Beranda / Romansa / Tetangga Manisku / Kabar Dari Kampung

Share

Kabar Dari Kampung

Penulis: Aspasya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-05 14:52:48

@Kanjeng Mami

[Nana]

Pesan dari sang ibunda membangunkan Nana di pagi buta. Dengan mata masih setengah terpejam diraihnya smartphone-nya yang tertindih bantal.

@Nana

[Iya Mami]

[Nana baru bangun ini]

@Kanjeng Mami

[Astaga]

[Sudah siang ini lho]

@Nana

[Semalam Nana periksa laporan akhir bulan mi]

[Sampai malam]

@Kanjeng Mami

[Lembur apa ngegame]

[Terus ini nggak ke toko?]

Nana menggaruk-garuk lehernya yang sama sekali tidak gatal. Dia merasakan firasat buruk saat sang ibunda mengirimkan pesan panjang seperti ini.

@Nana

[Lembur Mami]

[Nanti agak siangan ke tokonya]

[Mami tumben pagi-pagi chat Nana]

@Kanjeng Mami

[Inilah lho Pakdhe-mu]

[Dia mau ngenalin kamu sama anak temannya]

Nana mendesah membaca pesan sang ibunda. Dia sangat menghindari percakapan mengenai hal seperti ini. Keluarganya tidak henti mencarikan pasangan untuknya.

@Nana

[Maleslah Mi]

@Kanjeng Mami

[Hus nggak boleh gitu]

[Coba dulu kenalan]

[Ketemu sebentar]

[Biar Pakdhe-mu nggak kecewa]

@Nana

[Nggak gitu Mi]

[Nana masih i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tetangga Manisku   Pulang

    "Mbak Siti, selama saya pulang tolong rawat kucing-kucing saya. Jangan lupa dikasih makan." Nana berpesan pada asisten rumahtangganya.Sementara dia kembali mematut diri di depan cermin. Mbak Siti yang tengah merapikan tempat tidurnya hanya menganggukkan kepalanya."Saya nggak lama kok mbak. Nanti kalau Diva mau, boleh kok menginap di sini sekalian praktek masak dan bikin kue." Nana mengancingkan resleting travel bagnya dengan hati-hati."Iya Bu. Ada lagi yang mau dibawa nggak Bu?" Mbak Siti bergegas membantu Nana menyeret travel bagnya keluar dari kamar."Nggak ada lagi Mbak. Saya nggak bawa banyak barang kok." Nana tersenyum dan sekali lagi memastikan tidak ada yang tertinggal.Dia memutuskan untuk pulang ke kota asalnya dengan menumpang pesawat terbang jurusan Jakarta. Itu satu-satunya kota yang lebih dekat dibandingkan Surabaya atau Yogyakarta. Sedangkan penerbangan ke Solo dan Semarang saat ini sudah full booking.Biasanya dia selalu mengendarai kendaraan pribadi untuk pulang ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Tetangga Manisku   Jatuh Cinta

    Erick menatap wanita cantik berpostur tinggi semampai di hadapannya. Cecilia, adik iparnya berdiri sambil bersedekap tangan."Itu tadi siapa?" Cecilia bertanya sedikit meninggikan nada suaranya."Temen." Sahut Erick kalem."Kamu sendiri ngapain di sini?" Erick berbalik bertanya pada sang adik ipar yang masih menatapnya dengan seksama.Erick merasa jengah dengan tatapan Cecilia. Meskipun hubungan mereka sebatas ipar, tapi kekerabatan mereka cukup dekat dan telah saling mengenal sejak kecil."Jawab dulu pertanyaanku? Apa hubungan Abang dengan pemilik Nana's Bakery&Cake? Abang selingkuh sama dia karena sering pesan bekal untuk Alvin di tokonya? Astaga!" Cecilia berbicara tanpa jeda.Erick tidak membalas ucapan adik iparnya itu, justru menarik lengannya dan membawanya menjauh."Abang!" Cecilia setengah berteriak berusaha memberontak."Bawel ah!" Erick tiba-tiba memencet hidung mancung Cecilia."Kalian sedang apa?" Tiba-tiba seseorang menegur mereka berdua."Yang, Abang nih!" Cecilia melep

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Tetangga Manisku   Nana Anak Nakal

    Nana masih enggan untuk bangun dari rebahan di atas kasur empuk di kamar semasa gadisnya. Bukan hanya karena masih lelah setelah perjalanan cukup panjang. Namun dia tidak ingin segera bertemu dengan keluarganya yang lain selain Mami dan Budhenya."Na! Nana Nini Ninu!" Ketukan di pintu kamarnya dan suara khas kakak sepupunya yang sering memanggilnya dengan seenak hatinya membangunkannya."Apaan sih?" Gerutunya sambil melemparkan bantalnya ke lantai."Nana! Bangun dong. Ada tamu nih." Suara kakak sepupunya kembali terdengar.Nana memilih untuk segera bangun daripada tidur tapi tidak bisa nyenyak. Mereka akan terus mengganggunya hingga dia keluar dari kamar.Masih setengah mengantuk dibukanya pintu kaca geser kamarnya. Tampak, Kania, sepupunya yang baru saja melahirkan anak ketiganya di depan pintu sembari mengendong bayi mungilnya."Ada apa Mbak? Eh, cantik banget ponakan Tante?" Nana menjawil pipi gembul bayi yang belum genap enam bulan itu"Itu lho ada Phakde? Cepet temuin, nanti mara

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Tetangga Manisku   Hutang

    "Nana!" Suara lembut menyapanya disertai sebuah sentuhan di puncak kepalanya.Nana menggeliat malas dan berbalik. Tidak Lagi tiduran menengkurapkan tubuhnya. Kini dia telentang sambil memeluk bantal gulingnya."Na, Mami tahu kamu marah. Tapi coba pikirkan lagi tawaran Phakde." Maminya membujuknya dengan lembut."Mi harus berapa kali Nana bilang. Nana belum ingin menikah lagi." Nana berguling dan memeluk gulingnya erat-erat.Dia enggan menatap langsung wajah wanita yang telah melahirkannya itu. Maminya hampir selalu berekspresi sedih atau muram. Nana sudah menghapal ini semenjak masih kecil."Na, mami tahu kamu masih belum sepenuhnya melupakan Gilang. Tapi hidup berjalan terus to nduk." Dengan lembut wanita yang rambutnya sudah memutih seluruhnya itu membelai kepala Nana.Nana hanya terdiam mendengar ucapan sang ibunda. Tidak dipungkiri ucapan itu ada benarnya. Hidup memang terus berjalan apapun yang terjadi. Tapi bukan berarti dia harus menerima pinangan lelaki yang tidak dikenalnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Tetangga Manisku   Keributan

    "Mbak mau masak apa to?" Nana sedikit bingung dengan begitu banyaknya bahan di atas meja."Rencananya mau masak ayam goreng, sambal sama lalapan, terus trancam sama tahu tempe goreng dan peda, Na." Kania sibuk memilah-milah bahan yang hendak dipakai dan yang harus disimpan di lemari pendingin."Mbak, aku bingung lho. Phakde sama Eyang Putri kenapa ngotot jodohin aku? Lagipula yang hutang kan Phakde, kenapa nggak jodohin si siapa itu, Denok Deblong yang juga belum nikah lho." Nana kembali mengeluh."Ya Allah, Nana masak saudara sendiri dibilang Denok Deblong sih." Kania tertawa terpingkal-pingkal.Nana pun turut tertawa. Dia selalu menjuluki orang-orang di sekitarnya dengan julukan yang lucu dan aneh. Seperti Erick yang dijulukinya kucing garong."Eh si kucing garong lagi ngapain ya?" Gumam Nana dalam hati.Nana hendak mengambil smartphone-nya yang tertinggal di kamar, saat tiba-tiba saja Eyang Putrinya menyerbu masuk diiringi si denok deblong."Mana ibu kamu Na?" Tanpa basa-basi Eyang

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • Tetangga Manisku   Nana Dan Kanjeng Mami

    Nana masih terduduk di tempat tidur dengan kaki yang terbalut perban. Sedari pagi dia belum beranjak dari kamarnya. Hatinya enggan untuk keluar dari kamar dan mendengar suara-suara sumbang mengenai dirinya.Kejadian kemarin pasti sudah menyebar hingga ke ujung kampung. Nana tahu persis seperti apa Eyang putrinya itu. Dia akan berkeliling kampung dan menceritakan drama memilukan hati yang tengah menimpanya.Nana sudah terbiasa dengan semua drama yang diciptakan wanita tua itu hingga dia tidak lagi peduli meski itu membuatnya disalah pahami oleh banyak orang."Na, makan dulu nduk." Kanjeng Mami datang dengan membawa nampan berisi makan siang untuknya.Nana mendongakkan kepalanya menatap wanita yang telah melahirkannya itu. Sedih rasanya bila mengingat semua perlakuan sang nenek pada ibundanya."Iya Mami. Mami masak apa?" Nana bangun dari tempat tidur dan dengan tertatih-tatih berjalan mendekati meja di sudut kamarnya."Hati-hati nduk!" Kanjeng Mami buru-buru meletakkan nampan di atas me

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-29
  • Tetangga Manisku   Ada Yang Menunggu

    Nana duduk di kursi sembari menyesap kopi dan menikmati pemandangan taman di pagi hari. Sementara Kania sibuk membantu Kanjeng Mami berkemas.Budhe Rasmi juga sibuk memasukkan oleh-oleh untuk di bawa ke Bali. Meski Nana sudah melarangnya untuk membelikan banyak oleh-oleh, wanita sepuh itu mengabaikannya."Nduk, kamu mau bawa kain batik ndak?" Kanjeng Mami bertanya padanya.Nana menoleh dan tersenyum menyaksikan kesibukan ketiga wanita yang disayanginya itu. Mereka tidak mengijinkannya untuk membantu berkemas."Ada kain batik baru Mi?" Nana mengerutkan kening melirik lemari pakaiannya yang terlihat dari tempatnya duduk karena pintu kamarnya dibiarkan terbuka lebar.Biasanya Kanjeng Mami selalu menyiapkan kain batik baru setiap dia pulang. Namun seingatnya dari kemarin dia tidak melihat keberadaan kain-kain batik di lemarinya."Yo Ndak ada. Tapi kalau mau nanti Mami telepon Bulek Fika untuk membawakan beberapa kain batik." Sahut Kanjeng Mami dengan santai."Boleh deh Mi. Bilangin Bulik F

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Tetangga Manisku   Sandiwara Yang Gagal

    Masih dengan kaki terbalut perban, Nana berjalan tertatih-tatih digandeng Kanjeng Mami. Mereka berdua baru saja tiba di bandara Ngurah Rai.Seorang potter mengikuti mereka dengan membawa troli berisi travel bag dan beberapa barang bawaan mereka lainnya."Kita pulang naik apa nduk?" Kanjeng Mami menggandeng Nana dengan hati-hati."Taksi online Mi. Nanti Nana pesan kalau sudah di depan." Nana menunjuk ke arah area parkir."Oh, ya sudah kita cari bangku. Kalau kelamaan berdiri nanti kakimu sakit lagi." Kanjeng Mami menatap kaki putrinya itu dengan sedih.Entah berapa kali putri tunggalnya itu mengalami hal seperti ini semenjak kecil. Perlakuan tidak mengenakkan bahkan terkadang menjurus ke arah fisik dari sang nenek kerap diterimanya.Berjuta-juta rasa bersalah menghinggapi hatinya, namun bertahun-tahun juga dia tidak pernah berani mengambil tindakan untuk melindungi putri kecilnya. Dia masih berpegang teguh pada patokan surga di bawah kaki ibu.Melawan ibunya untuk melindungi putrinya m

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09

Bab terbaru

  • Tetangga Manisku   Mari Menua Bersama

    Hingga beberapa saat mereka berdua masih menikmati pemandangan dari puncak perbukitan Wayag. Erick dan Nana duduk bersisian sembari sesekali mengambil foto dan video berlatarbelakang pemandangan bak surga di Wayag."Untuk foto prewedding bagus ya?" Nana tertawa saat melihat beberapa hasil jepretan kamera smartphone mereka."Iya, maukah dibikin untuk foto prewedding?" Erick menyimpan smartphone-nya ke dalam ransel."Nggak perlu bang. Aku tidak begitu menyukai sesuatu yang spektakuler untuk urusan yang sakral." Nana tersenyum dan menyangklong ranselnya ke bahu setelah mengeluarkan dua bungkus coklat.Memberikannya sebuah untuk Erick, dan membuka satu kemudian dilahapnya. Erick tertawa dan menerima coklatnya, turut mengunyah sepotong."Maksudmu, kau lebih menyukai sesuatu yang sederhana namun bermakna? Untuk sesuatu yang sakral seperti pernikahan?" Erick bertanya, memastikan dia tidak salah memahami ucapan Nana barusan."Iya," sahut Nana singkat."Kita turun sekarang?" lanjutnya bersiap u

  • Tetangga Manisku   Mendaki

    "Sudah siap?" Erick melirik Nana yang masih sibuk berkemas."Sebentar lagi bang," sahutnya sembari memasukkan botol lotion sunscreen yang baru saja dipakainya."Nggak usah bawa bulu mata palsu anti badai, ikan," celetuk Erick menggodanya."Astaga!" Nana tertawa tergelak-gelak.Dapat dibayangkannya seandainya dia serepot dan seheboh itu. Segala macam make up dan skin care belum lagi pakaian dan aksesoris. Rasanya kucing garong akan lebih senang meninggalkannya di homestay daripada mengajaknya berjalan-jalan ke Wayag."Sudah bang! Ayo berangkat!" Nana menyangklong tas ranselnya di kedua bahunya dan siap berangkat."Sudah dibawa semua? Pakaian ganti, obat, sunscreen, kopi dan camilan?" Erick bertanya sekali lagi memastikan tidak ada yang tertinggal."Sudah semua Ndan!" Nana mengangkat tangannya ala tentara.Erick terkekeh dan kemudian merengkuh bahunya. Bersama-sama mereka keluar dari kamar menuju speedboat yang telah menunggu mereka.Nana menaiki kapal dengan dibantu Erick. Ini bukan per

  • Tetangga Manisku   Makan Malam

    "Wah seafood!" Nana berseru gembira, saat melihat aneka seafood terhidang di meja mereka."Suka?" Erick berbisik di telinganya, menggodanya seperti biasanya setiap kali dia menyajikan sesuatu yang baru untuk Nana si imut."Suka banget mpus." Nana pun berbisik sembari duduk di kursi yang ditarikkan oleh kucing garong untuknya."Kalau begitu habiskan, nikmati sepuasmu!" Erick mengambilkan sebuah kepiting berlumur saos tiram ke atas piringnya."Siap mpus!" Nana mengacungkan jarinya.Erick terkekeh dan mematahkan cangkang kepiting serta mengupasnya dan menyisihkan dagingnya di atas piring kosong."Makanlah!" Disodorkannya piring berisi daging kepiting itu ke hadapan Nana.Nana tersenyum manis dan mengambil daging kepiting di piring. Keduanya menikmati makan malam mereka sembari mengobrol."Mau lobster?" Erick menawarinya, saat pelayan datang dengan lobster aneka kerang."Mau sih, tapi aku lebih suka udang mpus." Nana menunjukkan seekor udang bakar yang tengah dikupasnya."Eh, lobster favor

  • Tetangga Manisku   Ke Raja Ampat

    Deburan ombak ditingkahi deru mesin kapal, serta semilir angin laut yang sejuk, membuat Nana sedikit pusing. Cukup lama dia tidak pernah menaiki kapal."Ikan, kenapa? Mabuk laut?" Erick menatapnya dengan cemas."Nggak mpus, aku takut lihat air," sahutnya sembari tersenyum kecut."Eh, maksudnya?" Erick terkejut mendengar ucapannya."Terkadang aku takut melihat air yang begitu luas, tapi tidak setiap saat sih." Nana menjelaskan."Oh, makanya Abang kaget. Perasaan waktu di Jimbaran juga nggak apa-apa kan?" Erick menatapnya lagi dengan serius."Sekarang takut?" tanyanya lagi."Agak sih, mungkin karena baru pertama kali ke sini atau mungkin karena sudah lama sekali tidak naik kapal." Nana tersenyum kecut."Abang rasa itu karena kau baru turun dari pesawat dan bersambung naik kapal laut, semacam jetlag." Erick mengerutkan keningnya, seperti tengah berpikir."Mungkin saja," sahut Nana sembari merebahkan kepalanya di bahu Erick."Ya sudah, bobok saja. Nanti kalau sudah sampai, Abang bangunin."

  • Tetangga Manisku   Terharu

    "Ini gimana bang? Kok nggak bisa pas?" Nana menatap figurin Optimus Prime di depannya."Ehm, sebentar, mungkin salah pasang kita Non." Erick tertawa dan mengambil figurin yang kini sudah setengah menjadi robot Optimus Prime."Kenapa kau suka Transformers?" tanyanya sembari melepaskan bagian belakang robot."Aku suka baca komiknya. Dulu kan ada di komik bersambung di majalah Bobo," sahut Nana dengan santai."Eh sama ya." Erick tertawa pelan."Makanya saat dibuat versi filmnya, aku suprise banget bang. Sampai bela-belain antri lho waktu mau nonton." Nana terkikik geli ingat kekonyolannya waktu itu."Iya, kan waktu itu habis dilarang to film luar diputar di bioskop Indonesia. Eh sudah nonton Avatar 2?" Erick masih sibuk mengubah posisi beberapa item agar truk Optimus Prime berubah menjadi robot."Sudah kok, One Piece juga sudah. Tinggal nunggu Detektif Conan terbaru." Nana tersenyum sembari menunjukkan sesuatu di smartphone-nya."Dasar wibu, sampai jadwal film anime semua di save." Erick

  • Tetangga Manisku   Will You Marry Me?

    "Mbak Siti! Ada tamu sepertinya! Dari tadi ketok-ketok pintu gerbang, tolong bukain!" teriak Nana dari jendela kamarnya memanggil asisten rumah tangganya."Iya Bu!" Mbak Siti tergopoh-gopoh setengah berlari menuju pintu gerbang samping."Eh, silakan masuk pak! Sebentar saya panggilkan Bu Nana." Terdengar suara renyah Mbak Siti mempersilakan tamunya masuk.Nana yang baru saja selesai berganti pakaian dan kini tengah menyapukan bedak di wajahnya, tertegun. Tamu di pagi hari, itu di luar kebiasaan. Sangat jarang ada yang betandang ke villanya di pagi hari."Ibu, ada tamu, saya suruh nunggu di ruang makan." Mbak Siti muncul di pintu kamarnya sembari tersenyum kecil."Siapa mbak?" Tanya Nana penasaran."Ada deh Bu, buruan temuin dulu Bu." Mbak Siti menyahut dengan kata-kata penuh teka-teki."Iya sebentar lagi mbak. Tolong buatkan teh atau kopi ya, sekalian sama saya." Nana tersenyum dan berdiri, mematut diri di depan cermin."Siaap Bu!" Mbak Siti bergegas kembali ke dapur.Setelah yakin pen

  • Tetangga Manisku   Bukan Kacang Lupa Kulitnya

    "Tante Nana!" Alvin berseru memanggil dan melambaikan tangannya."Hei Alvin! Mau berangkat sekolah?" tanya Nana dan mengurungkan niatnya hendak segera meluncur dengan mobilnya."Iya Tante! Bye Tante, bye Omil! Nanti sore main lagi ya!" seru bocah itu lagi dari balik jendela mobil."Berangkat dulu ya Na!" Mami juga melambaikan tangannya.Nana balas melambai dan menatap mobil itu hingga menghilang di tikungan. Kemudian dia menggiring kucing-kucingnya kembali masuk ke dalam villa.Setelah menutup dan mengunci kembali pintu gerbang, Nana pun meninggalkan villa dengan mengendarai mobilnya. Hari ini dia akan pergi daerah Pecatu untuk mengecek lokasi kedai kopinya yang baru.Berbeda dengan toko rotinya yang telah memiliki cukup banyak cabang, kedai kopinya hingga saat ini hanya ada satu saja yang berlokasi di salah satu pusat keramaian kota Denpasar, Jalan Teuku Umar.Nana melajukan mobilnya membelah By pass Ngurah Rai menuju Nusa dua. Jalanan mulai ramai meski tidak macet.Salah satu hal yan

  • Tetangga Manisku   Hujan Di Pagi Hari

    Nana menatap hujan yang turun dengan deras dari tempatnya duduk. Sesekali disesapnya kopi panasnya. Hujan di pagi hari membuatnya enggan untuk beraktivitas.Untungnya Denpasar tidak terlalu sering diguyur hujan sekalipun sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim penghujan."Meow!Meow!" Omil dan Yuki mengeong-ngeong, duduk di kursi dan turut menatap hujan yang turun dengan deras."Kalian bosan ya, nggak bisa main ke Alvin?" Nana tersenyum melihat kegelisahan kedua kucing itu."Meow!Meow!" Yuki mengeong seperti menyahut ucapannya."Tiduran gih sama Glacie dan Tony." Nana menggaruk kepala Yuki dan Omil bergantian.Kedua kucing itu melompat turun dari kursi dan bergabung dengan Glacie, Tony, Cleo dan Kimy yang tengah tiduran di sudut dapur yang hangat. Nana tersenyum melihat tingkah kucing-kucingnya yang lucu dan menggemaskan. Dia pun enggan untuk pergi kemana pun di tengah hujan seperti ini. Meski ada selasar beratap pergola yang menghubungkan dua sayap bangunan villa, di

  • Tetangga Manisku   Nana Yang Imut Dan Manis

    @Mami[Nyong][Serius sama tetangga sebelah?]Pesan dari mami mengejutkan Erick saat terbangun di pagi hari yang dingin. Untuk beberapa saat dia termangu, ragu untuk membalas pesan sang ibunda.@Erick[Tetangga mana Mami?]@Mami[Tetangga sebelah][Nana yang imut dan manis]Astaga! Erick tergelak membaca balasan pesan dari Mami. Terkadang wanita yang telah melahirkannya itu memiliki selera humor yang bagus.@Erick[Ah Mami bisa saja][Tapi memang sih Nana imut dan manis][Hehehehe]@Mami[Iya][Kau serius atau main-main saja nyong]@Erick[Serius dong Mam][Mami mau kan punya menantu manis cem Nana?]@Mami[Mami sih terserah nyong][Yang penting nyong bahagia][Dan yang terpenting dia bisa menerima keadaan Alvin][Sudah cukup itu bagi Mami]@Erick[Iya Mam][Pasti Mami sudah lihat kan gimana hubungan Alvin dan Nana?]@Mami[Iya][Kemarin seharian Mami ngobrol sama Nana][Dia lucu ya][Suka bercanda][Dan kucingnya itu lho lucu][Tapi dia sibuk juga Mami lihat][Hari ini dari pagi dia s

DMCA.com Protection Status