Daniel terkejut melihat Adelia berdiri di luar pintu pantry, sepertinya enggan untuk masuk ke dalam."Nona..!" panggil Daniel memandang Adelia dengan tatapan, yang sulit di artikan."Apakah sudah selesai?" tanya Adelia."Kenapa anda berdiri di sana, tidak masuk ke dalam?" tanya Daniel heran."Aku menunggu kamu selesai membuat kopi, baru setelah kamu selesai, aku akan masuk!" sahut Adelia dengan nada suara seperti biasanya.Daniel terdiam di tempatnya, ia merasa kalau Adelia sepertinya menjaga jarak dengannya."Apakah kamu sudah selesai?" tanya Adelia, memandang cangkir kopi Daniel."Apakah anda ingin membuat kopi untuk Tuan Lucas?" tanya Daniel, tidak menjawab pertanyaan Adelia."Iya!" angguk Adelia."Bagaimana kalau saya bantu buatkan?" tanya Daniel menawarkan bantuan."Ti..tidak usah, kalau ada yang melihat kamu berbaik hati membantuku, nanti mereka jadi salah paham, biarkan saja aku yang seduh, kamu keluarlah kalau sudah selesai!" sahut Adelia dengan sedikit kencang, karena tangan
Adelia tidak menyangka kakaknya memberi Daniel posisi sebagai Direktur, sungguh lompatan yang sangat tinggi.Tanpa di sadari Adelia, senyuman kecil tersungging di sudut bibir gadis itu."Ada apa lagi, aku melihat senyuman di sudut bibirmu, kamu tidak senang ya!" sahut Lucas menegakkan tubuhnya di tempat duduknya, memandang adiknya itu dengan tatapan menyelidik.Senyuman Adelia semakin merekah, mendengar perkataan Lucas itu, ia merasa kakaknya itu begitu imut.Dengan langkah cepat, Adelia berjalan ke arah Lucas, dan mendaratkan ciumannya pada pipi kakaknya itu.Tentu saja tindakannya itu, membuat Lucas terkejut, hingga membuat mata Lucas terbelalak."Terimakasih, kak!" ucap Adelia semakin tersenyum lebar.Lucas hanya bisa memandang adiknya itu, dengan tatapan mata bengong, bukankah Daniel yang menerima posisi Direktur, bukan Adelia! tapi kenapa dia yang seperti menerima posisi tersebut? pikir Daniel bingung."Aku pergi dulu!" sahut Adelia dengan wajah merona bahagia.Belum sempat Lucas
Mendengar adiknya di tabrak mobil, langkah kaki Daniel, dengan cepat bergegas masuk ke dalam rumah.Daniel melihat adiknya, duduk di sofa dengan satu kaki di gips."Kak!" panggil adik Daniel."Bagaimana keadaanmu, apakah lukanya parah?" tanya Daniel dengan cemas."Tidak begitu parah, hanya keseleo saja!" jawab adik Daniel dengan nada tenang."Maaf, tadi saya tidak melihat ada seseorang berdiri di dekat mobil saya!" sahut pria yang menabrak Franky, adik Daniel."Terimakasih sudah membawa adik saya kerumah sakit, Tuan!" sahut Daniel dengan ramah."Itu sudah keharusan bagi saya, karena telah menabrak adik anda!" ujar pria itu.Pria itu meletakkan selembar cek ke atas meja, dengan nominal sepuluh juta."Ini untuk perawatan pemulihan kaki adik anda, kalau masih kurang, katakan saja pada saya, tanggung jawab saya untuk membantu kesembuhannya!" ucap pria itu."Itu terlalu banyak, anda tidak perlu memberi kompensasi, karena adik saya sudah di bawa ke rumah sakit!" ujar Daniel meraih cek dari
"Kak!" panggil adik Daniel memecah keheningan, yang terjadi lagi di antara mereka bertiga, karena Daniel menjelaskan tentang pria tadi, sebagai pria mesum."Oh..ehem! hai, Franky!" sahut Adelia menyapa adik Daniel, sambil menyunggingkan senyuman ramahnya.Gadis itu mencoba menghilangkan perasaan kagetnya, dan rasa malu yang di rasakan Daniel."Kak Daniel tidak pernah bercerita padaku, kalau kakak ternyata, sudah memiliki seorang kekasih!" sahut Franky memandang Daniel dan Adelia bergantian."Uhuk-uhuk..!" Daniel terbatuk-batuk mendengar apa yang di katakan Franky itu, wajahnya jadi memerah.Sementara Adelia, merasakan dadanya tiba-tiba jadi berdebar, perkataan adik Daniel itu, membuat hati Adelia terasa aneh, ia merasa suka dengan perkataan Franky.Sementara Daniel jadi semakin malu mendengar perkataan adiknya, karena tindakan spontan yang di lakukannya tadi."Franky! jangan bicara lagi, i..itu tadi hanya untuk melindungi Nona Adelia, kamu jangan menanyakan hal yang tidak masuk akal i
Adelia menarik kursi untuk Franky, setelah Franky duduk, ia pun menarik kursi untuk dirinya sendiri.Mereka berdua menunggu Daniel memasak makan malam, karena Daniel tidak memperbolehkan Adelia masuk ke dapurnya."Jadi, yang memasak setiap hari untuk kalian berdua, adalah Daniel?" tanya Adelia mencoba mengobrol dengan Franky, untuk mengakrabkan suasana di antara mereka berdua."Iya, kak!" jawab Franky dengan nada yang sedikit canggung.Tidak lama kemudian, Daniel datang membawa makan malam dari dapur.Adelia tidak menyangka, ternyata Daniel pandai memasak.Pria itu selain menjadi tulang punggung bagi adiknya, ia juga menjadi pengganti Ibu dan Ayah bagi adiknya.Adelia diam-diam merasa kagum pada Daniel, ternyata Daniel seorang pria yang luar biasa.Dan makan malam yang di masak Daniel, makanan lezat, yang pernah di coba Adelia.Adelia bisa membayangkan, bagaimana repotnya Daniel mengatur waktunya, dalam mengurus keluarganya."Apakah kamu tidak terpikir, mencari seorang gadis untuk di
Adelia menarik gagang pintu rumah Daniel, lalu menariknya untuk membuka pintu tersebut.Brak!Tiba-tiba pintu yang akan terbuka itu, tertutup kembali.Daniel berdiri di belakang Adelia, dengan satu tangan menekan pintu."Maaf!" gumam Daniel dari belakang Adelia, "Saya lepas kendali, tidak seharusnya saya bicara kasar pada anda!"Adelia melepaskan tangannya dari memegang gagang pintu, dan perlahan berbalik menghadap pada Daniel.Mereka saling memandang."Kamu tidak salah, aku yang terlalu lancang bertanya masalah pribadi padamu, kamu jangan terlalu merasa bersalah!" ucap Adelia dengan nada menenangkan Daniel."Saya akan mengantar anda pulang!" kata Daniel, tidak menyambung lagi perkataan Adelia, mengenai masalah pribadinya.Adelia merasa kalau Daniel, tidak terlalu berminat membahas mengenai wanita, yang di bicarakan adiknya tadi."Baiklah!" jawab Adelia.Daniel kemudian menarik gagang pintu, dan membuka pintu lebar-lebar, mempersilahkan Adelia untuk keluar lebih dahulu. Daniel berjal
Mansion itu terlihat begitu besar, tidak sebanding dengan rumah Daniel yang kecil.Membuat Daniel merasa dirinya, tidak pantas berteman dengan Adelia."Ayo masuk sampai depan pintu!" sahut Adelia dari belakang punggung Daniel, sembari memeluk Daniel dengan erat."Nona, sepertinya saya hanya bisa mengantarkan anda sampai depan pintu gerbang saja!" ujar Daniel merasa segan."Apakah kamu seperti begini dengan mantan pacarmu? terlalu cuek, mengantarkannya pulang, hanya sampai depan rumah saja?" tanya Adelia.Mendengar Adelia menyebutkan mantan pacarnya, wajah Daniel kembali berubah, ia tidak suka kalau wanita itu, di sebutkan lagi dalam pembicaraan mereka.Adelia mengangkat tangannya, dan melambaikan nya ke depan pintu gerbang.Srrr!Pintu gerbang tiba-tiba terbuka secara otomatis, dan itu membuat Daniel terkejut."Ayo, masuk!" sahut Adelia.Daniel terpaksa harus membawa Adelia masuk, sampai ke depan pintu rumah Adelia.Rasanya tidak sopan, hanya menurunkan Adelia di depan pintu gerbang M
Daniel semakin merasa segan, melihat Ibu Adelia memandangnya dengan lekat.la pun dengan cepat mengubah sikapnya, berdiri tegak, lalu membungkukkan tubuhnya sedikit dengan sopan."Malam Nyonya, saya Daniel, karyawan Tuan Lucas, saya mengantarkan Nona Adelia pulang, karena tadi Nona Adelia kebetulan membantu saya, maaf kalau saya terlalu malam mengantarnya pulang!" ucap Daniel dengan sopan, menundukkan sedikit kepalanya."Kamu tidak usah minta maaf, aku sendiri yang mau membantu kamu, jadi enggak usah sungkan seperti itu!" sahut Adelia, lalu mendekati Daniel.Mata Lisbeth nanar melihat gerak-gerik putrinya itu, dari gesture tubuh Adelia, mata tua Lisbeth melihat kalau Adelia menyukai pria yang terlihat begitu segan melihat kehadirannya itu."Oh, karyawan bagian apa?" tanya Lisbeth dengan nada sedikit arogan, dagunya dia angkat sedikit.Wajah Adelia langsung memerah mendengar nada bicara Ibunya itu, ia pun memandang Ibunya dengan tajam.Harry juga memandang Neneknya itu, dengan tatapan