Anthony menemui Rene ketika siang hari, Rene sedang duduk bersama kedua anaknya di pangkuannya. Melihat hal itu Anthony tersenyum dan menanyakan sesuatu yang mungkin sedang dirasakan oleh istrinya."Kau ingin pergi mencari udara segar sayang?" Tanya Anthony mencoba untuk menjaga suasana hati Rene."Kau memperbolehkan ku untuk pergi ke luar?"Anthony mengangguk tapi menambahkan, "kau boleh keluar, asalkan denganku.""Aku ingin pergi ke pantai. Bisakah kita melakukannya?""Tentu saja, aku akan mencari Nathasya dan Jill untuk mengurus anak-anak kita sementara aku dan kau akan pergi dari sini."Rene mengangguk dan merapikan sedikit baju milik Alan dan Rosseanne.Bayi-bayinya sangat cantik, mereka hampir identik dengan Anthony. Tapi banyak yang bilang bahwa Rosseanne mirip dengan Renesmee. Mata mereka berbeda, Alan lebih condong ke arah fitur ayahnya dan Rosseanne menjadi duplikat mata Renesmee. Tapi jika Rene melihatnya, dia hampir bisa seratus persen mengatakan bahwa kedua anaknya mirip
Dyana sedang memasak untuk sarapan paginya ketika ada dering telfon rumah yang mengganggunya. Dia awalnya sedikit takut untuk mengangkatnya, dia takut bahwa itu adalah Jason yang sudah menemukannya dan memintanya untuk kembali sebelum menghancurkan apa yang telah Dyana miliki saat ini.Tapi dia kembali berpikir bahwa mustahil bagi Jason untuk tahu keberadaannya ketika dia saja di bantu oleh Calvaro untuk pergi dari tempat itu. Calvaro pasti akan mengabarinya jika ada sesuatu yang salah.Atau jika bukan Calvaro yang mengabarinya, maka itu adalah Alice yang seharusnya menelponnya.Tidak ingin berlarut-larut dengan ketakutan yang tidak pasti itu, Rene mengangkat telfonnya dengan tangan gemetar.Dia tidak mengatakan apapun karena ingin mendengar dari pihak penelepon terlebih dahulu."Dy?" Suara Calvaro yang muncul dan terdengar begitu khawatir membuat jantung Dyana mencelos."Cal? Ini Calvaro?""Ya! Ya ini aku.""Aku pikir kau adalah Jason dan aku sudah mati ketakutan sedari tadi." Ungkap
Tidak ada suara yang terdengar lagi setelah Cal mengatakan bahwa Dyana telah ditetapkan sebagai buronan bagi kelompok Anthony."Kau masih disana kan?""Ya ya ya, aku masih disini.""Kau mengkhawatirkannya kan?"Dyana mengernyitkan dahinya, dia tahu siapa yang dimaksud oleh Calvaro tapi dia tidak tahu bahwa Calvaro akan membawa nama Jason sebagai orang yang dia khawatirkan."Aku tidak.""Tapi kau merasakannya. Aku tahu bahwa kau selalu mengkhawatirkan keadaannya sejak kau pergi kan?" Calvaro seakan-akan mengetesnya mengenai hatinya terhadap keputusannya."Aku tidak mengkhawatirkannya, aku tahu bahwa dia sudah dewasa saat ini dan tidak ada lagi yang perlu aku khawatir tentangnya.""Kau tahu kan bahwa saat ini sudah terlambat untuk kembali?""Cal....""Tidak ada lagi tempat bagimu di rumah ini walaupun kau menginginkannya. Kau tidak akan lagi diterima seperti saat pertama kali kau datang kesini."Dyana mendesah dengan lelah, dia tahu bahwa sejak dari awal pun dia tidak pernah diterima ol
Rene dan Anthony sampai di bibir pantai ketika matahari tengah menyengat tepat di kepala mereka. Rene dan Anthony duduk di gubuk kayu yang ada di bawah pepohonan kelapa dan saling terdiam, seolah-olah sedang menikmati suasana sekitar."Menurutmu mengapa Dyana ingin pergi dari tempat ini?" Pertanyaan Anthony membuat Rene mengalihkan perhatiannya dan kini menatapnya.Rene tidak tahu apakah Anthony hanya mengetes dirinya dengan menanyakan pertanyaan tentang ini atau tidak."Entahlah, aku tidak terlalu mengenalnya dengan baik....""Maksudku kau tahu... Aku hanya kenal beberapa bulan dengannya sedangkan kalian sudah hidup bersamanya bertahun-tahun lamanya."Anthony sepertinya mempercayainya dan tidak lagi menanggapi jawaban dari Rene."Apakah kau pikir, Dyana kabur dari tempat ini karena Jason tidak memberinya apa yang dia inginkan?""Memangnya apa yang dia inginkan? Aku tidak mengerti maksudmu.""Cinta dan rasa aman?""Bukankah Jason mencintainya? Maksudku itu sangat jelas bagiku untuk bi
"Kau harus tidur." Ucap Calvaro ketika dia melihat kondisi Jason yang terlihat kacau.Jason tidak menjawab pertanyaan Calvaro, tidak juga mengatakan apapun tentang dirinya sendiri."Tidurlah, Jase. Kau benar-benar terlihat seperti sampah.""Tutup mulutmu! Kau bahkan tidak tahu apapun yang terjadi padaku.""Aku memang tidak tahu apa yang terjadi padamu. Kecuali fakta bahwa seorang wanita meninggalkanmu dan kau tidak bisa menerima kenyataan itu." Jason langsung gusar dan menatapnya seolah-olah dia telah menghinanya dengan kalimat paling menyakitkan diseluruh dunia."Berhentilah menghinaku seperti aku adalah satu-satunya yang bersalah. Jalang itu adalah satu-satunya yang bermasalah."Calvaro menggelengkan kepalanya dengan sedih, Jason tidak pernah belajar dari kesalahannya dan dia tidak akan pernah berubah."Kau tahu Jason, aku selalu berterima kasih pada Tuhan bahwa pada akhirnya kau dan wanitamu berpisah." Kata Calvaro dan butuh waktu baginya untuk menyadari bahwa Jason telah beranjak
Beberapa tahun kemudianRasanya sakit, Rene benar-benar kesakitan.Sakit di semua bagian tubuhnya.Dia berpikir bahwa kegelapan itu mungkin adalah pertanda bahwa dia telah mati.Tapi dia sadar bahwa dia belum mati.Ada suara seseorang yang berteriak memanggilnya."Rene!"Dia mencoba mencari tahu arah suara itu dan siapa yang sedang berteriak kepadanya."Rene kau harus bangun! Kau tidak boleh mati!""Aku mencintaimu!""Kita berdua akan baik-baik saja, aku berjanji padamu!"Dan saat itulah Rene membuka matanya, dia berada di ruangan serba putih dan bau obat-obatan menyeruak di setiap sudut ruangan itu.Tidak di ragukan lagi bahwa itu adalah rumah sakit, tapi mengapa dia sampai di rumah sakit?Rene bangun dan melihat jendela yang ada di sampingnya, jendela itu mengarah ke gedung-gedung tinggi.Dan ketika dia mengelus perutnya, itu sudah datar. Tidak ada lagi benjolan kehidupan dalam dirinya.Rene mulai panik dan mencoba berpikir sedemikian rupa mengenai apa yang terjadi padanya.Apa yang
Orlan mendatanginya lagi ketika matahari sudah berada di tengah-tengah kota. Seragam Orlan yang menjadi pusat perhatian Rene untuk pertama kalinya.Dia begitu tampan dan dewasa begitu mengenakan pakaian kerjanya itu, tapi ada beberapa rasa sedih dan lelah yang bisa Rene lihat dari raut wajah dan mata Orlan."Kau terlihat bagus dengan seragam itu." Ucap Rene lemah ketika Orlan tidak kunjung mendekatinya atau bahkan mengatakan sesuatu untuk menyapanya."Kau tidak tidur lagi?""Aku tidur.""Jangan berbohong padaku Renesmee."Renesmee?"Aku tidak bisa tidur." Ungkap Rene dengan lemah."Aku takut jika aku tertidur, semua ini hanya akan menjadi mimpi."Itu bohong.Dia tahu bahwa tidak mungkin ini semua adalah mimpi.Rene hanya takut bahwa jika dia tertidur, dia akan melihat gambaran kehidupannya ketika berada di pulau itu."Mereka menempatkan polisi-polisi di luar karena mereka peduli terhadap kenyamanan mu. Tidak akan ada yang menyerangmu. Tidak ketika ada aku disini bersamamu."Orlan meme
Pintu mobil milik Orlan dibuka oleh Renesmee, dia diperbolehkan pulang setelah lama diperiksa di rumah sakit.Orlan dengan hati-hati menuntunnya dan dia kembali melihat rumah yang di tempati olehnya dan bibi Shelly. Rumah itu terasa asing, padahal Rene telah dibesarkan dan tinggal di rumah ini dengan kurun waktu yang sangat lama.Lebih lama daripada di pulau itu, tapi Rene merasa tidak dapat mengenali rumahnya sendiri.Orlan dan dia memasuki halaman rumahnya, terlihat kotor dan tidak terawat karena memang setelah bibinya meninggal, tidak ada lagi yang membersihkan halaman dan rumput-rumput di sekelilingnya.Rene melihat pohon besar di sisi kanan rumah yang kini gugur daunnya, dia mengenang masa-masa ketika bibinya dengan penuh perhatian akan membiarkannya bermain boneka atau bahkan ayunan sambil memasakkan makanan kesukaannya di dapur. Jika bibinya telah selesai masak, biasanya pintu jendela akan dibuka dan dengan wajah yang penuh cinta, bibinya akan memanggil Rene untuk makan.Kenang