Datang dengan penampilan yang begitu rapi. Ferdi yang di utus oleh mertuanya. Terlihat begitu yakin, bisa melobi keluarga kiayi Musthofa untuk menjual tanah di belakang pesantren. Ferdi yang di kenal piawai dalam perkara jual beli. Merasa kedatangan dari dirinya akan membuat kiayi Musthofa yakin untuk menjual tanah miliknya pada mertua Ferdi. Sehingga Ferdi bisa mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan tanah tersebut.Baru setengah perjalanan menuju pondok pesantren. Ferdi di kejutkan dengan Dini. Perubahan penampilan dari Dini, telah menghipnotis Ferdi. Dini yang sekarang berpenampilan cantik dengan hijab. Seketika membuat Ferdi terperangah. Dia pun langsung memuji Dini yang tampil begitu anggun dengan penampilan syar'i."Ini Dini?" Tanya Ferdi sembari membuka kaca mata hitamnya.Dini yang terkejut mendengar suara dari Ferdi. Segera menoleh ke arah Ferdi yang berada di dalam mobil mewahnya. Dini pun langsung terkejut melihat Ferdi yang berada di kampung tersebut. Tentu dengan mobi
Gus Fatur langsung berdiri, begitu Ferdi datang. Dia menyambut baik kedatangan dari Ferdi di hari ini. Mengingat Ferdi adalah utusan dari bosnya. Ferdi siap berdiskusi dengan Gus Fiment dan kiayi Musthofa dalam hal sawah di belakang pondok pesantren.Ferdi pun terlihat begitu tidak sabar untuk berbincang dengan Gus Fatur. Mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Gus Fatur. Mengingat Gus Fatur yang gagal dalam melobi keluarganya sendiri. Padahal tanah itu milik keluarga dari Gus Fatur. Tetapi Gus Fatur gagal dalam mendapatkan simpati dari keluarganya."Selamat siang Gus," ucap Ferdi dengan lembutnya."Selamat siang Mas Ferdi. Silakan duduk," ucap Gus Fatur dengan wajah sumringah.Gus Fatur segera memanggil salah satu orang kepercayaan dari dirinya. Kemudian ia meminta orang kepercayaannya itu untuk membuat minuman yang siap di sajikan untuk Ferdi."Maaf Mas Ferdi. Mau minum apa yah?" Tanya Gus Fatur."Air putih saja sudah cukup," jawab Ferdi dengan santai."Tidak mau kopi atau teh g
Dini nampak masih kesal dengan apa yang di katakan oleh Ferdi. Bagaimana Ferdi begitu mudah menghina Dini. Apalagi Ferdi mengatakan hal yang cukup membuat Dini terluka. Sangat menyedihkan apa yang di rasakan oleh Dini saat ini. Mengingat Ferdi adalah mantan pacar dari Dini.Fachri membawakan Dini sebotol air mineral dan sebungkus roti. Fachri berharap Dini akan menyukai apa yang di bawa olehnya. Mengingat Dini saat ini butuh ketenangan. Butuh sedikit dukungan dari persoalan yang sedang di hadapinya saat ini.Dini mulai membuka bungkus roti itu. Perlahan memakan roti yang di berikan oleh Fachri pada dirinya. Ia menikmati roti yang di bawa oleh Fachri. Sehingga Fachri terlihat begitu senang akan Dini yang suka dengan makanan yang di berikan olehnya."Aku tidak ingin ikut campur dalam urusan mu. Tetapi aku hanya ingin tahu saja. Apakah pria itu cukup melukai mu. Maksud ku, dia sudah memberikan trauma yang mendalam di ingatan mu. Sehingga kamu begitu marah akan dia?" Tanya Fachri dengan w
Bak tersambar petir, mungkin itu yang di rasakan oleh Fachri saat mengetahui masa lalu dari seorang Dini. Rasanya Fachri begitu terkejut dengan masa lalu Dini yang begitu berat. Sehingga Fachri nampak terlihat merenung dengan kenyataan yang harus di terima oleh Dini."5 kali, aku pikir sekali saja itu sudah berdosa besar. Apalagi lima kali. Rasanya aku tidak percaya dengan ucapan dari Dini. Tetapi itu kenyataan yang ada. Kenyataan yang harus aku terima," ucap Fachri.Fachri menundukkan kepalanya. Membiarkan peci tegaknya terhembus oleh angin sore yang kencang. Lantunan suara shalawat yang begitu merdu, semakin menghujam telinga Fachri. Sedikit menenangkan pikirannya yang hampir kacau oleh kenyataan akan Dini.Fatimah melihat kegelisahan yang di rasakan oleh Fachri. Dia duduk di samping tembok dengan kepala di tekuk. Itu tidak biasa terjadi pada Fachri. Sehingga Fatimah berusaha untuk menenangkan Fachri yang sedang gelisah saat ini. Ia pun berinisiatif untuk melihat apa yang terjadi de
Baru akan memasuki gerbang pondok pesantren. Dini langsung meminta seorang Ferdi untuk pergi dari hadapannya. Dini merasa Ferdi adalah sosok pria yang tidak baik. Sehingga ia tidak pantas untuk memasuki area pondok pesantren.Bukannya melunak, Ferdi justru terlihat semakin bersemangat untuk membuat Dini khawatir. Dia berusaha untuk menciptakan ketakutan akan Dini. Ferdi sengaja memancing emosi Dini. Sehingga Dini mungkin saja akan semakin panik dengan kedatangan dari Ferdi."Kamu tidak suka aku datang ke sini?" Tanya Ferdi dengan wajah menyebalkan."Tentu saja. Aku tidak suka dengan kedatangan kamu ke sini. Lagi pula, pondok pesantren ini, terlalu suci untuk di datangi orang seperti kamu!" Tegas Dini.Ferdi sama sekali tidak peduli dengan apa yang di sampaikan oleh Dini. Ferdi merasa Dini sama sekali bukan orang yang berhak untuk melarang dirinya masuk ke dalam pondok pesantren. Dini hanya penghuni biasa, sehingga tidak ada hak apapun untuk melarang Ferdi masuk.Ferdi yang ingin seger
Gemetar tangan Dini saat ingin memasuki area test. Di mana ia akan bersaing dengan beberapa kandidat guru di hadapan Gus Fiment. Dini merasa sedikit khawatir, mengingat hanya dirinya yang tidak memiliki pengalaman yang cukup jauh dalam mengajar. Bahkan Dini, nyaris tidak memiliki pengalaman sama sekali. Ia tidak memiliki pengalaman untuk mengajar sebelumnya. Apalagi dia harus mengajar anak SMP yang di ketahui memiliki sikap yang jauh lebih kritis dari apapun.Di tengah rasa khawatir yang mulai datang menghantuinya. Umi Salamah semakin membuat Dini merasa takut. Dia sengaja menjatuhkan mental Dini. Di mana Umi Salamah berharap Dini tidak akan menjadi bagian dari apa yang akan di ambil oleh Gus Fiment. Tidak ingin satu ruangan dengan Dini. Tentu Umi Salamah akan semakin tersaingi, jika Dini benar-benar terpilih untuk menjadi guru. Sehingga berbagai cara di lakukan oleh Umi Salamah dalam membuat mental Dini jatuh."Kamu yakin bisa menjadi salah seorang yang lolos dalam test ini?" Tanya U
Ferdi nampak sedikit kesal pada Gus Fatur yang tidak kunjung datang untuk menemui dirinya. Padahal dua gelas kopi hitam serta sepuluh buah gorengan sudah mengisi perutnya. Tentu ini bukan hal yang baik. Mengingat Gus Fatur yang sudah mengulur waktu istirahat dari seorang Ferdi. Sehingga Ferdi cukup kesal dengan tindakan yang di lakukan oleh Gus Fatur.Baru akan menelpon Gus Fatur. Ferdi langsung di kejutkan dengan kedatangan dari Gus Fatur yang terlihat begitu bersalah. Mengingat Gus Fatur yang datang terlambat ke warung dalam menemui seorang Ferdi."Maaf Mas Ferdi. Tadi saya ada urusan sebentar. Makanya saya datang sedikit terlambat," ucap Gus Fatur dengan wajah takut."Kamu pikir ini sebentar? Tentu tidak Gus. Saya sudah menghabiskan banyak waktu hanya untuk minum kopi dan makanan gorengan. Tetapi Gus Fatur tidak kunjung datang juga. Anda jangan menganggap sepele saya!" Ucap Ferdi sembari memukul meja.Melihat kemarahan yang di tunjukkan oleh Ferdi. Ada sedikit rasa takut yang datan
Jantung Dini hampir saja lepas, tak kala namanya di panggil untuk menghadap Gus Fiment. Dini sama sekali tidak bisa membayangkan, bagaimana dirinya yang akan berhadapan langsung dengan Gus Fiment.Dini menarik napas sejenak, sebelum menghembuskan secara perlahan. Di mana dengan cara itu, Dini bisa membuang rasa grogi yang sedang menerpa dirinya saat ini.Begitu di rasa sudah cukup baik. Dini segera berjalan menuju ruang kerja Gus Fiment. Di mana Dini siap mempresentasikan semuanya secara lebih baik lagi pada Gus Fiment. Sehingga ia akan menjadi salah satu kandidat yang di pilih oleh Gus Fiment.Tetapi Dini justru kembali di landa perasaan yang cukup tegang. Tak kala melihat penampilan dari Gus Fiment yang begitu menawan. Dengan pakaian bak pangeran Arab, Gus Fiment terlihat tampak begitu tampan dengan gamis berwarna putih. Begitu juga dengan sorban yang membungkus peci hitamnya. Semakin menambah kesan menawan yang ada dalam diri Gus Fiment.Dini yang terkagum-kagum akan penampilan dar
Dini terlihat begitu cantik saat mengenakan kebaya berwarna putih. Begitu juga dengan Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan jas berwarna hitam serta kemeja putih. Tidak lupa, sarung dengan kualitas bahan yang prima di kenakan oleh Gus Fiment. Itu semakin membuat Gus Fiment terlihat begitu tampan. Hal yang tidak pernah di duga oleh banyak orang.Beberapa Santriwati mulai tertarik dengan penampilan dari Gus Fiment yang terlihat mempesona. Mereka tidak jemu melihat bagaimana seorang Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan gaya maskulin yang terlihat begitu berwibawa. Penampilan ciamik yang di perlihatkan oleh Gus Fiment. Semakin membuat banyak santriwati tertarik akan ketampanan dari Gus Fiment.Seorang penghulu sudah di siapkan untuk mewakili pak Suprapto sebagai wali dari Dini. Penghulu itu terlihat sudah begitu siap untuk mengawal pernikahan dari Gus Fiment dan Dini.Khadijah serta anggota keluarga lainnya juga, sudah tidak sabar untuk segera menyaksikan ijab qobul yang
Datang dengan kiayi Musthofa dan Khadijah. Gus Fiment tampil gagah dengan sebuah baju Koko serta celana panjang hitam. Tidak lupa, peci hitam semakin menambah ketampanan dari Gus Fiment di malam ini. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya pada Dini. Gus Fiment datang ke rumah Dini dengan modal nekat saja. Ini kesempatan yang cukup bagus. Mengingat masih ada kembaran dari Dini, yakni Deni. Begitu juga dengan pak Suprapto yang belum pulang ke rumahnya di Jakarta.Tiba di depan rumah Dini, Gus Fiment dengan suara merdunya mulai mengucapkan salam. Ada sedikit rasa gugup yang di rasakan oleh Gus Fiment. Tetapi dia tetap percaya diri untuk bisa mendapatkan cinta Dini. Meminang Dini sebagai istrinya.Dini langsung di buat terkesima dengan penampilan dari Gus Fiment. Dini melihat penampilan dari Gus Fiment begitu mempesona. Apalagi Dini menyukai peci hitam yang di kenakan oleh Gus Fiment. Peci itu begitu ciamik berpadu dengan baju koko yang di kenakan oleh Gus Fiment. Semakin memperlihatkan bagai
Ikhlas, tetapi sakit hati tetap di rasakan oleh seorang Fachri. Di sadar, tidak mungkin dirinya akan memaksa Dini untuk bisa cinta pada dirinya. Tidak mungkin juga bagi seorang Fachri untuk bisa mendapatkan cinta dari Dini. Tentu ada pertimbangan yang harus di lakukan oleh Dini akan Fachri. Itu hal yang tidak mudah. Tetapi Fachri selalu berusaha untuk tetap tegar dengan segala hal yang di rasakan. Menikmati semuanya dengan ikhlas. Sekali pun untuk tetap di posisi ikhlas bukan hal yang mudah. Mengingat banyak hal yang sudah di lakukan dengan Dini. Menghapus sebagian kenangan dengan Dini adalah bagian paling sulit yang tidak bisa dengan mudah di lakukan oleh Fachri.Fachri sudah tiba di Mesir dengan versi dia yang baru. Fachri berharap sudah tidak ada lagi rasa sakit yang di rasakan oleh Fachri seperti apa yang di rasakan oleh dirinya saat berada di Indonesia. Bertemu dengan Dini adalah hal yang paling menyakitkan bagi seorang Fachri. Tidak heran dia begitu merasa terbebani saat kembali
Khadijah terlihat begitu santai dengan sebuah buku di tangan kanannya. Begitu juga dengan kiayi Musthofa, yang terlihat menikmati suasana sore ini dengan sebuah buku tebal. Hobi keduanya yang sama-sama membaca, membuat suasana sore mereka di habiskan untuk membaca buku dari penulis terkenal di dunia. Melihat suasana sore yang hangat. Ini akan menjadi kesempatan yang cukup baik bagi Gus Fiment untuk bisa berdiskusi dengan mereka berdua. Tidak hanya diskusi kecil saja. Melainkan sebuah saran di harapkan oleh Gus Fiment dari keduanya. Permintaan dari Fachri tentu bukan permintaan yang biasa. Di mana Fachri menitipkan seorang Dini pada Gus Fiment. Fachri berharap Gus Fiment bisa menjaga seorang Dini seperti apa yang di minta oleh Fachri. Itu tugas yang tidak mudah. Tetapi Gus Fiment akan tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik dari permintaan seorang Fachri.Gus Fiment terlihat malu-malu saat tiba-tiba duduk di samping Khadijah. Pandangan matanya tidak mampu menatap ke arah Gus kia
Pak Suprapto sudah merapikan seluruh pakaiannya ke dalam koper. Ini adalah hari terakhir dia berada di desa. Di mana pak Suprapto siap kembali ke kota untuk menjalani kehidupan sebagai orang kota. Sudah rasanya bagi pak Suprapto untuk berada di desa. Menikmati setiap panorama yang ada di desa. Ini pengalaman yang paling menyenangkan di rasakan oleh pak Suprapto. Sehingga ia merasa ini adalah hal yang cukup menyenangkan untuk di rasa.Dini terlihat bersedih, saat melihat Deni sudah mulai memanaskan mobilnya. Deni siap kembali pulang ke kota, membawa pak Suprapto juga dalam perjalanan ke rumahnya tersebut. Hal yang cukup membuat Dini merasa sedikit kehilangan dengan kepulangan keduanya."Apa kamu tidak mau tinggal seminggu lagi di sini. Aku masih pengen sama Ayah," ucap Dini dengan begitu sedih."Pekerjaan Ayah siapa yang akan urus di sana. Posisi Ayah penting di perusahaan, makanya Ayah harus selalu ada di perusahaan. Tidak boleh hilang dari peredaran," ucap Deni dengan tegasnya."Tapi
Fachri berpelukan pada setiap anggota keluarganya, begitu pesawat yang akan membawa dirinya terbang. Dia meneteskan air mata pada setiap orang yang di peluknya. Memohon doa keselamatan yang akan di jalani oleh Fachri. Tentu ini akan menjadi perjalanan yang cukup panjang di tempuh oleh Fachri. Hal yang tidak biasa akan di lakukan oleh Fachri. Perjalanan yang tidak semestinya mungkin akan di lakukan oleh Fachri secara berjam-jam. Perjalanan jauh itu akan memakan waktu yang cukup panjang. Pelukan Fachri cukup lama di kiayi Musthofa. Beban berat di berikan oleh kiayi Musthofa pada seorang Fachri. Di mana Kiayi Musthofa berharap Fachri akan menjaga nama baik dari keluarga besarnya selama di Mesir nanti. Begitu juga dengan hal lain yang harus bisa di lakukan oleh Fachri. Dia harus bisa melakukan segala hal dengan sebaik mungkin. Sehingga tidak akan ada hal baru yang akan datang pada seorang Fachri. Itu cukup berkesan bagi Fachri, sehingga air matanya tidak berhenti menetes. Fachri terliha
Masih bingung dengan sikap dingin yang di tunjukkan oleh Fachri. Dini tentu tidak ingin tetap dalam rasa penasaran yang begitu besar. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya membuat Fachri terlihat begitu dingin pada dirinya. Ini sama sekali tidak sama seperti biasanya. Itu yang membuat Dini ingin tahu akan hal tersebut. Dini harus bisa menemukan jawaban dari segala persoalan yang sedang ada dalam diri Fachri.Dini mendatangi Fatimah. Orang yang mungkin bisa dia temui untuk mendapatkan segala informasi seputar pondok pesantren. Dini pun mengajak Fatimah untuk bertemu di taman. Di mana Dini sudah tidak sabar untuk tahu penyebab dari perubahan sikap dari seorang Fachri yang begitu drastis. Ini menjadi tanda tanya besar yang datang dari dalam diri seorang Dini. Sehingga ia harus tahu jawaban yang pasti dari seorang Fachri. Sikap Fachri yang tiba-tiba berubah drastis begitu saja. Tentu ada penyebab yang membuat dia menjadi dingin pada seorang Dini.Fatimah datang lebih dulu di taman. Sebelum
Sebelum keberangkatan ke Mesir. Fachri meminta bertemu terlebih dahulu dengan Gus Fatur. Tentu pertemuan dengan Gus Fatur akan menjadi sebuah pertemuan yang cukup di nanti oleh Fachri. Mengingat pertemuan dirinya tersebut akan menjadi pertemuan sekaligus meminta izin pada Gus Fatur. Bagaimana pun juga, Fachri berharap doa dari seorang Gus Fatur dalam perjalanan menuju Mesir. Mendapatkan banyak doa semakin baik di dapat oleh Fachri.Tidak hanya Fachri saja yang datang ke penjara untuk bertemu dengan Gus Fatur. Gus Fiment dan beberapa anggota keluarga lainnya, juga tertarik datang ke penjara untuk menjenguk Gus Fatur. Mereka ingin memberikan sedikit motivasi pada Gus Fatur yang saat ini dalam posisi tertekan.Khadijah yang sedikit kecewa dengan apa yang sudah di lakukan oleh Gus Fatur. Merasa apa yang telah di lakukan oleh Gus Fatur sedikit berlebihan. Mungkin ini akan sedikit lebih baik ketika Khadijah mulai merasa bisa memaafkan Gus Fatur. Sekali pun itu adalah hal yang sangat sulit d
Sempat ragu untuk melanjutkan pendidikan yang tertunda. Fachri akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk pergi kembali ke Mesir dalam melanjutkan pendidikan S2 yang sempat tertunda. Terlihat bagaimana raut wajah sedih masih menyelimuti seorang Fachri. Bagaimana pun juga, dia masih merasa begitu bersedih dengan kenyataan pahit yang harus di terima oleh dirinya akan perasaan dari Dini. Fachri menghampiri Gus Fiment, dia segera mengatakan pada Gus Fiment untuk tiket ke Mesir yang sudah di janjikan. Tiket yang bisa di pakai oleh Fachri kapan saja. Gus Fiment terhentak dengan permintaan dari Fachri tersebut. Dia penasaran dengan alasan dari Fachri yang akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk kembali ke Mesir. Mengingat Fachri yang selama ini menolak untuk kembali melanjutkan pendidikan yang sudah di jalaninya tersebut. "Ada angin apa, kenapa kamu menerima tawaran untuk kembali ke Mesir. Kamu tidak bercanda, bukan?" Tanya Gus Fiment dengan raut wajah kurang ya