Samuel Arson duduk di depan laptopnya dengan secangkir kopi dan wajah serius mengernyitkan keningnya. Ia mengambil cangkir kopinya lalu menyesapnya perlahan dan mendengus sinis.
“Apa yang kamu dapat? Apa mereka bertengkar?” tanya Gareth yang berdiri lalu ikut melihat pada laptop Samuel yang duduk di kursinya. Sam menoleh pada Gareth lalu terkekeh dan menggelengkan kepalanya.
“Percakapan yang tersadap hanya sedikit lalu putus. Selebihnya hanyalah pria itu membuat makan malam untuk Venus. Setelahnya mereka malah berhubungan intim, haha!” jawab Sam sambil tertawa. Gareth langsung mengernyitkan keningnya tidak mengerti.
“Apa?” sahutnya agak keras. Sam mengangguk lagi.
“Apa yang kamu pikirkan? Membuat sebuah salah paham sehingga mereka jadi bertengkar? Mereka malah melakukan seks di dapur!”
“Apa!?” Gareth jadi makin emosi. Sam malah terkekeh seolah menertawai Gareth dengan rencananya yang gagal
Dion tidak bisa tidur pasca pengakuan yang dilakukannya dan Venus sebelum makan malam mereka. Venus memang terlihat tidak mempermasalahkan lagi apa yang terjadi tadi sore. Akan tetapi, Dion paham betul istrinya. Ia akan lebih memilih menyimpan dari pada mengungkap keresahannya.Tangan Dion terus membelai kepala dan rambut Venus yang tengah tidur di pelukannya. Ia tengah berpikir tentang motif Beatrice dan hubungannya dengan apa yang terjadi. Insting Dion mulai menangkap ada yang hubungan antara kasus yang tengah diselesaikan oleh Andrew dengan cara Beatrice mendekatinya.Dion tidak ingin mengganggu istirahat Venus yang pasti kelelahan atas semua kegiatannya hari ini. Ia memeluk lalu perlahan membaringkan Venus dengan lembut pada bantalnya sembari terus membelai kepalanya. Dion tersenyum kala menatap wajah Venus yang sedang lelap. Ia mendekatkan ujung hidungnya sedikit mempermainkan ujungnya dengan ujung hidungnya lalu mengecup keningnya perlahan.Dion kembali tu
Dion tiba di King Arsenal Corp setelah kurang lebih 35 menit berkendara. Ia turun setellah dibukakan pintu oleh salah seorang doorman sekaligus petugas keamanan. Dari mobil yang mengekori dan berhenti di seberang jalan, terlihat Dion tersenyum mengangguk pada pegawainya itu sebelum ia masuk. Pria yang mengekori Dion tersebut lantas mencatat sesuatu di bukunya beberapa saat kemudian.“Aku akan memeriksa kameranya dulu, Pak. Setelah itu akan melaporkannya padamu segera!” ujar Kyle pada Dion di depan pintu lift. Dion pun mengangguk dan berpisah dengan Kyle yang berbalik menuju pabrik untuk memeriksa ruang uji coba yang kemarin merek gunakan. Sementara itu Dion naik ke ruangannya sendirian.Saat Dion keluar dari liftnya, ia menoleh ke samping kiri. Terlihat Beatrice tengah mengobrol dan bercanda di ujung koridor dengan seorang pegawai pria. Mereka tengah berada di depan mesin fotokopi yang ada di ujung koridor. Dion mengernyitkan kening dan sedikit mengeraskan
Senyuman Dion mengembang kala ia berjalan masuk ke ruang makan. Venus baru saja selesai menyiapkan makan malam mereka di rumah. Bahkan Venus telah mengenakan gaun untuk makan malam yang cantik.“Kamu sangat cantik, Dewiku!” puji Dion meraih tangan Venus lalu mengecup punggung tangannya dengan lembut. Venus ikut mendekat lalu membalas mengecup punggung jemari Dion yang masih menggenggam tangannya. Dion tidak bisa menahan rasa rindunya lalu menarik Venus mencumbunya mesra sambil tersenyum.“Ayo kita makan malam, kamu pasti laparkan, Mas?” ujar Venus dengan lembut menyentuh pundak Dion. Dion tersenyum mengangguk. Sambil tetap merangkul pinggang Venus, ia berjalan mendekati meja makan yang telah diatur untuk makan malam romantis mereka.Dion begitu bahagia saat Venus melayani makan malamnya. Rasanya hidupnya jadi makin sempurna.“Ini benar-benar enak. Kamu kok tahu aku sedang kangen nasi putih dan tempe orak arik kayak gini?&rdqu
Sambil menggigit bibir bawahnya dengan rasa gundah, Venus tengah menunggu hasil tes kehamilan mandiri yang ia lakukan sekarang. Saat menunggu, Claire menghubunginya tentang Chloe. Jadilah Venus tidak ingin melihat hasil test pack kehamilan itu dahulu sebelum menyelesaikan obrolan dengan ibunya.“Chloe tiba-tiba saja menerima lamaran Heart padahal Aldrich baru bicara tentang melamar dia sama Mommy dan Daddy,” tukas Claire dari sambungan telepon. Venus hanya mendengar saja. Ia menarik napas panjang dan duduk di salah satu sofa walk in closetnya sambil memegang kening.“Terus Daddy bilang apa?”“Daddy kamu cuma bengong gak protes apa-apa! Aldrich langsung pergi begitu saja.”“Aldrich mendengar soal lamaran itu?” tanya Venus lagi.“Iya, dia mendengar semuanya. Huff, gimana dong sekarang, Ven? Mommy bingung harus bersikap seperti apa. Chloe gak mau ngomong, dia jadi makin tertutup sekarang.” Cl
Venus menuruti ajakan Gareth untuk berbicara masalah bisnis di sebuah coffeshop. Perusahaan konstruksi yang sedang dipimpin oleh Gareth tengah mengikuti salah satu proses tender yang dilakukan oleh perusahaan besar The Great Alexander Enterprise. Sebagai partner, Winthrop Design Corp diminta oleh perusahaan itu untuk menilai calon kontraktor dan subnya demi proyek tender besar itu.“Aku tahu kamu belum sepenuhnya aktif di Winthrop, tapi aku ingin mengetahui seperti apa sistem dan skema penilaian yang akan dilakukan,” ujar Gareth yang duduk satu meja kopi yang sama dengan Venus. Venus mengangguk pelan.Seorang pelayan lalu datang memberikan pesanan mereka. Venus memesan hot Americano begitu pula dengan Gareth.“Aku pikir kamu sudah berhenti minum kopi ...” cetus Gareth tiba-tiba. Venus pun menoleh pada Gareth sedikit kebingungan.“Aku tidak mengerti ...”“Maaf, aku kira kamu sudah hamil.” Gareth langsu
Dion menghela napas panjang usai menerima laporan penjualan dalam kuartal tahun ini. Situasi makin sulit dengan para demonstran anti undang-undang kebebasan pembelian senjata kini mulai menyasar perusahaan yang dipimpin oleh Dion. Pagi ini saja sudah ada belasan orang aktivis yang berdemo agar perusahaan yang memproduksi senjata itu ditutup.“Kita akan melakukan rapat nanti siang. Kumpulkan semua manajer. Minta Lopez untuk menyiapkan semuanya,” perintah Dion pada Kyle yang menunggu di dekat mejanya.“Baik, Pak.” Dion masih memperhatikan laporan yang tengah ia pegang sementara Kyle keluar untuk memberitahukan Beatrice tentang tugasnya.“Nona Lopez, Tuan Juliandra ingin kamu menyiapkan ruang rapat dan memanggil semua manajer. Dia ingin membahas laporan penjualan,” ujar Kyle pada Beatrice. Beatrice pun mengangguk mengerti pada Kyle. Ia segera melakukan tugasnya sementara Kyle masih berdiri memperhatikannya.Bahkan setelah
“Terima kasih sudah mau membantuku, Nona Lopez!” ucap Kyle dengan senyuman ramah. Beatrice membantunya membereskan segala kerusakan karpet yang terjadi akibat tumpahan kopi. Meski petugas kebersihan yang melakukan semuanya, namun Beatrice mengawasinya dengan baik.“Sama-sama, Tuan Madrid!” balas Beatrice jauh lebih ramah saat ini. Ia mulai tersenyum pada Kyle yang tidak lagi bersikap dingin.“Kalau begitu biar aku mentraktirmu malam ini, sebagai tanda terima kasih!” ungkap Kyle kembali melancarkan permintaan yang sama seperti beberapa hari lalu. Beatrice sempat tertegun menatap Kyle lalu tersenyum seperti merona. Ia sempat menundukkan wajahnya dan itu sekilas membuat Kyle memicingkan matanya.“Nona Lopez, apa kamu bersedia?” tanya Kyle lagi memastikan. Beatrice lalu tersenyum lagi dan mengangguk.“Tentu, kenapa tidak!” sahutnya membuat senyuman Kyle makin merekah. Kyle pun mengangguk kemudi
Pintu ruangan Dion pun terbuka. Kyle menarik Beatrice dengan rasa percaya dirinya. Meskipun dalam hatinya, ia berdoa agar Dion melakukan yang didengarnya di balik bilik tadi. Kyle seperti menahan kelegaan saat melihat tumpukan tisu agak berserakan di atas karpet yang telah bernoda kopi.“Lihatkan!” tunjuk Kyle pada Beatrice yang masih mengernyit tidak mengerti. Ia menghela napas panjang namun terlihat masih ragu.“Lalu di mana, Tuan Juliandra?” tanya Beatrice lagi. Dion yang masih bersembunyi di balik lemari sontak membesarkan matanya. Ia memutar pandangannya ke semua arah dan kamar mandi ada di seberangnya. Dion mengintip kembali memastikan jika posisinya bisa berlari ke arah kamar mandi.“Aku rasa dia di kamar mandi, entahlah! Aku di suruh membersihkannya dengan pel dan peralatan kebersihan. Dia pikir aku pembantunya! Jabatanku adalah executive assistant bukan janitor (petugas kebersihan)!” Kyle mulai mengomel lagi dengan kekesalannya.“Mungkin ma