Adelia menarik kursi untuk Franky, setelah Franky duduk, ia pun menarik kursi untuk dirinya sendiri.Mereka berdua menunggu Daniel memasak makan malam, karena Daniel tidak memperbolehkan Adelia masuk ke dapurnya."Jadi, yang memasak setiap hari untuk kalian berdua, adalah Daniel?" tanya Adelia mencoba mengobrol dengan Franky, untuk mengakrabkan suasana di antara mereka berdua."Iya, kak!" jawab Franky dengan nada yang sedikit canggung.Tidak lama kemudian, Daniel datang membawa makan malam dari dapur.Adelia tidak menyangka, ternyata Daniel pandai memasak.Pria itu selain menjadi tulang punggung bagi adiknya, ia juga menjadi pengganti Ibu dan Ayah bagi adiknya.Adelia diam-diam merasa kagum pada Daniel, ternyata Daniel seorang pria yang luar biasa.Dan makan malam yang di masak Daniel, makanan lezat, yang pernah di coba Adelia.Adelia bisa membayangkan, bagaimana repotnya Daniel mengatur waktunya, dalam mengurus keluarganya."Apakah kamu tidak terpikir, mencari seorang gadis untuk di
Adelia menarik gagang pintu rumah Daniel, lalu menariknya untuk membuka pintu tersebut.Brak!Tiba-tiba pintu yang akan terbuka itu, tertutup kembali.Daniel berdiri di belakang Adelia, dengan satu tangan menekan pintu."Maaf!" gumam Daniel dari belakang Adelia, "Saya lepas kendali, tidak seharusnya saya bicara kasar pada anda!"Adelia melepaskan tangannya dari memegang gagang pintu, dan perlahan berbalik menghadap pada Daniel.Mereka saling memandang."Kamu tidak salah, aku yang terlalu lancang bertanya masalah pribadi padamu, kamu jangan terlalu merasa bersalah!" ucap Adelia dengan nada menenangkan Daniel."Saya akan mengantar anda pulang!" kata Daniel, tidak menyambung lagi perkataan Adelia, mengenai masalah pribadinya.Adelia merasa kalau Daniel, tidak terlalu berminat membahas mengenai wanita, yang di bicarakan adiknya tadi."Baiklah!" jawab Adelia.Daniel kemudian menarik gagang pintu, dan membuka pintu lebar-lebar, mempersilahkan Adelia untuk keluar lebih dahulu. Daniel berjal
Mansion itu terlihat begitu besar, tidak sebanding dengan rumah Daniel yang kecil.Membuat Daniel merasa dirinya, tidak pantas berteman dengan Adelia."Ayo masuk sampai depan pintu!" sahut Adelia dari belakang punggung Daniel, sembari memeluk Daniel dengan erat."Nona, sepertinya saya hanya bisa mengantarkan anda sampai depan pintu gerbang saja!" ujar Daniel merasa segan."Apakah kamu seperti begini dengan mantan pacarmu? terlalu cuek, mengantarkannya pulang, hanya sampai depan rumah saja?" tanya Adelia.Mendengar Adelia menyebutkan mantan pacarnya, wajah Daniel kembali berubah, ia tidak suka kalau wanita itu, di sebutkan lagi dalam pembicaraan mereka.Adelia mengangkat tangannya, dan melambaikan nya ke depan pintu gerbang.Srrr!Pintu gerbang tiba-tiba terbuka secara otomatis, dan itu membuat Daniel terkejut."Ayo, masuk!" sahut Adelia.Daniel terpaksa harus membawa Adelia masuk, sampai ke depan pintu rumah Adelia.Rasanya tidak sopan, hanya menurunkan Adelia di depan pintu gerbang M
Daniel semakin merasa segan, melihat Ibu Adelia memandangnya dengan lekat.la pun dengan cepat mengubah sikapnya, berdiri tegak, lalu membungkukkan tubuhnya sedikit dengan sopan."Malam Nyonya, saya Daniel, karyawan Tuan Lucas, saya mengantarkan Nona Adelia pulang, karena tadi Nona Adelia kebetulan membantu saya, maaf kalau saya terlalu malam mengantarnya pulang!" ucap Daniel dengan sopan, menundukkan sedikit kepalanya."Kamu tidak usah minta maaf, aku sendiri yang mau membantu kamu, jadi enggak usah sungkan seperti itu!" sahut Adelia, lalu mendekati Daniel.Mata Lisbeth nanar melihat gerak-gerik putrinya itu, dari gesture tubuh Adelia, mata tua Lisbeth melihat kalau Adelia menyukai pria yang terlihat begitu segan melihat kehadirannya itu."Oh, karyawan bagian apa?" tanya Lisbeth dengan nada sedikit arogan, dagunya dia angkat sedikit.Wajah Adelia langsung memerah mendengar nada bicara Ibunya itu, ia pun memandang Ibunya dengan tajam.Harry juga memandang Neneknya itu, dengan tatapan
Esok harinya.Seperti biasa selagi Lucas mandi, Julia membersihkan kamar mereka, membuka jendela balkon, supaya udara pagi masuk ke kamar.Lalu mengganti sprei dengan yang baru, karena telah mencium aroma yang mulai berbau lembab.Setelah itu mempersiapkan pakaian kerja Lucas, dan menunggu suaminya itu selesai mandi."Sayang, pagi ini aku juga akan pergi ke restoran lagi!" sahut Julia kepada Lucas, saat pria itu keluar dari kamar mandi."Kenapa jadi rutin pergi ke restoran? bukankah sudah ada Nona Tina, yang memantau segalanya?" tanya Lucas sembari mengelap rambutnya, yang basah dengan handuk."Restoran semakin ramai, perlu resep baru lagi, untuk di tambahkan ke buku menu!" ujar Julia.Tangannya meraih hairdryer, dan memberi isyarat dengan tangannya, agar Lucas duduk di depan meja rias.Masih mengenakan handuk, melilit pinggulnya, Lucas menuruti gerakan tangan istrinya itu.la dengan patuh duduk di depan meja rias, dan mulai merasakan tangan kecil istrinya itu, mengeringkan rambutnya
Setelah melihat Julia dan Harry di antar sopir baru, yang di rekrut Lucas, barulah Lucas dan Adelia berangkat ke kantor.Hari ini pemindahan Daniel ke bagian pemasaran, salah satu mall Sylvester di kota mereka.Sesampainya di kantor, Adelia seperti biasa melakukan rutinitasnya terlebih dahulu, memeriksa berkas yang ada di mejanya.Setelah itu membawanya masuk ke dalam ruang kantor Lucas.Lalu membuat kopi seperti biasa, untuk Lucas.Barulah ia kemudian memberitahukan ke bagian HRD, tentang pemindahan Daniel.Daniel terdiam di tempatnya, saat staf HRD memberitahukan kepadanya, untuk bersiap pindah kantor."A..apa maksud anda, Nona?" tanya Daniel kepada staf HRD tersebut."Hari ini, kantor anda pindah ke mall Anggrek putih!" sahut wanita itu."Sa..salah saya apa? kenapa saya harus di pindahkan ke mall Anggrek?" tanya Daniel terperanjat.Otaknya kemudian berputar, memikirkan kesalahan apa kira-kira yang telah ia perbuat.Daniel sontak terlonjak dari tempat duduknya, ia ingat tadi malam m
Mata Daniel berkedip menatap wajah Adelia, yang terlihat ramah dengan senyuman manisnya.Ting!Lift terbuka, dengan senyuman yang masih merekah di bibirnya, Adelia menarik Daniel keluar dari dalam lift.Benar saja, sebuah mobil sedari tadi telah menunggu Daniel.Seorang pria berpakaian formal membuka pintu mobil, untuk Daniel dan Adelia.Dengan patuh Daniel masuk ke dalam mobil, dan duduk berdampingan dengan Adelia."Nona!" panggil Daniel."Iya, ada apa?" jawab Adelia."Maksudnya apa ini? saya tidak mengerti, kenapa saya di pindahkan, apakah karena saya melakukan kesalahan?" tanya Daniel mengungkapkan, perasaannya yang sedari tadi tidak tenang.Sepertinya Daniel tidak ingin membahas, tentang wanita yang di tendang Adelia tadi.Adelia memandang Daniel, ia pikir Daniel akan mengatakan sesuatu, tentang wanita yang mereka tinggalkan begitu saja di depan lift.Ternyata Daniel lebih fokus pada kepindahannya, dari pada membicarakan tentang mantan pacarnya itu."Oh, soal itu, aku meminta kak
Perlahan jempol Daniel menelusuri bibir Adelia, yang masih memejamkan matanya.Bibir Adelia yang sedikit terbuka itu, terlihat begitu ranum, dan sangat menggoda.Ternyata Adelia juga merasakan hal yang sama dengan dirinya, membuat Daniel begitu bahagia.Matanya terasa panas, ia pun menangis bahagia.Adelia seorang putri konglomerat, menyukai dirinya seorang pria miskin, yang tidak memiliki apa pun, untuk di pamerkan pada Adelia.Daniel menempelkan keningnya pada kening Adelia, ia pun menangis tanpa suara.Daniel tidak sadar air matanya, jatuh ke pipi Adelia, sehingga membuat Adelia membuka matanya.Karena kening Daniel menempel pada kening Adelia, tatapan mata Adelia dengan jelas melihat Daniel yang sedang menangis diam-diam, sembari memejamkan mata."Kenapa?" tanya Adelia keheranan.Bukankah tadi dia mengecup bibirku dengan lembut? kenapa sekarang dia jadi menangis? pikir Adelia bingung.Perlahan mata Daniel terbuka, dan menatap mata Adelia, dengan matanya yang sembab."Nona, kenapa