Gina memperhatikan sekitarnya, dia terlihat tersenyum senang.Akhirnya maksud tujuannya akan sukses, sangat beruntung sekali tidak ada orang di dekat lokasi alarm.Gina dengan cepat menekan alarm, dan setelah itu bergegas menjauh dari sana.Ringgggg!!Alarm berbunyi dengan kuatnya, dan membuat semua tamu dalam area aula dansa menghentikan dansa mereka, bersamaan dengan musik yang spontan berhenti.Aula dansa sontak riuh dan ribut, semua menanyakan apa yang terjadi.Lucas dengan sigap mendekap Julia dalam pelukannya, menjaga istrinya jangan sampai panik."Tenang sayang, jangan panik, mungkin tidak terjadi hal yang serius!" ujar Lucas menenangkan Julia.Julia membalas dekapan Lucas, perasaannya begitu tenang dalam dekapan Lucas."Maaf, untuk semuanya... Tuan dan Nyonya atas ketidak nyamanan ini, kami akan periksa apa yang sebenarnya yang terjadi, harap tidak panik!" terdengar suara dalam saluran informasi.Gina di tempatnya mulai memasang strategi untuk menjebak Lucas, dia menunggu wakt
Julia tentu saja heran melihat petugas mengatakan seperti itu kepada Gina.Julia langsung berdiri dari duduknya, lalu mengatakan apa yang ada di pikirannya saat ini."Jangan bilang, kalau kamu yang membunyikan alarm itu!" sahut Julia dengan nada tinggi. Semua orang spontan melihat ke arah Gina."Kenapa kamu bisa mengatakan seperti itu sayang?" tanya Lucas bingung."Iya, kenapa kamu bisa menuduh aku!" ujar Gina menyetujui apa yang di katakan Lucas."Karena kalau kamu menginginkan sesuatu, pasti melakukan apapun untuk mendapatkan yang kamu inginkan!" sahut Julia dengan yakin."Sok tahu kamu, jangan sembarang menuduh!" sahut Gina mulai panik, dia tidak menyangka Julia mencurigainya."Anggur itu, aku yakin sudah kamu taruh sesuatu di dalamnya, benarkan?" ujar Julia menunjuk gelas yang di pegang Gina.Sembarangan kamu, jangan menuduh sembarangan ya!" kata Gina melotot."Coba minum kalau memang kamu tidak menaruh sesuatu di dalamnya!" ujar Julia semakin yakin, kalau Gina menaruh sesuatu di
Semua terperanjat melihat Gina membuang gelas anggur tersebut, ternyata memang benar Gina menaruh sesuatu ke dalam minuman itu."Ayo, ikut kami ke kantor Nona, anda harus menjelaskan maksud anda melakukan ini semua!" sahut Petugas kapal menarik tangan Gina."Tidak! tidak mau!" jerit Gina panik."Tuan dan Nyonya, sepertinya Nona ini menargetkan anda berdua, setidaknya anda berdua ikut dengan kami untuk menginterogasi Nona ini di kantor!""Baik, Ayo!" jawab Julia."Tidak! aku tidak mau! lepaskan aku!" teriak Gina ingin melepaskan diri.Dengan paksa Gina di tarik ke ruang interogasi, membuat semua tamu undangan melihat kepadanya dengan terheran-heran.Gina benar-benar sangat malu dengan kejadian yang dia buat sendiri, wajahnya menunduk menyembunyikan wajahnya dari tatapan mata tamu undangan tersebut.Begitu Gina di bawa masuk ke dalam ruang kantor kapal, wanita itu di letakkan petugas di sebuah kursi di tengah-tengah ruangan tersebut.Petugas kemudian menunjukkan layar monitor yang cukup
Lucas baru mengetahui tentang Julia yang selalu membantu perekonomian Tante istrinya itu.Edward tidak memberitahukan tentang masalah yang satu ini, perasaan Lucas jadi campur aduk mendengar perkataan Julia barusan."Apa maksudmu sayang, apakah kamu yang bekerja sewaktu tinggal dengan mereka?" tanya Lucas penasaran."Iya, dan selalu tidak cukup, sampai suatu hari rentenir datang menagih hutang mereka!" ujar Julia mulai menjelaskan."Itu karena biaya hidup yang tinggi, jadi memerlukan uang yang banyak, di tambah kamu yang tinggal bersama kami, dari mana semua itu di dapat? jadi Mama berinisiatif untuk meminjam uang ke rentenir, dan ternyata bunganya sangat tinggi, hutang Mama jadi menumpuk!" sahut Gina"Omong kosong, dasar boros! kalian selalu foya-foya, sampai berniat menjual ku karena tergiur dengan bayaran yang besar!" sahut Julia menampik semua apa yang dikatakan Gina."Seharusnya kamu yang di kamar itu, kamu sudah membuat hidupku berantakan, kamu menghancurkan masa depanku!" teria
Lucas merasakan suasana di dalam mobil terasa begitu suram, perasaannya sangat tidak nyaman."Sayang, maaf!" sahut Lucas memecah keheningan, dia memang keterlaluan tidak menjaga perasaan Julia tadi."Maafkan aku, aku memang keterlaluan, sok merasa pintar dan merasa kamu asal sembarangan bicara, aku bodoh, seharusnya sadar, kalau kamu yang lebih tahu mengenai sepupu mu, dari pada aku!" sahut Lucas lagi dengan nada menyesal.Julia diam saja, dia tidak menanggapi apa yang dikatakan Lucas.Julia memandang ke luar mobil dalam diam, memperhatikan suasana jalanan dengan tenang.Lucas semakin tidak nyaman dengan diamnya Julia, perasaannya semakin tidak tenang.Lucas melirik Julia yang memandang keluar mobil, tanpa ada niat sedikitpun menoleh ke arahnya.Tangan panjang Lucas meraih tangan Julia yang ada pada pangkuan istrinya itu.Lucas menggenggam tangan kecil itu, dan meremasnya perlahan."Sayang!" panggil Lucas lagi.Julia masih tidak merespon panggilan Lucas, dan itu membuat Lucas jadi tid
Lucas merasakan Julia kehabisan napas, dia pun melepaskan ciuman mereka.Pria itu tersenyum lebar melihat wajah istrinya yang memerah, dan bibirnya yang merekah basah."Kamu sangat cantik sayang" bisik Lucas di telinga Julia, "Aku jadi ingin memakan mu!"Wajah Julia semakin merona mendengar bisikan Lucas, dengan tersipu malu tangannya mencubit lengan Lucas."Aduh!" Lucas pura-pura kesakitan karena cubitan Julia, yang sama sekali tidak terasa sakit.Julia sontak kaget mendengar suara Lucas yang kesakitan, ternyata cubitan tangannya terasa begitu sakit."Maaf" gumam Julia merasa bersalah, lalu mengelus tangan Lucas yang baru saja dia cubit.Senyuman Lucas semakin melebar begitu bahagianya, melihat Julia merasa bersalah dengan tindakannya menyakiti dirinya."Sayangku, kamu benar-benar sangat polos!" ucap Lucas menarik Julia ke dalam dekapannya, lalu mengecup tengkuk istrinya tersebut.Lucas tidak menyangka memiliki istri yang begitu menggemaskan, membuat dia semakin mencintai Julia."Ayo
Esoknya, Julia bangun ke siangan.Tidak biasanya dia bangun kesiangan, dan dia jadi kalang kabut bangun dari tempat tidur.Tapi sebuah tangan menariknya, dan membawanya ke dalam dekapan orang itu."Mau kemana sayang, kenapa kamu panik seperti itu?" ternyata Lucas masih bersamanya di tempat tidur.Masih meringkuk juga di bawah selimut bersamanya.Julia menatap Lucas yang masih memejamkan matanya, dan perlahan membuka kelopak matanya.Mata sayu Lucas menatap Julia yang memandangnya."Aku mau mengantar Harry ke sekolah!" ujar Julia."Putra kita itu sudah berangkat dari tadi sayang, aku sudah menyuruh pengasuhnya untuk mengantarkannya ke sekolah, nanti kita yang menjemput Harry pulang sekolah!" kata Lucas sembari mengelus pipi Julia."Oh, sudah pergi rupanya!" Julia meletakkan kembali kepalanya ke bantal.Lucas memeluk pinggang Julia, dan meletakkan dagunya ke atas kepala istrinya itu."Sayang, kita belum mengadakan acara resepsi kita, katakan kapan kamu ingin adakan resepsi pernikahan ki
Lucas membawa Julia ke Showroom mobil, dan membiarkan sendiri istrinya itu untuk memilih mobil yang diinginkannya.Julia yang buta akan mobil, tidak tahu mau memilih mobil model yang seperti apa cocok untuk seorang wanita.Julia melihat sebuah mobil berwarna merah, dari warna dan desainnya terlihat begitu elegan dan mewah."Bagaimana kalau yang itu, aku suka warna dan bentuknya!" sahut Julia menunjuk mobil yang dia mau."Oh, Toyota GR Supra, kamu sangat pandai dalam memilih mobil sayang, itu mobil yang keren!" sahut Lucas tersenyum lebar. 1Pria itu tidak menyangka, istrinya itu bisa memilih mobil yang berkelas."Kalau mahal, aku tidak mau, ganti yang murah saja!" ujar Julia mengikuti langkah Lucas dari belakang.Mereka mendekati mobil yang di tunjuk Julia, lalu Lucas memeriksa dengan teliti mobil tersebut.Ini model terbaru Tuan, sangat cocok untuk istri anda, istri anda sangat pandai dalam memilih mobil!" sahut si Manajer Showroom."Baiklah, kami pilih yang ini saja, tolong di kirim
Setelah acara resepsi selesai jam delapan malam, Adelia berganti pakaian dengan pakaian pesta mewah, yang di pilih oleh Ibunya. Sudah waktunya mereka akan pergi, menikmati hadiah bulan madu, yang di berikan Lucas kepada mereka. Di halaman lobby gedung aula Hotel, telah menunggu mobil pengantin, seperti apa yang di katakan Lucas tadi. Mobil mewah yang dihiasi dengan bunga mawar. "Bersenang-senang lah nak, ingat kalau pulang nanti, kamu sudah memberikan cucu kepadaku, ya?" ujar Adelia seraya memeluk Adelia dengan erat. "Aih, Mama ini! sudah punya cucu juga dari kak Lucas, tuh... bahkan sudah mau nambah satu lagi!" sahut Adelia cemberut. "Itu beda nak, maksud Mama anakmu, milikmu sendiri!" kata Lisbeth mengingat kan Adelia. Adelia diam saja, tidak menjawab perkataan Ibunya itu, dia malu untuk menjawabnya, yang menurutnya Mamanya itu terlalu terang-terangan membahas soal cucu. "Sudah ah, kami pergi dulu!" ujar Adelia. Sopir mobil mewah itu, dengan segera membuka daun pint
Adelia memeluk Daniel dengan erat, ia begitu senang sekali Daniel melamarnya, cara Daniel melamar seperti di novel romantis.Daniel dengan penuh keyakinan berlutut melamarnya, membuat Adelia jadi gemas pada Daniel.Sementara Daniel jadi tertawa dengan tindakan Adelia tersebut, menghamburkan tubuhnya dengan spontan, membuat mereka berdua sekarang berbaring di lantai, dengan posisi Daniel di bawah Adelia.Adelia berbaring di atas tubuh Daniel, memeluk Daniel dengan eratnya.Senyuman Adelia terus mengembang dengan bahagianya, berbaring di atas tubuh Daniel."Aku mau, jangan di tanya lagi, Ayo kita besok menikah!" ucap Adelia dengan bahagianya."Kita harus membuat persiapan dulu, baru kita melangsungkan pernikahan, aku ingin membuat pernikahan yang terbaik untukmu, sayang!" ujar Daniel tersenyum lebar."Apa? katakan sekali lagi!" sahut Adelia, mengangkat kepalanya memandang mata Daniel di bawahnya."Yang mana? aku ingin melangsungkan pernikahan yang terbaik untukmu!" ucap Daniel mengulang
Dua minggu berlalu.Hubungan Daniel dan Adelia, berjalan dengan baik, mereka terlihat sangat romantis.Tidak ada lagi pembullyan, Daniel menjadi Direktur yang sangat di segani, dan kinerjanya memuaskan Lucas.Hubungan Julia dengan Kakeknya, akhirnya menjadi lebih baik, dan Julia memaafkan Kakeknya.Pagi ini, Julia bangun pagi seperti biasanya, ia akan membantu pengasuh Harry untuk mempersiapkan Harry berangkat sekolah.Tapi, tiba-tiba Julia merasakan kepalanya sedikit pusing, dan perutnya terasa tidak nyaman.Julia menyingkirkan selimut dengan cepat, lalu turun dengan cepat dari tempat tidur, dan berlari ke kamar mandi."Sayang, kenapa?" tanya Lucas terkejut, melihat Julia yang tergesa-gesa ke kamar mandi.Julia tidak menjawab pertanyaan Lucas, ia menutup pintu kamar mandi dengan kencang.Melihat gelagat Julia yang terasa aneh, Lucas pun buru-buru turun dari tempat tidur, lalu masuk ke kamar mandi."Hoekk! hoekk!"Tampak Julia membungkuk di toilet, memuntahkan sesuatu dari mulutnya."
Makan malam akhirnya berjalan dengan sempurna, Daniel yang tadinya merasa canggung, bisa menyesuaikan dirinya dengan keluarga Adelia.Harry yang banyak pertanyaan, bisa di jawab Daniel dengan baik, dan semua orang, yang ada di ruang makan itu, selalu setuju dengan pertanyaan yang diajukan ponakan Adelia itu.Daniel merasa keponakan Adelia, sosok yang sangat berpengaruh di keluarga kekasihnya itu.la senyum-senyum lucu, melihat ponakan Adelia yang pintar dalam berbicara, sungguh anak yang menggemaskan."Paman, hati-hati naik motor ya, jangan terlalu kencang menyetirnya!" sahut Harry, saat mereka sudah selesai makan, dan saatnya Daniel akan permisi untuk pulang."Iya, terimakasih Harry!" ucap Daniel tersenyum hangat, mendengar perhatian putra Bosnya itu padanya."Papa, aku akan keluar sebentar, aku mau mengobrol sebentar dengan Daniel!" ujar Adelia, saat Daniel selesai pamit untuk pulang, pada ke dua calon mertuanya."Jangan terlalu larut pulangnya!" sahut Piter."Iya, Pa!" jawab Adelia
Malam harinya sebelum jam tujuh malam, Adelia sudah mulai berdandan dengan cantik.la sudah berpesan kepada Bibi koki, untuk memasak, masakan istimewa malam ini, karena ada tamu yang akan datang, untuk makan malam bersama keluarga Sylvester.Sementara Lucas sudah tahu, siapa yang akan datang malam ini, setelah adiknya itu mengatakan kepada orang tua mereka, kalau Adelia ingin memperkenalkan seseorang kepada orang tua mereka."Tante, kamu cantik sekali malam ini!" sahut Harry dengan nyaringnya, melihat Adelia berdandan tidak seperti biasanya.Wajah Adelia merona, mendengar suara ponakannya mengatakan kalau ia begitu cantik."Benarkah?" tanya Adelia, malu-malu kucing, seraya membenarkan letak helaian rambutnya."Iya! apakah paman hari ini mau datang melihat Tante?" tanya Harry dengan polosnya.Wajah Adelia semakin merona mendengar lagi, apa yang di katakan ponakannya itu.la heran dengan ponakannya itu, yang selalu bicara benar, dan tidak pernah salah.Harry menatap Adelia yang tampak m
Perlahan jempol Daniel menelusuri bibir Adelia, yang masih memejamkan matanya.Bibir Adelia yang sedikit terbuka itu, terlihat begitu ranum, dan sangat menggoda.Ternyata Adelia juga merasakan hal yang sama dengan dirinya, membuat Daniel begitu bahagia.Matanya terasa panas, ia pun menangis bahagia.Adelia seorang putri konglomerat, menyukai dirinya seorang pria miskin, yang tidak memiliki apa pun, untuk di pamerkan pada Adelia.Daniel menempelkan keningnya pada kening Adelia, ia pun menangis tanpa suara.Daniel tidak sadar air matanya, jatuh ke pipi Adelia, sehingga membuat Adelia membuka matanya.Karena kening Daniel menempel pada kening Adelia, tatapan mata Adelia dengan jelas melihat Daniel yang sedang menangis diam-diam, sembari memejamkan mata."Kenapa?" tanya Adelia keheranan.Bukankah tadi dia mengecup bibirku dengan lembut? kenapa sekarang dia jadi menangis? pikir Adelia bingung.Perlahan mata Daniel terbuka, dan menatap mata Adelia, dengan matanya yang sembab."Nona, kenapa
Mata Daniel berkedip menatap wajah Adelia, yang terlihat ramah dengan senyuman manisnya.Ting!Lift terbuka, dengan senyuman yang masih merekah di bibirnya, Adelia menarik Daniel keluar dari dalam lift.Benar saja, sebuah mobil sedari tadi telah menunggu Daniel.Seorang pria berpakaian formal membuka pintu mobil, untuk Daniel dan Adelia.Dengan patuh Daniel masuk ke dalam mobil, dan duduk berdampingan dengan Adelia."Nona!" panggil Daniel."Iya, ada apa?" jawab Adelia."Maksudnya apa ini? saya tidak mengerti, kenapa saya di pindahkan, apakah karena saya melakukan kesalahan?" tanya Daniel mengungkapkan, perasaannya yang sedari tadi tidak tenang.Sepertinya Daniel tidak ingin membahas, tentang wanita yang di tendang Adelia tadi.Adelia memandang Daniel, ia pikir Daniel akan mengatakan sesuatu, tentang wanita yang mereka tinggalkan begitu saja di depan lift.Ternyata Daniel lebih fokus pada kepindahannya, dari pada membicarakan tentang mantan pacarnya itu."Oh, soal itu, aku meminta kak
Setelah melihat Julia dan Harry di antar sopir baru, yang di rekrut Lucas, barulah Lucas dan Adelia berangkat ke kantor.Hari ini pemindahan Daniel ke bagian pemasaran, salah satu mall Sylvester di kota mereka.Sesampainya di kantor, Adelia seperti biasa melakukan rutinitasnya terlebih dahulu, memeriksa berkas yang ada di mejanya.Setelah itu membawanya masuk ke dalam ruang kantor Lucas.Lalu membuat kopi seperti biasa, untuk Lucas.Barulah ia kemudian memberitahukan ke bagian HRD, tentang pemindahan Daniel.Daniel terdiam di tempatnya, saat staf HRD memberitahukan kepadanya, untuk bersiap pindah kantor."A..apa maksud anda, Nona?" tanya Daniel kepada staf HRD tersebut."Hari ini, kantor anda pindah ke mall Anggrek putih!" sahut wanita itu."Sa..salah saya apa? kenapa saya harus di pindahkan ke mall Anggrek?" tanya Daniel terperanjat.Otaknya kemudian berputar, memikirkan kesalahan apa kira-kira yang telah ia perbuat.Daniel sontak terlonjak dari tempat duduknya, ia ingat tadi malam m
Esok harinya.Seperti biasa selagi Lucas mandi, Julia membersihkan kamar mereka, membuka jendela balkon, supaya udara pagi masuk ke kamar.Lalu mengganti sprei dengan yang baru, karena telah mencium aroma yang mulai berbau lembab.Setelah itu mempersiapkan pakaian kerja Lucas, dan menunggu suaminya itu selesai mandi."Sayang, pagi ini aku juga akan pergi ke restoran lagi!" sahut Julia kepada Lucas, saat pria itu keluar dari kamar mandi."Kenapa jadi rutin pergi ke restoran? bukankah sudah ada Nona Tina, yang memantau segalanya?" tanya Lucas sembari mengelap rambutnya, yang basah dengan handuk."Restoran semakin ramai, perlu resep baru lagi, untuk di tambahkan ke buku menu!" ujar Julia.Tangannya meraih hairdryer, dan memberi isyarat dengan tangannya, agar Lucas duduk di depan meja rias.Masih mengenakan handuk, melilit pinggulnya, Lucas menuruti gerakan tangan istrinya itu.la dengan patuh duduk di depan meja rias, dan mulai merasakan tangan kecil istrinya itu, mengeringkan rambutnya