lebih lama dan jarak lebih panjang

    Last Updated : 2025-04-03
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 79. Restu

    "Baru pulang?" Crystal menghentikan langkah. Dia yang ingin menaiki tangga, segera berbalik. Tersenyum melihat Mama yang datang dari arah berlawanan. Ada beberapa tangkai mawar merah muda di tangan Mama. Crystal yakin, bunga-bunga itu baru dari kebun di sebelah Utara kastil. Mama memiliki taman bunga sendiri, yang dirawat sendiri, hanya ada beberapa pelayan dan seorang tukang kebun yang membantunya. Taman bunga mawar aneka jenis dan warna. Crystal mengangguk, menghampiri Mama, dan mengambil alih bunga di tangannya. "Sebaiknya cepat bersihkan tubuhmu." Astrid mengusap rambut pirang putrinya. Dia tersenyum, Crystal-nya tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Rambut pirang yang lembut dan berkilau, mata biru cemerlang, bibir mungil kemerahan, sangat serasi dengan pipi seputih porselen yang selalu merona, dan hidung mancungnya. Semua yang diinginkan seorang gadis ada padanya, putrinya sempurna. Tak salah jika putra mahkota Namira tergila-gila kepadanya. "Setelah makan malam ada yan

    Last Updated : 2025-04-04
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 80. Kau adalah Calon Ratu Namira

    Tak ada suara di ruang makan itu, bahkan desahan napas pun tak terdengar seolah tiga orang yang berada di sana sedang menahan napas mereka. Kenyataannya memang demikian, meskipun hanya satu orang saja yang melakukannya, yakni putri tunggal keluarga Mars, Crystal Mars. Sementara itu, kedua orang tuanya, terutama sang Ayah, bernapas seperti biasanya. Edmund Mars terlalu pandai menyembunyikan suara desah napasnya. Begitu juga dengan Astrid Mars, dia pun melakukan hal yang sama dengan suaminya. Meskipun sedikit gugup, tetapi Astrid dapat mengendalikan diri dengan baik. Sebenarnya, Astrid tidak mengetahui apa yang ingin dibicarakan oleh suaminya. Sebab itu dia mendengarkan baik-baik apa yang dikatakan oleh kepala keluarga Mars tersebut. "Maafkan Papa karena harus mengorbankanmu demi keselamatan penduduk yang tinggal di Rainbow Hill, Papa tidak memiliki pilihan lain, Nak." Edmund Mars menggelengkan kepala beberapa kali dengan pelan. "Mereka memang tidak menunjukkan ancaman secara langsun

    Last Updated : 2025-04-05

Latest chapter

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 100. Ujian Sebelum Pernikahan

    Dua hari lagi ia tidak akan sendiri lagi di kamar ini, akan ada Crystal yang menemaninya. Tempat tidur besar itu akan diisi oleh mereka berdua, begitu juga dengan barang-barang yang mengisi kamar. Ia yakin, pasti akan ada tambahan nantinya, entah itu lemari atau apa pun. Oleh sebab itu, ia tidak mengisi kamar tidurnya dengan banyak barang. Biarkan nanti Crystal yang memilih perabotan apa saja yang cocok untuk kamar tidur mereka. Untuk saat ini, hanya ada satu set sofa dan sebuah kursi santai berwarna perak yang diletakkan di dekat jendela menghadap taman. Dua buah lemari pakaian berukuran besar yang diletakkan berdampingan di bagian kanan kamar. Salah satu lemari sudah terisi dengan pakaian-pakaiannya, sebuah lagi masih kosong. Mungkin besok mereka akan mengisinya dengan gaun-gaun cantik untuk Crystal. Akan ada tambahan beberapa set sofa lagi. Mungkin dua set agar ruangan ini tidak terlihat kosong, dan suara mereka tidak bergema. Akan sangat konyol jika apa yang mereka lakukan di d

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 99. Hati Seorang Ayah

    Istana Namira memang tidak sebesar istana Alastoire. Dinding-dindingnya didominasi warna keemasan dan perak dengan pilar-pilar penyangga berwarna sama. Satu yang pasti, istana Namira selalu hangat karena dibanjiri sinar matahari sepanjang tahun. Bukannya tak ada salju, hanya saja di Namira lebih banyak sinar matahari dibandingkan dengan Alastoire yang beriklim dingin sepanjang tahunnya. Lance Loire selalu menikmati setiap kunjungannya ke Namira. Tak hanya beriklim hangat, gadis-gadis Namira juga terkenal dengan kecantikannya. Sudah bukan rahasia lagi jika ia gemar bermain wanita. Sudah banyak wanita yang ditidurinya, baik itu di Namira, Rans, ataupun Alastoire yang merupakan daerah kekuasaannya sendiri. Siapa yang dapat menolak pesonanya, para wanita itu malah berlomba untuk bisa menghabiskan waktu satu malam saja bersamanya. Meskipun tidak dibayar, mereka akan dengan sukarela mengangkang untuknya. Dasar para wanita murahan! Putri tunggalnya sendiri sudah mengetahui kebiasaannya i

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 98. Selamat Ulang Tahun, Crystal

    "Selamat ulang tahun, Nak!"Kata-kata itu keluar dari bibir Lance Loire yang ditujukannya kepada sang putri tercinta. Tidak ada acara meriah pada ulang tahunnya kali ini. Crystal juga tidak berkunjung ke Alastoire, ulang tahunnya hanya dirayakan di Namira, itu pun tanpa pesta ataupun tamu undangan. Pertambahan usianya hanya dirayakan dengan acara makan malam bersama dan tiup lilin. Lance Loire yang kali ini datang ke Namira, tanpa ada seorang pun yang tahu. Entah bagaimana caranya ia melewati pemeriksaan di pelabuhan sehingga kedatangannya tak terdeteksi. Yang pasti, ia tiba di Rainbow Hill dengan selamat tepat beberapa saat sebelum usia Crystal berganti."Kau sudah dewasa sekarang. Lihatlah!" Tidak ada senyum atau apa pun menyertai perkataannya itu. Raut wajah Lance tetap saja datar dengan sorot mata yang dingin. "Charlotte pasti bangga padamu."Crystal tersenyum lebar. "Mama pasti akan lebih bangga lagi padaku saat aku berdiri di depan altar."Lance mengembuskan napas kasar melalui

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 97. (Bukan) Putri Bangsawan yang Rapuh

    "Anda dari mana, Nona?"Elsi yang tengah memasuki kamar tidurnya dengan mengendap dikejutkan oleh pertanyaan itu. Dia berjengit, menegakkan tubuh, dan melepas bandana yang menutupi kepalanya, lalu tersenyum lebar untuk menghapus kecurigaan Bibi Jane kepadanya. Bibi Jane adalah pengasuhnya. Wanita berusia lebih dari setengah abad itu sudah merawatnya sejak dia kecil. Di kastil ini, hanya Bibi Jane yang menyayangi dan menghargainya –menurutnya. Kedua orang tuanya selalu memojokkannya. Apalagi Papa, selalu membandingkannya dengan semua orang. Papa selalu menyebut nama keluarga Bryne setiap kali mengomelinya. Tak jarang kata-kata Papa sangat menyakitkan. Tak hanya baginya, tetapi Bibi Jane juga pasti merasakannya. Bibi Jane selalu menangis tersedu setiap kali mendengar Papa mengomel, apalagi sampai membanding-bandingkannya dengan George hanya karena dia perempuan. Itulah sebabnya dia meminta George untuk mengajarinya semua yang biasa dilalukan pria. Maksudnya, membela diri, agar Papa ti

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 96. Ketahuan

    Tak ada yang tahu bagaimana perasaannya karena ia tak memberi tahu siapa pun. Ia menyimpannya rapat-rapat agar tak ada seorang pun yang menyadari jika ia tengah menjalin hubungan secara diam-diam dengan putri dari musuh keluarganya. Hubungan mereka seolah sesuatu yang terlarang, padahal tidak demikian. Seandainya saja keluarga mereka tidak saling bermusuhan, tidak akan ada kata terlarang di antara mereka. Mereka akan dapat dengan bebas mendeklarasikan hubungan mereka di depan publik. Sayangnya, permusuhan keluarga yang sudah terjadi selama bertahun-tahun membuat mereka tidak bisa melakukannya. Bertemu pun mereka harus diam-diam di pinggiran hutan dengan Elsi yang mengenakan pakaian laki-laki agar tidak ada yang mengenali, mereka seperti sepasang penjahat saja. "Selamat sore, Yang Mulia!" George membungkuk hormat di depan Alexant yang tengah duduk di bangku taman. Dia sedang membersihkan pedangnya. Seharian ini George menghabiskan waktunya bersama Elsi. Mereka tidak hanya mengobrol

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 95. Pusat Duniaku

    "Kau harus yakin pada kekuatan cinta, Elsi. Jika pangeran Alexant dan Lady Mars bisa melewati tujuh tahun berpisah dan masih saling mencintai, begitu juga dengan kita." George meraih wajah Elsi, membingkainya dengan kedua tangannya. "Percayalah, kita juga pasti bisa menghadapi rintangan bersama-sama. Alexant dan Crystal dapat melewati waktu karena mereka saling yakin dan percaya, kita juga pasti bisa mendapatkan restu dari kedua orang tuamu." Elsi mengangguk, membuat dua bulir bening menuruni pipinya. Kata-kata George begitu mengena di hatinya. George benar, mereka harus bisa bertahan, harus kuat. Mereka tak boleh menyerah, seperti pangeran Alexant dan Lady Crystal Mars yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan. Mereka berdua dapat mengatasi jarak dan waktu yang memisahkan mereka. Mereka yakin jika pasangan mereka juga memiliki perasaan yang sama kuat dengan mereka. Dia juga harus kuat seperti Lady Mars, harus yakin jika mereka pasti dapat mengatasi segala rintangan dalam per

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 94. Cinta Terlarang

    "Tidak apa, melakukan apa pun aku mau asal kau yang memintaku untuk melakukannya."Elsi mengangkat sebelah alisnya menatap George. Meskipun berpakaian seperti pria, kecantikan Elsi tidak bisa disembunyikan. Satu-satunya jalan agar tak kentara terlihat seperti perempuan, dia selalu bersikap angkuh dan dingin. Itu pun terkadang tidak pernah berhasil, apalagi di depan George. Pernah suatu waktu dia ditantang seorang pria bertubuh besar dengan perutnya yang buncit untuk minum alkohol. Sebagai seorang gadis bangsawan yang terhormat, pantang baginya tidak menerima tantangan. Sebagai gadis bangsawan juga dia tidak diperbolehkan meminum alkohol. Selain karena usianya yang belum mencukupi, alkohol juga tidak disarankan untuk kaum perempuan, terutama mereka yang belum dewasa. "Kau suruh apa pun, pasti akan kulakukan untukmu, Lady Baige!" George membungkukkan separuh badannya dengan tangan di dada, memberi hormat pada gadis yang dicintainya. Elsi membuang muka melihatnya, menyembunyikan wajah

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 93. (Bukan) Cinta Segitiga

    Lily of the Valley, bunga yang sangat beracun. Namun, anehnya Crystal sangat menyukai bunga berwarna putih tersebut. Bentuknya yang seperti lonceng dan mungil memang terlihat sangat cantik dan menggemaskan. Persis seperti Crystal, termasuk racunnya. Bagi Alexant, Crystal sangatlah beracun, dan racun itu sudah menjalar ke seluruh tubuhnya sehingga ia tidak bisa berkutik lagi. Racun yang disebarkan Crystal pada dirinya membuatnya bertekuk lutut di bawah kakinya. Satu setengah tahun sudah berlalu sejak pertemuan terakhir mereka. Hanya tinggal enam bulan lagi, maka mereka akan bertemu dan tidak akan terpisahkan. Alexant mengerang, bertanya kesal dalam hati, kenapa waktu setengah tahun terasa lebih lama dari satu setengah tahun. Sungguh, sejak dulu ia sangat ingin mempercepat waktu, agar ia dan Crystal tak lagi berpisah. Rasanya sangat menyiksa tidak bisa bertemu seperti ini. Waktu enam bulan yang tersisa sangat menggemaskan rasanya. Jika bisa ia ingin langsung saja melewatinya. Sayang

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 92. Harapan Beatrice

    "Astaga, apa yang kau lakukan?" Beatrice membelalak gemas pada bocah berambut pirang di depannya. Tinggi bocah itu tak sampai sepinggangnya, hanya sebatas lutut bagian atas. Dia bahkan harus membungkuk untuk dapat melihatnya. "Dengarkan aku, Leon! Aku sudah membersihkan lantai ini beberapa kali, tidakkah kau kasihan kepadaku?" Keadaan rumah mungil itu tak pernah lagi damai seperti biasa. Semenjak Leon lahir, semakin dia besar keributan semakin sering terjadi. Leon yang sudah berusia delapan belas bulan sedang aktif-aktifnya, dan dia sangat senang mengganggu Beatrice. Seperti pagi ini, Fasha meminta Beatrice untuk membersihkan lantai ruang tamu mereka, dan Beatrice sudah melakukannya sebanyak tiga kali. Seandainya saja Leon tidak mengganggunya dengan selalu mengotori lantai setiap selesai dibersihkannya, Beatrice tak perlu melakukannya secara berulang-ulang seperti sekarang. Ini adalah yang keempat kali Beatrice mengepel lantai ruang tamu rumah mereka, dan dia harus kembali mengulan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status