Sambil menggigit bibir bawahnya dengan rasa gundah, Venus tengah menunggu hasil tes kehamilan mandiri yang ia lakukan sekarang. Saat menunggu, Claire menghubunginya tentang Chloe. Jadilah Venus tidak ingin melihat hasil test pack kehamilan itu dahulu sebelum menyelesaikan obrolan dengan ibunya.
“Chloe tiba-tiba saja menerima lamaran Heart padahal Aldrich baru bicara tentang melamar dia sama Mommy dan Daddy,” tukas Claire dari sambungan telepon. Venus hanya mendengar saja. Ia menarik napas panjang dan duduk di salah satu sofa walk in closetnya sambil memegang kening.
“Terus Daddy bilang apa?”
“Daddy kamu cuma bengong gak protes apa-apa! Aldrich langsung pergi begitu saja.”
“Aldrich mendengar soal lamaran itu?” tanya Venus lagi.
“Iya, dia mendengar semuanya. Huff, gimana dong sekarang, Ven? Mommy bingung harus bersikap seperti apa. Chloe gak mau ngomong, dia jadi makin tertutup sekarang.” Cl
Venus menuruti ajakan Gareth untuk berbicara masalah bisnis di sebuah coffeshop. Perusahaan konstruksi yang sedang dipimpin oleh Gareth tengah mengikuti salah satu proses tender yang dilakukan oleh perusahaan besar The Great Alexander Enterprise. Sebagai partner, Winthrop Design Corp diminta oleh perusahaan itu untuk menilai calon kontraktor dan subnya demi proyek tender besar itu.“Aku tahu kamu belum sepenuhnya aktif di Winthrop, tapi aku ingin mengetahui seperti apa sistem dan skema penilaian yang akan dilakukan,” ujar Gareth yang duduk satu meja kopi yang sama dengan Venus. Venus mengangguk pelan.Seorang pelayan lalu datang memberikan pesanan mereka. Venus memesan hot Americano begitu pula dengan Gareth.“Aku pikir kamu sudah berhenti minum kopi ...” cetus Gareth tiba-tiba. Venus pun menoleh pada Gareth sedikit kebingungan.“Aku tidak mengerti ...”“Maaf, aku kira kamu sudah hamil.” Gareth langsu
Dion menghela napas panjang usai menerima laporan penjualan dalam kuartal tahun ini. Situasi makin sulit dengan para demonstran anti undang-undang kebebasan pembelian senjata kini mulai menyasar perusahaan yang dipimpin oleh Dion. Pagi ini saja sudah ada belasan orang aktivis yang berdemo agar perusahaan yang memproduksi senjata itu ditutup.“Kita akan melakukan rapat nanti siang. Kumpulkan semua manajer. Minta Lopez untuk menyiapkan semuanya,” perintah Dion pada Kyle yang menunggu di dekat mejanya.“Baik, Pak.” Dion masih memperhatikan laporan yang tengah ia pegang sementara Kyle keluar untuk memberitahukan Beatrice tentang tugasnya.“Nona Lopez, Tuan Juliandra ingin kamu menyiapkan ruang rapat dan memanggil semua manajer. Dia ingin membahas laporan penjualan,” ujar Kyle pada Beatrice. Beatrice pun mengangguk mengerti pada Kyle. Ia segera melakukan tugasnya sementara Kyle masih berdiri memperhatikannya.Bahkan setelah
“Terima kasih sudah mau membantuku, Nona Lopez!” ucap Kyle dengan senyuman ramah. Beatrice membantunya membereskan segala kerusakan karpet yang terjadi akibat tumpahan kopi. Meski petugas kebersihan yang melakukan semuanya, namun Beatrice mengawasinya dengan baik.“Sama-sama, Tuan Madrid!” balas Beatrice jauh lebih ramah saat ini. Ia mulai tersenyum pada Kyle yang tidak lagi bersikap dingin.“Kalau begitu biar aku mentraktirmu malam ini, sebagai tanda terima kasih!” ungkap Kyle kembali melancarkan permintaan yang sama seperti beberapa hari lalu. Beatrice sempat tertegun menatap Kyle lalu tersenyum seperti merona. Ia sempat menundukkan wajahnya dan itu sekilas membuat Kyle memicingkan matanya.“Nona Lopez, apa kamu bersedia?” tanya Kyle lagi memastikan. Beatrice lalu tersenyum lagi dan mengangguk.“Tentu, kenapa tidak!” sahutnya membuat senyuman Kyle makin merekah. Kyle pun mengangguk kemudi
Pintu ruangan Dion pun terbuka. Kyle menarik Beatrice dengan rasa percaya dirinya. Meskipun dalam hatinya, ia berdoa agar Dion melakukan yang didengarnya di balik bilik tadi. Kyle seperti menahan kelegaan saat melihat tumpukan tisu agak berserakan di atas karpet yang telah bernoda kopi.“Lihatkan!” tunjuk Kyle pada Beatrice yang masih mengernyit tidak mengerti. Ia menghela napas panjang namun terlihat masih ragu.“Lalu di mana, Tuan Juliandra?” tanya Beatrice lagi. Dion yang masih bersembunyi di balik lemari sontak membesarkan matanya. Ia memutar pandangannya ke semua arah dan kamar mandi ada di seberangnya. Dion mengintip kembali memastikan jika posisinya bisa berlari ke arah kamar mandi.“Aku rasa dia di kamar mandi, entahlah! Aku di suruh membersihkannya dengan pel dan peralatan kebersihan. Dia pikir aku pembantunya! Jabatanku adalah executive assistant bukan janitor (petugas kebersihan)!” Kyle mulai mengomel lagi dengan kekesalannya.“Mungkin ma
Kyle masih belum bisa menghilangkan rasa herannya akibat dibawa oleh Beatrice untuk makan malam di sebuah restoran makanan Meksiko di salah satu sudut di Brooklyn. Beatrice tidak ingin menghabiskan makan malam dan malamnya di tempat seperti Medieval. Jadi ia meminta untuk pindah ke restoran sederhana ini.“Gracias!” ucap Beatrice pada seorang wanita paruh baya yang menghidangkan Birria dan Picadilo di meja makan Kyle dan Beatrice. Kyle ikut tersenyum ramah dan menatap meja makan restoran itu sudah penuh dengan makanan Meksiko.“Apa kamu sering makan di sini?” Kyle mulai berbasa-basi dengan Beatrice yang masih mengulum senyuman padanya.“Ya begitulah. Aku sampai mengenal pemilik restoran ini.” Kyle ikut tersenyum dan mengangguk. Beatrice lalu memulai makan dengan berdoa terlebih dahulu. Kening Kyle sempat mengernyit aneh karena ia tidak menyangka jika Beatrice adalah wanita yang religius. Atau mungkin dia hanya berakting semata
“Kamu sudah gila ya?” sahut Gareth mulai memarahi Beatrice yang mengaku baru saja makan malam dengan Kyle.“Memangnya kenapa?” Beatrice membalas sambil mengedikkan bahunya dengan santai. Sam bahkan berdecap mengejek dan menggelengkan kepalanya melihat sikap Beatrice.“Kyle Madrid adalah tangan kanan Dion Juliandra. Jelas-jelas dia sedang menjalankan tugas dari Juliandra untuk menguras informasi darimu!” lanjut Gareth masih dengan kekesalan yang sama.“Aku rasa kamu salah ...” Beatrice masih membela diri.“Aku sudah bilang dia tidak berguna!” celetuk Sam malah makin membuat Beatrice kesal karena dipojokkan.“Diam kamu! aku tidak bicara denganmu!” sahut Beatrice menghardik Sam yang hanya menyengir saja.“Aku melakukan apa yang harus aku lakukan untuk menjalankan rencana kita! Aku tidak main-main ingin menyingkirkan Venus Harristian dan keluarga itu selamanya!”
“Sepertinya kamu sangat mencintai dia ya? Sampai kamu memberikan jabatan sepenting itu untuknya di Winthrop. Apa kamu tidak khawatir jika suatu saat dia akan menguasai semuanya ... termasuk Winthrop?” ujar Gareth seperti separuh menyindir keras Dion.Venus sontak mengernyitkan keningnya menatap Gareth yang tidak melepaskan pandangannya dari Venus.“Itu tidak benar, Gareth!” bantah Venus mulai tidak nyaman. Gareth mengatupkan bibirnya dan mengangguk pelan tapi sikapnya masih sama.“Venus, aku tahu kamu selalu tulus saat mencintai seseorang. Aku pun pernah merasakannya dan aku sangat menyesali pernah menyia-nyiakannya ...” Venus memilih untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain.“Tapi ... kadang cinta juga bisa sangat membutakan mata dan hati seseorang. Sehingga ia akan sulit melihat mana yang benar dan salah,” lanjut Gareth seakan tengah memberikan nasihatnya untuk Venus.Ujung bibir Venus terangkat menanggapi Gareth yang seakan mengetahui apa yang tengah dirasakan oleh Venus saat in
Dion memang memiliki pesona berbeda. Seseorang yang baru mengenalnya bisa saja tertarik pada wajah manis Asia yang khas. Lebih dari itu, ia memang memiliki kekhasan ketika berinteraksi pada semua orang, termasuk senator wanita Sarah O’Corke yang sedang melakukan pertemuan dengan Dion.“Kami berencana mengembangkan sistem keamanan sidik jari pada setiap produk. Tujuannya adalah untuk mereduksi penyalahan penggunaan senjata api sampai dengan 40 persen. Jika ini berhasil dilakukan, setidaknya King Enterprise bisa menjadi pelopor untuk produksi senjata pada penggunaan pribadi.” Dion mencoba menjelaskan pada senator tersebut.Wanita paruh baya tersebut menyimak penjelasan Dion dengan baik. Ia tidak menyela untuk memberikan Dion waktu agar ia bisa menjelaskan dengan baik seluruh proposalnya.“Dengan keadaan seperti sekarang, sudah seharusnya industri senjata berbenah untuk melakukan berbagai inovasi agar para penggunanya lebih aman. Secara prib