Share

Taman Bermain

Author: Vellichor_Ann
last update Last Updated: 2023-11-15 11:34:02

"Dia nurut, kok," ucap Jevran.

Diliriknya bocah di samping yang langsung menghela napas.

"Bagus deh kalau begitu."

"Yaudah, kalau kamu udah datang aku pulang lagi ya."

"Iya. Makasih ya, Jo."

Jevran mengangguk. Ia pergi ke kamar untuk mengambil barangnya ada di sana. Naura juga mengantar Jevran sampai ke luar. Ternyata Jevran ini bisa diandalkan.

"Sekali lagi makasih, ya."

"Sama-sama Naura. Ngomong-ngomong besok weekend, kamu ada acara?"

Naura berpikir sesaat kemudian menggeleng. "Gak ada. Kenapa?"

"Jalan-jalan, yuk."Jevran menatap dirinya di cermin. Celana hitam dengan kemeja panjang putih yang dimasukan ke celana. Ia menyemprotkan parfum di beberapa titik tubuhnya. Senyuman terukir begitu saja. Memang pada dasarnya tampan, mau penampilan seperti apapun pasti tampan. Ah, percaya diri sekali.

Hari ini Jevran akan mengajak Naura pergi ke beberapa tempat. Awalnya hanya ingin membuat pria bernama Arga itu cemburu, tapi entah kenapa sekarang Jevran terlihat excited. Rasanya seperti akan berkencan saja.

"Joko! Lama banget sih!" teriak Naura dari luar sana. Dia yang perempuan saja cepat kenapa orang itu lama sekali? Dandan dulu atau bagaimana?

"Eh, maaf ya lama." Jevran berlari keluar dengan terburu-buru.

"Emang lama banget. Kayak nungguin anak perawan lagi perawatan."

Jevran menggaruk kepalanya mendengar Naura yang kesal. Dia kan harus menggunakan make-up untuk menutupi wajah tampannya. Bisa ketahuan jika saja ada yang kurang.

"Yaudah ayo!" Naura menggandeng tangan Jevran. Sedangkan Jevran menahan untuk tidak tersenyum.

Mereka berencana pergi ke taman bermain untuk naik ke wahana yang ada di sana. Naura juga akan mengajak Jevran berkeliling, menunjukan ibu kota. Lagi pula di rumah sendiri itu tidak seru. Ajun pergi ke rumah temannya untuk belajar kelompok. Daripada bosan, Naura ikut pergi saja dengan Jevran.

"Tuh, ada angkot." Naura naik lebih dulu ke angkot. Di dalamnya itu sudah terisi beberapa orang yang lebih didominasi ibu-ibu.

Jevran duduk di ujung, di samping Naura. Terdengar suara bisik-bisik, dengan tatapan seolah merendahkan lelaki di depannya. Jevran tau apa yang mereka pikirkan.

"Neng, itu pacarnya?" tanya salah satu ibu-ibu tadi pada Naura. Sudah pasti yang dimaksud adalah Jevran.

"Kok mau sih pacaran sama dia? Padahal laki-laki di luar sana banyak yang ganteng. Kamu kan cantik. Jangan-jangan dipelet kali," bisik wanita satunya.

Bukan hanya Naura, Jevran juga terkejut. Bisa-bisanya Jevran dituduh pakai pelet. Tidak perlu hal semacam itu juga dirinya sudah jadi incaran perempuan di luar sana.

"Aduh, ibu-ibu, kita gak pacaran. Cuma temen doang. Lagian gak boleh tau bicara kayak gitu. Gimana kalau temen saya ini jodohnya anak gadis ibu di rumah? Hayo.."

"Ih, amit-amit," ucap Ibu-ibu di depannya cepat.

Mendengar itu, Jevran mendengus pelan. 'siapa juga yang mau menjadi menantunya,' batinnya.

Hanya saja, kekesalan Jevran hilang saat sampai di sebuah taman bermain,

Dia tidak berpikir untuk naik roller coaster, tapi Naura justru sekarang sedang membeli tiket.

Jevran menyesali semuanya.

Seharusnya, Jevran tidak mengajak Naura ke sini.

Suara teriakan orang yang naik wahana juga semakin terdengar jelas di telinga Jevran. Sepertinya ini lebih menyeramkan daripada mendengar suara amukan kakeknya. Dia harus kabur sekarang!

"Eh.. mau ke mana?" Tiba-tiba tangannya ditarik dari belakang. Naura sudah datang dengan dua tiket ditangannya.

"A-aku mau pulang aja. Perut aku tiba-tiba mules."

"Tiketnya udah dibeli, loh. Tahan dulu deh, kita naik dulu."

"Tapi-"

"Udah, cepetan!"

Jevran meneguk ludahnya susah payah. Ia hanya pasrah saat Naura menariknya mendekati wahana tersebut. Duduk di salah satu kursi, dan memakai sabuk pengaman. Penjaga di sana mulai mengintruksikan untuk bersiap.

Sesaat Jevran melirik Naura yang justru berbeda terbalik dengannya. Gadis itu memasang senyum bahagia, bahkan sempat mengambil foto bersama Jevran yang wajahnya pucat.

"Kita gak akan jatuh, kan?" tanya Jevran polos.

"Tenang aja. Ini seru banget."

Naura menahan tawa melihat lelaki di sampingnya yang terlihat tegang. Memegang sabuk pengaman dengan erat. Ah, lucu sekali.

Pemandu wahana mulai memberi instruksi jika wahana akan segera dimulai. Sebuah hitungan mundur. Tiga, dua, satu, dan......

Wushhhh

"Aaaaa!" Jevran berteriak saat roller coaster itu melaju dengan kecepatan yang bisa dibilang cepat.

Sebetulnya bukan hanya Jevran, ada beberapa orang yang juga berteriak. Tapi, suara Jevran lebih menggelegar. Tentu karena dia laki-laki, dan memiliki suara yang dalam.

"Berhenti! Woy!"

Naura tertawa lebar melihat Jevran yang memejamkan matanya erat. Disaat Jevran ketakutan, Naura justru bahagia bisa tertawa selepas ini. Tangannya diangkat ke atas, menikmati tiupan angin yang menerpa rambutnya.

"Seru banget!"

*****

"Hoek.."

Naura meringis melihat Jevran yang berlari dan memuntahkan isi perutnya. Apa separah itu? Dengan cepat Naura pergi untuk membeli minum, sementara Jevran masih memegangi kepalanya yang pusing.

"Nih, minum dulu."

Sebotol air mineral itu disodorkan. Jefran segara mengambilnya dan menuguknya setengah. Terbayang saat wahana itu melaju cepat membuatnya bergidik ngeri.

"Udah mendingan?"

Jevran mengangguk dan membenarkan kacamatanya. "Sudah."

"Ya ampun, maaf ya. Aku pikir kamu gak separah itu sampai muntah."

"Iya gak papa."

"Gimana kalau kita cari makanan aja?" usul Naura.

Belum sempat Jevran menjawab, gadis itu lebih dulu menariknya. Eh, hampir saja Jevran terjatuh karena Naura menariknya tiba-tiba. Gadis itu membawanya ke tempat penjual yang berjajar di jalanan.

"Mau es krim gak?"

"Boleh." Jevran mengangguk.

"Pak, es krimnya dua. Satu rasa cokelat, satunya rasa..."

"Strawberry," kata Jevran cepat.

"Nah, satunya rasa strawberry." Naura menoleh menatap Jevran. "Kamu suka strawberry? Aku pikir cowok gak suka itu."

"Kenapa?"

"Gak tau."

Jevran membuang nafas pelan. Mereka kembali berjalan-jalan setelah ice cream yang dipesan telah siap. Berkeliling mencicipi setiap makanan murah yang enak. Sebelumnya Jevran tidak pernah berkeliling seperti ini. Dia biasa menghabiskan waktu bersama para perempuan di mall, club malam, atau cafe. Tapi ternyata, ini lebih menyenangkan.

Entah kenapa, Jevran selalu senang melihat Naura yang tertawa. Gadis sederhana itu ternyata menyukai hal sederhana juga, seperti selera humornya.

"Nau, liat deh. Itu bagus banget."

"Hah? Pft... "

Jevran bingung dengan Naura yang justru menahan tawa. Ada apa? Dia hanya menunjuk sebuah rangkaian bunga yang berada di sebrang jalan. Saat Jevran melihat kemana jarinya menunjuk, ck! Masalah besar ini. Jevran malah menunjuk seorang lelaki botak. Parah ya lagi, lelaki itu menyadarinya.

"Hey! Kurang ajar kamu! Awas, ya!" teriaknya.

"Eh, enggak." Jevran segera menarik tangan Naura untuk berlari. Orang itu benar-benar mengejarnya.

Sudah cukup jauh, Naura menepuk punggung Jevran untuk menghentikan larinya. Kakinya pegal. Lagipula orang itu sudah tidak mengejarnya.

Gadis itu bersandar di tembok dengan mengatur nafasnya. Seketika dia tertawa pelan hingga membuat Jevran menoleh. Tapi ini seru menurut Naura ini menyenangkan. Seperti menguji adrenalin. Haha...

"Kira-kira kalau orang botak ngabisin sampo berapa, ya?" Pertanyaan itu keluar spontan dari mulut Naura.

"Ngaco kamu!"

Lagi-lagi Naura terkekeh. Ia terdiam saat melihat Jevran yang melepas kacamatanya untuk mengusap keringat. Naura tidak mengelak jika Jevran terlihat berbeda tanpa kacamata itu.

Sebetulnya Jevran tidak terlalu buruk dalam segi penampilan. Coba saja pakainya lebih diubah, lalu rambut dan kacamata itu juga. Mungkin bisa dikatakan..

"Kamu sebenarnya ganteng tau."

"Hah?" Jevran terbengong mendengar apa yang dikatakan Naura.

Gadis itu mengatakan dirinya tampan? Astaga. Kenapa wajahnya terasa panas sekarang?

"Eh, mukamu kok merah?" panik Naura tiba-tiba.

Related chapters

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Seenaknya Saja

    Untungnya, dia dapat menormalkan ekspresi. Tak lama, Jevran dan Naura memutuskan untuk pergi ke rumah makan karena lelah berlarian. Kali ini Naura yang memilih menu makanannya. Sayur asem, ikan asin, sambal, tempe, tahu, dan itu semua tidak familiar di lidah Jevran."Ayo makan." Naura melirik Jevran yang hanya menatapnya tanpa berniat ikut makan."I-iya."Jevran mengambil satu tempe. Dengan ragu ia menatap sambal berwarna merah yang membuatnya menggigit bibir. Naura tau keraguan Jevran mungkin takut karena sambalnya pedas. Tapi, bukankah itu memang makanan orang kampung? Bukan mengatakan Jevran kampungan, tapi Jevran memang dari kampung."Sambalnya gak pedes, kok. Atau kamu emang gak suka makanan ini?""Suka kok, suka."Mau tak mau Jevran mulai memakannya. Tidak terlalu buruk."Oh iya, gimana kerjaan baru kamu? Lancar, kan?" tanya Naura."Lancar. Mereka juga baik sama aku.""Bagus, deh. Kalau ada yang berani sama kamu selama di Jakarta, jangan diem aja. Coba deh penampilan kamu dir

    Last Updated : 2023-11-15
  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Sayembara

    Untungnya tidak ada yang menyadarinya. Gadis bernama Aurel itu berani sekali berkata seperti itu, dengan mengatasnamakan Jevran sebagai bos.Dia pikir dia siapa?"Maaf, Pak. Ini teh ada apa?" tanya Ujang yang datang menghampiri mereka. Keributan itu mengundang beberapa para pekerjanya untuk menyaksikan hal tersebut. Sama dengan Ujang yang melihat teman kerjanya berurusan dengan orang penting."Ini, teman kamu tolong dikasih tau. Dia hampir buat Pak Wilan celaka," kata Lian.Ujang sedikit membungkuk. "Maafin Joko atuh, Pak. Dia teh OB baru, saya janji bakal awasi dia. Tapi tolong jangan dipecat ya.""Lain kali kerja yang bener. HRD di sini mana? Bisa-bisanya terima orang kerja kayak gini. Seenggaknya penampilan harus menarik, lah. Atau kerja yang bener."Kebetulan sekali HRD yang dimaksud juga ada di sana. Dia baru saja keluar dari pantry untuk membuat kopi. "Maaf sekali tapi Pak Jerry sendiri yang menyarankan, karena memang kami sedang butuh OB secepatnya.""Jerry lagi? Kayaknya dia

    Last Updated : 2023-11-15
  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Masalah baru

    "Berarti benar itu ulahnya Pak Arga, bukan saya," kata Jevran."Tapi kenapa dia ngerjain kamu? Dulu yang masalah kopi itu, Pak Arga juga pelakunya. Memangnya kalian teh saling kenal? Sepertinya dia punya dendam sama kamu.""Mana saya tau Ujang. Saya baru di sini.""Iya, sih. Tapi lain kali hati-hati. Kamu teh sampe dimarahi tadi."Jevran menggaruk kepalanya. "Itu kan gak sengaja. Ngomong-ngomong, perempuan tadi tuh siapa? Galak banget.""Dia teh, neng Aurel. Anak dari pemilik perusahaan Wibisana. Emang orangnya teh galak, terus mulutnya pedes banget.""Katanya itu calon tunangannya Pak Jevran. Menurut kamu mereka cocok?" tanya Jevran lagi."Ih, kalau menurut saya mah engga. Yang satu galak, satunya lagi galak. Kalau bisa mah semoga istrinya Pak Jevran nanti orang baik. Bisa merubah sikap Pak Jevran yang kalo ngomong nyerocos."Jevran menahan tawanya. Apa selama ini dia terlihat galak di amata karyawan? Sepertinya banyak karyawan yang berpikir lebih tentang dirinya. Mungkin dengan ini

    Last Updated : 2023-11-15
  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Naura dipecat

    Jevran turun dari bus saat angkutan umum itu berhenti di halte bus yang dekat dengan rumahnya. Dengan langkah yang cepat Jevran melangkah pergi. Sesekali dia melirik ke belakang dengan cemas. Sejak pulang dari kantor, dia merasa diikuti. Tapi tak ada seorangpun yang terlihat mencurigakan.Lelaki itu mempercepat langkahnya. Takut jika ada orang yang memang menguntit, atau sudah mengetahui identitas Jevran. Saat berbicara dengan Jerry saja, Jevran merasa ada yang menguping di sana. Ini bahaya."Joko! Sini!" Naura yang berada di bawah pohon mangga berteriak dan melambaikan tangannya.Pria itu mengerutkan keningnya. Gadis itu sudah pulang bekerja? Tapi kenapa wajahnya terlihat murung? Tidak seperti biasanya yang selalu terlihat ceria. Karena rasa penasarannya Jevran menghampiri Naura yang duduk di rerumputan."Ada apa?""Duduk dulu!" Naura menarik Jevran duduk di sampingnya. Ikut bersandar di pohon mangga di pekarangan milik pria tersebut. "Kamu kenapa?""Aku dipecat," gumam Naura yang m

    Last Updated : 2023-11-15
  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Ketauan

    Ajun menunjuk keributan yang terjadi di sebrang jalan. Ada dua orang pria yang dikeroyok oleh 4 orang. Walaupun penerangan lampu jalan sedikit remang-remang, tapi Naura bisa lihat jika salah satu pria di sana ada seorang kakek-kakek."Ayo bantuin, Jun!""Tapi...""Buruan!" Naura menarik tangan sang adik.Mereka berdua berlari ke sebrang jalan. Jalanan di sini sepi, dan hanya satu dua kendaraan yang melewat. Kalaupun turun tidak mungkin, karena satu dari orang jahat itu memegang sebilah pisau. Naura menyimpan barang belanjaannya di tempat aman. Sebelumnya juga Naura mengantongi botol pepper spray yang selalu dibawa untuk jaga-jaga."Kalian beraninya main keroyok! Sini kalau berani!"Hening seketika. "Hei nona cantik, apa masalahmu? Daripada mengurusi kami, lebih baik bermain bersama kami nanti." Empat preman itu tertawa.Ajun yang tak terima kakaknya direndahkan, segar memukul orang yang mengatakan itu. "Jaga mulut lo!"Keributan itu kembali terjadi. Naura juga ikut menyerang salah sa

    Last Updated : 2023-11-15
  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Kedatangan Tamu?

    Jevran dengan cepat melihat ke tangannya yang memiliki luka. Ah, ini ternyata. Mau bagaimanapun juga lama-lama identitas aslinya akan ketahuan. Jevran tau itu. Tapi tak pernah mengira jika akan terjadi secepat ini."Okey aku nyerah. Ini emang aku." Jevran melepas kacamatanya dan duduk di samping sang kakek."Bagus.""Sekarang mau kakek apa? Aku balik lagi ke rumah? Gak akan. Kecuali kalau perjodohan itu batal."Wilan bersedekap dada. "Bukan itu. Kamu kalau mau pergi dari rumah, bisa pergi ke luar negeri atau kemana pun dengan uang kamu. Tapi kenapa harus jadi anak kampung seperti ini? Kamu bahkan bekerja sebagai OB di perusahaan mu sendiri. Untuk apa?""Emangnya kenapa kalau aku begini?""Kakek tau kalau kamu direndahkan orang-orang.""Tapi aku merasakan apa yang dirasakan para pekerja di sini. Aku bisa tau keluh kesah mereka selama kerja di sini. Aku gak masalah. Awalnya mungkin aku gak suka, tapi aku banyak belajar dari sini."Di tengah itu, Jerry hanya menyimak perdebatan kecil ant

    Last Updated : 2023-11-16
  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Menurut mata penyidik

    Bjjnb"Papa?" Naura menghampiri pria yang dipanggilnya Papa itu dan memeluknya erat. Begitu juga dengan Ajun yang ikut memeluk."Kenapa kalian bisa datang samaan?" tanya Naura lagi."Papa sama Rival udah janjian untuk pulang sama-sama. Untungnya hari ini kita gak kena macet, jadi bisa datang lebih awal."Pria di samping itu terkekeh pelan. Dia adalah Rival, anak pertama di rumah ini. "Keliatan banget kalian berdua kangen sama Abang.""Idih, PD banget!"Ditengah pertemuan itu, Arga dan Jevran masih sama-sama berdiri di belakang. Arga memang sudah kenal dengan Ayah dan Kakaknya Naura. Namun, Jevran sendiri sudah bisa menebak ketika melihat kedekatan gadis itu dengan dua orang di depannya."Lo ngapain di sini? Masih berani deketin Naura?" tanya Rival melihat Arga. Jangan salah, dia sudah tau kalau Arga ini menyukai adiknya. Namun tetap saja Rival akan terus mengulang bahwa Naura tidak boleh pacaran. Meskipun dengan embel-embel sahabat seperti Arga sekarang."Cuma main, Bang. Lagian ini a

    Last Updated : 2023-11-18
  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Orang dalam

    Pagi-pagi sekali Naura bangun dan bersiap-siap untuk pergi. Rencananya dia akan mulai mengirim lamaran ke perusahaan ternama, Cube cooperation. Walaupun sempat merasa tidak percaya diri namun kali ini Naura sangat berharap bisa bekerja di sana. Walaupun itu bukan sebagai sekertaris.Gadis itu tidak masalah bekerja di bagian apapun. Dia hanya ingin mendapat pekerjaan. Meskipun menurut Ayahnya sering mengatakan jika Naura lebih baik di rumah saja, itu benar-benar membosankan. Dia bahkan sudah dewasa dan sudah seharusnya mengetahui lebih tentang dunia luar.Saat melewati kamar Ayahnya, Naura melihat pria paruh baya itu tengah duduk di atas kasur sambil memeluk sebuah bingkai foto. Kebetulan pintu kamarnya terbuka setengah. Perlahan Naura masuk ke dalam dan mendekati Ayahnya."Papa kenapa?" tanya Naura lirih."Eh, kamu di sini? Papa gak kenapa-kenapa," ucapnya namun mengusap sedikit air mata yang keluar."Jangan bohong." Naura mengambil bingkai foto yang sempat dipegang oleh Bahar. "Papa

    Last Updated : 2023-11-20

Latest chapter

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   akhir cerita

    Tok.. tok.. tok...Naura yang baru saja mengganti pakaian pergi ke depan untuk membuka pintu. Ternyata yang datang adalah Jevran. Pria itu merentangkan tangannya."Jevran?" Naura memeluknya dan disambut dengan hangat."Tadi aku ke toko ternyata kamu udah tutup. Jadi langsung ke sini.""Ayo masuk."Naura mengajak Jevran masuk dan kembali menutup pintunya. Jevran menatap ke sekeliling. "Ajun mana?""Baru aja pergi. Katanya mau nginep di rumah temen dua hari."Jevran mengikuti Naura yang berjalan menuju dapur. Sepertinya Naura akan membuat kue, terlihat dari bahan-bahan yang sudah disiapkan. Apakah gadis ini tidak lelah membuat kue sepanjang hari? Pria tersebut melihat-lihat belanjaan di atas meja. "Mau buat keu, ya?""Iya pesenan Jerry, katanya buat temennya. Tapi jujur ini pertama kali aku buat kue yang tinggi kayak gini," kata Naura terdengar ragu."Kamu bisa, kok. Oh iya, Ra. Besok aku mau ajak kamu makan malam. Nanti aku jemput, ya?""Makan malam di rumah kamu?" tanya Naura."Di lu

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   1 bulan hubungan

    Hari demi hari berlalu. Hari ini Jevran melakukan pelepasan gips pada tangannya. Dokter sendiri yang datang ke rumah. Karena ini hari Minggu ada Naura dan Ajun juga yang menemani. Seperti kata Jevran sesibuk apapun mereka berdua setidaknya luangkan satu hari untuk bersama dan itu adalah akhir pekan.Begitu benda tersebut dilepaskan Jevran mulai merasa lega. Akhirnya hari ini tiba dimana ia bisa beraktivitas seperti biasa. Tidak perlu kesusahan lagi untuk melakukannya."Silahkan pelan-pelan digerakkan tangannya. Pelan aja biar gak kaget," ucap sang dokter.Jevran mengatur nafasnya sesaat. Ia meluruskan tangan kanannya dan bergerak sesuatu arah. Kanan, kiri, atas, bawah, dan berputar sesuai arah jarum jam."Bagaimana?""Gak sakit," jawab Jevran."Kalau begitu tangannya sudah sembuh dan kembali seperti semula. Selamat, ya.""Terimakasih, dok."Nilam mengusap punggung Jevran. "Syukurlah kalau sudah sembuh total.""Kalau begitu tugas saya selesai, Pak, Bu. Saya pamit kembali ke rumah sakit

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Mau cucu

    Kemarin Jevran mengeluarkan banyak uang untuk belanja es krim anak-anak di taman. Tapi dia menikmati waktunya yang menghabiskan sebagian harinya dengan anak kecil. Semua itu menyenangkan apalagi jika ada Naura di sampingnya.Karena semakin hari semakin membaik, Jevran berusaha mencari ide agar dirinya tidak merasa bosan. Tangannya juga semakin pulih dan saat pagi tadi pemeriksaan, dokter bilang beberapa hari lagi gips sudah boleh dilepas. Itu membuatnya tenang.Setelah pulang dari rumah sakit untuk mengecek keadaannya, Jevran langsung ke tempat Naura. Ya, di toko kue tempat Naura mendapat kesibukannya. Gadis itu juga belum tau kalau Jevran akan datang ke sini sekarang. "Permisi, saya mau pesan kue.""Silahkan ma-" saat menoleh Naura terkejut melihat kehadiran Jevran. "Kamu kok di sini? Sama siapa? Kenapa gak bilang mau ke sini?""Stttt...."Jevran menempelkan telunjuknya pada mulut Naura. "Aku gak disuruh masuk?""Oh, iya. Ayo masuk."Pria itu masuk ke dalam dan melihat sekitar. Bagu

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Mood booster

    Sementara itu di atas sana kini Jevran berdiri di depan jendela. Dia sedang mencoba menghubungi Naura karena hari ini belum mendengar kabar darinya. "Kamu lagi dimana? Aku pulang hari ini kenapa gak ikut jemput aku?"'Loh, kamu udah pulang? Aku lagi di toko. Tadinya aku mau ke rumah sakit nanti sore. Tapi ternyata kamu udah pulang.'"Yaudah, gak usah."'Maaf, ya. Beneran deh hari ini ada pesanan. Sayang kalau aku tolak. Kamu gak marah, kan?' tanya Naura terdengar menyesal. Jevran terkekeh pelan. "Gak apa-apa, aku ngerti kok. Tapi besok ke sini, ya."'siap, bos.'"Papa kamu udah berangkat, Ra?"'Papa sama Bang Rival udah berangkat. Terus mereka titip salam buat kamu semoga cepet sembuh. Mereka gak sempet jenguk kamu lagi.'Naura sudah tau jika Papanya memberi restu pada hubungan Jevran dan Naura. Dia benar-benar senang dan tidak bisa mengatakan apapun lagi selain mengatakan jika dirinya bahagia. Perjuangan Jevran ternyata tidak sia-sia.Sebelum pergi Bahar juga bilang oada Naura jika

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Semua anak sama saja

    Ajun keluar dari kamarnya dengan tubuh yang lebih fresh. Karena sudah mandi setelah seharian menggunakan seragam sekolah sampai tidur di rumah sakit. Dia sudah kembali pulang hari ini.Pemuda itu berjalan menuju dapur untuk minum namun ia mengurungkan niatnya. Di sana ada Bahar, Rival, dan Naura. Ajun sedang kesal dan dia belum mau bertemu dengan mereka. Apalagi Abangnya."Mau kemana? Sini makan sama-sama," kata Naura melihat Ajun yang hendak pergi."Gak laper.""Sini, Jun. Papa mau bicara sama kamu."Ajun berdecak pelan dan kembali berbalik menghampiri mereka. Dia berdiri di samping Papanya dan tepat dihadapan Rival dan Naura. "Kenapa?""Abang kamu udah cerita sama Papa."Rival yang sedang makan menghentikan makanannya. Ia mengambil minum dan fokus pada pembicaraan. Dia juga tidak bisa menjelaskan pada Ajun sendiri jadi Rival harap dengan Papanya tau masalah ini mereka bisa sama-sama berubah.Sesaat Ajun membuang muka ke samping. Dia tak mau membicarakan masalah ini sebenarnya. "Teru

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Mendapat Restu

    "Maafin aku.""Liat sini." Jevran meminta Naura menatapnya. "Apapun keputusan Papa kamu. Aku bakal terima itu, kok. Tapi bukan berarti aku berhenti buat perjuangin kamu.""Tapi bagi aku kamu berhasil."Gadis itu mendongak menahan air matanya agar tak terus keluar. Naura memeluk Jevran dari samping dan menyandarkan kepalanya di bahu kiri. Namun Jevran tersentak saat Naura melakukan itu.Jevran menahan nafasnya karena sebenarnya bahu yang kiri juga sakit, meski tak separah yang kanan. Tapi dia tak mau Naura melepaskan pelukannya. Jadi Jevran tetap membiarkan gadis itu di sana."Jangan nangis lagi. Aku gak bisa peluk kamu," ucap Jevran hanya menggenggam tangan Naura.Gadis itu terkekeh. Seketika ia duduk tegap dan menghapus air matanya. "Gak nangis, kok.""Bagus.""Eumm... Kamu lagi makan tadi? Aku ganggu dong? Aku bantuin, ya." Naura mengambil semangkuk bubur ke pangkuannya namun Jevran menahan."Aku bisa sendiri.""Tangan kamu lagi sakit. Aku suapin aja, ya."Jevran menggeleng. Sungguh

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Setidaknya sudah mencoba

    "Heh! Bangun!"Dengan susah payah Jevran meraih satu pack tisu dan melemparnya ke arah sofa dimana Jerry dan Ajun tengah tidur di sana. Sayang sekali meleset. Ia mencari benda lain yang aman untuk dilempar.Semalam mereka bilang akan menjaga Jevran 24 jam. Tapi buktinya semalaman mereka tidur pulas sedangkan Jevran masih sadar dan terus menatap langit-langit ruangan. Padahal semalam hanya ditinggal tidur sebentar tapi begitu Jevran bangun karena haus mereka sudah tidur semua. "Ini udah jam berapa? Bangun! Sebenarnya yang sakit siapa sih? Kenapa jadi gue yang jagain mereka," kata Jevran kesal.Pria itu mengambil botol plastik bekas minum yang sudah habis. Kembali dilempar ke arah mereka namun tetap tidak ada yang bangun. Ini kebo semua."Ish! Berisik apaan sih ganggu orang tidur aja."Jevran mendelik melihat Jerry yang merenggangkan tubuhnya. "Bangun! Katanya mau jagain tapi dua-duanya malah tidur.""Eh, iya ya?""Bantuin geu ke kamar mandi buruan. Gue pengen kencing."Jerry masih sem

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Dia baik-baik saja

    "Pah, Jevran sadar, Pah!" Nilam menepuk pundak Haris agar suaminya menoleh. Setelah lama menunggu Jevran terlihat mulai sadar. Pria itu mengerjapkan matanya beberapa kali menyeimbangkan cahaya yang masuk ke Indra pengelihatannya. "Jevran? Kamu denger Mama? Ini Mama sayang."Jevran meringis pelan ketika merasa tubuhnya seperti tak bisa digerakan. Apalagi bagian bahu membuatnya ngilu dan pegal. "Mah? Minum," ucapnya terbata-bata. "Sini, pakai sedotan aja." Haris membantu Jevran minum air melalui sedotan."Naura mana?"Sepasang suami istri itu saling tatap. "Udah pulang.""Tapi dia baik-baik aja?""Kamu gak usah khawatirkan Naura, dia aman. Sekarang fokus sama kesembuhan kamu dulu. Ada keluhan gak? Biar Papa panggilkan Dokter."Jevran menggeleng pelan. "Gak ada."Tok... Tok... Tok... "Loh, Ajun? Kok bisa datang sama Jerry?" tanya Haris."Tau nih Om. Ketemu di jalan terus maksa mau ke sini buat jenguk Jevran.""Tapi itu masih pakai seragam sekah," kata Nilam bingung.Ajun tersenyum ca

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Terkepung

    "Apa aku bilang? Kamu itu cuma anak mami yang gak bisa apa-apa tanpa ajudan kamu itu. Jadi gimana kamu mau bebasin Naura sedangkan kamu kesakitan kayak gini?"Jevran tak mendengarkan perkataan Aurel dengan baik. Dia hanya sedang merasakan sakit yang luar biasa. Di kepalanya hanya berputar suara Naura yang mengalun. Jika Jevran seperti ini apa yang akan terjadi lada gadis itu?Tak ada tenaga lagi untuk melawan. Jevran pasrah karena tangannya sudah mati rasa. Punya kesadaran untuk membuka mata saja sudah bersyukur.Aurel melepaskan bekapan mulut Naura. "Silahkan. Ada kata-kata terakhir sebelum kalian berpisah?""Tolong bebasin Jevran. Dia kesakitan. Biar aku aja yang gantiin dia.""Eum, romantis banget. Tapi gak ngaruh. Jadi gimana kalau kalian berdua aja yang sama-sama pergi?"Di sisa kesadarannya Jevran merasakan tak ada lagi tangan yang menginjak bahunya. Mereka berdua justru berjalan menghampiri Naura. "Jangan sentuh Naura!" ucapnya pelan.Mereka menghiraukan perkataan Naura. Jevran

DMCA.com Protection Status