Semenjak Lucas menikah dengan Julia, dia tidak pernah lagi tidur di Mansion.Malam ini akhirnya Lucas bisa tidur lagi di kamarnya, bersama Julia.Sementara Harry tidur di kamar Ibunya, atas permintaan Ibunya yang ingin tidur dengan putranya tersebut.Julia melihat seputar kamar Lucas, begitu memasuki kamar suaminya itu.Kamar Lucas cukup luas juga, hampir sama dengan yang di villa."Kenapa sayang?" tanya Lucas memeluk Julia dari belakang."Kamar kamu luas juga, hampir sama dengan yang di villa!" kata Julia sembari masih mengedarkan pandangannya ke seputar kamar Lucas."Kita bakalan sering menginap di sini sayang, Mama sepertinya sudah menyukai Harry!" kata Lucas, lalu membalikkan tubuh Julia menghadap ke arahnya."Iya, aku juga melihat kalau Mama mertua sudah menyukai Harry, aku merasa lega sekali!" ucap Julia tersenyum senang."Dan sebentar lagi, dia akan bakalan berbicara dengan mu!" ujar Lucas ikut tersenyum juga.Tangan Lucas membelai pipi Julia dengan lembut, lalu menyelipkan ram
Esok harinya.Harry bangun lebih awal dari Lisbeth, putra Lucas itu sudah menjadi kebiasaannya, untuk bangun pagi lebih awal, karena dia ingat akan pergi sekolah.Tangan kecilnya mengusap-usap matanya, yang terasa masih berat, lalu memperhatikan di mana dia berada.Harry melihat Lisbeth yang masih tertidur di balik selimut, barulah dia sadar, kalau dia sekarang di rumah Kakeknya, bersama ke dua orang tuanya.Harry perlahan turun dari tempat tidur Lisbeth, lalu kemudian memakai sandal kamar.Harry pun keluar dari kamar Lisbeth, dia kemudian mencari kamar Ayahnya.Disepanjang koridor lantai atas, dia membuka setiap pintu, yang menurutnya sebuah kamar.Beberapa pintu kamar ada yang bisa di buka, dan ada yang tidak bisa di buka.Harry masuk ke dalam pintu yang bisa dia buka, dan memeriksanya, apakah itu kamar Ayahnya, atau tidak.Ternyata tidak.Dua kamar yang dia periksa, ternyata kamar Kakeknya, yang masih tidur nyenyak di balik selimut.Dan, kamar satu lagi, kamar Tantenya Adelia, yang
Julia menarik kembali selimut tersebut, untuk menutupi tubuhnya dengan rapat.Wajahnya masih memerah, hampir saja dia menunjukkan tubuhnya yang polos kepada putranya itu."Nak, Ayo kamu turun dulu, Mama yang akan membawamu ke sekolah hari ini!" kata Julia.Belum sempat Harry menjawab, terdengar suara ribut-ribut di luar kamar.Saat Lisbeth terbangun dari tidurnya, Ibu Lucas itu, tidak menemukan Harry di sampingnya.Wanita tua itu langsung panik, dan bergegas turun dari tempat tidurnya.Mencari Harry di sekitar kamarnya, tapi sosok cucunya yang sudah dia sukai itu, tidak dia temukan di dalam kamarnya.Lisbeth pun menjadi benar-benar panik, dan langsung ribut, berteriak memanggil Harry.Lisbeth turun ke bawah mencari keberadaan Harry, dan bertanya kepada para Pelayan yang sudah ON beraktivitas, melakukan pekerjaan mereka.Tapi semua Pelayan itu, mengatakan tidak melihat Harry.Sontak Lisbeth jadi semakin panik, dan berteriak, mengatakan Harry hilang.Adelia yang masih mengantuk, jadi ter
Lisbeth meminta kepada Lucas, untuk ikut mengantar Harry ke sekolah cucunya tersebut.Lucas tidak bisa menolak permintaan Ibunya itu, dia pun membawa Ibunya untuk mengantar Harry pergi sekolah.Lisbeth dengan begitu bersemangat memegang tangan Harry, saat akan membawa masuk cucunya itu ke pintu masuk sekolah.Di pintu masuk sekolah, Guru kelas Playgroup Harry, sudah menunggu untuk menerima Harry seperti biasanya."Pulang sekolah nanti, Nenek akan datang lagi, ikut menjemput kamu, oke!" kata Lisbeth mengelus kepala Harry dengan lembut."Iya Nek!" jawab Harry patuh."Cucu anda sangat pintar Nyonya, sangat mirip dengan putra anda!" sahut Guru Harry tersenyum ceria, memandang Lisbeth."Oh, tentu saja, dia cucuku yang paling pintar!" kata Lisbeth dengan bangga. Dia baru menyadari, telah memiliki cucu yang sangat pintar, dan tampan."Saya juga bisa menebak, kalau cucu anda sama seperti Papanya sewaktu kecil, pintar dan tampan!" kata Guru Harry itu lagi, seraya memandang ke arah Lucas, yang
Lisbeth baru menyadari, kalau Julia ternyata menantu yang berpikiran dewasa, dan wanita yang mandiri.Dari cara Julia bertutur kata, Julia terlihat seperti wanita yang memiliki wawasan yang luas, dan pintar.Pantas saja cucunya, begitu pintar, ternyata hasil dari benih Lucas pada rahim Julia, seorang wanita yang pintar juga.Lisbeth juga baru menyadari, kenapa putranya itu bisa jatuh cinta kepada Julia, selain pintar, Julia juga cantik, dan terlihat awet muda.Julia seperti seorang gadis usia dua puluh tahun, tubuh dan penampilannya terlihat seperti seorang gadis yang belum menikah.Pantas saja putranya Lucas, selalu menempel pada Julia, mungkin takut di lirik lelaki lain.Memang istilahnya 'kalau belum kenal, tidak akan ada rasa sayang', sangat cocok di sematkan untuk dirinya.Belum mengenal wanita seperti apa Julia, dia sudah berprasangka negatif, dan langsung membenci menantunya itu.Lisbeth berdiri dari duduknya, lalu menghampiri Julia, seraya merentangkan tangannya ingin memeluk
Lucas membawa Ibu dan istrinya keluar dari cafe siap saji itu, tidak terlalu memperdulikan teriakan Tante Julia, yang berteriak memanggil Julia."Kalau dia mencoba mengganggumu lagi, aku ingin menuntutnya mengenai masalah lima tahun lalu!" kata Lucas sambil berjalan menuju mobilnya.Lucas membuka pintu mobil, dan mempersilahkan Ibunya untuk masuk lebih dahulu."Julia, tunggu!" teriak Tante Julia, ternyata wanita itu mengejar Julia."Masuk, jangan perdulikan dia!" ucap Lucas menyuruh Julia untuk masuk ke dalam mobil.Lucas langsung menghadap Tante Julia, dan memandang wanita itu dengan tajam."Mau apa anda memanggil istriku?" tanya Lucas dengan tajam."Dia keponakanku, aku mau bicara padanya!" sahut Tante Julia."Kalau mau bicara, katakan saja padaku, aku dan dia sama saja, kami suami istri, jadi tidak masalah dengan salah satu dari kami berdua, jadi katakan saja apa yang ingin anda katakan!" ujar Lucas dengan tegas."Tidak! aku hanya ingin bicara dengan dia saja!" sahut wanita itu."T
Lucas mengantar Ibu dan istrinya ke salon sahabat Ibunya, dan setelah itu dia pun pergi ke kantor.Edward di tugaskan yang akan menjemput mereka, kalau sudah selesai."Ya ampun, Lisbeth...sudah lama kamu tidak kelihatan, kemana saja selama ini?" seorang wanita seumuran Ibu mertua Julia menyambut mereka, begitu memasuki pintu salon tersebut."Aku sudah tua, tidak ada lagi yang perlu di percantik!" ujar Lisbeth menanggapi perkataan temannya tersebut."Walau kamu sudah tua, kamu masih terlihat cantik kok!" kata temannya."Aku datang ke sini, ingin mempercantik menantuku, aku merekomendasikan padanya perawatan paket nomor satu!" kata Lisbeth."Eh! kamu sudah punya menantu?" sahut teman Lisbeth terkejut."Ih! kenapa harus sampai terkejut begitu sih!" ujar Lisbeth menegur temannya itu."Tentu saja aku terkejut, siapa yang tidak kenal dengan putramu, yang di rumorkan tidak suka dekat dengan wanita yang belum di kenalnya, dan sangat sulit untuk menyenangkan hatinya!" ujar teman Lisbeth terseb
Teman Lisbeth yang mendengar suara teriakan, keluar dari salah satu ruang VIP, dia sedang memberikan layanan massage pada pelanggan VIP nya."Ada apa ribut-ribut?" tanyanya."Nyonya Angel, saya ingin di layani oleh Manajer salon, saya tidak ingin di layani pelayan yang tidak berpengalaman!" sahut gadis sombong tersebut."Maaf Nona, Manajer sedang melayani pelanggan VIP lainnya, anda tidak bisa meminta pelayanan khusus!" sahut teman Lisbeth memandang gadis yang, mulai terlihat kesal lagi mendengar permintaan nya tidak di turuti."Anda mau, salon anda akan ditutup?!" teriak gadis itu dengan kencang."Kalau anda tidak terima dengan apa yang saya katakan, silahkan pergi ke salon lain saja!" ujar teman Lisbeth, dengan nada tinggi."Eh! anda memarahi saya ya! baik tunggu saja!" katanya dengan penuh emosi.Gadis itu pun mengambil ponselnya, lalu menelepon seseorang."Kakek! aku di bully orang, cepat datang kemari Kek...hiks..hiks!" kata wanita itu dengan nada yang begitu sedih, seperti sedan