Share

BAB 02

Author: Yuliswar
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Setelah sampai rumah. Aku langsung menuju dapur.

Mas Andi hari ini libur kerja. Jadi waktunya dihabiskan untuk bermain bersama anaknya.

Setelah tiga menu sudah terhidang dimeja. Lalu, aku memanggil Mas Andi untuk makan.

Ketika kami sedang makan. Mas Andi memperhatikanku yang sedikit murung.

"Dek. Kamu kenapa kok murung gitu? "tanyanya.

"Eh... Gak apa-apa Mas."jawabku menutupi.

"Jangan bohong sama Mas."desaknya.

Karena tidak ingin membuat Mas Andi semakin curiga. Akhirnya aku menceritakan semua yang Ku dengar tadi. Mas Andi hanya diam dan menyimak.

Setelah selesei makan. Mas Andi menyuruhku duduk disampingnya.

"Dek. Mas mau tanya sesuatu. Adek mengalirkan air kerumah mereka tujuannya apa?"Tanya Mas Andi yang membuatku heran dengan pertanyaannya.

"Ya. Aku kasihan sama mereka Mas!"jawabku kesal.

"Kamu ikhlas gak?"tanyanya lagi.

"Iya ikhlas lah Mas!"jawabku dengan sedikit jengkel.

"Jika kamu ikhlas, lupakan apapun perkataan mereka. Anggap mereka sedang lupa saat itu."ucapnya menasehatiku.

"Iya gak bisa gitu juga Mas."jawabku sambil sedikit menekan nada bicaraku.

"Lalu! mau adek apa?"tanyanya lagi sambil sedikit tersenyum kearahku.

"Mau ku bongkar pipa itu. Biar saja mereka beli air lagi setiap hari. kalau gak ada turun hujan"jawabku emosi.

"Jangan seperti itu tidak baik! Anggap ini sebuah ujian untuk melatih kesabaranmu."jawabnya dengan lembut.

"Tapi Mas!"protesku

"Dek. Ketika kita berbuat baik kepada seseorang jangan pernah berharap jika orang tersebut akan selalu baik dengan kita."ucapnya

"Biarlah Allah yang membalas kebaikan mu dan semoga Allah menjadikan amal ibadah untuk mu. Dan ingat! Jangan pernah berharap kepada manusia."imbuhnya

Mendengar nasehat Mas Andi hatiku kembali tenang.

πŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘Œ

Sore hari seperti biasa. Anakku main diluar bersama teman sebayanya, dengan didampingi orang tua masing masing anak.

Bu Sulis datang mendekat kearahku.

"Bu! Sudah dengar belum, jika Bu Darmi ngomongin Ibu?"ucapnya. Aku tersentak mendengar ucapan Bu Sulis.

"Masak sih Bu?"Tanyaku penasaran.

"Iya Bu. Wong Bu Ida sendiri yang ngomong sama Saya"ucap Bu Sulis dengan mimik wajah serius.

"Bu Ida itu yang mana iya Bu?"tanyaku karena memang belum kenal.

"Itu lho. Bu, yang rumahnya paling ujung gang."jawabnya sambil jemarinya menunjuk kearah rumah bercat biru.

"Memang Bu Darmi ngomongin Saya apa Bu?"tanyaku semakin penasaran.

"Katanya Ibu itu sok kaya. segala nawarin air ke Bu Darmi. padahal rumah cuma ngontrak."Nyes rasanya hatiku, perih kecewa dan sakit hati mendengarnya.

"Ah. Mana mungkin Bu Darmi ngomong begitu Bu."Aku berpura-pura tak percaya.

"Ih. Ibu ini. Susah bener diomongin. Bu Sara tahu Bu Dina kan? dulu dia nawarin mereka untuk mengalirkan air dari rumahnya. Namun Bu Darmi menolak katanya biar saja mereka beli, Karena masih mampu beli air hampir tiga hari sekali. Namun kenyataannya ketika rumah Bu Dina kosong mereka ngangkut air dari kran depan rumah Bu Dina. waktu itu anak Bu Dina yang masih SMP pulang pagi, lalu tanpa sengaja memergoki Bu Darmi dan anaknya bawa timba terisi air dari kran itu."Bu Sulis bercerita panjang lebar.

"Ibu bener gak bohong?"tanyaku meyakinkan lagi.

"Eit dah Ibu ini, masih gak percaya. Nanti coba Ibu perhatikan sikapnya pasti berubah jika Ibu sedikit aja bikin dia kecewa."jawabnya lagi sambil geleng-geleng kepala karena aku meragukan ceritanya.

Dua hari kemudian.

Bu Darmi datang kerumah meminta garam kepadaku, katanya garamnya habis nanggung kalau mau beli karena sayurnya sudah hampir matang. karena juga pas persediaan garam dirumah habis jadi aku kasih yang sudah ku buka.

setelah memberikan garam itu Bu Darmi terlihat tak senang.

"Oalah Bu. Kalau ngasih itu yang baru. Masak garam sisa begini dikasih orang!"ucapnya dengan ketus. Aku bergeming sesaat.

"Aduh maaf Bu. Persediaan garam saya habis tinggal yang sudah dibuka itu. Maaf iya Bu jangan tersinggung. "Jawabku gak enak hati.

"Iya gak apa-apa. saya juga terpaksa minta sama Ibu karena nanggung kalau harus beli kewarung jauh."ucapnya lagi dengan nada sedikit ditekan.

Hari minggu, biasanya Mas Andi libur kerja, tapi, karena beras habis dan token listrik juga sudah berbunyi menandakan untuk waktunya diisi. Akhirnya Mas Andi mencari kerja sampingan diluar, karena, Mandor ditempat Mas Andi bekerja sedang keluar kota. jadi gaji Mas Andi dan teman temannya ditunda sampai sang mandor pulang.

Siang hari habis dzuhur, ternyata listrik sudah mati dan Mas Andi belum juga pulang.

karena didalam rumah panas. Aku bawa Dimas untuk main dibelakang rumah agar tidak rewel.

Ketika sedang menikmati hembusan angin yang menyegarkan, tiba-tiba anak pertama Bu Darmi yang bernama Laras mendekatiku.

"Tante! Air habis! Aku jadi gak bisa mandi nich. Aku mau berangkat Kuliah."ucapnya dengan sedikit tinggi nada bicaranya. Aku yang mendengar hal itu terkejut bagaimana bisa Laras berbicara seperti itu kepadaku.

"Lho! Kuliahmu kan masih nanti sore to dek." jawabku ramah. Karena setahuku Laras kuliah di universitas terbuka yang masuk dihari sabtu dan minggu.

"Iya. tapikan, Aku harus luluran dulu sebelum mandi."jawabnya ketus. Aku semakin terperangah dibuatnya.

"Tapi Dek. Maaf, listrik tante tokennya habis jadi listriknya mati. suami tante belum pulang." jawabku.

"Iya ditelepon donk Tan! suaminya suruh beli token listrik."ucapnya lagi masih dengan nada ketus.

"Tante kan tidak punya hp."jawabku sambil berjalan kearah Dimas yang jatuh.

"Ih... Tante ini miskin amat sich. jaman sekarang gak punya hp."ucapnya lagi.

"Aduh. Kamu kesini itu mau minta air, Atau mau menghina tante sich."tanyaku dengan nada sedikit kesal.

"Iya mau suruh Tante nyalakan airlah!"jawabnya tanpa dosa.

"Iya sudah sana. Kamu beliin tante token listrik biar bisa nyala sanyonya."ucapku dongkol.

"Eh... Tante! kami ini bayar iya setiap bulan bukan minta gratis sama tante."ucapnya dengan nada yang ditekankan.

"Eh... Laras! sudah enam bulan ibumu tidak ngasih uang air sama tante."jawab ku, biar aja kalau Dia mau ngadu ke ibunya.

"Halah! Tante itu ternyata sudah miskin pinter bohong juga ya! Gak mungkinlah Ibu gak bayar air yang jumlahnya gak seberapa itu."ucapnya lagi sambil mencibir.

Laras langsung berlalu pergi. beberapa menit kemudian. Bu Darmi datang, sepertinya Laras mengadu padanya.

"He! Bu Sara! Ibu itu gak ikhlas ngasih air kami? "tanyanya dengan ketus.

"Maksud Bu Darmi apa ya? Saya gak ngerti. "jawabku bingung.

"Bu Sara kenapa tidak mau nyalakan sanyo airnya? Bukankah Saya tiap bulan bayar. "ucapnya semakin ketus.

"Maaf Bu. listrik rumah Saya tokennya habis, dan suami Saya belum pulang. Jika Bu Darmi memang butuh banget air sekarang. tolong belikan token listrik untuk Saya, Nanti potong aja dari uang air yang sudah enam bulan Ibu belum bayar."jawabku dengan sopan.

"Bu Sara ini gimana sich! kapan Saya gak bayar air?"ucapnya. Aku terperangah mendengar perkataan Bu Darmi.

"Lho! Bu Darmi kan memang belum ada memberi uang air selama enam bulan ini. bukankah Bu Darmi sendiri yang selalu bilang belum memiliki uang untuk bayar air."jawabku sambil mengingatkan ucapan Bu Darmi setiap waktu pembayaran air.

"Oh... jadi Bu Sara ini tidak ikhlas mengalirkan air kerumah saya?"tanyanya sambil menunjuk wajahku dengan jarinya.

"Bukan begitu maksud Saya Bu."jawabku gak enak hati.

"Ingat ya Bu Sara! Ibu itu disini cuma ngontrak jadi jangan sok."ucapnya sambil berlalu pergi.

Aku hanya mengelus dada. jika tidak karena anak Bu Darmi yang kedua, sudah ku putus saluran airnya. Anak Bu Darmi yang kedua bernama Rahayu. Dia anak yang rajin beribadah dan prilakunya sopan terhadap orang, berbanding terbalik dengan kakaknya.

Aku kasihan jika saluran air Ku putus. Dia akan kesusahan ketika hendak mengambil air wudhu. Dan lebih parahnya lagi dia harus kesungai mengangkut air untuk kakaknya mandi. karena Laras tidak mau mandi kesungai katanya gengsi. masak anak secantik dan sepintar dia harus mandi kesungai. Itu yang aku dengar dari Rahayu ketika Dia mengucapkan terima kasih atas air yang aku alirkan kerumahnya.

Sebelum Ashar, Mas Andi sudah pulang dan listrik pun sudah menyala, karena sudah terisi. Lalu aku segera menyalakan sanyo air, agar mereka bisa segera menggunakannya.

Aku langsung mengeksekusi sayuran yang dibeli Mas Andi, karena sedari pagi kami memang belum makan, karena memang tidak ada yang dimasak.

setelah masakan siap, kamipun langsung melahapnya karena sudah sangat lapar. setelah makan. Aku menceritakan kejadian tadi siang.

Mas Andi menyuruhku untuk bersabar dan mengikhlaskan uang air itu. jadi aku tidak boleh menerima uang air, jika Bu Darmi membayarnya nanti.

Kata Mas Andi Kita harus ikhlas anggap kita sedekah. Mas Andi lagi-lagi berhasil menenangkan ku.

sore hari seperti biasa. Dimas ngajak main diluar, namun kali ini sepi, tidak ada anak-anak yang biasanya main didepan rumah.

jadi aku harus berjalan mengikuti kemana arah Dimas berjalan. ketika sibuk dengan Dimas. telingaku mendengar suara yang tidak asing. Iya itu suara Bu Darmi. entah Dia sedang bicara dengan siapa, karena aku tidak mengenal ibu- ibu itu.

"Eh! Ibu-Ibu tahu rumah kontrakan yang jelek itu. aduh yang ngontrak sok banget, padahal dia itu baru dilingkungan ini. tapi gayanya aduh sok kaya banget." ucap Bu Darmi kepada mereka.

"Masak sich Bu..?"tanya seorang Ibu yang bertubuh pendek.

"Iya... masak Dia terang-terangan menghina saya. katanya saya tidak mampu bayar air kedia yang hanya lima puluh ribu sebulan."ucapnya sambil mengunyah makanan.

"Lho! kok bisa Bu? Apa Ibu nunggak bayarnya?"tanya Ibu tadi.

"Iihh... sorry ya... seorang Bu Darmi sampai nunggak bayar air yang hanya istri buruh bangunan."ucapnya sambil mencibir.

hatiku rasanya sakit sekali, mendengar penuturan Bu Darmi. Bukankah memang benar sudah enam bulan Dia tidak memberiku uang air.

salah satu dari mereka ada yang melihatku lalu mereka memberi kode Bu Darmi.

Aku mendekat kearah mereka. Aku tahan rasa amarah dan kecewaku. Aku sapa mereka dengan ramah dan sopan. Ku lihat Bu Darmi salah tingkah. karena Dimas tidak mau diam akhirnya Ku ajak pulang.

Related chapters

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 03

    Semalam aku tidak bisa tidur memikirkan ulah Bu Darmi. Stop! Ini tidak bisa dibiarin. Aku diam selama ini bukan karena bodoh atau takut, tapi karena menghargai Dia sebagai warga kampung sini.keesokkan harinya sengaja aku membuat kue untuk ku bawa kerumah Bu Darmi. tok.. tok.. tok.. Ku ketuk rumah Bu Darmi dan kebetulan yang membuka pintu Laras. "Assallamuakaikum"sapaku. Laras tidak menjawab salam Ku. "Ada apa kesini?"ucap Laras dengan nada ketus. Nich anak gak pernah diajari sopan santun apa? bathinku. "Ibumu ada?"tanya ku"Ada."jawabnya singkat. Laras berlalu masuk kedalam rumah, Aku pikir Laras sedang memanggil Ibunya. Namun setelah aku tunggu hampir lima belas menit tidak ada tanda-tanda keluarnya Bu Darmi. Lalu keketuk lagi pintu yang terbuka itu. tok.. tok.. tok.. Bu.. Buu.. Darmi. Ucapku sedikit keras. tidak lama Laras keluar lagi. "Ada apa lagi sich Tante ganggu aja."ucapnya kesal. "Ibumu mana? Tante mau ketemu." jawabku ketus, karena sudah dongkol. "Kan. Aku sud

    Last Updated : 2024-10-29
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 04

    Karena tidak menemukan pipa yang bocor, lalu mas Andi sarapan, karena takut jika nanti kesiangan. Setelah sarapan Mas Andi berangkat kerja.Entah mengapa perasaanku tidak enak seperti akan terjadi sesuatu yang buruk.Aku langsung beristighfar agar hatiku tenang.Dua jam berlalu, tiba-tiba terdengar suara mobil berhenti didepan rumah, hatiku semakin tak menentu.Setelah Ku buka pintu, Mataku dikejutkan dengan kedatangan Pak Budi-mandor Mas Andi."Assalamualaikum Bu."Sapa Pak Budi."Waalaikum salam Pak."Jawabku."Gini Bu kedatangan Saya kesini untuk menjemput Ibu, Dikarenakan Pak Andi jatuh dari tangga ketika sedang bekerja."ucapnya dengan raut wajah cemas. Aku yang mendengar itu sangat kaget. Aku langsung bergegas mengemas keperluan Dimas dan berganti baju.Setelah semua selesai Kami pun berangkat.Tiga puluh menit jarak yang harus kami tempuh untuk sampai rumah sakit.Setelah sampai diruangan Mas Andi. Aku-pun langsung menghambur kepelukan Mas Andi yang sedang berbaring dengan kaki

    Last Updated : 2024-10-29
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 05

    Tetangga Meresahkan BAB 05Aku hanya tersenyum melihat kepergian Bu Darmi.Sore harinya seperti biasa. Dimas sedang bermain bersama temannya.Aku selalu mendampingi kemana Dimas berjalan, karena takut jika Dimas jatuh atau ada kendaraan yang lewat, karena mereka main dipinggir jalan gang, jadi tidak seramai jalan utama. Dan kendaraan yang lewat pun hanya motor. Tapi yang namanya anak kecil. Takutnya ketika ada motor lewat malah didatangi bukannya minggir.Bu Sulis datang menghampiriku."Bu Sara! Tolong ya! anaknya jangan boleh lari depan rumah Saya. Jadi kotor lantainya habis Saya pel!"ucapnya ketus."Maaf iya Bu Sulis! Anak Saya dari tadi main disini dan gak ada tuch lari sampai kerumahnya Bu Sulis."jawabku tak kalah ketus."Yang suka lari-lari kan anak Ibu."ucapnya lagi."Aduh Bu. coba tanyakan sama anak Ibu itu, yang lari kerumah Ibu siapa? Jangan seenak jidat Ibu nuduh anak Saya."ucapku dengan nada sedikit tinggi.Bu Sulis langsung berlalu pergi.Ada apa sich dengan Ibu-Ibu di

    Last Updated : 2024-10-29
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 06

    Tetangga Meresahkan BAB 06Sore hari Mas Andi pulang dan langsung memasang penutup kran belakang. "Dek, Bener nich Mas harus tutup,"tanyanya ragu. "Bener Mas, karena adek gak pernah nyuci baju dibelakang."ucapku meyakinkan. pemasangan penutup-pun selesei. Mas Andi langusung masuk dan mandi. Sedangkan aku menyiapkan teh hangat untuknya. πŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒAku terbangun tengah malam karena tenggorokan kering, Lalu aku berjalan kedapur untuk mengambil air minum. Ketika sedang minum, telingaku mendengar suara berisik dibelakang rumah. Awalnya aku sangat takut jika itu maling, Ku coba beranikan diri untuk mengintip melalui sela pintu. Mataku terbelalak ketika melihat dua orang sedang sibuk mengakali kraan air yang Kami tutup tadi sore. Tanpa pikir panjang langsung Ku buka pintu belakang dan mereka berdua tampak sangat terkejut. "Maling!"teriakku, tapi tidak terlalu keras banget. "He.. Diam! Jaga mulutmu!"ucap Bu Darmi. "Lha... Kan benar maling, ngapain tengah mala

    Last Updated : 2024-10-29
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 07

    Tetangga Meresahkan BAB 07Kami dan beberapa warga mendatangi rumah Bu Dina. Ketika Kami. sampai ternyata sudah banyak warga disana. huuuu.. huuuu.. huuuuu ...terdengar suara tangis Bu Dina yang meraung -raung. Pak Rt datang dan langsung masuk kedalam rumah Bu Dina. "Ada apa ini Bu??"tanya Pak Rt."Uang tabungan Saya hilang Pak...huuu..huuuu. Hu..."ucapnya sambil menangis. "Coba Ibu tenang dulu, dan ceritakan kepada Kami dengan detail."ucap Pak Rt. "Saya tadi pergi belanja ditoko depan Pak. sedangkan dirumah ada anak Saya, Yuli dan anak Bu Darmi, Laras."ucapnya masih dengan tangisan. "Ibu sudah benar-benar memeriksa semuanya?Siapa tahu Ibu lupa menyimpannya."ucap Pak Rt bijak. "Tidak mungkin Saya lupa Pak! Saya selalu menyimpannya ditempat itu."ucap Bu Dina. Lalu Pak Rt meminta salah satu warga untuk memanggil Laras.Laras datang bersama sang Ibu. "Ini ada apa? Anak Saya dipanggil kesini? Apa Pak Rt menuduh anak Saya maling."ucap Bu Darmi ketus. "Tenang Bu Darmi. Saya ha

    Last Updated : 2024-10-29
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 08

    Tetangga Meresahkan BAB 08Pak Dodi yang melihat istrinya terduduk lamas langsung bertanya. "Pak Rt sebenarnya ada apa ini?"tanyanya bingung."Pak Dodi benar? dititipin uang oleh Laras sebesar dua juta?"tanya Pak Rt serius. "Iya benar Pak, Kata Laras, Yuli miminta tolong kepada Saya, untuk membelikan sebuah hp yang diinginkan Yuli."jawab Pak Dodi jujur. "Jadi begini Pak, Bu Dina kehilangan uang sebesar empat juta dan pelaku sementara adalah Yuli, Namun Yuli menyebutkan jika Laras juga ikut andil dalam pencurian uang itu dan uang itu mereka bagi dua."jawab Pak Rt menjelaskan dengan detail. "Jadi uang yang Saya terima dari Laras untuk membeli hp ini uang Bu Dina? yang dicuri mereka."ucap Pak Dodi dengan wajah merah padam antara bingung dan menahan marah. "Kemungkinan seperti itu Pak."ucap Pak Rt. Ketika Pak Rt dan Pak Dodi sedang berpikir mencari jalan keluarnya, tiba-tiba Laras langsung merebut hp itu dari tangan Pak Rt. Laras langsung berlari masuk kedalam rumah dan menuju kamar

    Last Updated : 2024-10-29
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 09

    Tetangga Meresahkan BAB 09Setelah dari rumah Bu Sulis. Aku langsung menuju kerumah tetangga yang lain, dan kebetulan ada beberapa tetangga yang sedang berkumpul didepan rumah Bu Dina, jadi aku tidak perlu repot mengantarkan kerumah masing-masing."Assalamualaikum Bu"sapaku kepada mereka."Waalaikum sallam Bu Sara"jawab mereka serempak."Ini Bu ada kotakkan untuk Ibu-ibu."ucapku sambil menyodorkan kotakkan itu kepada mereka, Mereka terlihat senang menerima kotak nasi itu dan mengucapkan terima kasih.Aku langsung pamit kepada mereka dan melanjutkan ke beberapa tetangga yang lain.Tibalah saatnya, Aku harus mengantar kerumah orang paling kaya yaitu Bu Darmi dan kebetulan sekali orangnya lagi duduk diteras rumahnya, jadi tidak perlu lama-lama menunggu seperti biasa."Assalamualaikum Bu."sapaku sambil mengucapkan salam."Waalaikum sallam. Ada apa!"tanyanya ketus."Ini Bu mau ngantar ini."ucapku sambil menyodorkan dua kotak nasi dan gula satu kilo, Sebenarnya aku malas memberikan gula in

    Last Updated : 2024-10-29
  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 10

    Tetangga Meresahkan BAB 10Satu jam telah berlalu, tapi belum ada tanda-tanda Bu Darmi mematikkan air. Badan terasa lengket dan bau bumbu karena habis masak. Aku harus menggunakan kamar mandi untuk mandi, Karena masih ada selang jadi pintu kamar mandi tidak bisa ditutup. Ku coba lihat kebelakang rumah, untuk melihat Bu Darmi, namun tak nampak batang hidungnya. Aku segera kekamar mandi dan Ku lepas selangnya lalu ujung selang Ku kasih tali dan Ku gantung dibelakang rumah, karena tidak mungkin aku menggulung selang itu. Setelah mandi dan menyuapi Dimas. Aku duduk diteras rumah, sambil menunggu Mas Andi pulang. Ketika sedang santai diteras, terdengar suara teriakan keras dari belakang rumah. Aku langsung berlari kebelakang rumah untuk melihat apa yang terjadi. Ketika sampai dibelakang rumah Ku lihat Bu Darmi berkacak pinggang. "He! Bu Sara apa-apaan ini! mengapa selang Saya ada diluar?"ucapnya dengan penuh emosi. "Bu Darmi! apa gak bisa ngomong baik-baik. "ucapku ketus. "Apa ma

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β ENDING

    DARMI TETANGGA MERESAHKANENDING ( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Satu minggu telah berlalu.Setelah kejadian mobil di tarik pihak leasing. Bu Sulis sudah jarang terlihat keluar rumah, sepertinya dia sangat malu. Karena Bu Sulis selalu gembar-gembor jika mobilnya di beli dengan cash.Sore itu aku sedang duduk di depan rumah. Dimas sedang bermain bersama teman sebayanya.Terdengar keributan dari rumah Bu Darmi."Pergi! Bapak bilang kamu pergi dari rumah ini!" Teriak Pak Dodi"Pak. Rahayu melakukan semua ini untuk mencukupi kebutuhan keluarga ini."jawab Rahayu terdengar sambil menangis"Dodi! Cukup! Kamu itu harus sadar! Jika kamu mampu mencukupi kebutuhan keluarga ini. Tidak mungkin Rahayu sampai kerja seperti itu!"bentak suara Mbah Yat"Buk! Tolong Ibuk diam! Rahayu seperti ini juga karena kalian! Jika kalian bisa hidup sederhana dan tidak menuntut makan enak, hidup enak. Tidak mungkin Rahayu sampai bekerja seperti itu!"jawab Pak Dodi dengan suara cukup keras"Apa! Jadi kamu pikir R

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 36

    DARMI TETANGGA MERESAHKANBAB 36( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Dua bulan telah berlalu.Alhamdulillah warungku semakin rame pembeli, karena aku juga menerima pesan antar. Para pembeli sangat senang dan puas akan layanan pesan antar yang aku berikan, karena mereka tidak perlu repot berjalan ke warung.Siang itu setelah aku menidurkan Dimas, aku mendengar suara keributan dari rumah Bu Sulis.Aku lalu segera keluar untuk melihat apa yang terjadi.Ada beberapa tetangga yang berjalan kerumah Bu Sulis karena memang suara teriakan Bu Sulis lumayan kencang.Ketika sampai rumah Bu Sulis ternyata sudah ada beberapa tetangga yang ada disana.Ada beberapa orang laki-laki bertubuh tinggi besar sedang marah-marah kepada Bu Sulis."Bu! Ini sudah jatuh tempo jadi Ibu harus menyerahkan kunci mobil itu kepada kami!"ucap salah satu laki-laki itu dengan nada tinggi"Tidak! Itu mobilku jadi tidak akan aku serahkan!"jawab Bu Sulis tak kalah Tinggi"Ya kalau Ibu tidak mau mobilnya ditarik bayar angsura

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 35

    DARMI TETANGGA MERESAHKANBAB 35( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Pak Dodi hanya bisa mengelus dada melihat perubahan anak keduanya itu.Pak Dodi tidak tahu apa yang membuat Rahayu begitu membenci keluarga Pak Andi.Dengan langkah sedikit lemas Pak Dodi berjalan ke warung Sara."Bu. Bisa tolong minta kopi sama gula.""Oh. Iya Pak. Kok tumben Pak Dodi sendiri yang datang ke warung?""Biasalah Bu. Orang rumah lagi pada sibuk."Setelah itu Sara menyerahkan kopi dan gula yang di minta Pak Dodi."Bu. Maaf seperti biasa ya.""Iya Pak."Lalu pak Dodi pulang sambil membawa gula dan kopi.Setelah sampai rumah. Pak Dodi meminta Rahayu untuk membuatkan kopi untuknya."Nduk. Ini kopi sama gulanya, tolong buatkan Bapak kopi.""Eeehhhmmm."Pak Dodi meletakkan plastik berisi kopi dan gula diatas meja.Lalu pak Dodi kembali duduk diteras rumah.Tidak berselang lama Pak Dodi duduk. Bu Darmi mendatangi pak Dodi."Pak. Minta uang untuk beli sayur."Lalu Pak Dodi merogoh sakunya dan memberikan kepada Bu

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 34

    DARMI TETANGGA MERESAHKANBAB 34( Kehidupan baru Darmi dan Sara )Setelah mendengar ucapan ku. Bu Sulis pergi tanpa pamit.Aku sich gak heran dengan tingkah Bu Sulis seperti itu. Karena memang sudah biasa.Setelah kepergian Bu Sulis, aku hendak menutup warung, namun tiba-tiba mataku melihat sesosok gadis cantik yang lewat depan warung.Karena penasaran aku keluar warung untuk melihatnya. Dan ternyata gadis itu masuk kerumah Bu Darmi.Setelah gadis itu masuk kedalam rumah. Suara tangisan Bu Darmi pecah.Aku langsung berlari ke rumah Bu Darmi takut jika terjadi sesuatu.Ketika sampai depan rumah Bu Darmi, aku melihat Bu Darmi sedang memeluk gadis itu. Aku baru sadar jika gadis yang aku lihat tadi adalah Rahayu.Rahayu baru keluar dari tempat rehabilitas. Pantas Bu Darmi menangis histeris.Karena tidak mau menggaggu aku putuskan untuk kembali pulang.Setelah pulang dari rumah Bu Darmi, aku langsung memandikan Dimas agar Dia bisa tidur siang dengan nyenyak.Setelah Dimas tidur. Aku memb

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 33

    DARMI TETANGGA MERESAHKAN( Kehidupan baru Darmi dan Sara )BAB 33Sari melempar garam itu dan langsung pulang dengan marah.Ketika sampai rumah Mbah Yat bertanya kepada Sari karena pulang dengan wajah marah."Kamu itu kenapa pulang kok marah-marah gitu?"tanya Mbah Yat."Itu lho Buk.Si pemilik toko sebelah Sombong banget,masak Aku beli garam karena lupa bawa uang eee garamnya gak boleh dibawa dulu padahal rumah kita cuma sebelahan."jawab Sari dengan kesal."Oalah Sara yang Sombong itu ti Mbak."imbuh Darmi."Iya tetangga Mu yang Sombong itu."jawab Sari kesal."Baru juga buka toko kecil begitu saja sudah sombongnya minta ampun."cibir Sari."Sudah gak usah marah-marah.Biar Ibuk yang kesana."ucap Mbah Yat dengan nada kesal.Mbah Yat langsung berjalan ke arah toko Sara dengan ocehan gak jelas."Sara...Sara...ini uang garamnya."teriak Mbah Yat.Sara tersenyum melihat tingkah Mbah Yat."Nah gitu dong kalau belanja bawa uang sekalian biar gak bolak balik."ucap Sara sambil tersenyum."Kamu ini

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 32

    DARMI TETANGGA MERESAHKAN( Kehidupan baru Darmi dan Sara )BAB 32Hari sudah terlalu sore Sara mengajak anaknya Dimas pulang.Setelah masuk rumah dan memandikan Dimas.Sara langsung memasak.Setelah menitipkan Dimas kepada suaminya Sara langsung menuju dapur.Sara sibuk menyiangi sayur dan ayam yang akan diolahnya.Ketika sedang menyiangi sayur terdengar suara ketukan pintu.Tok...tok... tok...."Bu...bu..."ujar seseorang dari luar.Sara bergegas lari kedepan untuk membuka pintu.Ketika pintu terbuka Sara terkejut melihat siapa orang yang ada didepan pintunya."Ada apa Mbah?"tanya Sara sopan santun."Tadi mantuku ikut kerja gali sumur disini to."tanyanya."Iya Mbah...tadi Pak Dodi ikut bantuin gali sumur."jawabnya sopan."Terus mana upah untuk mantuku!"tanynya ketus.Sara kaget dengan pertanyaan Si-Mbah."Ya sebentar Mbah,saya tanyakan suami saya dulu."jawab sara.Lalu sara masuk kedalam kamar dan bertanya kepada Andi."Mas tadi Pak Dodi apa gak Mas kasih upah?"tanyaku.Mas Andi sedik

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 31

    DARMI TETANGGA MERESAHKAN( Kehidupan baru Darmi dan Sara ) BAB 31"Ya kami mana berani melarang Darmi!"jawab Mbah Yat."Tumben Ibuk takut sama Darmi?"tanya Pak Dodi kepada ibu mertuanya."Ya Laras kan anaknya jadi ya terserah Darmi mau diapakan anaknya!"sela Sari ketus.Pak Dodi tepuk tangan mendengar Jawaban ibu mertua dan kakak iparnya."Hebat! kalian bertiga ini memang sangat pintar memainkan situasi!"ujar Pak Dodi sambil tersenyum menyeringai.Bu Darmi terlihat sedikit takut melihat suaminya seperti itu."Sudahlah Pak jangan dibahas lagi to Laras sudah punya suami jadi biar suaminya belajar tanggung jawab."ujar Bu Darmi lembut untuk meredam Pak Dodi."Ha...ha...ha... kenapa baru sekarang ibu berbicara seperti itu? selama ini memangnya ibu tidak tahu jika pengobatan ibu suami laras juga ikut membantu!"jawab Pak Dodi tegas."Ya wajarlah kan mereka numpang disini ya harus bantu pengobatan Darmi!"sela Sari ketus."Sebenarnya disini yang numpang itu siapa?"jawab Pak Dodi ketus."Apa m

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 30

    DARMI TETANGGA UNIK( Kehidupan baru Darmi dan Sara ) BAB 30Indra tidak membalas satu kata pun.Laras yang sakit hati mendengar Ibunya selalu merendah kan suaminya."Bu! tidak adakah rasa kasihan dihati Ibu untuk mas indra?"tanya Laras lantang."Pokoknya kalau Dia belum bisa bikinkan kamu rumah jangan harap Ibu akan bersikap baik padanya."jawab Bu Darmi ketus."Lho Pak!ibu sama mbak sari kemana?"tanya Bu Darmi yang baru menyadari Ibu dan kakaknya tidak berada dirumah."Tadi katanya mau belanja Bu."jawab Pak Dodi."Mas ayo masuk bantuin aku jaga sikecil."ujar Laras kepada suaminya.Indra lalu mengikuti Laras masuk kedalam rumah.Setelah kepergian Laras,Bu Darmi duduk mendekat disamping Pak Dodi."Lho Pak! Ini rumah siapa?"tanyanya bingung sambil menunjuk rumah Sara."Oh itu rumah Pak Andi."jawab Pak Dodi datar."Lho kok Ibu tidak tahu kalau mereka bangun rumah disamping kita?"tanyanya lagi."Iya kan Ibu sakit jadi tidak pernah keluar rumah."jawab Pak Dodi."Iya ya Pak."jawab Bu Darmi

  • Tetangga MeresahkanΒ Β Β BAB 29

    DARMI TETANGGA UNIK( Kehidupan baru Darmi dan Sara ) BAB 29Keesokan paginya rutinitasku seperti biasa, belanja sayur diwarung seberang gang.Ketika asyik memilah sayur aku melihat Laras datang bersama Mbahnya."Belanja Bu?"sapaku sopan."Iya dong! masak kesini mau makan!"jawabnya ketus."Aduh Bu biasa aja kali jawabnya!"ujarku ketus.Aku sebenarnya terkejut mendengar jawaban Mbah Laras.Kemarin sopan banget kok sekarang juteknya minta ampun.Aku tidak lagi menggubrisnya yang penting aku sudah menyapa sebagai tetangga.Aku kembali memilih sayur dan beberapa lauk pauk yang akan aku beli.Ketika sedang memilih sayur Si-Mbah itu berkata."Saya mau ayam dua kilo...ikan nila satu kilo...ikan mas satu kilo...ayamnya dipotong goreng...ikannya dibersihkan sisik sama kotorannya."ujarnya ketus kepada Ibu sayur."Wah...mau makan enak nich Laras... Neneknya datang."ujar Ibu sayur.Laras tidak menjawab hanya tersenyum kecut."Sayurannya yang segar-segar ini dimasukkan plastik ya!"ujarnya lagi."

DMCA.com Protection Status