Lucas memandang pria yang di sebut sepupu istrinya itu sebagai kekasihnya, dia sangat kenal dengan pria itu.Pria itu salah satu staf di kantornya, kalau tidak salah ingat pria itu bekerja di bagian Pemasaran.Pria yang di rangkul Gina itupun menatap ke arah Lucas dan Julia, menunjukkan wajah garangnya begitu mendengar pengaduan Gina."Apa benar yang di katakan kekasihku? kalian menindasnya? aku akan....!"Tiba-tiba pria itu menghentikan perkataannya, tubuhnya membeku di tempatnya tidak bisa bergerak.Matanya terbelalak terkejut bukan main, dan wajahnya kemudian terlihat pucat.Pria itu mendorong tubuh Gina dengan kasar, lalu pria itu dengan cepat membungkukkan tubuhnya menghadap ke arah Lucas."Tu... Tuan Lucas, maafkan saya, saya sungguh lancang, saya tidak tahu kalau itu anda, maafkan saya Tuan!" sahut pria itu ketakutan.Gina sontak terkejut melihat tindakan kekasihnya tersebut, dia terbelalak tidak percaya melihat kekasihnya itu menaruh rasa hormat kepada lelaki yang di rangkul Ju
Karena dirinya sudah begitu di permalukan, Gina memutuskan akan meninggalkan pesta lebih awal."Eh! tunggu! kamu tidak boleh pergi begitu saja, minta maaf pada Bosku, karena kamu sudah menghina istrinya!" sahut kekasih Gina dan menahan tangan Gina."Lepaskan aku! aku mau pergi!" teriak Gina menarik tangannya."Tidak! sebelum kamu minta maaf!" kata kekasih Gina tersebut semakin menguatkan cengkramannya memegang tangan Gina.Dia harus mengajarkan Gina bersikap sopan kepada Lucas, dia tidak ingin di pecat Lucas karena sikap Gina yang sudah menghina Bos nya tersebut."Minta maaf pada istriku!" terdengar suara tegas Lucas, dan membuat pria itu semakin takut.Dengan kencang, tangan Gina dia tarik, dan membawa Gina ke hadapan Julia.Dengan paksa lelaki itu memposisikan tubuh Gina, untuk memberikan maaf kepada Julia.Tangan pria itu dengan paksa menundukkan kepala Gina untuk meminta maaf."Cepat! ucapkan maaf pada istri Tuan Lucas!" ujar pria itu dengan suara kencang.Gina rasanya ingin menan
Karena tubuh Lucas yang begitu tinggi, Julia terpaksa menengadahkan wajahnya selama berdansa untuk memandang wajah suaminya itu."Ternyata kamu pandai juga berdansa sayang" bisik Lucas di telinga Julia."Aku pernah belajar untuk hobby saja bersama Tina!" kata Julia."Dan apakah kamu pernah berdansa dengan seseorang?" tanya Lucas penasaran, yang lebih tepatnya ingin menyelidiki, apakah Julia pernah dekat dengan seorang lelaki.Ada rasa cemburu membayangkan Julia pernah berdansa dengan seorang pria."Ya, pernah!" jawab Julia.Deg!Perasaan Lucas tidak senang mendengar jawaban Julia, rasa cemburu mulai mengalir dalam hatinya."Siapa? dan di mana?" tanya Lucas dengan nada sedikit jengkel, tanpa sadar tangannya yang memegang pinggang Julia, mencengkram erat pinggang ramping itu.Julia merasakan tekanan tangan Lucas di pinggangnya, sepertinya Lucas marah."Dengan Tina, saat kami di kota persembunyian ku!" jawab Julia menatap mata Lucas yang begitu lekat menatap matanya."Benarkah?" nada sua
Tangan Lucas semakin erat memeluk pinggang Julia, dan menarik tubuh istrinya itu semakin merapat padanya."Katakan sekali lagi sayang, aku belum puas mendengarnya" bisik Lucas."Aku mencintaimu, sangat mencintaimu" bisik Julia.Lucas tersenyum bahagia, hatinya begitu puas mendengar dengan jelas sekali lagi apa yang dibisikkan Julia.Tangannya menahan tengkuk Julia, dan kemudian mencium bibir Julia dengan lembut."Terimakasih sayang, akhirnya kamu mencintaiku juga" bisik Lucas setelah melepaskan ciumannya.Julia mengalungkan tangannya ke leher Lucas, lalu menarik leher Lucas, sehingga kepala suaminya itu semakin menunduk.Julia mencium bibir Lucas, dan mengulumnya dengan lembut, membuat Lucas bahagia sekali, merasakan lembutnya bibir Julia menciumnya.Mereka tidak perduli lagi dengan sekitar mereka, banyak pasang mata melihat kemesraan mereka.Mereka melampiaskan rasa bahagia mereka, tidak memperdulikan pandangan mata para tamu di lantai dansa, yang senyum-senyum melihat kemesraan mere
Gina memperhatikan sekitarnya, dia terlihat tersenyum senang.Akhirnya maksud tujuannya akan sukses, sangat beruntung sekali tidak ada orang di dekat lokasi alarm.Gina dengan cepat menekan alarm, dan setelah itu bergegas menjauh dari sana.Ringgggg!!Alarm berbunyi dengan kuatnya, dan membuat semua tamu dalam area aula dansa menghentikan dansa mereka, bersamaan dengan musik yang spontan berhenti.Aula dansa sontak riuh dan ribut, semua menanyakan apa yang terjadi.Lucas dengan sigap mendekap Julia dalam pelukannya, menjaga istrinya jangan sampai panik."Tenang sayang, jangan panik, mungkin tidak terjadi hal yang serius!" ujar Lucas menenangkan Julia.Julia membalas dekapan Lucas, perasaannya begitu tenang dalam dekapan Lucas."Maaf, untuk semuanya... Tuan dan Nyonya atas ketidak nyamanan ini, kami akan periksa apa yang sebenarnya yang terjadi, harap tidak panik!" terdengar suara dalam saluran informasi.Gina di tempatnya mulai memasang strategi untuk menjebak Lucas, dia menunggu wakt
Julia tentu saja heran melihat petugas mengatakan seperti itu kepada Gina.Julia langsung berdiri dari duduknya, lalu mengatakan apa yang ada di pikirannya saat ini."Jangan bilang, kalau kamu yang membunyikan alarm itu!" sahut Julia dengan nada tinggi. Semua orang spontan melihat ke arah Gina."Kenapa kamu bisa mengatakan seperti itu sayang?" tanya Lucas bingung."Iya, kenapa kamu bisa menuduh aku!" ujar Gina menyetujui apa yang di katakan Lucas."Karena kalau kamu menginginkan sesuatu, pasti melakukan apapun untuk mendapatkan yang kamu inginkan!" sahut Julia dengan yakin."Sok tahu kamu, jangan sembarang menuduh!" sahut Gina mulai panik, dia tidak menyangka Julia mencurigainya."Anggur itu, aku yakin sudah kamu taruh sesuatu di dalamnya, benarkan?" ujar Julia menunjuk gelas yang di pegang Gina.Sembarangan kamu, jangan menuduh sembarangan ya!" kata Gina melotot."Coba minum kalau memang kamu tidak menaruh sesuatu di dalamnya!" ujar Julia semakin yakin, kalau Gina menaruh sesuatu di
Semua terperanjat melihat Gina membuang gelas anggur tersebut, ternyata memang benar Gina menaruh sesuatu ke dalam minuman itu."Ayo, ikut kami ke kantor Nona, anda harus menjelaskan maksud anda melakukan ini semua!" sahut Petugas kapal menarik tangan Gina."Tidak! tidak mau!" jerit Gina panik."Tuan dan Nyonya, sepertinya Nona ini menargetkan anda berdua, setidaknya anda berdua ikut dengan kami untuk menginterogasi Nona ini di kantor!""Baik, Ayo!" jawab Julia."Tidak! aku tidak mau! lepaskan aku!" teriak Gina ingin melepaskan diri.Dengan paksa Gina di tarik ke ruang interogasi, membuat semua tamu undangan melihat kepadanya dengan terheran-heran.Gina benar-benar sangat malu dengan kejadian yang dia buat sendiri, wajahnya menunduk menyembunyikan wajahnya dari tatapan mata tamu undangan tersebut.Begitu Gina di bawa masuk ke dalam ruang kantor kapal, wanita itu di letakkan petugas di sebuah kursi di tengah-tengah ruangan tersebut.Petugas kemudian menunjukkan layar monitor yang cukup
Lucas baru mengetahui tentang Julia yang selalu membantu perekonomian Tante istrinya itu.Edward tidak memberitahukan tentang masalah yang satu ini, perasaan Lucas jadi campur aduk mendengar perkataan Julia barusan."Apa maksudmu sayang, apakah kamu yang bekerja sewaktu tinggal dengan mereka?" tanya Lucas penasaran."Iya, dan selalu tidak cukup, sampai suatu hari rentenir datang menagih hutang mereka!" ujar Julia mulai menjelaskan."Itu karena biaya hidup yang tinggi, jadi memerlukan uang yang banyak, di tambah kamu yang tinggal bersama kami, dari mana semua itu di dapat? jadi Mama berinisiatif untuk meminjam uang ke rentenir, dan ternyata bunganya sangat tinggi, hutang Mama jadi menumpuk!" sahut Gina"Omong kosong, dasar boros! kalian selalu foya-foya, sampai berniat menjual ku karena tergiur dengan bayaran yang besar!" sahut Julia menampik semua apa yang dikatakan Gina."Seharusnya kamu yang di kamar itu, kamu sudah membuat hidupku berantakan, kamu menghancurkan masa depanku!" teria
Setelah acara resepsi selesai jam delapan malam, Adelia berganti pakaian dengan pakaian pesta mewah, yang di pilih oleh Ibunya. Sudah waktunya mereka akan pergi, menikmati hadiah bulan madu, yang di berikan Lucas kepada mereka. Di halaman lobby gedung aula Hotel, telah menunggu mobil pengantin, seperti apa yang di katakan Lucas tadi. Mobil mewah yang dihiasi dengan bunga mawar. "Bersenang-senang lah nak, ingat kalau pulang nanti, kamu sudah memberikan cucu kepadaku, ya?" ujar Adelia seraya memeluk Adelia dengan erat. "Aih, Mama ini! sudah punya cucu juga dari kak Lucas, tuh... bahkan sudah mau nambah satu lagi!" sahut Adelia cemberut. "Itu beda nak, maksud Mama anakmu, milikmu sendiri!" kata Lisbeth mengingat kan Adelia. Adelia diam saja, tidak menjawab perkataan Ibunya itu, dia malu untuk menjawabnya, yang menurutnya Mamanya itu terlalu terang-terangan membahas soal cucu. "Sudah ah, kami pergi dulu!" ujar Adelia. Sopir mobil mewah itu, dengan segera membuka daun pint
Adelia memeluk Daniel dengan erat, ia begitu senang sekali Daniel melamarnya, cara Daniel melamar seperti di novel romantis.Daniel dengan penuh keyakinan berlutut melamarnya, membuat Adelia jadi gemas pada Daniel.Sementara Daniel jadi tertawa dengan tindakan Adelia tersebut, menghamburkan tubuhnya dengan spontan, membuat mereka berdua sekarang berbaring di lantai, dengan posisi Daniel di bawah Adelia.Adelia berbaring di atas tubuh Daniel, memeluk Daniel dengan eratnya.Senyuman Adelia terus mengembang dengan bahagianya, berbaring di atas tubuh Daniel."Aku mau, jangan di tanya lagi, Ayo kita besok menikah!" ucap Adelia dengan bahagianya."Kita harus membuat persiapan dulu, baru kita melangsungkan pernikahan, aku ingin membuat pernikahan yang terbaik untukmu, sayang!" ujar Daniel tersenyum lebar."Apa? katakan sekali lagi!" sahut Adelia, mengangkat kepalanya memandang mata Daniel di bawahnya."Yang mana? aku ingin melangsungkan pernikahan yang terbaik untukmu!" ucap Daniel mengulang
Dua minggu berlalu.Hubungan Daniel dan Adelia, berjalan dengan baik, mereka terlihat sangat romantis.Tidak ada lagi pembullyan, Daniel menjadi Direktur yang sangat di segani, dan kinerjanya memuaskan Lucas.Hubungan Julia dengan Kakeknya, akhirnya menjadi lebih baik, dan Julia memaafkan Kakeknya.Pagi ini, Julia bangun pagi seperti biasanya, ia akan membantu pengasuh Harry untuk mempersiapkan Harry berangkat sekolah.Tapi, tiba-tiba Julia merasakan kepalanya sedikit pusing, dan perutnya terasa tidak nyaman.Julia menyingkirkan selimut dengan cepat, lalu turun dengan cepat dari tempat tidur, dan berlari ke kamar mandi."Sayang, kenapa?" tanya Lucas terkejut, melihat Julia yang tergesa-gesa ke kamar mandi.Julia tidak menjawab pertanyaan Lucas, ia menutup pintu kamar mandi dengan kencang.Melihat gelagat Julia yang terasa aneh, Lucas pun buru-buru turun dari tempat tidur, lalu masuk ke kamar mandi."Hoekk! hoekk!"Tampak Julia membungkuk di toilet, memuntahkan sesuatu dari mulutnya."
Makan malam akhirnya berjalan dengan sempurna, Daniel yang tadinya merasa canggung, bisa menyesuaikan dirinya dengan keluarga Adelia.Harry yang banyak pertanyaan, bisa di jawab Daniel dengan baik, dan semua orang, yang ada di ruang makan itu, selalu setuju dengan pertanyaan yang diajukan ponakan Adelia itu.Daniel merasa keponakan Adelia, sosok yang sangat berpengaruh di keluarga kekasihnya itu.la senyum-senyum lucu, melihat ponakan Adelia yang pintar dalam berbicara, sungguh anak yang menggemaskan."Paman, hati-hati naik motor ya, jangan terlalu kencang menyetirnya!" sahut Harry, saat mereka sudah selesai makan, dan saatnya Daniel akan permisi untuk pulang."Iya, terimakasih Harry!" ucap Daniel tersenyum hangat, mendengar perhatian putra Bosnya itu padanya."Papa, aku akan keluar sebentar, aku mau mengobrol sebentar dengan Daniel!" ujar Adelia, saat Daniel selesai pamit untuk pulang, pada ke dua calon mertuanya."Jangan terlalu larut pulangnya!" sahut Piter."Iya, Pa!" jawab Adelia
Malam harinya sebelum jam tujuh malam, Adelia sudah mulai berdandan dengan cantik.la sudah berpesan kepada Bibi koki, untuk memasak, masakan istimewa malam ini, karena ada tamu yang akan datang, untuk makan malam bersama keluarga Sylvester.Sementara Lucas sudah tahu, siapa yang akan datang malam ini, setelah adiknya itu mengatakan kepada orang tua mereka, kalau Adelia ingin memperkenalkan seseorang kepada orang tua mereka."Tante, kamu cantik sekali malam ini!" sahut Harry dengan nyaringnya, melihat Adelia berdandan tidak seperti biasanya.Wajah Adelia merona, mendengar suara ponakannya mengatakan kalau ia begitu cantik."Benarkah?" tanya Adelia, malu-malu kucing, seraya membenarkan letak helaian rambutnya."Iya! apakah paman hari ini mau datang melihat Tante?" tanya Harry dengan polosnya.Wajah Adelia semakin merona mendengar lagi, apa yang di katakan ponakannya itu.la heran dengan ponakannya itu, yang selalu bicara benar, dan tidak pernah salah.Harry menatap Adelia yang tampak m
Perlahan jempol Daniel menelusuri bibir Adelia, yang masih memejamkan matanya.Bibir Adelia yang sedikit terbuka itu, terlihat begitu ranum, dan sangat menggoda.Ternyata Adelia juga merasakan hal yang sama dengan dirinya, membuat Daniel begitu bahagia.Matanya terasa panas, ia pun menangis bahagia.Adelia seorang putri konglomerat, menyukai dirinya seorang pria miskin, yang tidak memiliki apa pun, untuk di pamerkan pada Adelia.Daniel menempelkan keningnya pada kening Adelia, ia pun menangis tanpa suara.Daniel tidak sadar air matanya, jatuh ke pipi Adelia, sehingga membuat Adelia membuka matanya.Karena kening Daniel menempel pada kening Adelia, tatapan mata Adelia dengan jelas melihat Daniel yang sedang menangis diam-diam, sembari memejamkan mata."Kenapa?" tanya Adelia keheranan.Bukankah tadi dia mengecup bibirku dengan lembut? kenapa sekarang dia jadi menangis? pikir Adelia bingung.Perlahan mata Daniel terbuka, dan menatap mata Adelia, dengan matanya yang sembab."Nona, kenapa
Mata Daniel berkedip menatap wajah Adelia, yang terlihat ramah dengan senyuman manisnya.Ting!Lift terbuka, dengan senyuman yang masih merekah di bibirnya, Adelia menarik Daniel keluar dari dalam lift.Benar saja, sebuah mobil sedari tadi telah menunggu Daniel.Seorang pria berpakaian formal membuka pintu mobil, untuk Daniel dan Adelia.Dengan patuh Daniel masuk ke dalam mobil, dan duduk berdampingan dengan Adelia."Nona!" panggil Daniel."Iya, ada apa?" jawab Adelia."Maksudnya apa ini? saya tidak mengerti, kenapa saya di pindahkan, apakah karena saya melakukan kesalahan?" tanya Daniel mengungkapkan, perasaannya yang sedari tadi tidak tenang.Sepertinya Daniel tidak ingin membahas, tentang wanita yang di tendang Adelia tadi.Adelia memandang Daniel, ia pikir Daniel akan mengatakan sesuatu, tentang wanita yang mereka tinggalkan begitu saja di depan lift.Ternyata Daniel lebih fokus pada kepindahannya, dari pada membicarakan tentang mantan pacarnya itu."Oh, soal itu, aku meminta kak
Setelah melihat Julia dan Harry di antar sopir baru, yang di rekrut Lucas, barulah Lucas dan Adelia berangkat ke kantor.Hari ini pemindahan Daniel ke bagian pemasaran, salah satu mall Sylvester di kota mereka.Sesampainya di kantor, Adelia seperti biasa melakukan rutinitasnya terlebih dahulu, memeriksa berkas yang ada di mejanya.Setelah itu membawanya masuk ke dalam ruang kantor Lucas.Lalu membuat kopi seperti biasa, untuk Lucas.Barulah ia kemudian memberitahukan ke bagian HRD, tentang pemindahan Daniel.Daniel terdiam di tempatnya, saat staf HRD memberitahukan kepadanya, untuk bersiap pindah kantor."A..apa maksud anda, Nona?" tanya Daniel kepada staf HRD tersebut."Hari ini, kantor anda pindah ke mall Anggrek putih!" sahut wanita itu."Sa..salah saya apa? kenapa saya harus di pindahkan ke mall Anggrek?" tanya Daniel terperanjat.Otaknya kemudian berputar, memikirkan kesalahan apa kira-kira yang telah ia perbuat.Daniel sontak terlonjak dari tempat duduknya, ia ingat tadi malam m
Esok harinya.Seperti biasa selagi Lucas mandi, Julia membersihkan kamar mereka, membuka jendela balkon, supaya udara pagi masuk ke kamar.Lalu mengganti sprei dengan yang baru, karena telah mencium aroma yang mulai berbau lembab.Setelah itu mempersiapkan pakaian kerja Lucas, dan menunggu suaminya itu selesai mandi."Sayang, pagi ini aku juga akan pergi ke restoran lagi!" sahut Julia kepada Lucas, saat pria itu keluar dari kamar mandi."Kenapa jadi rutin pergi ke restoran? bukankah sudah ada Nona Tina, yang memantau segalanya?" tanya Lucas sembari mengelap rambutnya, yang basah dengan handuk."Restoran semakin ramai, perlu resep baru lagi, untuk di tambahkan ke buku menu!" ujar Julia.Tangannya meraih hairdryer, dan memberi isyarat dengan tangannya, agar Lucas duduk di depan meja rias.Masih mengenakan handuk, melilit pinggulnya, Lucas menuruti gerakan tangan istrinya itu.la dengan patuh duduk di depan meja rias, dan mulai merasakan tangan kecil istrinya itu, mengeringkan rambutnya