Reynald melemparkan diri di atas sofa ruang tamu Clara, matanya menatap langit-lagit Apartemen tersebut. Seharian ini ia selalu memikirkan Clara, tak ada nama Dina sedikitpun dalam benaknya, apa semudah inikah melupakan Dina?? Jika ia maka Reynald akan selalu melakukan hal ini. Selalu menempel pada Clara hingga dirinya bisa melupakan wanita yang di cintainya tersebut.
Lalu bagaimana jika perasaannya pada Clara berubah? Bagaimana jika ia mulai mencintai wanita menyebalkan tersebut?
Cinta? Ahh yang benar saja, ia tak mungkin mencintai wanita seperti Clara. Jika hanya sekedar suka, mungkin saja, Reynald tak menampik jika ia suka bahkan tertarik dengan wanita tersebut, tapi jika Cinta? Astaga... Bahkan Reynald dapat dengan jelas menilai, mana wanita yang patut di cintai dan mana wanita yang ‘hanya’ bisa di Sukai.
Reynald tersentak ketika mendapati pintu kamar Clara terbuka dan menampilkaan sosok Clara yang hanya mengenakan Camisole dan Hotpa
Clara masih terdiam walau mereka kini sudah berada di dalam mobil Reynald namun tetap saja kecanggungan masih saja menyelimuti di antara mereka.“Kita pulang atau kemana?” tanya Reynald memecah keheningan.“Pulang saja.” Clara menjawab dengan ekspresi sedatar mungkin, padahal saat ini jantungnya masih memoma cepat entah karena dekat dengan Reynald atau memang karena jantungnya kini memiliki kelainan.“Kita makan siang dulu.”“Aku nggak makan siang, kamu tau kan?”“Berhenti melakukaan diet sialan itu. pokoknya siang ini kita makan bersama.”Clara mendengus kesal. Sejak kapa Reynald mampu membuatnya menjadi wanita penurut seperti saat ini? Ahh Sial!! Lelaki di sebelahnya ini benar-benar lelaki yang mampu menjungkir balikkan perasaannya.***Mereka berhenti di sebuah restoran, bukan restoran mewah karena Reynald memang sengaja mengajak Clara ke restoran biasa-
Siang itu Clara sudah di perbolehkan kembali pulang dengan Reynald tentunya. Masih saling berdiam diri karena tak tahu juga apa yang akan di bicarakan. Akhirnya saat Reynald membelok kan mobilnya ke arah lain yang berlawanan menuju ke Apartemennya, Clara mulai angkat bicara.“Kamu nggak hilang ingatan kan Rey? Arah apartemenku bukan ke sini.”“Ya, siapa yang bilang kita akan ke Apartemenmu.”Clara mengangkat sebelah alisnya. “Lalu?”“Kita ke rumahku. Mama tahu kamu sakit, dan dia meminta untuk mampir ke sana saat kamu pulang.”“Mau apa ke sana?”“Sepertinya dia sedang memasakkan mu makanan.”“Rey, Aku sakit karena terlalu banyak makan, apa kamu sengaja mau buat aku masuk rumah sakit lagi?”Dan meledaklah tawa Reynald. “Baru kali ini aku mendengar orang sakit karena terlalu banyak makan. Dan kamu tenang saja, Mama cukup tahu apa
Hari demi hari di lalui dengan banyak sekali cerita indah, cerita menjengkelkan bagi Reynald dan Clara. Cerita dari mereka melakukan Prewedding, memilih gedung untuk resepsi, dan lain sebagainya.Hingga tak terasa tibalah hari itu. Hari dimana Reynald akan mengucapkan kaliamat ijab qobul di depan semua orang yang hadir pada acara tersebut.Setelah melakukan perdebatan sengit, akhirnya di putuskan jika acara sakral tersebut akan di lakukan di kediaman orang tua Clara. Clara yang awalnya menolak mentah-mentah akhirnya menuruti apa mau Reynald dan kedua orang tuanya setelah Reynald melakukan serangkaian ancaman mulai dari membatalkan pernikahan dan lain sebagainya.Tentu saja Clara tak bisa berkutik. Mau di taruh di mana mukanya jika pernikahan ini akan batal, sedangkan beberapa awak media saja sudah memberitakannya di beberapa situs berita online maupun di tv nasional. Ahh sial!! Clara benar-benar tak bisa berkutik.Saat mengingat hal tersebut Reynald terse
Clara melemparkan diri ke atas ranjang besar kamarnya. Ahh Akhirnya semua prosesi pernikahannya selesai juga, mulai dari Akad nikah, upacara Adat dan Resepsi yang membuat kakinya pegal. Bahkan tadi saat melepaskan gaun pengantinnya saja Clara benar-benar terlihat tak sabar. Ia hanya ingin cepat-cepat tidur karena terlalu lelah.Belum lagi jantungnya yang tak berhenti berdebar-debar karena sosok yang seharian ini selalu di sebelahnya. Ya, siapa lagi jika bukan Reynald. Ahhh lelaki itu benar-benar membuatnya Gila.Tak lama, Clara melihat pintu kamar mandinya terbuka. Dan tampaklah sosok Reynald dengan rambut basahnya, dada telanjangnya dan juga wajah tampannya yang terlihat lebih segar. Sial!!! Lelaki itu kembali membuat jantungnya berdebar tak menentu.“Kamu nggak mandi?” tanya Reynald sambil menggosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk.“Nggak, aku capek.” Clara menjawab dengan nada yang di buatnya ketus.“
Di bandara...Reynald tak berhenti melingkarkan lengannya pada pinggang Clara. Ya bagaimna tidak, wanita di sebelahnya kini menjadi pusat perhartian karena pakaian yang di kenakannya seperti pakaian yang kekurangan bahan.“Lain kali buang bajumu yang seperti ini.” Desis Reynald dengan tajam.“Apa maksudmu?”“Kamu nggak tahu kalau sejak tadi kamu jadi pusat perhatian?”“Hello.. Aku ini Model papan atas, tentu saja mereka mengenalku, makanya aku jadi pusat perhatian.”“Kamu terlalu percaya diri, mereka hanya memperhatikan tubuhmu yang terekspos.”“Kamu terlalu kuno Rey, masih mending aku nggak pakai Bikini tadi.”“Sial!” Umpat Reynald pelan.***Jam Sebelas malam pun akhirnya tiba. Clara sudah bersiap-siap di dalam kamar hotel untuk menuju ke pesta yang di adakan oleh teman-teman Reynald. Sedangkan Reynald send
Andra masih terduduk dengan tatapan kosongnya, sedangkan Indri masih mengobati lebam-lebam di wajah kakak kembarnya tersebut karena pukulan keras dari Reynald. Sesekali Andra meringis saat dengan sengaja Indri menyentuh lukanya tersebut dengan sedikit lebih keras.“Gue bener-bener nggak habis pikir sama lo Bang, bisa-bisanya lo cium Istri orang sembarangan, kalau sampai karena ini Reynald nggak mau temenan sama gue lagi, gue nggak mau ngomong sama lo lagi.” Cerocos Indri pada Andra yang masih diam dengan tatapan kosongnya.“Apa tadi itu bener Rista Ndri? Clarista?”“Iya, memangnya kenapa? Jelas tertulis dalam undangan Akad nikahnya seperti itu.”“Dia Cantik.”“Sinting lo Bang. Ahh Gue malas kalo Lo bawa-bawa masa lalu nggak jelas.” Lagi-lagi Indri berbicara dengan nada kesalnya.Clarista... Sosok yang menyedihkan bagi Andra dan Indri, mereka mengenal Rista atau yang saat ini b
Andra masih saja mondar-mandi di depan pintu kamar Clara dan Reynald. Ia ingin meminta maaf, tapi jantungnya masih saja tak berhenti berdetak cepat. Entahlah, apa mungkin ia tiba-tiba jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Clara malam ini? Astaga, yang benar saja. Ia tak mungkin jatuh cinta pada wanita yang baginya dulu menyedihkan, belum lagi status Clara yang saat ini sudah menjadi istri orang. Ahh sialan!! Andra merasakan perasaannya benar-benar kacau.Akhirnya dengan berani ia mengetuk pintu kamar Clara, sekali, dua kali, masih tak ada yang membukanya. Andra kembali mengetuknya sedikit lebih keras lagi, akhirnya ketukan ke Empat, Pintu kamar tersebut terbuka menampilkan sosok yang semakin membuat jantung Andra seakan melompat dari tempatnya.***Clara berdiri ternganga mendapati Andra di depan pintu kamarnya. Andra memang tampak berbeda dengan Andra yang di kenalnya dulu. Tentu saja, terakhir kali mereka bertemu adalah kelulusan SM
Hari-hari terakhir di Bali dilalui Clara dan Reynald tanpa gangguan apapun dari Andra. Karena setelah malam itu, esok paginya Andra dan Indri sudah kembali ke asalnya di Jogja. Sedikit tenang untuk Clara, tapi entah kenapa itu tak menghilangkan rasa posesif dari lelaki yang kini masih enggan menjauhkan lengannya dari pinggang Clara, Siapa lagi jika bukan Reynald.“Kamu apaan sih Rey, risih tau.”“Biar saja kenapa sih, mereka biar tahu kalo kita baru pulang bulan madu.”“Bulan madu apanya, cuma tiga hari aja, di Bali lagi, Model sekelas aku harusnya bulan madunya di Eropa, atau dimana gitu.” Gerutu Clara.“Ya, nanti kita bulan madu ke Eropa.” Ucap Reynald dengan nada datarnya.“Ehh ngapain kita pakek bulan madu, kita kan nggak nikah beneran.”Reynald memutar bola matanya jengah. Nggak nikah beneran apanya, kita kan sudah ngelakuin itu berkali-kali. Gerutu R