Kiayi Musthofa begitu marah, saat Gus Fiment menceritakan semua kejadian yang di alami oleh dirinya. Dia merasa kecewa dengan Gus Fatur yang sudah menyewa dua preman untuk mencelakakan Gus Fiment. Mengingat keduanya yang merupakan saudara kandung. Kiayi Musthofa seketika memanggil Gus Fatur untuk menemuinya di rumah. Di mana Kiayi Musthofa siap sedikit memberikan nasehat baik pada Gus Fatur. Mengingat tindakan yang di lakukan oleh Gus Fatur akan Gus Fiment sudah sangat keterlaluan. Gus Fatur yang tidak tahu akan rencana dari Kiayi Musthofa. Masuk ke dalam ruang tamu dengan perasaan biasa saja. Dia meminum segelas air putih yang ada di atas meja. Sebelum mengambil toples berisi biskuit. "Ada apa Bi. Kok tumben manggil Fatur ke rumah seperti ini?" Tanya Gus Fatur dengan santainya sembari menyantap biskuit. "Kenapa kamu tega melakukan itu pada Firman. Kenapa kamu menyewa dua preman untuk melakukan tindakan kejahatan pada Firman. Bahkan tempo hari Firman sampai babak belur di buat ole
Mendapatkan sedikit amarah dari Kiayi Musthofa. Tentu membuat Gus Fatur merasa sedikit kesal. Dia merasa Gus Fiment sengaja memang berusaha untuk membuat dirinya di marahi oleh kiayi Musthofa. Tidak heran Gus Fiment menceritakan semuanya pada kiayi Musthofa. Menceritakan kejadian yang terjadi di hari ini.Gus Fatur yang masih tidak terima dengan apa yang di lakukan oleh Gus Fiment. Siap memberikan sedikit gertakan pada Gus Fiment. Dia merasa akan sedikit lebih baik ketika sudah melakukan gertakan pada Gus Fiment. Mengingat apa yang di lakukan oleh Gus Fiment pada dirinya sudah di luar batas.Mendatangi ruang kerja Gus Fiment. Gus Fatur yang penuh amarah, masuk ke dalam ruang kerja Gus Fiment dengan raut wajah kesal dan marah. Tidak ada salam yang di berikan. Gus Fatur masuk begitu saja ke dalam ruang kerja Gus Fiment.Tiba di depan meja kerja Gus Fiment. Gus Fatur langsung memukul keras meja kerja Gus Fiment. Sehingga Gus Fiment sempat terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Gus Fatu
Fachri sudah begitu rapi untuk bertemu dengan Iskandar sahabatnya. Iskandar yang fasih berbahasa Inggris. Di rasa menjadi sosok yang begitu cocok untuk menggantikan Akbar. Fachri pun siap merangkai kata-kata yang baik untuk membuat Iskandar sudi menerima tawaran dari Fachri.Baru akan menyalakan motor matik milik pesantren. Fachri langsung di kejutkan dengan penampilan cantik dari Dini dengan sebuah balutan gaun muslim. Dini terlihat begitu mempesona, hingga Fachri secara tidak sadar terlalu memandangi Dini dengan pandangan yang penuh hasrat. Untung saja, dia segera tersadar. Sehingga dia langsung mengucapkan kalimat istighfar untuk membuat dosanya tidak semakin membesar.Namun Fachri tetap berusaha sedikit berbincang dengan Dini. Ia ingin tahu, alasan dari Dini berpenampilan begitu cantik di pagi ini."Assalamualaikum Din," ucap Fachri dengan lembut."Wallaikumsallam," jawab Dini tidak kalah lembut."Kalau boleh tahu, Dini mau pergi ke mana?" Tanya Fachri."Dini mau pergi ke acara un
Membawa sebuah amplop coklat. Dini penuh percaya diri saat memasukkan lamaran kerja ke ruang kerja Gus Fiment. Dini berharap bisa menjadi salah satu kandidat yang akan di terima kerja di sekolah. Mengingat Dini memiliki kemampuan yang cukup baik dalam bahasa inggris."Assalamualaikum," Dini mengetuk pintu ruang kerja Gus Fiment."Wallaikumsallam. Silakan masuk," ucap Gus Fiment.Dini dengan langkah penuh percaya diri. Masuk ke dalam ruang kerja Gus Fiment. Dia terlihat yakin, bisa menampilkan yang terbaik pada Gus Fiment di hari ini. Sehingga Dini akan menjadi salah satu kandidat guru yang akan di pilih oleh Gus Fiment."Ada apa Dini?" Tanya Gus Fiment."Apa saya boleh duduk terlebih dahulu?" Pinta Dini dengan penuh harap."Oh tentu saja. Silakan duduk," ucap Gus Fiment.Duduk dengan begitu baiknya. Dia terlihat menyukai penampilan Gus Fiment yang terlihat semakin awet muda. Tak ayal, Dini pun memuji penampilan dari Gus dengan sorban yang di lipat menyerupai turban di kepala."Sebelum
Mendengar Dini yang melamar menjadi seorang pengajar di sekolah. Tentu saja membuat Umi Salamah menjadi panik. Citra Dini mungkin saja akan semakin membaik. Mengingat kini Dini berstatus sebagai pengajar seperti dirinya. Padahal Umi Salamah merasa dirinya lebih baik dari Dini. Mengingat Dini bukan seorang pengajar. Oleh sebab itu, dia akan merasa begitu tersaingi dengan keputusan dari Dini untuk melamar sebagai seorang pengajar di pondok pesantren."Apa perempuan itu memang melamar menjadi pengajar di sini?" Tanya Umi Salamah pada rekannya."Sepertinya begitu. Dia punya kemampuan bahasa Inggris yang baik. Sepertinya dia salah satu kandidat yang akan menjadi calon pengajar di sini," jawab rekan Umi Salamah.Umi Salamah tentu merasa kesal dengan jawaban yang di berikan oleh rekannya. Ia merasa Dini bukan seorang pengajar yang di harapkan. Dia bukan seorang yang baik, sehingga akan sedikit kacau jika dia mengajar di pondok pesantren ini."Aku rasa, Gus Fiment tidak akan memilih perempuan
Datang dengan penampilan yang begitu rapi. Ferdi yang di utus oleh mertuanya. Terlihat begitu yakin, bisa melobi keluarga kiayi Musthofa untuk menjual tanah di belakang pesantren. Ferdi yang di kenal piawai dalam perkara jual beli. Merasa kedatangan dari dirinya akan membuat kiayi Musthofa yakin untuk menjual tanah miliknya pada mertua Ferdi. Sehingga Ferdi bisa mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan tanah tersebut.Baru setengah perjalanan menuju pondok pesantren. Ferdi di kejutkan dengan Dini. Perubahan penampilan dari Dini, telah menghipnotis Ferdi. Dini yang sekarang berpenampilan cantik dengan hijab. Seketika membuat Ferdi terperangah. Dia pun langsung memuji Dini yang tampil begitu anggun dengan penampilan syar'i."Ini Dini?" Tanya Ferdi sembari membuka kaca mata hitamnya.Dini yang terkejut mendengar suara dari Ferdi. Segera menoleh ke arah Ferdi yang berada di dalam mobil mewahnya. Dini pun langsung terkejut melihat Ferdi yang berada di kampung tersebut. Tentu dengan mobi
Gus Fatur langsung berdiri, begitu Ferdi datang. Dia menyambut baik kedatangan dari Ferdi di hari ini. Mengingat Ferdi adalah utusan dari bosnya. Ferdi siap berdiskusi dengan Gus Fiment dan kiayi Musthofa dalam hal sawah di belakang pondok pesantren.Ferdi pun terlihat begitu tidak sabar untuk berbincang dengan Gus Fatur. Mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Gus Fatur. Mengingat Gus Fatur yang gagal dalam melobi keluarganya sendiri. Padahal tanah itu milik keluarga dari Gus Fatur. Tetapi Gus Fatur gagal dalam mendapatkan simpati dari keluarganya."Selamat siang Gus," ucap Ferdi dengan lembutnya."Selamat siang Mas Ferdi. Silakan duduk," ucap Gus Fatur dengan wajah sumringah.Gus Fatur segera memanggil salah satu orang kepercayaan dari dirinya. Kemudian ia meminta orang kepercayaannya itu untuk membuat minuman yang siap di sajikan untuk Ferdi."Maaf Mas Ferdi. Mau minum apa yah?" Tanya Gus Fatur."Air putih saja sudah cukup," jawab Ferdi dengan santai."Tidak mau kopi atau teh g
Dini nampak masih kesal dengan apa yang di katakan oleh Ferdi. Bagaimana Ferdi begitu mudah menghina Dini. Apalagi Ferdi mengatakan hal yang cukup membuat Dini terluka. Sangat menyedihkan apa yang di rasakan oleh Dini saat ini. Mengingat Ferdi adalah mantan pacar dari Dini.Fachri membawakan Dini sebotol air mineral dan sebungkus roti. Fachri berharap Dini akan menyukai apa yang di bawa olehnya. Mengingat Dini saat ini butuh ketenangan. Butuh sedikit dukungan dari persoalan yang sedang di hadapinya saat ini.Dini mulai membuka bungkus roti itu. Perlahan memakan roti yang di berikan oleh Fachri pada dirinya. Ia menikmati roti yang di bawa oleh Fachri. Sehingga Fachri terlihat begitu senang akan Dini yang suka dengan makanan yang di berikan olehnya."Aku tidak ingin ikut campur dalam urusan mu. Tetapi aku hanya ingin tahu saja. Apakah pria itu cukup melukai mu. Maksud ku, dia sudah memberikan trauma yang mendalam di ingatan mu. Sehingga kamu begitu marah akan dia?" Tanya Fachri dengan w