Tetangga Meresahkan Bab 15 Bu Darmi sepertinya sudah bisa menguasai rasa gelisahnya. Karena wajahnya terlihat mulai sedikit tenang."Memang apa yang Saya lakukan?"ucapnya pura -pura tenang. "Eeehhhmmmm... Yang bener Bu Darmi tidak tahu,"ucapku mengejek. "Ya kalau Saya tahu, untuk apa saya bertanya sama kamu!"jawabnya ketus "Wah... Sepertinya Bu Darmi sudah amnesia ya... Sampai lupa apa yang telah diperbuat," ejekku"Kamu itu kalau ngomong yang sopan!"hardiknya"Saya mah orangnya sopan kepada siapa saja, asalkan orang itu juga sopan terhadap saya,"jawabku "Kamu itu lebih baik diam jika hanya omong kosong!"ucapnya dengan nada ketus "Saya mah tidak pernah omong kosong Bu Darmi, apa bu Darmi mau saya buktikan?"jawabku sedikit mengancam. Bu Darmi diam sejenak sambil menatap tajam kearahku. "Iya silahkan saja jika memang bu Sara punya bukti."ucapnya lantang. "Yakin? Bu Darmi tidak akan menyesal?"ucapku lagi "Tidak akan, karena saya tahu jika bu Sara hanya menakuti saya saja." jawa
Tetangga Meresahkan BAB 16Ucapan Pak Rt sangat tegas. Pak Rt tidak pernah membedakan warganya. Bu Darmi sangat senang, karena berpikir jika Pak Rt menuruti permintaannya untuk mengusir aku dari kampung ini. Pak Rt menyuruhku untuk pulang dan nanti setelah magrib aku disuruh datang kerumahnya bersama Mas Andi. Aku menghargai apa yang Pak Rt perintahkan. Jadi aku langsung pulang, sebelum pulang aku menjemput Dimas dirumah Bu Dina. Sore hari. Mas Andi pulang, Setelah menyiapkan teh hangat, aku menyuruh Mas Andi untuk makan karena Mas Andi pasti lapar. Setelah makan aku ajak Mas Andi untuk duduk diruang tamu. Aku menceritakan semua yang terjadi siang tadi. Mas Andi sangat marah dan kecewa kepadaku."Dek! Apa Kamu tidak malu ribut terus? "tanyanya."Masak aku harus diam saja Mas jika selalu direndahkan oleh Bu Darmi!"ucapku marah. "Terus apa untungnya Kamu ribut?"tanyanya dengan mimik wajah serius. "Ya... Setidaknya bisa ngasih pelajaran kepada Bu Darmi, agar lain kali mulutnya
Tetangga MeresahkanBAB 17Pak Rt menatap tajam kearahku. "I-iya Pak."ucapku sedikit ragu. Bu Darmi melotot kearahku."Bisa Bu Sara jelaskan!"ucapnya lagi. Aku melihat kearah Mas Andi untuk meminta persetujuan.Mas Andi mengangguk tanda Dia setuju. "Begini Pak. Saya pernah memergokin Bu Darmi dan Pak Dodi jam sebelas malam mengalirkan air dari kran belakang rumah Saya tanpa ijin terlebih dulu. Dan beberapa hari yang lalu Bu Sulis juga mergokin Bu Darmi mengalirkan air tanpa ijin dari rumahnya."ucapku sedikit ragu, Karena tahu karakter Bu Darmi pasti akan mencari alasan agar bisa terhindar dari masalah. "Bu Sara sudah dong jangan menambahi masalah buat Saya!"bentak Bu Darmi."Lho, yang Saya katakan memang kenyataan lho Bu."jawabku. "Bu Sara sebenarnya punya dendam pribadikan sama Saya, Makanya selalu mencari kesalahan Saya!"ujarnya marah."Maaf iya Bu Darmi, gak ada dalam sejarah hidup Saya dendam dengan orang."jawabku santai. "Lha. ini buktinya, seenaknya Bu Sara mengatakan j
Tetangga MeresahkanBAB 18Pak Dodi terperanjat mendengar penuturan istrinya. "Apa Bu!"ucapnya lantang. "Santai aja kali Pak!"ucap Bu Darmi. "Coba Ibu ulangi lagi ucapan Ibu!"ucap Pak Dodi marah "Ibu mau Bapak tutup kembali sumur ini!"perintahnya tanpa dosa. "Ibu benar-benar membuat Bapak habis kesabaran ya! Ibu kenapa sich selalu bertindak sesuka hati!"ucap Pak Dodi marah. "Ya makanya Bapak itu kalau ada apa-apa ijin dulu sama Ibu jangan main gali begitu,"ucap Bu Darmi ketus. "Kalau Bapak ijin sama Ibu yang ada sumur ini gak jadi digali dan sudah pasti usulan Pak Rt Ibu tolak mentah-mentah, "ucap Pak Dodi prustasi. "Ya iyalah Pak! Pasti Ibu tolak, mereka itu mau bantu kita gali sumur karena menganggap kita ini miskin! Ibu tidak mau dipandang rendah seperti itu."ucap Bu Darmi lantang. "Bu! Kamu itu waras gak sich!"bentak Pak Dodi. "Ya waras dong Pak!"jwabnya ketus. "Kalau Ibu waras tidak mungkin Ibu itu merasa kita ini kaya! Kita ini memang benar orang miskin jika kita kaya
Tetangga Meresahkan BAB 19Pak Rt dan beberapa warga tertawa mendengar perkataan Bu Darmi. "Iya yang penting Bu Darmi pulang saja dulu."ucap Pak Rt sopan. "Awas ya kalau Pak Rt sampai bohong semua warga disini saksinya."ucap Bu Darmi. Pak Rt mengangguk. Pak Dodi langsung menarik tangan Bu Darmi lalu mereka pulang. Pak Rt meminta warga untuk bubar. Kamipun pulang kerumah masing-masing. Setelah ada sumur dirumah Bu Darmi, tak ada lagi warga yang mengeluh kecurian air, namun warga sering mendengar omelan Bu Darmi ketika menimba sumur. "Pak, coba sana tagih pak Rt, kapan mau beli sanyonya, ibu capek kalau nimba begini,"ucapnya kepada sang suami "Sabar dong Bu... Pak Rt masih belum punya uang, nanti kalau sudah ada pasti dibelikan,"jawab pak Dodi menenangkan sang istri "Iya, kapan? kalau gak ditagih nanti pak Rt ingkar janji lho Pak,"ucapnya lagi "Jangan selalu berpikir buruk sama orang Bu tidak baik,"jawabnya "Ah bapak ini sekarang gak asyik,"protes bu Darmi.Keluhan dem
Tetangga Meresahkan BAB 20 Bu Darmi sangat terkujut atas apa yang telah suaminya lakukan. Dengan memegang pipinya. Bu Darmi bangkit dari duduknya. "Pak!!! Kamu tega menampar Ibu hanya gara-gara kuli itu!"ucap Bu Darmi dengan lantang. "Bukan karena Pak Andi! Tapi karena sudah waktunya Ibu itu sadar bahwa apa yang Ibu lakukan selama ini menyakiti hati orang!!"jawab Pak Dodi tak kalah lantang. "Ibu itu selalu benar! Ibu tidak pernah salah!"bentak Bu Darmi. "Ibu itu harus sadar diri, kita ini sudah banyak dibantu oleh warga disini, bukan berterima kasih tapi Ibu selalu merendahkan mereka!"ujar Pak Dodi marah. "Yang butuh bantuan mereka siapa? Ibu tidak butuh!"jawabnya ketus. "Ibu itu manusia yang sangat munafik. Selalu mengatakan tidak butuh bantuan mereka, tapi Ibu selalu menghalalkan segala cara agar bisa mendapatkan apa yang Ibu butuhkan!"ucap Pak Dodi masih dengan nada tinggi. "Bapak itu kalau ngomong coba dipikir dulu! kapan Ibu menerima bantuan dari mereka! cuuuiiiiihhh na
DARMI TETANGGA UNIK BAB 21POV ( Bu Darmi )Namaku Darmi. Aku adalah orang kaya dikampungku, karena orang tuaku adalah juragan sawah.Setelah BapakKu meninggal, sawah dibagi empat.KakakKu menjual bagiannya untuk membeli perkebunan cengkeh.Adikku menjual bagiannya untuk usaha sapi perah.Sedangkan bagianku habis aku jual untuk mengobati anak keduaku Rahayu. sisanya untuk hidup sehari-hari.Aku memiliki suami bernama Dodi. Dia adalah seorang yang sangat pemalas, selama aku menjadi istrinya belum pernah Dia memberi uang untuk keperluan dapur, Semua kebutuhan rumah aku sendiri yang mencarinya.Karena sifat malasnya itu lah keluarga Ku tidak suka dengan Dodi.Ditambah lagi Dodi hanyalah seorang Laki-laki miskin dikampungku, jadi menambah kebencian keluargaKu terhadapnya.Hinaan dan cacian selalu terlontar dari mulut Ibu dan kedua saodara Ku.Mereka selalu menyalahkan aku atas apa yang terjadi.Pernah suatu hari beras dirumahku habis lalu aku coba untuk meminta kepada Ibuku."Bu. beras
DARMI TETANGGA UNIK ( Bu DARMI memulai rencananya ) BAB 22Tiga bulan berlalu.Setelah Bu Darmi meratapi kepedihan hidupnya dengan mengurung diri dan tidak lagi membaur dengan para tetangga. Sebenarnya membuat kami mulai penasaran dengannya. Kami berpikir dan berharap jika Bu Darmi telah menyadari kesalahaannya dan berubah. Pagi itu Bu Darmi mengendarai motornya untuk pertama kali setelah kepergian anak dan suaminya. Entah Dia mau pergi kemana. Dan ketika aku sedang menjemur pakaian aku melihat Bu Darmi sedang berbicara kepada seorang Pria yang membawa sebuah gerobak. Sepertinya Bu Darmi tadi pagi habis membeli gerobak karena pria itu membawa gerobak dan menaruhnya didepan rumah bu Darmi. Mimik wajah Bu Darmi sudah tidak lagi menunjukkan kesedihan. Sepertinya Bu Darmi sudah mulai bisa menerima kenyataan atas apa yang terjadi dengannya. Untuk pertama kali setelah kejadian itu. Aku mencoba menyapa Bu Darmi dengan rasa sedikit ragu dan penasaran, aku putuskan menyapanya karena
DARMI TETANGGA MERESAHKANENDING ( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Satu minggu telah berlalu.Setelah kejadian mobil di tarik pihak leasing. Bu Sulis sudah jarang terlihat keluar rumah, sepertinya dia sangat malu. Karena Bu Sulis selalu gembar-gembor jika mobilnya di beli dengan cash.Sore itu aku sedang duduk di depan rumah. Dimas sedang bermain bersama teman sebayanya.Terdengar keributan dari rumah Bu Darmi."Pergi! Bapak bilang kamu pergi dari rumah ini!" Teriak Pak Dodi"Pak. Rahayu melakukan semua ini untuk mencukupi kebutuhan keluarga ini."jawab Rahayu terdengar sambil menangis"Dodi! Cukup! Kamu itu harus sadar! Jika kamu mampu mencukupi kebutuhan keluarga ini. Tidak mungkin Rahayu sampai kerja seperti itu!"bentak suara Mbah Yat"Buk! Tolong Ibuk diam! Rahayu seperti ini juga karena kalian! Jika kalian bisa hidup sederhana dan tidak menuntut makan enak, hidup enak. Tidak mungkin Rahayu sampai bekerja seperti itu!"jawab Pak Dodi dengan suara cukup keras"Apa! Jadi kamu pikir R
DARMI TETANGGA MERESAHKANBAB 36( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Dua bulan telah berlalu.Alhamdulillah warungku semakin rame pembeli, karena aku juga menerima pesan antar. Para pembeli sangat senang dan puas akan layanan pesan antar yang aku berikan, karena mereka tidak perlu repot berjalan ke warung.Siang itu setelah aku menidurkan Dimas, aku mendengar suara keributan dari rumah Bu Sulis.Aku lalu segera keluar untuk melihat apa yang terjadi.Ada beberapa tetangga yang berjalan kerumah Bu Sulis karena memang suara teriakan Bu Sulis lumayan kencang.Ketika sampai rumah Bu Sulis ternyata sudah ada beberapa tetangga yang ada disana.Ada beberapa orang laki-laki bertubuh tinggi besar sedang marah-marah kepada Bu Sulis."Bu! Ini sudah jatuh tempo jadi Ibu harus menyerahkan kunci mobil itu kepada kami!"ucap salah satu laki-laki itu dengan nada tinggi"Tidak! Itu mobilku jadi tidak akan aku serahkan!"jawab Bu Sulis tak kalah Tinggi"Ya kalau Ibu tidak mau mobilnya ditarik bayar angsura
DARMI TETANGGA MERESAHKANBAB 35( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Pak Dodi hanya bisa mengelus dada melihat perubahan anak keduanya itu.Pak Dodi tidak tahu apa yang membuat Rahayu begitu membenci keluarga Pak Andi.Dengan langkah sedikit lemas Pak Dodi berjalan ke warung Sara."Bu. Bisa tolong minta kopi sama gula.""Oh. Iya Pak. Kok tumben Pak Dodi sendiri yang datang ke warung?""Biasalah Bu. Orang rumah lagi pada sibuk."Setelah itu Sara menyerahkan kopi dan gula yang di minta Pak Dodi."Bu. Maaf seperti biasa ya.""Iya Pak."Lalu pak Dodi pulang sambil membawa gula dan kopi.Setelah sampai rumah. Pak Dodi meminta Rahayu untuk membuatkan kopi untuknya."Nduk. Ini kopi sama gulanya, tolong buatkan Bapak kopi.""Eeehhhmmm."Pak Dodi meletakkan plastik berisi kopi dan gula diatas meja.Lalu pak Dodi kembali duduk diteras rumah.Tidak berselang lama Pak Dodi duduk. Bu Darmi mendatangi pak Dodi."Pak. Minta uang untuk beli sayur."Lalu Pak Dodi merogoh sakunya dan memberikan kepada Bu
DARMI TETANGGA MERESAHKANBAB 34( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Setelah mendengar ucapan ku. Bu Sulis pergi tanpa pamit.Aku sich gak heran dengan tingkah Bu Sulis seperti itu. Karena memang sudah biasa.Setelah kepergian Bu Sulis, aku hendak menutup warung, namun tiba-tiba mataku melihat sesosok gadis cantik yang lewat depan warung.Karena penasaran aku keluar warung untuk melihatnya. Dan ternyata gadis itu masuk kerumah Bu Darmi.Setelah gadis itu masuk kedalam rumah. Suara tangisan Bu Darmi pecah.Aku langsung berlari ke rumah Bu Darmi takut jika terjadi sesuatu.Ketika sampai depan rumah Bu Darmi, aku melihat Bu Darmi sedang memeluk gadis itu. Aku baru sadar jika gadis yang aku lihat tadi adalah Rahayu.Rahayu baru keluar dari tempat rehabilitas. Pantas Bu Darmi menangis histeris.Karena tidak mau menggaggu aku putuskan untuk kembali pulang.Setelah pulang dari rumah Bu Darmi, aku langsung memandikan Dimas agar Dia bisa tidur siang dengan nyenyak.Setelah Dimas tidur. Aku memb
DARMI TETANGGA MERESAHKAN( Kehidupan baru Darmi dan Sara )BAB 33Sari melempar garam itu dan langsung pulang dengan marah.Ketika sampai rumah Mbah Yat bertanya kepada Sari karena pulang dengan wajah marah."Kamu itu kenapa pulang kok marah-marah gitu?"tanya Mbah Yat."Itu lho Buk.Si pemilik toko sebelah Sombong banget,masak Aku beli garam karena lupa bawa uang eee garamnya gak boleh dibawa dulu padahal rumah kita cuma sebelahan."jawab Sari dengan kesal."Oalah Sara yang Sombong itu ti Mbak."imbuh Darmi."Iya tetangga Mu yang Sombong itu."jawab Sari kesal."Baru juga buka toko kecil begitu saja sudah sombongnya minta ampun."cibir Sari."Sudah gak usah marah-marah.Biar Ibuk yang kesana."ucap Mbah Yat dengan nada kesal.Mbah Yat langsung berjalan ke arah toko Sara dengan ocehan gak jelas."Sara...Sara...ini uang garamnya."teriak Mbah Yat.Sara tersenyum melihat tingkah Mbah Yat."Nah gitu dong kalau belanja bawa uang sekalian biar gak bolak balik."ucap Sara sambil tersenyum."Kamu ini
DARMI TETANGGA MERESAHKAN( Kehidupan baru Darmi dan Sara )BAB 32Hari sudah terlalu sore Sara mengajak anaknya Dimas pulang.Setelah masuk rumah dan memandikan Dimas.Sara langsung memasak.Setelah menitipkan Dimas kepada suaminya Sara langsung menuju dapur.Sara sibuk menyiangi sayur dan ayam yang akan diolahnya.Ketika sedang menyiangi sayur terdengar suara ketukan pintu.Tok...tok... tok...."Bu...bu..."ujar seseorang dari luar.Sara bergegas lari kedepan untuk membuka pintu.Ketika pintu terbuka Sara terkejut melihat siapa orang yang ada didepan pintunya."Ada apa Mbah?"tanya Sara sopan santun."Tadi mantuku ikut kerja gali sumur disini to."tanyanya."Iya Mbah...tadi Pak Dodi ikut bantuin gali sumur."jawabnya sopan."Terus mana upah untuk mantuku!"tanynya ketus.Sara kaget dengan pertanyaan Si-Mbah."Ya sebentar Mbah,saya tanyakan suami saya dulu."jawab sara.Lalu sara masuk kedalam kamar dan bertanya kepada Andi."Mas tadi Pak Dodi apa gak Mas kasih upah?"tanyaku.Mas Andi sedik
DARMI TETANGGA MERESAHKAN( Kehidupan baru Darmi dan Sara ) BAB 31"Ya kami mana berani melarang Darmi!"jawab Mbah Yat."Tumben Ibuk takut sama Darmi?"tanya Pak Dodi kepada ibu mertuanya."Ya Laras kan anaknya jadi ya terserah Darmi mau diapakan anaknya!"sela Sari ketus.Pak Dodi tepuk tangan mendengar Jawaban ibu mertua dan kakak iparnya."Hebat! kalian bertiga ini memang sangat pintar memainkan situasi!"ujar Pak Dodi sambil tersenyum menyeringai.Bu Darmi terlihat sedikit takut melihat suaminya seperti itu."Sudahlah Pak jangan dibahas lagi to Laras sudah punya suami jadi biar suaminya belajar tanggung jawab."ujar Bu Darmi lembut untuk meredam Pak Dodi."Ha...ha...ha... kenapa baru sekarang ibu berbicara seperti itu? selama ini memangnya ibu tidak tahu jika pengobatan ibu suami laras juga ikut membantu!"jawab Pak Dodi tegas."Ya wajarlah kan mereka numpang disini ya harus bantu pengobatan Darmi!"sela Sari ketus."Sebenarnya disini yang numpang itu siapa?"jawab Pak Dodi ketus."Apa m
DARMI TETANGGA UNIK( Kehidupan baru Darmi dan Sara ) BAB 30Indra tidak membalas satu kata pun.Laras yang sakit hati mendengar Ibunya selalu merendah kan suaminya."Bu! tidak adakah rasa kasihan dihati Ibu untuk mas indra?"tanya Laras lantang."Pokoknya kalau Dia belum bisa bikinkan kamu rumah jangan harap Ibu akan bersikap baik padanya."jawab Bu Darmi ketus."Lho Pak!ibu sama mbak sari kemana?"tanya Bu Darmi yang baru menyadari Ibu dan kakaknya tidak berada dirumah."Tadi katanya mau belanja Bu."jawab Pak Dodi."Mas ayo masuk bantuin aku jaga sikecil."ujar Laras kepada suaminya.Indra lalu mengikuti Laras masuk kedalam rumah.Setelah kepergian Laras,Bu Darmi duduk mendekat disamping Pak Dodi."Lho Pak! Ini rumah siapa?"tanyanya bingung sambil menunjuk rumah Sara."Oh itu rumah Pak Andi."jawab Pak Dodi datar."Lho kok Ibu tidak tahu kalau mereka bangun rumah disamping kita?"tanyanya lagi."Iya kan Ibu sakit jadi tidak pernah keluar rumah."jawab Pak Dodi."Iya ya Pak."jawab Bu Darmi
DARMI TETANGGA UNIK( Kehidupan baru Darmi dan Sara ) BAB 29Keesokan paginya rutinitasku seperti biasa, belanja sayur diwarung seberang gang.Ketika asyik memilah sayur aku melihat Laras datang bersama Mbahnya."Belanja Bu?"sapaku sopan."Iya dong! masak kesini mau makan!"jawabnya ketus."Aduh Bu biasa aja kali jawabnya!"ujarku ketus.Aku sebenarnya terkejut mendengar jawaban Mbah Laras.Kemarin sopan banget kok sekarang juteknya minta ampun.Aku tidak lagi menggubrisnya yang penting aku sudah menyapa sebagai tetangga.Aku kembali memilih sayur dan beberapa lauk pauk yang akan aku beli.Ketika sedang memilih sayur Si-Mbah itu berkata."Saya mau ayam dua kilo...ikan nila satu kilo...ikan mas satu kilo...ayamnya dipotong goreng...ikannya dibersihkan sisik sama kotorannya."ujarnya ketus kepada Ibu sayur."Wah...mau makan enak nich Laras... Neneknya datang."ujar Ibu sayur.Laras tidak menjawab hanya tersenyum kecut."Sayurannya yang segar-segar ini dimasukkan plastik ya!"ujarnya lagi."