Share

BAB 06

Author: Yuliswar
last update Last Updated: 2023-01-31 21:53:10

Tetangga Meresahkan

BAB 06

Sore hari Mas Andi pulang dan langsung memasang penutup kran belakang.

"Dek, Bener nich Mas harus tutup,"tanyanya ragu.

"Bener Mas, karena adek gak pernah nyuci baju dibelakang."ucapku meyakinkan. pemasangan penutup-pun selesei.

Mas Andi langusung masuk dan mandi. Sedangkan aku menyiapkan teh hangat untuknya.

πŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘Œ

Aku terbangun tengah malam karena tenggorokan kering, Lalu aku berjalan kedapur untuk mengambil air minum. Ketika sedang minum, telingaku mendengar suara berisik dibelakang rumah.

Awalnya aku sangat takut jika itu maling, Ku coba beranikan diri untuk mengintip melalui sela pintu.

Mataku terbelalak ketika melihat dua orang sedang sibuk mengakali kraan air yang Kami tutup tadi sore.

Tanpa pikir panjang langsung Ku buka pintu belakang dan mereka berdua tampak sangat terkejut.

"Maling!"teriakku, tapi tidak terlalu keras banget.

"He.. Diam! Jaga mulutmu!"ucap Bu Darmi.

"Lha... Kan benar maling, ngapain tengah malam dirumah Saya."ucapku ketus.

Bu Darmi dan Pak Dodi terlihat pucat. Mereka diam tak berucap sepatah katah pun.

"Sudah sana pulang ini tengah malam."ucapku Ketus kepada mereka.

"Halah. wong Kami tadi cuma lewat mau kedepan, ee kaki menginjak kotoran ayam jadi mau numpang cuci kaki saja kok pelit amat. "kilah Bu Darmi.

"Heleh juga Bu, Masak ada tengah malam lewat sini, Kayak jalan cuma ini saja."ucapku ketus.

Pak Dodi hanya diam dan menunduk tak berani Dia menatapku.

"He!! Bu Sara jadi tetangga itu jangan terlalu pelit, Bu Sara itu pasti butuh sama tetangga, Ingat Bu air gak dibawa mati."ucap Bu Darmi dengan nada sedikit tinggi.

"Lha! Suka -suka Saya donk Bu! Air Saya juga dan gak rugiin Ibu jugakan? jadi ngapain Ibu yang repot, atau selama ini Ibu ya yang nyuri air. "ucapku dengan sedikit tinggi.

"He!! Bu Sara jaga mulutmu ya! Enak saja nuduh tanpa bukti."ucapnya sambil menunjuk wajahku.

"Ya udah ayok pulang Pak."ajak Bu Darmi menarik tangan suaminya.

"Lho, Gak jadi jalan kedepan Bu?"ucapku mengejek. tak ada jawaban dari mereka.

Aku terkikik masuk kedalam rumah, Rasain bathinku.

Subuh, seperti biasa kami melaksanakan kewajiban dua rakaat berjamaah.

setelah sarapan Mas Andi berangkat bekerja.

Karena Mas Andi sudah berangkat jadi tinggal aku dan Dimas, Ketika hendak mau beranjak nonton televisi, ada teriakan tukang sayur keliling.

Aku segera memanggilnya untuk belanja, Untuk persiapan masak nanti sore. Biasanya belanja diwarung sayur, tapi hari ini sedikit malas untuk jalan kaki kesana.

Ketika aku panggil tukang sayur keliling ternyata Bu Sulis dan Bu Dina juga ikut belanja.

"Pak ada ayam?"Tanyaku.

"Ada Bu, Mau berapa kilo?"Belum juga mulut ini menjawab.

"Paling juga empat ons."sela Bu Sulis sambil tersenyum kearah Bu Dina.

"Dua kilo Pak."ucapku tanpa menggubris omongan Bu Sulis. mereka terkejut mendengarku meminta dua kilo ayam.

"Yang bener Bu Sara? Yakin mampu bayar? "ucapnya mencibir, Aku tidak menanggapi omongan Bu Sulis hanya membalasnya dengan senyuman.

ketika Kami sedang memilih sayur, Si orang kaya datang. siapa lagi kalau bukan Bu Darmi.

"Pak ikan tongkol sekilo berpa?"tanyannya tanpa menyapa Kami.

"Tiga puluh lima Bu."jawab Pak sayur.

"Ayam berapa sekilo?"tanyanya lagi.

"Ayam empat puluh lima Bu."jawabnya.

"kalau bawang merah sama putih berapa sekilo "tanyanya lagi.

"Bawang merah tiga puluh ribu dan bawang putih dua puluh lima ribu, Bu."Jawab Pak sayur.

"Wah, sepertinya mau makan besar nich Bu Darmi."Celetuk Bu Dina.

"Keluarga Saya mah sudah biasa makan enak begitu Bu Dina! Memangnya Bu Sara palingan beli cuma tahu tempe."ucapnya mencibirku.

Lalu Bu Dina dan Bu Sulis pulang duluan karena mereka sudah selesei belanja.

Tinggallah Kami berdua.

"Ibu tadi mau belanja apa saja lupa Saya"ucap Pak sayur kepadaku.

"OH. silahkan layani Bu Darmi duluan Pak, Saya masih memilih sayur."jawabku. lalu Pak sayur bertanya kepada Bu Darmi.

"Ibu mau belanja apa?"tanya Pak sayur sopan.

"Ikan tongkol satu biji saja sama ini kangkung satu ikat."ucapnya membuat Kami menganga.

"Jangan pikir Saya tidak bisa beli ayam dan ikan yang banyak, Tapi ikan itu untuk kucing, Keluarga Saya tidak doyan ikan!"ucapnya ketus kepada Kami.

Aku hanya tertawa dalam hati melihat tingkah Bu Darmi.

Setelah menyodorkan uang lalu Bu Darmi pun pulang.

Setelah belanjaan yang aku butuhkan cukup, Aku-pun membayarnya dan segera masuk kedalam rumah.

Aku memang sengaja belanja banyak karena mau buat nasi kotak untuk dibagikan ketetangga, syukuran kecil untuk kesembuhan Mas Andi.

πŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘Œ

keesokkan harinya seperti biasa, Selesei kewajiban dua rakaat, Aku pasti langsung memasak, namum, Kali ini menunya beda karena memang mau dibagiin ketetangga.

Pagi ini aku memasak nasi kuning plus bali ayam, telur dan tahu tempe, ada juga oseng mie kuning.

setelah berkutat didapur kurang lebih dua jam akhirnya selesei sudah masakkanku, Segera Ku hidangkan untuk Mas And dan Dimas.

Setelah menyiapkan untuk Mas Andi dan selsei menyuapi Dimas, Aku bergegas untuk memasukkan makanan itu kekotak nasi untuk para tetangga.

Mas Andi langsung berangkat bekerja, Dan aku langsung membagikan beberapa kotak nasi kepada tetangga terdekat saja.

Mereka sangat senang menerima kotak nasi dariku, Ya walaupun ada sedikit cibiran dari Bu Sulis tapi gak aku gubris.

Kini tiba waktunya aku kerumah Bu Darmi untuk mengantar kotak nasi ini.

"Assallamuakaikum Bu."Sapaku.

"Walaikum sallam."jawabnya.

"Ini Bu, Saya lagi syukuran kecil-kecilan untuk kesembuhan Mas Andi."Sambil Ku sodorkan dua kotak nasi kepadanya, dan secepat kilat Dia langsung mneyambarnya.

"Isinya apa ini? Jangan ngomong hanya tahu tempe lauknya, Miskin aja pake segala syukuran."ucapnya sambil membuka salah satu kotak nasi dan matanya terebelalak melihat isinya.

"Sini Bu! Kotakannya kalau gak suka lebih baik Saya kasih keorang yang bisa menghargai orang lain."ucapku ketus.

"Bu Sara ini gimana sich. kotakkan sudah dikasihkan Saya kok diminta lagi."ucapnya tak kalah ketus.

"Jadi mau nich ceritanya nerima kotakkan dari orang miskin?"ucapku sambil menyindir.

Bu Darmi tidak menjawab, Tapi langsung masuk kedalam rumah dan menutup pintunya.

πŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘Œ

Satu bulan kemudian para Ibu-ibu digang sedang heboh membicarakan air mereka yang tiba-tiba sering habis, Tanpa ada kebocoran pipa, Aku hanya tersenyum mendengarnya.

"Bu Sara, tidak pernah kehabisan air?"tanyanya penasaran, karena sedari tadi aku memang hanya menyimak.

"Pernah Bu, Setelah keran air belakang Saya tutup, Alhamdulillah sekarang tidak lagi. "Jawabku santai.

"Lho... berarti air Kami ini bukan tiba-tiba habis dong? Berarti ada yang mencuri air."ucap Bu Sulis bersungut -sungut.

"Lho! Bu, Saya gak ngomong gitu lho."Jawabku karena malas nanti aku lagi yang dijadikan tameng.

"Bu! sepertinya Kita harus cari tahu bagaimana bisa air kita tiba-tiba habis."ucap Bu Dina.

Lalu mereka menyusun rencana untuk menangkap basah siapa biang kerok permasalahan air, Walaupun sebagian Ibu -Ibu itu sudah mencurigai Bu Darmi tapi mereka harus punya bukti yang kuat.

Aku memberikan ide kepada mereka.

"Gini saja Bu, Coba setiap jam sebelas malam atau jam dua belas malam Ibu cek keran dibelakang Ibu siapa tahu nanti dapat petunjuk. "ucapku kepada mereka, Dan mereka mendengarkan dengan serius sambil mengangguk-anggukkan kepala.

Habis magrib terdengar suara tangisan yang sangat keras, Kami langsung berlari keluar mencari sumber dari suara tangisan itu.

Ketika Kami membuka pintu terlihat beberapa warga berlari, Lalu Kami bertanya kepada salah satu warga ada masalah apa kok berbondong-bondong lari kearah rumah Bu Dina.

Related chapters

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 07

    Tetangga Meresahkan BAB 07Kami dan beberapa warga mendatangi rumah Bu Dina. Ketika Kami. sampai ternyata sudah banyak warga disana. huuuu.. huuuu.. huuuuu ...terdengar suara tangis Bu Dina yang meraung -raung. Pak Rt datang dan langsung masuk kedalam rumah Bu Dina. "Ada apa ini Bu??"tanya Pak Rt."Uang tabungan Saya hilang Pak...huuu..huuuu. Hu..."ucapnya sambil menangis. "Coba Ibu tenang dulu, dan ceritakan kepada Kami dengan detail."ucap Pak Rt. "Saya tadi pergi belanja ditoko depan Pak. sedangkan dirumah ada anak Saya, Yuli dan anak Bu Darmi, Laras."ucapnya masih dengan tangisan. "Ibu sudah benar-benar memeriksa semuanya?Siapa tahu Ibu lupa menyimpannya."ucap Pak Rt bijak. "Tidak mungkin Saya lupa Pak! Saya selalu menyimpannya ditempat itu."ucap Bu Dina. Lalu Pak Rt meminta salah satu warga untuk memanggil Laras.Laras datang bersama sang Ibu. "Ini ada apa? Anak Saya dipanggil kesini? Apa Pak Rt menuduh anak Saya maling."ucap Bu Darmi ketus. "Tenang Bu Darmi. Saya ha

    Last Updated : 2023-01-31
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 08

    Tetangga Meresahkan BAB 08Pak Dodi yang melihat istrinya terduduk lamas langsung bertanya. "Pak Rt sebenarnya ada apa ini?"tanyanya bingung."Pak Dodi benar? dititipin uang oleh Laras sebesar dua juta?"tanya Pak Rt serius. "Iya benar Pak, Kata Laras, Yuli miminta tolong kepada Saya, untuk membelikan sebuah hp yang diinginkan Yuli."jawab Pak Dodi jujur. "Jadi begini Pak, Bu Dina kehilangan uang sebesar empat juta dan pelaku sementara adalah Yuli, Namun Yuli menyebutkan jika Laras juga ikut andil dalam pencurian uang itu dan uang itu mereka bagi dua."jawab Pak Rt menjelaskan dengan detail. "Jadi uang yang Saya terima dari Laras untuk membeli hp ini uang Bu Dina? yang dicuri mereka."ucap Pak Dodi dengan wajah merah padam antara bingung dan menahan marah. "Kemungkinan seperti itu Pak."ucap Pak Rt. Ketika Pak Rt dan Pak Dodi sedang berpikir mencari jalan keluarnya, tiba-tiba Laras langsung merebut hp itu dari tangan Pak Rt. Laras langsung berlari masuk kedalam rumah dan menuju kamar

    Last Updated : 2023-01-31
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 09

    Tetangga Meresahkan BAB 09Setelah dari rumah Bu Sulis. Aku langsung menuju kerumah tetangga yang lain, dan kebetulan ada beberapa tetangga yang sedang berkumpul didepan rumah Bu Dina, jadi aku tidak perlu repot mengantarkan kerumah masing-masing."Assalamualaikum Bu"sapaku kepada mereka."Waalaikum sallam Bu Sara"jawab mereka serempak."Ini Bu ada kotakkan untuk Ibu-ibu."ucapku sambil menyodorkan kotakkan itu kepada mereka, Mereka terlihat senang menerima kotak nasi itu dan mengucapkan terima kasih.Aku langsung pamit kepada mereka dan melanjutkan ke beberapa tetangga yang lain.Tibalah saatnya, Aku harus mengantar kerumah orang paling kaya yaitu Bu Darmi dan kebetulan sekali orangnya lagi duduk diteras rumahnya, jadi tidak perlu lama-lama menunggu seperti biasa."Assalamualaikum Bu."sapaku sambil mengucapkan salam."Waalaikum sallam. Ada apa!"tanyanya ketus."Ini Bu mau ngantar ini."ucapku sambil menyodorkan dua kotak nasi dan gula satu kilo, Sebenarnya aku malas memberikan gula in

    Last Updated : 2023-01-31
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 10

    Tetangga Meresahkan BAB 10Satu jam telah berlalu, tapi belum ada tanda-tanda Bu Darmi mematikkan air. Badan terasa lengket dan bau bumbu karena habis masak. Aku harus menggunakan kamar mandi untuk mandi, Karena masih ada selang jadi pintu kamar mandi tidak bisa ditutup. Ku coba lihat kebelakang rumah, untuk melihat Bu Darmi, namun tak nampak batang hidungnya. Aku segera kekamar mandi dan Ku lepas selangnya lalu ujung selang Ku kasih tali dan Ku gantung dibelakang rumah, karena tidak mungkin aku menggulung selang itu. Setelah mandi dan menyuapi Dimas. Aku duduk diteras rumah, sambil menunggu Mas Andi pulang. Ketika sedang santai diteras, terdengar suara teriakan keras dari belakang rumah. Aku langsung berlari kebelakang rumah untuk melihat apa yang terjadi. Ketika sampai dibelakang rumah Ku lihat Bu Darmi berkacak pinggang. "He! Bu Sara apa-apaan ini! mengapa selang Saya ada diluar?"ucapnya dengan penuh emosi. "Bu Darmi! apa gak bisa ngomong baik-baik. "ucapku ketus. "Apa ma

    Last Updated : 2023-01-31
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 11

    Tetangga Meresahkan BAB 11Setelah menggunting selang Bu Darmi. Bu Sulis hendak masuk kerumahnya. Tiba-tiba baju Bu Sulis ditarik dari belakang, oleh Bu Darmi, yang sudah sadar dari terkejutannya. Karena baju Bu Sulis ditarik dari belakang mengakibatkan Bu Sulis terjengkal kebelakang. "Masih berani melawan Saya!"ucap Bu Sulis lantang sambil bangkit."Bu Sulis pikir Saya takut!"jawab Bu Darmi lantang. "Jadi mau Kamu apa!"tanya Bu Sulis. "Ganti selang Saya! yang sudah Kamu gunting. "ucapnya dengan lantang. "Bayar dulu air yang sudah Kamu alirkan kerumahmu, baru Ku ganti selangmu!"ucap Bu Sulis tak kalah lantang. "He... ingat gak Kamu. ketika anakmu terkunci dikamar, siapa yang menolong Suamiku kan? air seuprit saja minta dibayar."ucapnya emosi. "Apa, kamu lupa? bukankah habis dobrak pintu kamar. Kalian minta uang seratus ribu sebagai tanda terima kasih."jawab Bu Sulis."Ya wajarlah, Kamu pikir dobrak pintu itu gak sakit apa."ucap Bu Darmi nyolot. "Lha. waktu itu apa hanya Su

    Last Updated : 2023-02-03
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 12

    Tetangga Meresahkan BAB 12Pak Rt seperti tersinggung dengan ucapan Bu Darmi. "Pak Dodi maaf, Saya tidak sanggup berbicara kepada Bu Darmi, silahkan Bapak selesaikan masalah keluarga Bapak, Saya pamit Pak."ujar Pak Rt berlalu pergi. Pak Rt menyuruh warga untuk bubar. Ketika Kami hendak bubar. Anak kedua mereka datang. "Bu, Pak ini ada apa sebenarnya?"tanya Rahayu bingung. "Ini lho Yu, Kakakmu."ucap Pak Dodi sambil menunjuk Laras. "Memang ada apa sama kakak Pak?"tanyanya semakin bingung. Lalu Pak Dodi bercerita semua yang terjadi kepada Rahayu. "Bu, Mau sampai kapan Kami akan menjadi korban keegoisan Ibu!"ucap Rahayu bertnya. "Kamu itu ngerti apa!"jawab Bu Darmi. "Ibu itu sadar gak sich Bu? dengan apa yang Ibu lakukan?"tanyanya lagi dengan sedikit emosi. "Ibu ya sadar Yu, Kamu pikir Ibu sudah gila. "ucap Bu Darmi emosi. "Kalau Ibu sadar. mengapa Ibu tidak mengijinkan Kakak menikah?"tanyanya. "Kamu itu diam saja, Mana uang yang Ibu minta?"ujarnya dengan nada tinggi. "Ib

    Last Updated : 2023-02-04
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 13

    Tetangga Meresahkan BAB 13Setelah masuk kedalam rumah. Aku dan Dimas langsung bergegas mandi karena sebentar lagi Mas Andi pulang.Setelah mandi. Aku menyuapi Dimas makan.ketika sedang menyuapi Dimas, Mas Andi pulang.Tok..tok...tok...Suara ketukkan pintu. Aku yakin itu Mas Andi.Aku segera membukakan pintu."Dek, Kok sayurnya tidak dibawa masuk?"tanyanya."Sayur??"tanyaku bingung."Ini lho Dek."ujarnya sambil mengangkat plastik berisi sawi, terong, dan cabe."Oalah dasar tetangga ajaib."ujarku."Apa Dek?"tanyanya bingung."Itu tadi sayur yang ditawarkan Bu Darmi tapi Adek gak mau beli, karena kan Mas gak bisa makan sawi."ucapku kesal."Iya sudah Dek, Besok bayar saja, jangan ribut malu."ucapnya enteng sambil berjalan masuk dan langsung kekamar mandi."Malu? Kenapa harus malu, memang aku tadi sudah menolaknya, jadi ya jangan salahkan aku jika sayuran itu tidak aku bayar." jawabku sedikit jengkel dengan penuturan mas Andi. "Dek... Kita ini pendatang disini. Jadi kita harus lebi

    Last Updated : 2023-02-09
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 14

    Tetangga MeresahkanBAB 14Sore hari Mas Andi pulang.Namun ketika aku membuka pintu aku melihat Mas Andi seperti sedang menunggu seseorang."Kok gak masuk Mas?"tanyaku."Oh ya nanti dulu Dek, Mas lagi nunggu teman Mas,"jawabnya sambil matanya menatap jalan raya."Ya sudah, Aku masuk dulu ya Mas, mau mandiin Dimas."ujarku sambil beranjak masuk kedalam rumah.Sepuluh menit kemudian terdengar suara mobil berhenti, Mungkin teman Mas Andi sudah datang pikirku.Aku langsung membuatkan teh setelah selesai membuat teh, aku bawa nampan yang berisi dua cangkir teh dan menyuguhkan kepada mereka. "Ini tehnya diminum Mas."ucapku."Iya Dek."jawab Mas Andi.Aku langsung ijin kepada Mas Andi dan temannya untuk masuk kedalam, karena mau menyuapi Dimas.Setelah selesai menyuapi Dimas, Aku menyalakan televisi agar Dimas bisa menonton film kartoon kesukaannya.Setelah Dimas serius menonton, aku keteras untuk bergabung bersama Mas Andi dan temannya.Mereka ngobrol kesana kemari, aku hanya bisa menjadi p

    Last Updated : 2023-02-13

Latest chapter

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β ENDING

    DARMI TETANGGA MERESAHKANENDING ( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Satu minggu telah berlalu.Setelah kejadian mobil di tarik pihak leasing. Bu Sulis sudah jarang terlihat keluar rumah, sepertinya dia sangat malu. Karena Bu Sulis selalu gembar-gembor jika mobilnya di beli dengan cash.Sore itu aku sedang duduk di depan rumah. Dimas sedang bermain bersama teman sebayanya.Terdengar keributan dari rumah Bu Darmi."Pergi! Bapak bilang kamu pergi dari rumah ini!" Teriak Pak Dodi"Pak. Rahayu melakukan semua ini untuk mencukupi kebutuhan keluarga ini."jawab Rahayu terdengar sambil menangis"Dodi! Cukup! Kamu itu harus sadar! Jika kamu mampu mencukupi kebutuhan keluarga ini. Tidak mungkin Rahayu sampai kerja seperti itu!"bentak suara Mbah Yat"Buk! Tolong Ibuk diam! Rahayu seperti ini juga karena kalian! Jika kalian bisa hidup sederhana dan tidak menuntut makan enak, hidup enak. Tidak mungkin Rahayu sampai bekerja seperti itu!"jawab Pak Dodi dengan suara cukup keras"Apa! Jadi kamu pikir R

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 36

    DARMI TETANGGA MERESAHKANBAB 36( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Dua bulan telah berlalu.Alhamdulillah warungku semakin rame pembeli, karena aku juga menerima pesan antar. Para pembeli sangat senang dan puas akan layanan pesan antar yang aku berikan, karena mereka tidak perlu repot berjalan ke warung.Siang itu setelah aku menidurkan Dimas, aku mendengar suara keributan dari rumah Bu Sulis.Aku lalu segera keluar untuk melihat apa yang terjadi.Ada beberapa tetangga yang berjalan kerumah Bu Sulis karena memang suara teriakan Bu Sulis lumayan kencang.Ketika sampai rumah Bu Sulis ternyata sudah ada beberapa tetangga yang ada disana.Ada beberapa orang laki-laki bertubuh tinggi besar sedang marah-marah kepada Bu Sulis."Bu! Ini sudah jatuh tempo jadi Ibu harus menyerahkan kunci mobil itu kepada kami!"ucap salah satu laki-laki itu dengan nada tinggi"Tidak! Itu mobilku jadi tidak akan aku serahkan!"jawab Bu Sulis tak kalah Tinggi"Ya kalau Ibu tidak mau mobilnya ditarik bayar angsura

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 35

    DARMI TETANGGA MERESAHKANBAB 35( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Pak Dodi hanya bisa mengelus dada melihat perubahan anak keduanya itu.Pak Dodi tidak tahu apa yang membuat Rahayu begitu membenci keluarga Pak Andi.Dengan langkah sedikit lemas Pak Dodi berjalan ke warung Sara."Bu. Bisa tolong minta kopi sama gula.""Oh. Iya Pak. Kok tumben Pak Dodi sendiri yang datang ke warung?""Biasalah Bu. Orang rumah lagi pada sibuk."Setelah itu Sara menyerahkan kopi dan gula yang di minta Pak Dodi."Bu. Maaf seperti biasa ya.""Iya Pak."Lalu pak Dodi pulang sambil membawa gula dan kopi.Setelah sampai rumah. Pak Dodi meminta Rahayu untuk membuatkan kopi untuknya."Nduk. Ini kopi sama gulanya, tolong buatkan Bapak kopi.""Eeehhhmmm."Pak Dodi meletakkan plastik berisi kopi dan gula diatas meja.Lalu pak Dodi kembali duduk diteras rumah.Tidak berselang lama Pak Dodi duduk. Bu Darmi mendatangi pak Dodi."Pak. Minta uang untuk beli sayur."Lalu Pak Dodi merogoh sakunya dan memberikan kepada Bu

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 34

    DARMI TETANGGA MERESAHKANBAB 34( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Setelah mendengar ucapan ku. Bu Sulis pergi tanpa pamit.Aku sich gak heran dengan tingkah Bu Sulis seperti itu. Karena memang sudah biasa.Setelah kepergian Bu Sulis, aku hendak menutup warung, namun tiba-tiba mataku melihat sesosok gadis cantik yang lewat depan warung.Karena penasaran aku keluar warung untuk melihatnya. Dan ternyata gadis itu masuk kerumah Bu Darmi.Setelah gadis itu masuk kedalam rumah. Suara tangisan Bu Darmi pecah.Aku langsung berlari ke rumah Bu Darmi takut jika terjadi sesuatu.Ketika sampai depan rumah Bu Darmi, aku melihat Bu Darmi sedang memeluk gadis itu. Aku baru sadar jika gadis yang aku lihat tadi adalah Rahayu.Rahayu baru keluar dari tempat rehabilitas. Pantas Bu Darmi menangis histeris.Karena tidak mau menggaggu aku putuskan untuk kembali pulang.Setelah pulang dari rumah Bu Darmi, aku langsung memandikan Dimas agar Dia bisa tidur siang dengan nyenyak.Setelah Dimas tidur. Aku memb

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 33

    DARMI TETANGGA MERESAHKAN( Kehidupan baru Darmi dan Sara )BAB 33Sari melempar garam itu dan langsung pulang dengan marah.Ketika sampai rumah Mbah Yat bertanya kepada Sari karena pulang dengan wajah marah."Kamu itu kenapa pulang kok marah-marah gitu?"tanya Mbah Yat."Itu lho Buk.Si pemilik toko sebelah Sombong banget,masak Aku beli garam karena lupa bawa uang eee garamnya gak boleh dibawa dulu padahal rumah kita cuma sebelahan."jawab Sari dengan kesal."Oalah Sara yang Sombong itu ti Mbak."imbuh Darmi."Iya tetangga Mu yang Sombong itu."jawab Sari kesal."Baru juga buka toko kecil begitu saja sudah sombongnya minta ampun."cibir Sari."Sudah gak usah marah-marah.Biar Ibuk yang kesana."ucap Mbah Yat dengan nada kesal.Mbah Yat langsung berjalan ke arah toko Sara dengan ocehan gak jelas."Sara...Sara...ini uang garamnya."teriak Mbah Yat.Sara tersenyum melihat tingkah Mbah Yat."Nah gitu dong kalau belanja bawa uang sekalian biar gak bolak balik."ucap Sara sambil tersenyum."Kamu ini

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 32

    DARMI TETANGGA MERESAHKAN( Kehidupan baru Darmi dan Sara )BAB 32Hari sudah terlalu sore Sara mengajak anaknya Dimas pulang.Setelah masuk rumah dan memandikan Dimas.Sara langsung memasak.Setelah menitipkan Dimas kepada suaminya Sara langsung menuju dapur.Sara sibuk menyiangi sayur dan ayam yang akan diolahnya.Ketika sedang menyiangi sayur terdengar suara ketukan pintu.Tok...tok... tok...."Bu...bu..."ujar seseorang dari luar.Sara bergegas lari kedepan untuk membuka pintu.Ketika pintu terbuka Sara terkejut melihat siapa orang yang ada didepan pintunya."Ada apa Mbah?"tanya Sara sopan santun."Tadi mantuku ikut kerja gali sumur disini to."tanyanya."Iya Mbah...tadi Pak Dodi ikut bantuin gali sumur."jawabnya sopan."Terus mana upah untuk mantuku!"tanynya ketus.Sara kaget dengan pertanyaan Si-Mbah."Ya sebentar Mbah,saya tanyakan suami saya dulu."jawab sara.Lalu sara masuk kedalam kamar dan bertanya kepada Andi."Mas tadi Pak Dodi apa gak Mas kasih upah?"tanyaku.Mas Andi sedik

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 31

    DARMI TETANGGA MERESAHKAN( Kehidupan baru Darmi dan Sara ) BAB 31"Ya kami mana berani melarang Darmi!"jawab Mbah Yat."Tumben Ibuk takut sama Darmi?"tanya Pak Dodi kepada ibu mertuanya."Ya Laras kan anaknya jadi ya terserah Darmi mau diapakan anaknya!"sela Sari ketus.Pak Dodi tepuk tangan mendengar Jawaban ibu mertua dan kakak iparnya."Hebat! kalian bertiga ini memang sangat pintar memainkan situasi!"ujar Pak Dodi sambil tersenyum menyeringai.Bu Darmi terlihat sedikit takut melihat suaminya seperti itu."Sudahlah Pak jangan dibahas lagi to Laras sudah punya suami jadi biar suaminya belajar tanggung jawab."ujar Bu Darmi lembut untuk meredam Pak Dodi."Ha...ha...ha... kenapa baru sekarang ibu berbicara seperti itu? selama ini memangnya ibu tidak tahu jika pengobatan ibu suami laras juga ikut membantu!"jawab Pak Dodi tegas."Ya wajarlah kan mereka numpang disini ya harus bantu pengobatan Darmi!"sela Sari ketus."Sebenarnya disini yang numpang itu siapa?"jawab Pak Dodi ketus."Apa m

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 30

    DARMI TETANGGA UNIK( Kehidupan baru Darmi dan Sara ) BAB 30Indra tidak membalas satu kata pun.Laras yang sakit hati mendengar Ibunya selalu merendah kan suaminya."Bu! tidak adakah rasa kasihan dihati Ibu untuk mas indra?"tanya Laras lantang."Pokoknya kalau Dia belum bisa bikinkan kamu rumah jangan harap Ibu akan bersikap baik padanya."jawab Bu Darmi ketus."Lho Pak!ibu sama mbak sari kemana?"tanya Bu Darmi yang baru menyadari Ibu dan kakaknya tidak berada dirumah."Tadi katanya mau belanja Bu."jawab Pak Dodi."Mas ayo masuk bantuin aku jaga sikecil."ujar Laras kepada suaminya.Indra lalu mengikuti Laras masuk kedalam rumah.Setelah kepergian Laras,Bu Darmi duduk mendekat disamping Pak Dodi."Lho Pak! Ini rumah siapa?"tanyanya bingung sambil menunjuk rumah Sara."Oh itu rumah Pak Andi."jawab Pak Dodi datar."Lho kok Ibu tidak tahu kalau mereka bangun rumah disamping kita?"tanyanya lagi."Iya kan Ibu sakit jadi tidak pernah keluar rumah."jawab Pak Dodi."Iya ya Pak."jawab Bu Darmi

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 29

    DARMI TETANGGA UNIK( Kehidupan baru Darmi dan Sara ) BAB 29Keesokan paginya rutinitasku seperti biasa, belanja sayur diwarung seberang gang.Ketika asyik memilah sayur aku melihat Laras datang bersama Mbahnya."Belanja Bu?"sapaku sopan."Iya dong! masak kesini mau makan!"jawabnya ketus."Aduh Bu biasa aja kali jawabnya!"ujarku ketus.Aku sebenarnya terkejut mendengar jawaban Mbah Laras.Kemarin sopan banget kok sekarang juteknya minta ampun.Aku tidak lagi menggubrisnya yang penting aku sudah menyapa sebagai tetangga.Aku kembali memilih sayur dan beberapa lauk pauk yang akan aku beli.Ketika sedang memilih sayur Si-Mbah itu berkata."Saya mau ayam dua kilo...ikan nila satu kilo...ikan mas satu kilo...ayamnya dipotong goreng...ikannya dibersihkan sisik sama kotorannya."ujarnya ketus kepada Ibu sayur."Wah...mau makan enak nich Laras... Neneknya datang."ujar Ibu sayur.Laras tidak menjawab hanya tersenyum kecut."Sayurannya yang segar-segar ini dimasukkan plastik ya!"ujarnya lagi."

DMCA.com Protection Status