Share

BAB 03

Penulis: Yuliswar
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-24 23:06:35

Semalam aku tidak bisa tidur memikirkan ulah Bu Darmi. Stop! Ini tidak bisa dibiarin. Aku diam selama ini bukan karena bodoh atau takut, tapi karena menghargai Dia sebagai warga kampung sini.

keesokkan harinya sengaja aku membuat kue untuk ku bawa kerumah Bu Darmi.

tok.. tok.. tok..

Ku ketuk rumah Bu Darmi dan kebetulan yang membuka pintu Laras.

"Assallamuakaikum"sapaku. Laras tidak menjawab salam Ku.

"Ada apa kesini?"ucap Laras dengan nada ketus.

Nich anak gak pernah diajari sopan santun apa? bathinku.

"Ibumu ada?"tanya ku

"Ada."jawabnya singkat.

Laras berlalu masuk kedalam rumah, Aku pikir Laras sedang memanggil Ibunya. Namun setelah aku tunggu hampir lima belas menit tidak ada tanda-tanda keluarnya Bu Darmi.

Lalu keketuk lagi pintu yang terbuka itu.

tok.. tok.. tok.. Bu.. Buu.. Darmi.

Ucapku sedikit keras.

tidak lama Laras keluar lagi.

"Ada apa lagi sich Tante ganggu aja."ucapnya kesal.

"Ibumu mana? Tante mau ketemu." jawabku ketus, karena sudah dongkol.

"Kan. Aku sudah bilang ada."jawabnya masih dengan nada ketusnya.

" ya sudah panggil! katakan Tante mau ketemu penting!"ujarku sedikit menekan bicaraku.

lalu Laras masuk dan tidak menunggu Lama siempunya keluar.

"Ada apa sich Bu? saya sibuk!"jawabnya ketus

"Saya hanya mau bilang ke Bu Darmi, jika saya akan memutus saluran air yang mengalir kerumah ibu." jawabku tak kalah ketus.

"lho.. lho.. enak saja! memang salah saya apa kok Ibu main putus saja."jawabnya

"Ibu, bener tidak tahu kesalahaan Ibu terhadap saya?"tanyanya Ku sambil menajamkan mataku kearahnya.

"Saya bener-bener tidak tahu kesalahaan saya? coba Ibu tunjukkan kepada saya?"jawabnya dengan nada sedikit melemah.

"Sudahlah Bu! percuma saya jelaskan Ibu lebih faham kesalahaan Ibu."ujarku kesal, bagaimana mungkin Dia tidak merasa bersalah.

Lalu aku memebrikan kue yang tadi aku bawa.

Plong rasa hatiku. Biar saja kalau Dia mau marah, salah sendiri dikasih hati minta jantung.

setelah pulang dari rumah Bu Darmi, pipa yang kearah bu Darmi langsung Ku lepas.

habis waktu dzuhur tiba-tiba pintu rumah diketuk.

tok.. tok.. tok..

Terdengar suara ketukan pintu, ketika aku sedang menidurkan Dimas.

Segera aku melangkah kearah pintu dan membukanya.

Ketika pintu terbuka. Mataku dikejutkan dengan kedatangan Pak Rt dan Bu Darmi.

Lalu aku menyuruh mereka masuk.

dan mempersilahkan mereka untuk duduk.

"Maaf, ada keperluan apa Pak Rt datang kerumah saya?"tanyaku dengan sopan dan juga penasaran.

"Gini Bu Sara, sebelumnya Saya minta maaf, Saya mendapat laporan Bu Darmi jika Ibu memutus saluran air kerumah Bu Darmi. Padahal setiap bulan Bu Darmi rutin membayar uang kepada Ibu."ucap Pak Rt menjelaskan mksud kedatangannya.

"Lalu. Maksud kedatangan saya kesini meminta Bu Sara untuk menyambung kembali saluran air kerumah Bu Darmi. kasihan kelurga Bu Darmi kebingungan kalau tidak ada air."sambung Pak Rt. Aku masih diam mendengarkan Pak Rt berbicara.

"Maaf Pak, sebelumnya boleh saya berkata jujur."jawabku.

"Silahkan Bu."jawab Pak Rt.

"Saya jelaskan semuanya sama Bapak, dan setelah Bapak mendengar cerita saya silahkan Bapak simpulkan sendiri, apa salah tindakan saya." jawabku tegas, Lalu aku menceritakan semuanya kepada Pak Rt, Pak Rt beberapa kali menganggukkan kepala. Tanda mengerti.

"Itu semua Pak, yang menjadi alasan saya mencabut saluran air. Jadi apa saya

yang salah menurut Bapak?"tanyaku dengan sopan.

Pak Rt diam, sepertinya sedang berpikir untuk memberi jawaban.

"Gini Bu, sebenarnya Ibu Sara tidak salah. saya hanya ingin mendengar cerita dari Ibu, jadi, agar saya bisa menentukan sikap. karena Saya tidak mau mengambil keputusan hanya berdasarkan cerita dari Bu Darmi."ucap Pak Rt. Bu Darmi yang sejak tadi diam dan menunduk terkejut mendengar penuturan Pak Rt.

"Wah. Gak bisa gitu Pak. Saya sudah bayar"ucap Bu Darmi dengan nada tinggi. Tanpa menjawab ucapan Bu Darmi. Aku pemisi sebentar untuk masuk kedalam kamar mengambil uang sebesar dua ratus ribu.

" Ini Bu, uang yang Ibu bayar air selama hampir satu tahun."ku sodorkan uang itu kepada Bu Darmi, Bu Darmi nampak kembali terkejut.

"Ambil Bu, Nanti Ibu koar-koar lagi jika simiskin ini memakan uang Ibu."sindirku dengan lembut. Bu Darmi terlihat pucat.

"Gimana Pak Rt? saya menunggu keputusan bapak dalam kasus ini. saya akan patuhi apapun yang bapak putuskan."tanyaku kepada Pak Rt.

"Gini saja Bu, Kasih kesempatan kedua kepada Bu Darmi. kasihan mereka, hitung-hitung ibu bersedekah."jawab Pak Rt.

"Maaf Pak, bukan maksud saya untuk menolak permintaan Bapak. Tapi apa harus saya menolong Bu Darmi lagi? sedangkan orang yang kita tolong selalu merendahkan kita? "tanyaku kepada Pak Rt.

"Bu Sara. Maafkan kekhilafan saya Bu. saya janji tidak akan mengulanginya lagi."ucap Bu Darmi tiba-tiba dengan suara tangisan. huu.. hug..huu.

"Gimana Bu? Bisakan memberi kesempatan Bu Darmi? bukankah Bu Darmi sudah meminta maaf?"tanya Pak Rt.

karena tidak enak kepada Pak Rt akhirnya aku mengalah dan memasang kembali saluran air kerumah Bu Darmi, dengan syarat jika Bu Darmi mengulangi kesalahaannya akan Ku putus kembali.

Lalu Pak Rt dan Bu Darmi pamit untuk pulang. Bu Darmi dengan santainya menyambar uang dua ratus yang aku taruh diatas meja dan berlalu pergi. Aku hanya bisa mengelus dada melihat tingkah Bu Darmi.

Dua minggu telah berlalu, tidak ada tanda-tanda Bu Darmi berulah, Aku mulai sedikit tenang.

pagi itu aku belanja kewarung tempat biasa.

Tiba-tiba siibu pemilik warung nyeletuk.

"Bu Sara! Tidak baik lho... jahat sama tetangga sendiri!"ucapnya sedikit ketus.

"Maaf maksud Ibu apa ya?"tanyaku.

"Gak Bu cuma bercanda."ucapnya...

Aku sangat penasaran apa maksud dari perkataan ibu pemilik warung itu? Apakah ada kaitannya dengan Bu Darmi?

Entah mengapa firasatku mengatakan jika Bu Darmi berulah lagi.

Setelah pulang dari warung. Aku ceritakan kepada Mas Andi, tentang perkataan Ibu pemilik warung tadi, kata Mas Andi, aku disuruh cari kebenarannya terlebih dahulu jika memang Bu Darmi berulah lagi. Maka Mas Andi tidak melarangku untuk benar-benar memutus sambungan air.

setelah selesei masak dan mandi. Aku bergegas untuk menidurkan Dimas, Mas Andi berangkat kerja setelah sarapan.

Siang hari Bu Sulis datang kerumah mencari Suamiku, Bu Sulis mau merenovasi pagar depan rumahnya.

"Bu Sara. Bapaknya Dimas ada?" tanyanya.

"Suami saya kerja Bu."jawabku.

"Nanti kalau suami Bu Sara pulang, suruh kerumah Saya iya. soalnya Saya mau minta tolong kepada saumi bu Sara untuk merenovasi pagar rumah saya."ujar Bu Sulis.

"Oh. iya Bu. Nanti Saya sampaikan kepada Mas Andi."jawabku.

Aku berpikir apa lebih baik minta tolong Bu Sulis untuk membantuku mencari bukti ulah Bu Darmi.

"Bu. Bisakah Saya meminta tolong kepada Ibu? "tanyaku ragu.

"Mau minta tolong apa Bu Sara? kalau minta tolong pijam duit maaf gak ada." Jawabnya sedikit sinis.

"Oh. Bukan Bu, Saya mau minta tolong Ibu untuk mencari tahu apa Bu Darmi berulah lagi, soalnya saya tadi pagi ditegur Ibu pemilik warung." ujarku. dan menceritakan semuanya.

"Oh. Masalah itu to Bu?"jawabnya sambil mengangguk-nganggukkan kepala.

"Iya Bu."jawabku.

"Gini aja Bu. Coba ibu temui Bu Tutik. Dia teman baik Bu Darmi. Biasanya mereka berdua itu kompak."jawab Bu Sulis dan memberikan sebuah Saran.

"Bu Tutik itu yang mana iya Bu orangnya?"tanyaku karena belum pernah Kenal.

"Itu lho, yang jualan makanan burung disebrang jalan. Ibu pura-pura beli jagung atau apa gitu sekiranya bisa ngobrol."Saran Bu Sulis. Lalu Bu Sulis pamit pulang.

Setelah ku pikir-pikir boleh juga saran Bu Sulis.

Sore nanti aku harus kesana sambil pura-pura beli jagung kering untuk makan ayam.

Aku berjalan kaki sambil menggendong Dimas.

setelah sampai ditoko Bu Tutik, Aku pura-pura membeli jagung kering.

"Bu. Ada jagung kering untuk makan ayam?"tanyaku dengan sopan.

"Ada. mau berapa kilo?"tanya Bu Tutik sambil memperhatikan Ku dari atas hingga bawah.

"Satu kilo saja Bu."jawabku.

lalu Bu Tutik menimbang jagung untukku.

"Ini Bu."sambil memberikan jagung yang sudah dibungkus plastik.

"Berapa Bu?"Tanyaku.

"Sepuluh ribu."jawabnya singkat.

lalu aku memberikan uang yang Bu Tutik maksud.

"Eh. Bu tunggu!"Ucapnya ketika aku hendak berlalu pergi.

"Iya Bu, Ada apa?"tanyaku.

"Ibu yang tinggal dikontrakan jelek itu ya?"tanyanya sambil mencibir.

"Iya Bu. Ada apa ya?"tanyaku semakin penasaran.

"Saya temannya Bu Darmi. Ibu ini sombong sekali ya! Bukankah teman Saya sudah minta maaf sama Ibu kenapa Ibu masih mencari-cari kesalahan Bu Darmi!"Aku terperangah mendengar penuturan Bu Tutik.

"Maksud Ibu apa ya? Saya tidak mengerti. "tanyaku memancing.

"Ibu itu lho, kok tega sama Bu Darmi. Bukankah Bu Darmi setiap bulan selalu tepat bayar airnya. Dan bukankah sudah meminta maaf kepada Ibu. Mengapa Ibu masih tega memutus airnya? Ingat Bu air itu gak dibawa mati."ucapnya dengan sinis.

"Oh. Bu Darmi ngomong begitu sama Ibu?"lalu, aku tersenyum dan berlalu pergi. Bu Tutik masih terdengar memanggilku namun tak ku hiraukan.

Begitu sampai rumah. Aku langsung berjalan kebelakang rumah dan Ku lepas pipa yang mengalirkan air kerumah Bu Darmi.

Setelah itu. Aku langsung kerumah Pak Rt dan menceritakan semuanya.

Kali ini Pak Rt setuju karena merasa tidak enak kepadaku, karena sudah memintaku memberikan kesempatan kedua untuk Bu Darmi.

Setelah pulang dari rumah Pak Rt. Aku langsung duduk dibelakang rumah, karena aku yakin Bu Darmi pasti akan datang menanyakan kenapa airnya tidak mengalir.

Sudah hampir satu jam tapi Bu Darmi belum juga ada tanda-tanda keluar rumah. Lalu aku putuskan untuk masuk kedalam rumah.

Waktu adzan magrib pun tiba. Aku menjalankan kewajiban tiga rakaat.

Ketika sedang sholat pintu belakangku digedor.

Dor.. Dor.. Dor... Dor.. Dor..

Aku yang baru selesei Sholat langsung berlari kepintu belakang.

Setelah pintu ku buka, ternyata Bu Darmi sudah berdiri dengan wajah penuh emosi.

"He!!! Bu Sara! Maksud Ibu itu apa! main putus aja saluran air."ucap Bu Darmi dengan nada tinggi.

"Lho. yang seharusnya tanya itu Saya! "jawabku tak kalah tinggi.

"Bukankah Pak Rt sudah menyuruh Ibu kasih saya kesempatan kedua? Kenapa Sekarang diputus."ucapnya lagi dengan sinis.

"Lho! Ibu lupa? jika Ibu berulah lagi. Maka Saya berhak memutus saluran airnya dan saya juga sudah lapor Pak Rt."Jawabku dengan tegas.

"Ibu ini jangan mengada-ada ya! Saya berulah APA!!!"Tanyanya dengan nada yang masih tinggi.

"Lha, coba Ibu ingat-ingat lagi, apa yang sudah Ibu omongkan kepada teman Ibu."jawabku sambil sedikit tersenyum mengejek.

Bu Darmi terlihat terkejut. kemudian berlalu pergi.

👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌

Dua hari kemudian tak lagi aku mendengar hal- hal buruk tentangku.

Sedikit tenang rasanya, jujur dalam hati aku merasa bersalah kepada Bu Darmi karena berkata kasar. Namun bagimana lagi, jika tidak dilawan aku akan diinjak terus oleh Bu Darmi.

Sore itu aku menyalakan sanyo untuk mengisi air, karena air dalam tandon habis. Setelah air terisi full sampai tumpah. Aku lalu mematikan sanyo.

Seperti biasa adzan subuh membangunkan Kami, untuk menjalankan kewajiban dua rakaat. Ketika hendak mengambil air untuk berwudhu, aku terkejut karena ternyata air sudah tidak mengalir, itu bertanda jika tandon kosong.

Aku heran. Karena tadi sore aku mengisinya sampai full dan tidak ada pemakaian air yang berlebihan, jadi mustahil jika airnya sudah habis.

"Mas kok air sudah habis ya?"ucapku kepada suamiku.

"Masak sich Dek?"jawab suamiku.

"Iya Mas."ucapku lagi.

"Mungkin ada pipa yang bocor Dek. Nanti kalau sudah pagi Mas priksa, sekarang nyalakan sanyonya biar Kita bisa berwudhu."ujar Suamiku.

Setelah matahari terbit. Mas Andi lalu memeriksa semua sambungan pipa, tapi nihil tidak ada satupun yang bocor. Aku jadi semakin penasaran. Bagaimana air bisa cepat habis tapi pipa tidak bocor.

Bab terkait

  • Tetangga Meresahkan   BAB 04

    Karena tidak menemukan pipa yang bocor, lalu mas Andi sarapan, karena takut jika nanti kesiangan. Setelah sarapan Mas Andi berangkat kerja.Entah mengapa perasaanku tidak enak seperti akan terjadi sesuatu yang buruk.Aku langsung beristighfar agar hatiku tenang.Dua jam berlalu, tiba-tiba terdengar suara mobil berhenti didepan rumah, hatiku semakin tak menentu.Setelah Ku buka pintu, Mataku dikejutkan dengan kedatangan Pak Budi-mandor Mas Andi."Assalamualaikum Bu."Sapa Pak Budi."Waalaikum salam Pak."Jawabku."Gini Bu kedatangan Saya kesini untuk menjemput Ibu, Dikarenakan Pak Andi jatuh dari tangga ketika sedang bekerja."ucapnya dengan raut wajah cemas. Aku yang mendengar itu sangat kaget. Aku langsung bergegas mengemas keperluan Dimas dan berganti baju.Setelah semua selesai Kami pun berangkat.Tiga puluh menit jarak yang harus kami tempuh untuk sampai rumah sakit.Setelah sampai diruangan Mas Andi. Aku-pun langsung menghambur kepelukan Mas Andi yang sedang berbaring dengan kaki

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Tetangga Meresahkan   BAB 05

    Tetangga Meresahkan BAB 05Aku hanya tersenyum melihat kepergian Bu Darmi.Sore harinya seperti biasa. Dimas sedang bermain bersama temannya.Aku selalu mendampingi kemana Dimas berjalan, karena takut jika Dimas jatuh atau ada kendaraan yang lewat, karena mereka main dipinggir jalan gang, jadi tidak seramai jalan utama. Dan kendaraan yang lewat pun hanya motor. Tapi yang namanya anak kecil. Takutnya ketika ada motor lewat malah didatangi bukannya minggir.Bu Sulis datang menghampiriku."Bu Sara! Tolong ya! anaknya jangan boleh lari depan rumah Saya. Jadi kotor lantainya habis Saya pel!"ucapnya ketus."Maaf iya Bu Sulis! Anak Saya dari tadi main disini dan gak ada tuch lari sampai kerumahnya Bu Sulis."jawabku tak kalah ketus."Yang suka lari-lari kan anak Ibu."ucapnya lagi."Aduh Bu. coba tanyakan sama anak Ibu itu, yang lari kerumah Ibu siapa? Jangan seenak jidat Ibu nuduh anak Saya."ucapku dengan nada sedikit tinggi.Bu Sulis langsung berlalu pergi.Ada apa sich dengan Ibu-Ibu di

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Tetangga Meresahkan   BAB 06

    Tetangga Meresahkan BAB 06Sore hari Mas Andi pulang dan langsung memasang penutup kran belakang. "Dek, Bener nich Mas harus tutup,"tanyanya ragu. "Bener Mas, karena adek gak pernah nyuci baju dibelakang."ucapku meyakinkan. pemasangan penutup-pun selesei. Mas Andi langusung masuk dan mandi. Sedangkan aku menyiapkan teh hangat untuknya. 👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌Aku terbangun tengah malam karena tenggorokan kering, Lalu aku berjalan kedapur untuk mengambil air minum. Ketika sedang minum, telingaku mendengar suara berisik dibelakang rumah. Awalnya aku sangat takut jika itu maling, Ku coba beranikan diri untuk mengintip melalui sela pintu. Mataku terbelalak ketika melihat dua orang sedang sibuk mengakali kraan air yang Kami tutup tadi sore. Tanpa pikir panjang langsung Ku buka pintu belakang dan mereka berdua tampak sangat terkejut. "Maling!"teriakku, tapi tidak terlalu keras banget. "He.. Diam! Jaga mulutmu!"ucap Bu Darmi. "Lha... Kan benar maling, ngapain tengah mala

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Tetangga Meresahkan   BAB 07

    Tetangga Meresahkan BAB 07Kami dan beberapa warga mendatangi rumah Bu Dina. Ketika Kami. sampai ternyata sudah banyak warga disana. huuuu.. huuuu.. huuuuu ...terdengar suara tangis Bu Dina yang meraung -raung. Pak Rt datang dan langsung masuk kedalam rumah Bu Dina. "Ada apa ini Bu??"tanya Pak Rt."Uang tabungan Saya hilang Pak...huuu..huuuu. Hu..."ucapnya sambil menangis. "Coba Ibu tenang dulu, dan ceritakan kepada Kami dengan detail."ucap Pak Rt. "Saya tadi pergi belanja ditoko depan Pak. sedangkan dirumah ada anak Saya, Yuli dan anak Bu Darmi, Laras."ucapnya masih dengan tangisan. "Ibu sudah benar-benar memeriksa semuanya?Siapa tahu Ibu lupa menyimpannya."ucap Pak Rt bijak. "Tidak mungkin Saya lupa Pak! Saya selalu menyimpannya ditempat itu."ucap Bu Dina. Lalu Pak Rt meminta salah satu warga untuk memanggil Laras.Laras datang bersama sang Ibu. "Ini ada apa? Anak Saya dipanggil kesini? Apa Pak Rt menuduh anak Saya maling."ucap Bu Darmi ketus. "Tenang Bu Darmi. Saya ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Tetangga Meresahkan   BAB 08

    Tetangga Meresahkan BAB 08Pak Dodi yang melihat istrinya terduduk lamas langsung bertanya. "Pak Rt sebenarnya ada apa ini?"tanyanya bingung."Pak Dodi benar? dititipin uang oleh Laras sebesar dua juta?"tanya Pak Rt serius. "Iya benar Pak, Kata Laras, Yuli miminta tolong kepada Saya, untuk membelikan sebuah hp yang diinginkan Yuli."jawab Pak Dodi jujur. "Jadi begini Pak, Bu Dina kehilangan uang sebesar empat juta dan pelaku sementara adalah Yuli, Namun Yuli menyebutkan jika Laras juga ikut andil dalam pencurian uang itu dan uang itu mereka bagi dua."jawab Pak Rt menjelaskan dengan detail. "Jadi uang yang Saya terima dari Laras untuk membeli hp ini uang Bu Dina? yang dicuri mereka."ucap Pak Dodi dengan wajah merah padam antara bingung dan menahan marah. "Kemungkinan seperti itu Pak."ucap Pak Rt. Ketika Pak Rt dan Pak Dodi sedang berpikir mencari jalan keluarnya, tiba-tiba Laras langsung merebut hp itu dari tangan Pak Rt. Laras langsung berlari masuk kedalam rumah dan menuju kamar

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Tetangga Meresahkan   BAB 09

    Tetangga Meresahkan BAB 09Setelah dari rumah Bu Sulis. Aku langsung menuju kerumah tetangga yang lain, dan kebetulan ada beberapa tetangga yang sedang berkumpul didepan rumah Bu Dina, jadi aku tidak perlu repot mengantarkan kerumah masing-masing."Assalamualaikum Bu"sapaku kepada mereka."Waalaikum sallam Bu Sara"jawab mereka serempak."Ini Bu ada kotakkan untuk Ibu-ibu."ucapku sambil menyodorkan kotakkan itu kepada mereka, Mereka terlihat senang menerima kotak nasi itu dan mengucapkan terima kasih.Aku langsung pamit kepada mereka dan melanjutkan ke beberapa tetangga yang lain.Tibalah saatnya, Aku harus mengantar kerumah orang paling kaya yaitu Bu Darmi dan kebetulan sekali orangnya lagi duduk diteras rumahnya, jadi tidak perlu lama-lama menunggu seperti biasa."Assalamualaikum Bu."sapaku sambil mengucapkan salam."Waalaikum sallam. Ada apa!"tanyanya ketus."Ini Bu mau ngantar ini."ucapku sambil menyodorkan dua kotak nasi dan gula satu kilo, Sebenarnya aku malas memberikan gula in

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Tetangga Meresahkan   BAB 10

    Tetangga Meresahkan BAB 10Satu jam telah berlalu, tapi belum ada tanda-tanda Bu Darmi mematikkan air. Badan terasa lengket dan bau bumbu karena habis masak. Aku harus menggunakan kamar mandi untuk mandi, Karena masih ada selang jadi pintu kamar mandi tidak bisa ditutup. Ku coba lihat kebelakang rumah, untuk melihat Bu Darmi, namun tak nampak batang hidungnya. Aku segera kekamar mandi dan Ku lepas selangnya lalu ujung selang Ku kasih tali dan Ku gantung dibelakang rumah, karena tidak mungkin aku menggulung selang itu. Setelah mandi dan menyuapi Dimas. Aku duduk diteras rumah, sambil menunggu Mas Andi pulang. Ketika sedang santai diteras, terdengar suara teriakan keras dari belakang rumah. Aku langsung berlari kebelakang rumah untuk melihat apa yang terjadi. Ketika sampai dibelakang rumah Ku lihat Bu Darmi berkacak pinggang. "He! Bu Sara apa-apaan ini! mengapa selang Saya ada diluar?"ucapnya dengan penuh emosi. "Bu Darmi! apa gak bisa ngomong baik-baik. "ucapku ketus. "Apa ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Tetangga Meresahkan   BAB 11

    Tetangga Meresahkan BAB 11Setelah menggunting selang Bu Darmi. Bu Sulis hendak masuk kerumahnya. Tiba-tiba baju Bu Sulis ditarik dari belakang, oleh Bu Darmi, yang sudah sadar dari terkejutannya. Karena baju Bu Sulis ditarik dari belakang mengakibatkan Bu Sulis terjengkal kebelakang. "Masih berani melawan Saya!"ucap Bu Sulis lantang sambil bangkit."Bu Sulis pikir Saya takut!"jawab Bu Darmi lantang. "Jadi mau Kamu apa!"tanya Bu Sulis. "Ganti selang Saya! yang sudah Kamu gunting. "ucapnya dengan lantang. "Bayar dulu air yang sudah Kamu alirkan kerumahmu, baru Ku ganti selangmu!"ucap Bu Sulis tak kalah lantang. "He... ingat gak Kamu. ketika anakmu terkunci dikamar, siapa yang menolong Suamiku kan? air seuprit saja minta dibayar."ucapnya emosi. "Apa, kamu lupa? bukankah habis dobrak pintu kamar. Kalian minta uang seratus ribu sebagai tanda terima kasih."jawab Bu Sulis."Ya wajarlah, Kamu pikir dobrak pintu itu gak sakit apa."ucap Bu Darmi nyolot. "Lha. waktu itu apa hanya Su

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03

Bab terbaru

  • Tetangga Meresahkan   ENDING

    DARMI TETANGGA MERESAHKANENDING ( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Satu minggu telah berlalu.Setelah kejadian mobil di tarik pihak leasing. Bu Sulis sudah jarang terlihat keluar rumah, sepertinya dia sangat malu. Karena Bu Sulis selalu gembar-gembor jika mobilnya di beli dengan cash.Sore itu aku sedang duduk di depan rumah. Dimas sedang bermain bersama teman sebayanya.Terdengar keributan dari rumah Bu Darmi."Pergi! Bapak bilang kamu pergi dari rumah ini!" Teriak Pak Dodi"Pak. Rahayu melakukan semua ini untuk mencukupi kebutuhan keluarga ini."jawab Rahayu terdengar sambil menangis"Dodi! Cukup! Kamu itu harus sadar! Jika kamu mampu mencukupi kebutuhan keluarga ini. Tidak mungkin Rahayu sampai kerja seperti itu!"bentak suara Mbah Yat"Buk! Tolong Ibuk diam! Rahayu seperti ini juga karena kalian! Jika kalian bisa hidup sederhana dan tidak menuntut makan enak, hidup enak. Tidak mungkin Rahayu sampai bekerja seperti itu!"jawab Pak Dodi dengan suara cukup keras"Apa! Jadi kamu pikir R

  • Tetangga Meresahkan   BAB 36

    DARMI TETANGGA MERESAHKANBAB 36( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Dua bulan telah berlalu.Alhamdulillah warungku semakin rame pembeli, karena aku juga menerima pesan antar. Para pembeli sangat senang dan puas akan layanan pesan antar yang aku berikan, karena mereka tidak perlu repot berjalan ke warung.Siang itu setelah aku menidurkan Dimas, aku mendengar suara keributan dari rumah Bu Sulis.Aku lalu segera keluar untuk melihat apa yang terjadi.Ada beberapa tetangga yang berjalan kerumah Bu Sulis karena memang suara teriakan Bu Sulis lumayan kencang.Ketika sampai rumah Bu Sulis ternyata sudah ada beberapa tetangga yang ada disana.Ada beberapa orang laki-laki bertubuh tinggi besar sedang marah-marah kepada Bu Sulis."Bu! Ini sudah jatuh tempo jadi Ibu harus menyerahkan kunci mobil itu kepada kami!"ucap salah satu laki-laki itu dengan nada tinggi"Tidak! Itu mobilku jadi tidak akan aku serahkan!"jawab Bu Sulis tak kalah Tinggi"Ya kalau Ibu tidak mau mobilnya ditarik bayar angsura

  • Tetangga Meresahkan   BAB 35

    DARMI TETANGGA MERESAHKANBAB 35( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Pak Dodi hanya bisa mengelus dada melihat perubahan anak keduanya itu.Pak Dodi tidak tahu apa yang membuat Rahayu begitu membenci keluarga Pak Andi.Dengan langkah sedikit lemas Pak Dodi berjalan ke warung Sara."Bu. Bisa tolong minta kopi sama gula.""Oh. Iya Pak. Kok tumben Pak Dodi sendiri yang datang ke warung?""Biasalah Bu. Orang rumah lagi pada sibuk."Setelah itu Sara menyerahkan kopi dan gula yang di minta Pak Dodi."Bu. Maaf seperti biasa ya.""Iya Pak."Lalu pak Dodi pulang sambil membawa gula dan kopi.Setelah sampai rumah. Pak Dodi meminta Rahayu untuk membuatkan kopi untuknya."Nduk. Ini kopi sama gulanya, tolong buatkan Bapak kopi.""Eeehhhmmm."Pak Dodi meletakkan plastik berisi kopi dan gula diatas meja.Lalu pak Dodi kembali duduk diteras rumah.Tidak berselang lama Pak Dodi duduk. Bu Darmi mendatangi pak Dodi."Pak. Minta uang untuk beli sayur."Lalu Pak Dodi merogoh sakunya dan memberikan kepada Bu

  • Tetangga Meresahkan   BAB 34

    DARMI TETANGGA MERESAHKANBAB 34( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Setelah mendengar ucapan ku. Bu Sulis pergi tanpa pamit.Aku sich gak heran dengan tingkah Bu Sulis seperti itu. Karena memang sudah biasa.Setelah kepergian Bu Sulis, aku hendak menutup warung, namun tiba-tiba mataku melihat sesosok gadis cantik yang lewat depan warung.Karena penasaran aku keluar warung untuk melihatnya. Dan ternyata gadis itu masuk kerumah Bu Darmi.Setelah gadis itu masuk kedalam rumah. Suara tangisan Bu Darmi pecah.Aku langsung berlari ke rumah Bu Darmi takut jika terjadi sesuatu.Ketika sampai depan rumah Bu Darmi, aku melihat Bu Darmi sedang memeluk gadis itu. Aku baru sadar jika gadis yang aku lihat tadi adalah Rahayu.Rahayu baru keluar dari tempat rehabilitas. Pantas Bu Darmi menangis histeris.Karena tidak mau menggaggu aku putuskan untuk kembali pulang.Setelah pulang dari rumah Bu Darmi, aku langsung memandikan Dimas agar Dia bisa tidur siang dengan nyenyak.Setelah Dimas tidur. Aku memb

  • Tetangga Meresahkan   BAB 33

    DARMI TETANGGA MERESAHKAN( Kehidupan baru Darmi dan Sara )BAB 33Sari melempar garam itu dan langsung pulang dengan marah.Ketika sampai rumah Mbah Yat bertanya kepada Sari karena pulang dengan wajah marah."Kamu itu kenapa pulang kok marah-marah gitu?"tanya Mbah Yat."Itu lho Buk.Si pemilik toko sebelah Sombong banget,masak Aku beli garam karena lupa bawa uang eee garamnya gak boleh dibawa dulu padahal rumah kita cuma sebelahan."jawab Sari dengan kesal."Oalah Sara yang Sombong itu ti Mbak."imbuh Darmi."Iya tetangga Mu yang Sombong itu."jawab Sari kesal."Baru juga buka toko kecil begitu saja sudah sombongnya minta ampun."cibir Sari."Sudah gak usah marah-marah.Biar Ibuk yang kesana."ucap Mbah Yat dengan nada kesal.Mbah Yat langsung berjalan ke arah toko Sara dengan ocehan gak jelas."Sara...Sara...ini uang garamnya."teriak Mbah Yat.Sara tersenyum melihat tingkah Mbah Yat."Nah gitu dong kalau belanja bawa uang sekalian biar gak bolak balik."ucap Sara sambil tersenyum."Kamu ini

  • Tetangga Meresahkan   BAB 32

    DARMI TETANGGA MERESAHKAN( Kehidupan baru Darmi dan Sara )BAB 32Hari sudah terlalu sore Sara mengajak anaknya Dimas pulang.Setelah masuk rumah dan memandikan Dimas.Sara langsung memasak.Setelah menitipkan Dimas kepada suaminya Sara langsung menuju dapur.Sara sibuk menyiangi sayur dan ayam yang akan diolahnya.Ketika sedang menyiangi sayur terdengar suara ketukan pintu.Tok...tok... tok...."Bu...bu..."ujar seseorang dari luar.Sara bergegas lari kedepan untuk membuka pintu.Ketika pintu terbuka Sara terkejut melihat siapa orang yang ada didepan pintunya."Ada apa Mbah?"tanya Sara sopan santun."Tadi mantuku ikut kerja gali sumur disini to."tanyanya."Iya Mbah...tadi Pak Dodi ikut bantuin gali sumur."jawabnya sopan."Terus mana upah untuk mantuku!"tanynya ketus.Sara kaget dengan pertanyaan Si-Mbah."Ya sebentar Mbah,saya tanyakan suami saya dulu."jawab sara.Lalu sara masuk kedalam kamar dan bertanya kepada Andi."Mas tadi Pak Dodi apa gak Mas kasih upah?"tanyaku.Mas Andi sedik

  • Tetangga Meresahkan   BAB 31

    DARMI TETANGGA MERESAHKAN( Kehidupan baru Darmi dan Sara ) BAB 31"Ya kami mana berani melarang Darmi!"jawab Mbah Yat."Tumben Ibuk takut sama Darmi?"tanya Pak Dodi kepada ibu mertuanya."Ya Laras kan anaknya jadi ya terserah Darmi mau diapakan anaknya!"sela Sari ketus.Pak Dodi tepuk tangan mendengar Jawaban ibu mertua dan kakak iparnya."Hebat! kalian bertiga ini memang sangat pintar memainkan situasi!"ujar Pak Dodi sambil tersenyum menyeringai.Bu Darmi terlihat sedikit takut melihat suaminya seperti itu."Sudahlah Pak jangan dibahas lagi to Laras sudah punya suami jadi biar suaminya belajar tanggung jawab."ujar Bu Darmi lembut untuk meredam Pak Dodi."Ha...ha...ha... kenapa baru sekarang ibu berbicara seperti itu? selama ini memangnya ibu tidak tahu jika pengobatan ibu suami laras juga ikut membantu!"jawab Pak Dodi tegas."Ya wajarlah kan mereka numpang disini ya harus bantu pengobatan Darmi!"sela Sari ketus."Sebenarnya disini yang numpang itu siapa?"jawab Pak Dodi ketus."Apa m

  • Tetangga Meresahkan   BAB 30

    DARMI TETANGGA UNIK( Kehidupan baru Darmi dan Sara ) BAB 30Indra tidak membalas satu kata pun.Laras yang sakit hati mendengar Ibunya selalu merendah kan suaminya."Bu! tidak adakah rasa kasihan dihati Ibu untuk mas indra?"tanya Laras lantang."Pokoknya kalau Dia belum bisa bikinkan kamu rumah jangan harap Ibu akan bersikap baik padanya."jawab Bu Darmi ketus."Lho Pak!ibu sama mbak sari kemana?"tanya Bu Darmi yang baru menyadari Ibu dan kakaknya tidak berada dirumah."Tadi katanya mau belanja Bu."jawab Pak Dodi."Mas ayo masuk bantuin aku jaga sikecil."ujar Laras kepada suaminya.Indra lalu mengikuti Laras masuk kedalam rumah.Setelah kepergian Laras,Bu Darmi duduk mendekat disamping Pak Dodi."Lho Pak! Ini rumah siapa?"tanyanya bingung sambil menunjuk rumah Sara."Oh itu rumah Pak Andi."jawab Pak Dodi datar."Lho kok Ibu tidak tahu kalau mereka bangun rumah disamping kita?"tanyanya lagi."Iya kan Ibu sakit jadi tidak pernah keluar rumah."jawab Pak Dodi."Iya ya Pak."jawab Bu Darmi

  • Tetangga Meresahkan   BAB 29

    DARMI TETANGGA UNIK( Kehidupan baru Darmi dan Sara ) BAB 29Keesokan paginya rutinitasku seperti biasa, belanja sayur diwarung seberang gang.Ketika asyik memilah sayur aku melihat Laras datang bersama Mbahnya."Belanja Bu?"sapaku sopan."Iya dong! masak kesini mau makan!"jawabnya ketus."Aduh Bu biasa aja kali jawabnya!"ujarku ketus.Aku sebenarnya terkejut mendengar jawaban Mbah Laras.Kemarin sopan banget kok sekarang juteknya minta ampun.Aku tidak lagi menggubrisnya yang penting aku sudah menyapa sebagai tetangga.Aku kembali memilih sayur dan beberapa lauk pauk yang akan aku beli.Ketika sedang memilih sayur Si-Mbah itu berkata."Saya mau ayam dua kilo...ikan nila satu kilo...ikan mas satu kilo...ayamnya dipotong goreng...ikannya dibersihkan sisik sama kotorannya."ujarnya ketus kepada Ibu sayur."Wah...mau makan enak nich Laras... Neneknya datang."ujar Ibu sayur.Laras tidak menjawab hanya tersenyum kecut."Sayurannya yang segar-segar ini dimasukkan plastik ya!"ujarnya lagi."

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status