Share

Chapter 7

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tubuh Karina hampir tenggelam.

Melihat itu, Saka segera menarik tubuh wanita itu dan membawanya ke tepi.

Dengan cepat, Saka menempelkan bibirnya dengan bibir Karina--memberikan nafas buatan untuk wanita itu.

"Uhuk!" Karina terbatuk—namun masih memejamkan mata.

Melihat itu, Saka bernafas lega. Setidaknya, Karina masih hidup.

“Siapa yang mengizinkanmu mengakhiri hidup?” tanya Saka tajam, “sampai kapanpun, aku tidak akan membiarkannya. Kau tidak akan bisa mati tanpa izinku.”

Sang sopir yang sedari tadi dibuat terkejut oleh tingkah atasannya itu lantas mendekat.

Dengan hati-hati, ia pun berucap, “Sebaiknya dibawa ke rumah sakit, Sir.” 

Saka pun mengangguk dan bergegas mengikuti saran yang baru didengarnya itu.

~~

Karina mengernyit.

Ia mencium bau obat-obatan yang menyengat.

Tubuhnya tidak bisa bergerak. Namun, ia merasakan ada sesuatu yang menancap di tangannya.

Perlahan, dibukanya mata dan memandang sekitar.

Seketika ia sadar sedang berada di sebuah kamar rumah sakit.

“Kenapa aku masih hidup?” lirih Karina yang merasa sedih karena gagal mengakhiri hidupnya sendiri.

“Seharusnya aku mati. Kenapa aku malah selamat?”

Karina lalu mendongak dan menatap sebuah infus yang mengalir ke punggung tangannya. Kepalanya terasa pusing, hingga ia pun memejamkan mata.

Kriet!

Bersamaan pintu yang terbuka, seorang perawat masuk, “Anda sudah bangun?” 

Karina kembali membuka matanya. “Kenapa aku di sini?”

“Ada yang membawa Anda ke sini.”

Perawat itu tersenyum, lalu menyuntikkan sebuah obat ke infus Karina. “Anda bisa pulang besok. Untuk saat ini, Anda istirahat di sini.”

Karina mengangguk perlahan. Namun, ada satu hal yang masih mengganjal. “Kalau boleh tahu, siapa yang membawaku ke sini?”

“Saya tidak tahu.” Perawat itu menggeleng pelan lalu pergi begitu sudah menyelesaikan tugasnya.

Setelah pergi, Karina kembali terdiam.

Ia menatap langit-langit kamar dengan murung.

“Siapa yang menolongku?” Karina berdecak. “Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku tidak mau dijual.”

Air matanya kembali menetes. Karina meringkuk di atas ranjang ini. Terus-menerus, menangisi nasibnya diambang jurang kegelapan.

~~

Keesokan harinya, Karina sudah bisa pulang.

Ia menatap pintu Apartemennya yang sudah rusak.

Mengernyit— Karina pun masuk ke dalam dengan waspada.

Saat saklar dinyalakan, keadaan rumahnya terlihat sangat berantakan.

Beberapa barang hancur.

Semua seperti dijajah.

Karina tidak tahu apa yang pencuri cari. Ia tidak memiliki harta apapun untuk disembunyikan. Ia menoleh ke cermin. Di sana terdapat coretan berwarna merah.

[ JANGAN KABUR. LUNASI HUTANGMU. ]

Deg!

Seketika Karina menyadari bahwa ini adalah ulah rentenir yang mengejarnya.

"Astaga!" lirih Karina menghempaskan bokongnya di atas sofa.

Ia merogoh ponselnya yang bergetar.

[ Boss]

Karina tahu pasi Saka akan memarahinya karena hilang tanpa kabar. Jadi, percuma saja lari.

Lebih baik, Karina menghadapinya.

“Halo, Sir,” ucap Karina hormat.

“Cepat datang ke rumahku. Malam ini aku ada rapat.”

Setelah itu, panggilan telepon langsung dimatikan.

Karina pun melongo.

"Saka tidak memarahinya? Dia hanya menyuruh untuk datang ke rumah?" gumam Karina heran.

Namun, entah mengapa ada sebuah ide yang tiba-tiba terlintas di kepala Karina.

Saka, sang mantan yang sekarang menjadi bos, kini bergelimang dengan harta.

"Apakah aku harus meminta bantuannya?"

~~

Karina  bergegas ke rumah Saka. Ia pun melakukan tugasnya.

Namun, begitu selesai, Karina hanya berdiri seperti patung.

Ia menatap Saka yang sudah siap dengan setelan jas rapi--siap berangkat bertemu dengan klien.

“Sir,” panggil Karina.

Saka pun berhenti di ambang pintu. “Kenapa?”

“Ada yang ingin saya bicarakan dengan anda.” Karina mendeka. Ia meremas kedua tangannya perlahan, sangat gugup.

Saka mengernyit bingung. Namun, ia menyembunyikan ekspresinya secepat kilat.

“Katakan.” Saka melihat jam tangannya sebentar. “Waktumu 1 menit.”

Karina menggigit bibirnya. Ia sungguh malu tapi inilah pilihan terakhirnya. “Sir, bolehkah saya meminjam uang?”

Saka menaikkan salah satu alisnya. “Berapa?”

“300 juta.” Karina mendongak. “Saya akan mengembalikannya dengan menyicil. Saya berjanji tidak akan kabur. Bahkan, bila perlu, saya akan bekerja seumur hidup pada Anda. Saya mohon pinjami saya uang.”

Saka berdecih pelan sebelum tersenyum miring. “Aku bisa memberikanmu uang itu.”

Pria itu perlahan melangkah mendekati Karina yang juga ikut mundur.

Namun, tindakan ini malah membuat Karina terjebak dan berakhir seperti tikus kecil yang dipojokkan oleh Saka.

“Asal dengan satu syarat.” Saka menunduk.

“Syarat?” cicit Karina.

Melihat ekspresi wanita itu, Saka pun mengangkat dagu Karina agar menatapnya. “Jadi milikku.”

“Sir,” lirih Karina. “Tapi, Anda sudah punya istri.”

“Aku tidak peduli.” Saka mengusap pelan pipi Karina. “Aku akan memberikanmu 300 juta itu dan juga memenuhi semua kebutuhanmu asal kau menjadi milikku.”

Karina terdiam. Ia jelas tahu milikku yang dimaksud disini adalah Saka berhak atas apapun dirinya.

Jiwa maupun raga. Saat itulah, Karina benar-benar di bawah kuasa Saka.

Ia tidak bisa lari apalagi lepas.

“Kau mendapatkan uang dan aku mendapatkan kepuasan.” Jemari Saka mengusap bibir bawah Karina. “Bagaimana?”

Karina mengepalkan kedua tangannya. Apa pria ini benar-benar Saka yang dulunya polos?

Kenapa Saka sangat berbeda? Pria ini sama dengan kebanyakan pria brengsek di luar sana.

Jika Karina menerima hubungan ini, ia sama saja menjadi seorang jal@ng untuk pria ini.

Melihat keterdiaman Karina, Saka tersenyum. “Kau boleh berpikir dulu,” katanya sembari mengusap puncak kepala Karina pelan lalu pergi meninggalkannya.

Pikirannya Karina berkecamuk. Bila menerima, ia akan terkurung di bawah kuasa Saka.

Namun, bila menolak, orang suruhan Tanto tak akan tinggal diam. Sekarang saja, Karina terus diawasi.

Lantas, apakah Karina punya pilihan selain menerima tawaran Saka?

~~

Karina terdiam memandang kontrak yang Saka buat mengenai hubungan keduanya.

Di sana, tertulis Karina yang akan menjadi miliknya selama 1 tahun.

Saka berhak atas apapun tentang Karina.

Selama 1 tahun itu juga, Karina tidak berhak protes ataupun melawan Saka. Adapaun yang didapat Karina selama menjadi milik Saka adalah uang 300 juta dan uang bulanan sebesar 100 juta setiap bulan.

Karina mengambil bolpoin dan menandatanganinya. Ia menatap kertas itu dengan perasaan yang begitu berat. Andai saja, ia punya pilihan lain.

“Well, kau sudah menyerahkan dirimu padaku.” Saka mengambil bolpoin dan menandatanganinya.

Karina mengangguk.

“Aku tidak suka basa-basi.” Saka berdiri. Sampai berdiri di hadapan Karina, ia menarik wanita itu bangun.

Kemudian menempelkan bibirnya di bibir Karina. Tangannya memeluk pinggang Karina yang ingin memberontak.

“Kau harus ingat jika sekarang kau adalah milikku.” Saka mengangkat tubuh Karina ke atas meja. Ia terus bermain dengan bibir Karina yang sangat candu. Menggigit pelan bibir bawah wanita itu hingga memberikannya akses lebih.

Karina pasrah. Inilah akhirnya.

Ia harus menerima jika Saka menyentuhnya.

Saka yang berhak atas tubuhnya. Ia memejamkan mata kala Saka mengusap pinggangnya lembut.

Dari belakang, jemari Saka mencari di mana letak resleting yang digunakannya.

“KREEEK.”

Saka yang tidak sabaran segera menyobek dress Karina lalu menurunkan dress Karina, hingga sebatas pinggang.

“Sir, bagaimana jika istri Anda melihat kita?” tanya Karina di sela-sela permainan mereka yang kian panas.

Namun, Karina menyadari aura Saka berubah menjadi lebih dingin.

Sesungguhnya, pria itu sangat tidak suka ada orang yang membahasa keluarganya. “Aku tidak peduli.”

"Sir..."

Saka menatap tajam Karina. Dengan suara berat, ia berkata, "Fokus padaku, Karina."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Subagyo
aku suka,,tapi sedih jg baca nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 8

    Saka mengangkat Karina. Membawa Karina masuk ke dalam kamarnya. Oh bukan—Karina terus berpikir jika kamar ini adalah milik Saka dan Aruna. Haruskah ia menodai kamar ini. “Tap—” Saka membaringkan tubuh Karina di atas ranjang dengan kasar. “Kau tidak berhak protes. Diam dan nikmati saja.” Saka kembali mencium Karina. Tidak memberikan wanita itu bernafas dengan benar. Karina kualahan menghadapi Saka yang begitu ganas. Belum lagi di bawah sana jemari Saka sudah masuk ke dalam pusat dirinya. Memainkannya dengan sesuka hati.“Sirrrhh….,” Karina memejamkan mata. Ia meremas seprai. Tubuhnya bergerak tidak karuan saat jemari Saka masuk dan keluar dengan cepat. “Akuuuhh..” Tubuh Karina menggelinjang. Pelepasannya sudah datang. Saka bangkit. Melucuti pakaiannya sendiri. Kedua pipi Karina memerah. Ini pertama kalinya ia melihat tubuh Saka begitu gamblang. Tubuh Saka sempurna. Otot-otot pria itu terbentuk dengan sempurna. Saka kembali menciumnya. Seiring dengan sebuah benda tumpul mulai mele

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 9

    Pagi harinya. Karina menatap pantulan dirinya di depan cermin. Ada beberapa bekas kepemilikan yang ada ditubuhnya. Bekas itu tidak akan hilang dalam sekejap. Karina menatap ponselnya yang menyala. Ada sebuah notifikasi yang masuk. sebuah transfer yang masuk. 300 juta sudah masuk ke dalam rekeningnya. “Aku harus segera membayarnya.” TING TING. “Itu pasti dia.” Karina membuka pintu. Benar saja—Tanto beserta anak buahnya. “Kau ikut kami. Aku akan menjualmu.” Tanto berkacak pinggang. “Aku akan membayarmu.” Karina melotot. Ia menjauh dari pria itu. “Berikan aku rekeningmu.” Tanto dan anak buahnya berpandang sebentar. “Jangan berbohong. Aku tidak akan termakan mulutmu jalang!” Karina mengeluarkan ponselnya. “Katakan saja berapa nomer rekeningmu. Aku akan mentransfernya langsung.” Tanto menyebutkan nomor rekeningnya. Karina mengotak-atik ponselnya. Dalam sekejap saja. uang 300 juta tersebut sudah berpindah tangan. “Aku sudah membayar lunas hutangmu.” Karina menunjukkan bukti transfe

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 10

    Tangan Saka juga kenal tempat. Jemari pria itu memegang erat pinggang ramping Karina. Masalah yang paling ditakutkan Karina adalah bagaimana jika karyawan Delux melihat mereka. “Akan jadi Skandal,” balas Saka acuh. Karina mendengus. “Tamat riwayatku.” “Kau sudah tamat berkali-kali,” balas Saka lagi. Benar. Saka memang selalu benar. Mereka mengambil duduk di samping jendela. Akhirnya Karina bisa kembali makan di Restoran mewah berkat Saka. Mau tidak mau sebenarnya ia juga merindukan kehidupannya yang dulu. Penuh dengan harta, ke manapun bisa, beli apapun bisa dan melakukan apapun bisa. “Terima kasih sudah mengajakku ke sini, Sir.” Karina tersenyum. Ia memang suka. Apalagi pemandangan bawah terlihat sangat indah. “Just call me Saka.” Saka mengambil gelasnya yang sudah diisi oleh anggur oleh pelayan. “Well aku hanya sedikit bersikap baik.” Karina mengangguk. Saka meminum pelan anggurnya. Dengan sorot mata yang tidak lepas dari Karina. “Apa kau dulu sangat senang mempermainkanku?”

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 11

    Karina mengernyit. “Apapun itu bukan urusanmu.” “Come on Karina.” Kenzo tersenyum. “Aku tahu kau. Kau tidak mungkin mau hidup miskin. Kau pasti mencari sugar daddy untuk mencukupi kebutuhanmu. Apalagi kau dan ibumu itu suka sekali menghabiskan uang.” Lebih dari tahu. Kenzo bahkan hapal kebiasaan Karina dulu. Karina yang gemar menghamburkan uang. “Terserah.” Karina menghela nafas. “Ikutlah denganku malam ini. Aku akan memberimu tip yang cukup banyak.” Kenzo dengan lancang menarik pergelangan tangan Karina. “Lepaskan aku.” Karina berusah memberontak. “Bilang padaku, berapa tarifmu. Aku akan membayarnya tiga atau empat kali lipat sesuai keinginanmu.” Kenzo masih bersikukuh. “Kalau perlu aku akan menjadi sugar daddymu, kau tidak perlu repot-repot mencari pria kaya.” Karina memutar bola matanya malas. “Lepaskan aku.” “Jangan jual mahal, Karina.” Kenzo yang semakin lancang. Pria itu bahkan berani menarik pinggang Karina. Mengusap kedua pipi Karina dengan pelan. “Lepaskan aku brengs

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 12

    21+ “Ingin apa?” beo Karina. “Kau.” Saka kembali mencium Karina. Kali ini lebih tergesa-gesa. Jemarinya masuk ke dalam dress Karina. Tidak sabar menurunkan resleting dress hingga terdengar robek. Tidak seberapa hanya robek sedikit. Setelah ini Saka akan membelikan Karina lebih banyak dress. “Jangan di sini.” Karina berhasil mendorong pelan Saka. Hingga pangutan mereka terlepas meski hanya sebentar. “Aku tidak peduli.” Saka melepaskan kancing kemejanya. Kemudian kembali memangut bibir Karina. Semakin hari—semakin sering tubuh mereka membelai. Saka semakin tidak bisa lupa. Bayangan tentang Karina yang pasrah di bawahnya selalu terngiang-ngiang. Biar saja dibilang otak mesum. Tapi kenyataannya memang seperti itu. Saka membawa Karina masuk ke dalam salah satu bilik toilet. Saka dengan mudah melepaskan semua yang ada pada Karina. Hingga tubuh Karina benar-benar telanjang di hadapannya. “Tubuhmu semakin menggoda,” bisik Saka. Karina mencengkram bahu Saka ketika pria itu bermain-mai

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 13

    Karina berusaha mengingatkan diri sendiri. Kebersamaan mereka kemarin malam sebagai tugasnya. Saka tidak menginginkan apapun dari dirinya selain tubuhnya. Siang ini adalah jadwal Saka melakukan pemotretan bersama istrinya. Karina memandang Aruna. Dugaannya benar. Aruna sangatlah cantik. Wanita berstatus istri Saka itu adalah seorang desainer dan model. Hari ini mereka terlihat sangat serasi melakukan sesi photoshoot. Saka menggunakan setelan kemeja biru laut dengan bawahan hitam. Sedangkan Aruna menggunakan dress cantik berwarna biru juga. Mereka sangat serasi. Karina memandang mereka. Ia duduk di sofa yang sudah disediakan. Pose yang dilakukan sangat romantis. Aruna melingkarkan kedua tangannya di leher Saka. “Dia siapa?” tanya Aruna. Saka melingkarkan kedua tangannya di pinggang Aruna. Ia tahu yang dimaksud Aruna adalah Karina. “Bukan siapa-siapa.” “Dia norak dan kampungan,” komentar pedas Aruna. “Hanya sekedar jadi Sekretarismu saja dia tidak pantas. Kau pasti butuh pembantu.”

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 14

    Karina menggeleng. Ia bergerak tidak nyaman. Debaran jantungnya berpacu. Karina takut sekali ada orang yang lain yang melihat mereka. “Saya takut,” lirih Karina. “Apa yang kau takutkan?” Saka tersenyum tipis. Kedua tangannya masih memeluk pinggang Karina. Ia tidak akan membiarkan Karina lepas darinya. “Ada aku.” “Ada istri anda, Sir.” Saka menarik tengkuk Karina. Memangut bibir wanita itu perlahan. Jemarinya menelusup masuk ke dalam kemeja putih yang digunakan Karina. Kemeja putih itu terlalu tipis Saka bisa melihat samar-samar warna dalaman yang digunakan oleh Karina. “Sir,” lirih Karina. Saka bermain di lehernya. Sedangkan jemari pria itu masuk membelai perutnya yang rata. Sesekali menggigit kecil hingga membuat Karina menahan suaranya yang menjijikkan. “Sudah, Sir. Jangan di sini.” Karina mencengkram bahu Saka. Ia memejamkan mata saat jemari Saka dengan nakal membelai kedua miliknya. “Jangan….” Karina memegang tangan Saka yang sudah terlanjur masuk ke dalam blousenya. Ia berg

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 15

    Karina mengerjap. Ia menggeleng. “Saya hanya berpikir bagaimana jika nona Aruna tahu tentang saya dan anda.” “Memangnya apa?” Saka kembali bertanya. “Aku dan kau tidak lebih dari patner ranjang. Come on Karina, kita tidak punya hubungan spesial. Untuk apa kau takut? Jika ketahuan beritahu saja dia kalau aku hanya sesekali tidur denganmu. Pasti dia memakluminya.” Hati Karina mencelos. Perkataan Saka masuk terlalu dalam ke ulu hatinya. Karina menunduk. Ia tersenyum kemudian mengangguk pelan. ~~ Karina menatap layar ponselnya. Di sana tertulis dengan jelas sebuah pemberitahuan masuk. Uang sebesar 100 juta masuk ke dalam rekeningnya. Jumlah yang sangat fantastis hanya dengan menjadi seorang jal@ng. Karina tidak tahu apa yang harus ia lakukan dengan uang itu. Kata orang, uang yang dihasilkan dengan cara yang cepat, tidak akan pernah bisa tahan lama. Biar saja, Karina tidak mau memusingkan uang. Yang terpenting semua hutang ibunya sudah lunas. Beranjak dari duduknya. Ia memegang beber

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 539

    “Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda. Mereka dari perusahaan kontruksi yang baru saja mendapatkan pemutusan kerja sama. Mereka ingin bertanya secara langsung kenapa anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.” Itu ucapan dari asistennya, Jack. Rafa mengangguk. “Pertemukan aku dengan mereka. Akan aku beritahu alasanku.” Tidak menunggu waktu yang lama. Berada di sebuah restoran berbintang. Rafa masuk dengan langkah yang begitu tajam. Ia menatap sekitarnya dan melihat seorang pria. “Selamat datang, Sir.” Pria itu mengulurkan tangan namun terang-terangan tidak dijabat oleh Rafa. “Saya ingin menanyakan kenapa tiba-tiba anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin dengan begitu lama, Sir? Saya berharap anda bisa berpikir lagi tentang pemutusan tersebut. Apalagi ada proyek yang akan kami jalankan.” Rafa menghela nafas. “Aku hanya sedang bersih-bersih. Kerja sama ini tidak terlalu menguntungkan. Tapi sebenarnya aku bisa saja mempertahankan kerja sama ini, tapi kau m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 538

    “Di rumah Dad lebih seru, Mom. Ada banyak mainan dan kamarnya besar.” Yoshi mengeluh saat sampai di rumah. Bocah itu terlihat lebih senang berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri. Sana menghela nafas. Baru bertemu sudah memanggil Dad. Sana menggeleng pelan. “Diam saja dan tidurlah lagi.” “Besok beli mainan,” ucap bocah itu sebelum pergi ke kamar sendiri. Sana menghela panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas ranjangnya. Tanpa bisa dicegah, air matanya kembali turun. Bersama Rafa terlihat menggiurkan dan menyenangkan, namun Sana juga masih teringat hal-hal menyakitkan bersama pria itu. Lalu, jika ia memilih untuk bersama Rafa dan hal menyakitkan itu kembali terulang apakah ia sanggup menghadapinya? Sana menggeleng pelan. “Hidupku lebih tenang seperti ini. Aku tidak akan bisa bernafas jika kembali bersamanya. Ada banyak hal yang membuatku ragu bersamanya kembali. Lebih baik memang kita berpisah.” Keesokan harinya. Seperti biasa, Sana mengantar

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 537

    Sana bergegas pergi setelah selesai melukis. Ia tidak akan ingat waktu ketika terlalu larut melukis. Sampai akhirnya ia melihat jendela yang menampilkan langit berubah menjadi mendung. Ia segera pergi untuk menjemput Yoshi yang seharusnya sudah pulang 1 jam yang lalu. “Dia pasti marah.” Sana keluar dari bus dengan membawa payung. Ia segera berlari masuk ke dalam sekolah. Bertanya pada Satpam yang ternyata seluruh siswa sudah pulang, tidak ada siswa yang masih berada di kelas. “Dia ke mana?” Sana merogoh ponselnya untuk memesan taksi. Ponselnya masih mati semenjak ia mengisi daya. Ia segera menghidupkannya dan mendapat sebuah pesan dari seseorang 30 menit yang lalu. [Yoshi bersamaku]Sana langsung menelepon orang itu. “Kau siapa? kenapa anakku bersamamu?!” tanayanya. “Datanglah ke rumahku jika ingin tahu siapa aku.” Sana menghela nafas. Kemungkinan besar ia tahu siapa yang meneleponnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang nampak begitu mega

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 536

    “Mom akan mengantar kamu ke kelas.” Sana mengambil tangan Yoshi. Namun putranya itu menolaknya. Yoshi menggeleng. “Aku akan pergi sendiri. Mom pulang saja.” Hari ini adalah pertama kalinya masuk ke sekolah baru. Sana berharap ini menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Ia juga berharap sekali tidak ada yang membuli Yoshi di sini. “Hm.” Sana mengangguk dan tersenyum. “Hati-hati.” Setelah mengantar Yoshi ke sekolah, Sana langsung pulang. Rencananya ia akan menguru perceraiannya dengan Rafa. Ia akan mulai mencari pengacara handal yang bisa membuatnya berpisah dengan Rafa. Dengan hak asuh jatuh kepadanya. Sana menghela nafas dan masuk ke dalam subway. Ia tidak menyadari jika ada orang yang membuntutinya. Orang yang membawa kamera dan membidik setiap pergerakannya. Kemudian orang itu akan melaporkan pada seseorang. [Dia baru saja pulang mengantar anaknya]Pesan itu langsung masuk ke sebuah ponsel milik seseorang. Rafa menatap ponselnya. Baru saja ia membaca seb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 535

    Sana terdiam di tempat. Pikirannya kacau, antara memastikan putranya tetap berada di tempat dan segera pergi dari hadapan pria ini. Sana mengepalkan kedua tangannya. Rafa melangkah mendekat dan otomatis membuat Sana melangkah mundur dengan was-was. “Aku merindukanmu,” ucap Rafa. Terdengar rendah namun penuh penekanan dan juga tersirat sebuah rasa putus asa. Rafa mengepalkan tangannya ketika melihat Sana seperti menahan takut. “Aku akan segera mengurus perpisahan kita.” Sana menatap putranya yang telah menyadari keberadaannya. Yoshi melambaikan tangannya. Sana mengangguk pelan. “Aku harap kita bisa berpisah dengan baik-baik.” Sana melangkah melewati Rafa begitu saja. kemudian menggandeng tangan Yoshi agar ikut berjalan dengannya. Mereka terus berjalan sampai keluar dari gedung. Sana mencegah Yoshi yang setiap kali ingin menoleh ke belakang. “Mom tadi itu siapa?” tanya Yoshi. Sana tidak menjawab. Ia sedang memutar otak bagaimana harus segera pergi sedangkan dia tidak mempunyai ken

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 534

    Sana keluar bersama putranya. Merapikan penampilannya sebentar sebelum masuk. Tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya yang mau repot-repot mengantarnya. Setelah masuk—Sana bisa melihat kemegahan di dalam gedung. Tidak salah lagi, orang tua Ren memang sangatlah kaya. Perusahaan orang tua Ren menguasai pasar Jepang dan internasional. Meskipun bisa dibilang, Ren adalah anak gelap, namun keberadaannya tidak pernah ditutupi. Untungnya di antara banyaknya konglomerat yang datang, Sana tidak mengenal mereka. Memang lebih baik seperti itu. Apalagi di depan tadi, ada red karpet dan para wartawan yang siap memotret selebriti maupun konglomerat. Sana melihat Mina yang tengah berbincang dengan beberapa orang. Untuk sebentar, Sana tidak mau mengganggunya. Ia menunggu mereka selesai berbicara barulah mendekati sang saudara. “Selamat.” Sana memeluk Mina. “Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi.” Mina mengangguk. “Tidak masalah. Yang terpenting kau bisa datang ke sini.” Mina menatap Yoshi, kemud

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 533

    “Mom kita akan ke mana?” tanya Yoshi yang kebingungan dengan pakaian yang diguanakannya. Tubuhnya yang kecil menggunakan setelan jas. Bocah itu terlihat begitu tampan. “Hari ini adalah hari pernikahan aunty Mina dan paman Ren. Kamu lupa? Padahal kamu yang membaca undangannya.” Sana merapikan jas putranya. Merapikan rambut Yoshi yang sudah rapi agar semakin rapi. “Oh iya. Aku lupa Mom.” Yoshi menepuk dahinya sendiri dengan lucu. “Jadi hari ini aunty akan menikah…,” gumam bocah itu. Sana tertawa pelan. “Ayo berangkat.” Menggandeng tangan mungil putranya. Sana berjalan keluar dari area Apartemen. Ia sudah memesan taksi namun tidak kunjung datang. Namun ia melihat satu mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan mereka. Anton keluar dari mobil, menatap Sana dan Yoshi yang begitu rapi dengan kebingungan. “Kalian akan ke mana?” ia mengangkat sebuah kantong yang berisikan pizza dan ayam goreng. “Aku lupa memberitahumu.” Sana merasa bersalah. “Aku hari ini harus pergi ke acara pern

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 532

    “Melihat lukisanmu secara langsung.” Anton tersenyum dengan lebar. “Sepertinya kau memasak. Kebetulan aku juga lapar.” Anton langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Sana. “Paman Anton!” Yoshi berlari keluar dan memeluk Anton. Anton tertawa pelan. “Yoshi sudah besar rupanya.” “Tunggu sebentar. Aku akan menyelesaikannya.” Sana kembali ke dapur. Setelah beberapa lama, ia membawa makanan keluar ke ruang tamu. Menatanya dengan rapi di sebuah meja kayu. “Waah.” Anton menatap makanan yang tersaji di hadapannya. Masakan Sana memang tidak pernah gagal. “Berdoa mulai,” aba-aba Sana. Yoshi mengepalkan tangan dan menutup mata. begitupun dengan Anton yang langsung mengikuti mereka. Padahal dirumah ia tidak pernah berdoa dan langsung makan saja. “Makan pelan-pelan.” Sana mengusap kepala Yoshi pelan. Mereka makan bersama dalam hening. Sana melarang Anton berbicara di hadapan Yoshi. Karena anaknya itu bisa menangkap dan mengerti dengan percakapan mereka. Sana hanya menghindari pembahasan ya

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 531

    5 tahun kemudian. Seorang wanita tengah berlari keluar dari rumah. Ia berusaha mempercepat langkahnya untuk menyusul anaknya. Waktu yang semakin petang membuatnya begitu kawatir karena anaknya yang tidak kunjung pulang. “Yoshi!” teriaknya di pinggir pantai. “YOSHI CEPAT PULANG! JANGAN BERMAIN TERUS!” teriak Sana pada sang putra yang ikut memancing bersama kakek nelayan. Bocah yang berusia hampir lima tahun itu melambaikan tangan. Di atas perahu yang ditumpanginya, ia berjinjit kecil sembari melambaikan tangan pada sang ibu yang menunggunya di bibir pantai. Bocah yang mempunyai nama Watane Yoshinori tersebut nampak tersenyum dengan senang. “KAKEK TOLONG BAWA YOSHI KEMBALI!!” teriak Sana meminta tolong pada pria tua yang membawa perahu. Sana berlari ke sebuah dermaga kecil. Di sanalah ia menjemput sang putra yang baru saja selesai memancing. “Aku sudah bilang jangan menjemputku Mom!” ucap bocah itu ketika turun dari peruahu. Sana mencebikkan bibirnya. Ia menunduk sebentar dan bert

DMCA.com Protection Status