Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 67By : Leni Maryati#Ditangkap polisi******"Ah.. itu dia.""Siapa?""Rekan bisnisku menyusulku kesini, itu yang memakai sweater biru. Orang yang berdiri tak jauh dari motormu,""Oh..""Ayo kesana,"Supri dan orang bersweater biru itu saling bertransaksi. Supri memberikan sesuatu barang pada orang itu dan ditukar dengan lembaran uang berwarna merah. Saat Supri hendak menghitung uang yang diterimanya terdengar teriakan menggema."JANGAN BERGERAK, ANGKAT TANGAN!"Supri dan Niken langsung gelagapan, terkejut sekaligus panik ada 3 polisi yang menghadang mereka. Salah satunya langsung memborgol tangan Supri. Anehnya laki-laki yang bersweater biru terlihat santai saja. Polisi tak ada yang memborgolnya. .Kesimpulannya laki-laki bersweater biru yang hendak membeli barang haram supri ternyata seorang polisi yang menyamar menjadi pembeli."Kalian berdua kami tangkap karena telah mengedarkan barang haram!"Niken melotot kaget dituduh sebagai pengedar ba
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 68By : Leni Maryati#Lunch*****Diruangan yang remang-remang, tembok dengan warna hijau tosca, nampak Niken terduduk di pojokan ruang tersebut. Ia menekuk kedua lututnya, merangkulnya dengan kedua tangannya. Menumpukan dagunya pada salah satu lututnya. Pikirannya berkecamuk, khawatir, cemas, takut dan pikiran-pikiran negatif lainnya. Ia begitu ketakutan jika hukumannya sangat berat. Walaupun ia tak terlibat dalam penjualan narkoba, namun bukti mengarah padanya. Apalagi Supri malah berdusta jika Ia terlibat dan bagian dari komplotannya. Beberapa tahun lalu, Niken melihat berita di televisi ada ibu-ibu yang tertangkap tangan mengedarkan narkoba dan tertangkap di bandara dengan barang bukti didalam tasnya. Setelah melalui persidangan yang cukup lama akhirnya perempuan itu divonis hukuman mati. Jadwal penembakan juga disiarkan di televisi nasional. Niken benar-benar takut, bagaimana jika hukumannya sangat berat? Hukuman seumur hidup atau bahkan
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 69By : Leni Maryati#Merasa klik*****Shinta tak menyangka Ridho akan mengatakan konten berunsur dewasa. Terlihat Ridho menaik-turunkan kedua alisnya dan terkekeh pelan. Shinta jadi salah tingkah, wajahnya mungkin sekarang sudah memerah seperti tomat. Malu. Jadi penilaiannya tak sepenuhnya benar pada pertemuan pertama mereka, ternyata Ridho tidak sepolos yang Ia pikirkan. Diam-diam menghanyutkan. Shinta harus banyak mencari tahu tentang Ridho, mungkin kedepannya akan banyak kejutan yang tak terduga. "Kenapa kau memandangku seperti itu?" tanya Ridho tak nyaman. "O-Oh... Nggak..""Hey, jangan bilang kau berpikiran macam-macam tentangku. Shinta, soal aku tahu konten dewasa, kamu tahulah sekarang teori apa-apa mudah sekali ditemukan di internet. Aku laki-laki dewasa yang perlu juga melepaskan hormon kelelakianku. Namun, jangan pernah berpikiran kalau aku melakukan free sex. No! Aku belum pernah mempraktekkannya sama sekali. Nanti kalau sudah p
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 70By : Leni Maryati#Gosip cepat menyebar*****Shinta menyelonjorkan kakinya di atas ranjang. Ia menggulir layar ponselnya, bermain media sosial berlogo F warna biru. Sepulang dari pertemuannya dengan Ridho Ia lalu mandi dan mengistirahatkan dirinya di kamar. Saat sampai rumah, ibunya masih ditempat pengajian salah satu ibu-ibu komplek. Jadi rumah sepi hanya dirinya sendiri.Shinta scroll-scroll akun sosmed milik Ridho, mulai dari akun sosmed Shinta mencoba mencari tahu bagaimana Ridho diluaran sana. Setiap status Ridho yang ada komentarnya ia baca satu persatu. Sampai status di wall pribadi yang ditulis beberapa tahun silam. Shinta juga membuka foto-foto yang diupload Ridho maupun yang ditandai oleh temannya. Tak ada yang aneh-aneh. Kebanyakan teman Ridho laki-laki. Ada foto bersama perempuan itupun foto secara bareng-bareng. Belum pernah Ridho foto berdua dengan perempuan. Komentar-komentar dari temannya tak ada yang negatif, tak juga me
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 71By : Leni Maryati#Ancaman******"Tu-tunggu mas Basuki?" Niken menarik tangan Basuki. Sedangkan Farrel dan pengacara masih terus berjalan keluar. "Mas... Jangan diamkan aku seperti ini. Aku tidak berselingkuh, mas! Soal Narkoba, aku juga hanya difitnah." Niken mulai terisak lirih. Bulir-bulir air mata mengalir dikedua pipinya. "Saling berkirim pesan, makan diluar berdua saja ternyata tidak hanya sekali, selain itu hampir tiap hari telpon-telponan. Apakah itu bukan indikasi selingkuh?" sergah Basuki datar. Raut wajahnya penuh kemarahan dan kekecewaan. Niken terdiam. Bingung mau membela diri seperti apa lagi, memang apa yang dikatakan Basuki benar adanya."Niken... Aku membantumu keluar dari sini bukan karena kau istriku, namun hanya karena kau ibu dari anak-anakku!" Setelah mengatakan itu, Basuki langsung beranjak keluar dari ruangan besuk tahanan. DEGTubuh Niken luruh ke lantai. Hatinya mencelos. Ia menangis tergugu seraya memukul-mukul
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 72By : Leni Maryati#Masa depan*****"Maaf menganggu, kamu temannya mas Ridho? Aku hanya ingin tahu tentang mas Ridho dan Ririn." tanya Shinta to the point setelah dia memperkenalkan diri sebagai calon istri Ridho."Iya. Kenapa kamu tak tanya Ridho langsung?" tanya balik laki-laki yang bernama Ferdy. Dia merupakan teman dekat Ridho. Shinta mengenal Ferdy karena Ferdy merupakan kakaknya Vira---teman Shinta semasa SMA. "Aku ingin jawaban versi lain, dari sudut pandang teman Ridho.""Apa yang ingin kamu ketahui tentang hubungan mereka?""Kapan mereka mulai pacaran dan kapan putusnya?""Sebelumnya aku tak tahu pasti, aku takut jawabanku berbeda dengan Ridho. Namun aku akan jawab sesuai yang aku tahu saja. Mereka pacaran saat kelas 1 SMA akhir menjelang naik kelas 2. Mereka berdua cukup terkenal sebagai pasangan yang serasi di sekolah. Untuk putusnya aku tak tahu pasti. Reuni tahun pertama dan kedua setelah kelulusan kita, mereka berdua masih datang
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 73By : Leni Maryati#Kembali******BughBughBelum sempat orang didepannya selesai bicara, Basuki sudah melayangkan pukulannya. Sudut bibir Supri mengeluarkan darah segar setelah mendapatkan bogem mentah dua kali dari Basuki. "Br*ngsek... Jadi kau telah membuat kesaksian palsu, begitu?"Supri mengangguk pelan. Basuki mendengus marah. Ia merasa bersalah telah menuduh dan mengacuhkan Niken. Basuki merapikan rambutnya yang berantakan. "Sebaiknya kau sampaikan kesaksianmu ini pada polisi, agar Niken bisa segera bebas. Lagipula kami sudah mengantongi beberapa bukti kalau Niken tak terlibat dalam jaringan narkoba," setelah mengatakan itu, Basuki pergi dari ruang jenguk tahanan. Ia belum bisa bertemu Niken hari ini, Ia harus segera pulang dan menyampain berita ini ke Farrel dan pengacaranya. Sepanjang jalan Basuki melamun, memikirkan Niken yang hampir seminggu ini tidur di penjara. Pasti kedinginan, Ia tak kepikiran membawakan kain atau selimut.
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 74By : Leni Maryati#Ujian atau teguran*****TringPonselku berbunyi karena adanya notifikasi pesan masuk dari WA group yang tertera di layar. Aku segera membukanya, penasaran isinya malam-malam begini biasanya ada berita atau informasi penting dari Bu RT atau kader posyandu.[Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh] Aku membuka pesan itu dan didahului salam secara terpisah. Kulihat siapa pengirimnya, ternyata mbak Niken. Kudengar dari mas Farrel memang mbak Niken siang tadi sudah dibebaskan dari penjara setelah mendekam selama seminggu. Bebas bersyarat, mbak Niken seminggu sekali harus lapor diri ke kantor polisi sebelum benar-benar bebas seutuhnya. [Maaf menganggu ibu-ibu kompleks RT 01. Saya disini hanya akan memberikan klarifikasi dan meluruskan berita agar tak ada suara-suara sumbang diluaran sana kelak. Alhamdulillah saya sudah dibebaskan dari penjara karena terbukti tak bersalah. Saya selama seminggu di penjara karena fitnah kejam dar