Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 70By : Leni Maryati#Gosip cepat menyebar*****Shinta menyelonjorkan kakinya di atas ranjang. Ia menggulir layar ponselnya, bermain media sosial berlogo F warna biru. Sepulang dari pertemuannya dengan Ridho Ia lalu mandi dan mengistirahatkan dirinya di kamar. Saat sampai rumah, ibunya masih ditempat pengajian salah satu ibu-ibu komplek. Jadi rumah sepi hanya dirinya sendiri.Shinta scroll-scroll akun sosmed milik Ridho, mulai dari akun sosmed Shinta mencoba mencari tahu bagaimana Ridho diluaran sana. Setiap status Ridho yang ada komentarnya ia baca satu persatu. Sampai status di wall pribadi yang ditulis beberapa tahun silam. Shinta juga membuka foto-foto yang diupload Ridho maupun yang ditandai oleh temannya. Tak ada yang aneh-aneh. Kebanyakan teman Ridho laki-laki. Ada foto bersama perempuan itupun foto secara bareng-bareng. Belum pernah Ridho foto berdua dengan perempuan. Komentar-komentar dari temannya tak ada yang negatif, tak juga me
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 71By : Leni Maryati#Ancaman******"Tu-tunggu mas Basuki?" Niken menarik tangan Basuki. Sedangkan Farrel dan pengacara masih terus berjalan keluar. "Mas... Jangan diamkan aku seperti ini. Aku tidak berselingkuh, mas! Soal Narkoba, aku juga hanya difitnah." Niken mulai terisak lirih. Bulir-bulir air mata mengalir dikedua pipinya. "Saling berkirim pesan, makan diluar berdua saja ternyata tidak hanya sekali, selain itu hampir tiap hari telpon-telponan. Apakah itu bukan indikasi selingkuh?" sergah Basuki datar. Raut wajahnya penuh kemarahan dan kekecewaan. Niken terdiam. Bingung mau membela diri seperti apa lagi, memang apa yang dikatakan Basuki benar adanya."Niken... Aku membantumu keluar dari sini bukan karena kau istriku, namun hanya karena kau ibu dari anak-anakku!" Setelah mengatakan itu, Basuki langsung beranjak keluar dari ruangan besuk tahanan. DEGTubuh Niken luruh ke lantai. Hatinya mencelos. Ia menangis tergugu seraya memukul-mukul
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 72By : Leni Maryati#Masa depan*****"Maaf menganggu, kamu temannya mas Ridho? Aku hanya ingin tahu tentang mas Ridho dan Ririn." tanya Shinta to the point setelah dia memperkenalkan diri sebagai calon istri Ridho."Iya. Kenapa kamu tak tanya Ridho langsung?" tanya balik laki-laki yang bernama Ferdy. Dia merupakan teman dekat Ridho. Shinta mengenal Ferdy karena Ferdy merupakan kakaknya Vira---teman Shinta semasa SMA. "Aku ingin jawaban versi lain, dari sudut pandang teman Ridho.""Apa yang ingin kamu ketahui tentang hubungan mereka?""Kapan mereka mulai pacaran dan kapan putusnya?""Sebelumnya aku tak tahu pasti, aku takut jawabanku berbeda dengan Ridho. Namun aku akan jawab sesuai yang aku tahu saja. Mereka pacaran saat kelas 1 SMA akhir menjelang naik kelas 2. Mereka berdua cukup terkenal sebagai pasangan yang serasi di sekolah. Untuk putusnya aku tak tahu pasti. Reuni tahun pertama dan kedua setelah kelulusan kita, mereka berdua masih datang
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 73By : Leni Maryati#Kembali******BughBughBelum sempat orang didepannya selesai bicara, Basuki sudah melayangkan pukulannya. Sudut bibir Supri mengeluarkan darah segar setelah mendapatkan bogem mentah dua kali dari Basuki. "Br*ngsek... Jadi kau telah membuat kesaksian palsu, begitu?"Supri mengangguk pelan. Basuki mendengus marah. Ia merasa bersalah telah menuduh dan mengacuhkan Niken. Basuki merapikan rambutnya yang berantakan. "Sebaiknya kau sampaikan kesaksianmu ini pada polisi, agar Niken bisa segera bebas. Lagipula kami sudah mengantongi beberapa bukti kalau Niken tak terlibat dalam jaringan narkoba," setelah mengatakan itu, Basuki pergi dari ruang jenguk tahanan. Ia belum bisa bertemu Niken hari ini, Ia harus segera pulang dan menyampain berita ini ke Farrel dan pengacaranya. Sepanjang jalan Basuki melamun, memikirkan Niken yang hampir seminggu ini tidur di penjara. Pasti kedinginan, Ia tak kepikiran membawakan kain atau selimut.
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 74By : Leni Maryati#Ujian atau teguran*****TringPonselku berbunyi karena adanya notifikasi pesan masuk dari WA group yang tertera di layar. Aku segera membukanya, penasaran isinya malam-malam begini biasanya ada berita atau informasi penting dari Bu RT atau kader posyandu.[Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh] Aku membuka pesan itu dan didahului salam secara terpisah. Kulihat siapa pengirimnya, ternyata mbak Niken. Kudengar dari mas Farrel memang mbak Niken siang tadi sudah dibebaskan dari penjara setelah mendekam selama seminggu. Bebas bersyarat, mbak Niken seminggu sekali harus lapor diri ke kantor polisi sebelum benar-benar bebas seutuhnya. [Maaf menganggu ibu-ibu kompleks RT 01. Saya disini hanya akan memberikan klarifikasi dan meluruskan berita agar tak ada suara-suara sumbang diluaran sana kelak. Alhamdulillah saya sudah dibebaskan dari penjara karena terbukti tak bersalah. Saya selama seminggu di penjara karena fitnah kejam dar
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 75By : Leni Maryati#Malam pertama*****"Maksudnya? Teguran bagaimana?""Ya kali... Mungkin saja kasus kemarin itu bukan ujian, tapi teguran untukmu. Siapa tahu ada orang-orang yang kamu dzolimi setiap malam-malamnya selalu berdo'a. Orang yang terdzolimi do'anya mudah tembus langit, ya kayak Budhe Ratna." Mbak Niken mendelik tak suka, "Sok tahu. Nih.. Uangnya. Dita ayo pulang!" sungut Mbak Niken. Mbak Niken membayar belanjaannya langsung pulang dengan setengah menyeret Dita yang masih pengen jajan beberapa snack makanan. "Kurang ajar si Erni... Kalau ngomong seenak udelnya aja. Apa dia bilang? Teguran? Teguran dari Hongkong? Sok tahu. Ada tetangga yang dipenjara karena fitnah bukanya simpati dan empati... Eh... malah dihujat." Sepanjang jalan pulang Niken terus mengomel. Bahkan setelah sampai rumahpun juga mengeluarkan sumpah serapahnya untuk mbak Erni. "Apa tadi dia bilang? Orang terdzolimi do'anya mudah tembus langit. Oke... Oke kalau begi
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 76By : Leni Maryati#Tuduhan Dela*****Akhirnya Shinta dan Ridho melakukan brunch pukul 11.00. Sarapan sekaligus makan siang. Lagi-lagi Shinta harus mandi keramas lagi. Setelah makan siang Ibu Komala mengajak Ridho untuk mengantar makanan-makanan kering sisa hajatan kemarin ke beberapa saudara mereka yang dekat.Sudah satu jam Shinta rebahan mainan ponsel di kamar, Ia merasa bosan. Shinta berinisiatif menonton televisi saja di ruang keluarga. Kondisi rumah sepi, saat Ia membuka pintu kamar saja begitu terdengar. "Kemana ya Dela? Hmm mungkin menidurkan anaknya." cicit Shinta yang dijawabnya sendiri. Siang-siang begini memang waktunya bayi 9 bulan untuk tidur siang. Shinta duduk di sofa dan menyalakan televisi, memilih acara gosip artis. Didepan meja tersedia beberapa cemilan. Ah... Rasanya Ia selalu lapar karena tenaganya terkuras habis. Suaminya Ridho memang benar-benar tak terduga, menerkamnya terus-terusan. Coba saja tadi Bu Komala tak memint
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 77By : Leni Maryati#Merayu Budhe Sarni ****Niken tersenyum tipis, sambil berpikir kata-kata yang cocok untuk memulai pembicaraan. "Ehm... Budhe... Kemarin-kemarin aku kena musibah, difitnah hingga masuk penjara karena polisi salah tangkap. Karena hal itu aku tak berjualan sampai hampir 2 Minggu.""Terus?" tanya Budhe Sarni lagi karena Niken malah terdiam. Ia mulai mengeluarkan jurus memelas dan menceritakan keadaannya yang menderita. Niken menghapus air matanya. "Begini Budhe, aku berniat meminjam uang budhe. Untuk bayar SPP Anton. Harus segera dilunasi Budhe. Kalau tidak, Anton tidak boleh ikut ujian kenaikan kelas," "Memang mau pinjam berapa?" "Satu juta saja!" Budhe Sarni menyipitkan matanya. Ia sedang menimbang-nimbang plus minus jika berurusan dengan Niken. Jika tak dipinjami, kasihan juga. Ia pernah mengalami dan merasakan bagaimana bingungnya sebagai orang tua jika anaknya belum bayar SPP."Sebenarnya uang Arisan itu mau aku gunak