Share

Tidak Percaya

Author: Si Mendhut
last update Last Updated: 2023-01-25 00:03:58

Sedangkan Satria yang saat ini melihat todongan pistol dari belakangnya lewat bayangan dari jendela kaca yang ada di depannya pun langsung tersenyum tipis. Namun, belum sempat ia membuka mulutnya, tiba-tiba Arumi lebih dulu bertingkah.

"Sudahlah, hentikan main-mainnya," ucap Arumi sembari menarik tangan Abi, hingga membuat Abi menurunkan pistolnya. "Bukankah dia saudaramu, mari kita undang dia makan siang," ajaknya.

Lalu Abi pun tersenyum hangat. "Kamu ganti baju dulu, nanti kamu datang ke ruang makan, oke?" tanyanya sembari mengusap kepala Arumi dengan lembut.

Mendengar hal itu, Arumi pun langsung mengangguk. Ia tidak mau membuat Abi semakin kesal dan membahayakan Satria. Bagaimanapun juga ini adalah tempat Abi, Abi pasti lebih unggul saat ini.

Setelah beberapa menit melangkah, akhirnya Arumi pun sampai di kamarnya. Ia segera menutup pintu kamar tersebut dan pergi mengambil pakaian dan membawa pakaian tersebut ke dalam kamar mandi.

"Ah," desahnya ketika baru saja menutup pin
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Berhenti Berharap

    "Tidak perlu," tukas Satria. "Terima kasih atas ajakan makan siangnya. Tapi maaf aku ada kesibukan saamat ini, jadi aku harus pergi," pamitnya sembari bangun dari kursi tersebut."Baiklah kalau begitu, aku mengerti kita sebagai pebisnis memiliki banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan," sahut Abi sembari tersenyum ramah. "Aku tidak akan mengantarmu, silahkan."Dan tanpa bicara apa pun lagi, kemudian Satria berjalsn meninggalkan ruangan tersebut dengan santai.Sementara itu saat ini Arumi langsung mendorong tubuh yang sedari tadi merangkulnya. Ia pun segera mengambil tisu dan mengelap bekas ciuman Abi. Dan tanpa diduga Abi terkekeh melihat hal itu."Kenapa?" tanya Arumi sembari melirik tajam ke arah Abi. "Aku hanya merasa lucu. Bukankah kamu menikmatinya tadi?" tanya Abi yang masih sesekali terkekeh."Diam!" Arumi menutup telinganya. "Aku lapar ingin makan!" teriaknya.Sesat kemudian dua pelayan yang sempat mundur karena melihat percakapan ekstra antara Abi, Satria dan Atumi pun

    Last Updated : 2023-01-25
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Hamil

    "Selamat, kalian akan segera menjadi orang tua," ucap dokter yang diundang oleh Abi ke rumah itu."Orang tua, apa maksudnya?" Arumi bertanya dengan nada tinggi. Tentu saja dokter tersebut terkejut mendengar pertanyaan Arumi, tetapi ia tetap menyuguhkan senyum profesionalnya. "Anda akan menjadi seorang ibu, Nyonya," terangnya.'Ibu' Satu kata yang benar-benar membuat Arumi tercengang. "Terima kasih atas pemeriksaannya, Dok," ucap Abi sembari memberi tanda pada Rasyid."Kenapa, apa kamu tidak senang memiliki seorang anak?" tanya Abi.Mata Arumi yang memerah kini meneteskan air mata. "Aku tidak mau punya anak, aku tidak mau!" teriaknya sembari membenamkan wajah pada lututnya yang saat ini sedang ia peluk erat. Isak tangisnya pun pecah saat ini. Sedangkan Abi saat ini bergerak dan duduk di tepian ranjang tersebut sembari menghela napas panjang. "Tunggu." Tiba-tiba Arumi mengangkat wajahnya. Ia dengan cepat turun dari ranjang dan melangkah ke arah ruang ganti. Namun di tengah langkah

    Last Updated : 2023-01-26
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Kedatangan Milda

    "Dua bulan," jawab Dokter sembari tersenyum hangat karena sepertinya kondisi mental Arumi sudah lebih tenang.Sesaat kemudian terdengar helaan napas panjang muncul dari Arumi. "Terima kasih, Dok.""Sama-sama Nyonya.""Satu lagi Dok, apa saya bisa pulang hari ini?" tanya Arumi sembari menatap dokter tersebut."Tunggu beberapa hari lagi ya, Nyonya. Tolong Anda bersabar," jawabnya.Setelah itu Arumi pun diam, tak bicara apa pun lagi. Sedangkan Dokter kini berganti berbicara dengan Abi mengenai proses penyembuhan dan sebagainya. Beberapa menit berlalu, akhirnya Dokter tersebut pergi meninggalkan ruangan tersebut. Kini tinggal Arumi dan Abi yang ada di dalamnya. "Setelah keluar dari sini aku akan mencari pekerjaan," ucap Arumi dengan tegas ketika Abi baru saja duduk di kursi yang ada di dekatnya."Untuk apa?" tanya Abi sembari mengerutkan keningnya.Arumi yang tadinya menatap ke arah jendela yang menuju balkon pun, kini berganti menatap ke arah Abi. "Aku ingin bekerja, mencar

    Last Updated : 2023-01-26
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Tetap Hidup Jika ...

    Setelah beberapa saat, akhirnya Pak Taufik pun mendorong kursi roda Satria masuk ke dalam lift khusus. Dan setelah sampai di lantai yang ditentukan, kemudian Pak Taufik pun segera membawa tuan mudanya itu masuk ke salah satu ruangan."Aku sebenarnya capek melihat kamu," keluh Rangga yang kini sedang duduk di mejanya. "Bukankah sudah kubilang, kamu tidak perlu datang ke sini. Aku akan menyuruh orang untuk mengantar suratnya ke tempatmu," imbuhnyaSatria yang baru saja masuk pun langsung menatap dingin dan menjawab, "Kamu bisa beristirahat jika tidak ingin melihatku ke sini."Mendengar hal itu Rangga pun langsung beralih pada Pak Taufik. Sangat jelas kalau sahabatnya saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ini pertama kalinya Satria kembali bersikap dingin setelah mengalami kecelakaan dua bulan yang lalu. Biasanya Satria akan marah-marah tiap kali Rangga menggodanya. "Nona Arumi hamil," ucap Pak Taufik yang menyadari pertanyaan tak bersuara dari ekspresi wajah Rangga yang sedan

    Last Updated : 2023-01-26
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Bukan Istri Abi

    Dua minggu berlalu. Arumi yang sudah keluar dari rumah sakit pun mulai berkeliling mencari tempat yang akan dia sewa untuk memulai usahanya. "Berhenti!" ucapnya ketika melihat deretan ruko di dekat pasar, tempatnya bertemu janji dengan seseorang yang menghubunginya lewat instagram. "Apa Nyonya yakin ingin menyewa tempat di sini?" tanya Rasyid yang saat ini mengernyit menatap deretan ruko yang terlihat sederhana tersebut."Ya tentu dong, Syid. Aku mana mampu menyewa tempat seperti yang digunakan usaha tuanmu," jawab Arumi sembari turun dari mobil tersebut dengan sandal jepitnya.Setelah itu Rasyid pun menghela napas panjang menatap Arumi yang kini berjalan menjauh dengan kaos dan rok bawah lututnya. "Pantas saja Tuan sangat menyukainya," gumam Rasyid sembari kembali menginjak pedal gasnya, membawa mobil tersebut ke tempat parkir. Semantara itu, saat ini Arumi berjalan santai sembari menoleh kanan-kiri untuk mencari orang yang berjanji temu dengannya. Dan sete

    Last Updated : 2023-01-26
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Bi Siti Dan Nana yang Kasihan

    Setelah berbicara cukup lama akhirnya Arumi dan Dewi yang merupakan salah satu anak buah Satria pun keluar dari ruangan tersebut. Mereka melanjutkan pembicaraan mereka sembari mengamati etalase yang ada di bagian depan. Dan setelah selesai berbicara berbagai hal, akhirnya Arumi dan Dewi pun keluar dari ruko tersebut.Benar saja, ketika Arumi dan Dewi keluar, mereka sudah disambut oleh Rasyid yang menunggu tak jauh dari ruko tersebut."Bagaimana Nyonya?" tanya Rasyid di depan Dewi yang saat ini masih berdiri di sana."Semuanya bagus. Tapi bukan tempat ini yang akan kusewa. Aku akan coba bekerja sama dengan Mbak Dewi dulu setelah ini," jawab Arumi, lalu menatap ke arah ruko yang dilihatnya tadi. "Jika nanti ada kesempatan, aku akan membuat usaha di sini," imbuhnya dengan ekspresi penuh harap.Rasyid pun mengangguk mendengar hal itu."Ini siapa Mbak?" tanya Dewi sembari menatap Rasyid dari ujung kepala hingga ujung kaki.Arumi pun mengalihkan pandangannya kembali pada Rasyid. "

    Last Updated : 2023-01-27
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Hadiah Untuk Rasyid

    Berapa menit berdebat akhirnya Abi pun menghela napas panjang. Ia kemudian melangkah dan duduk di sofa sembari mengurut keningnya."Lalu apa yang kamu mau?" tanya Abi yang terlihat lelah."Tidak ada. Orang-orang tidak sopan itu sudah pergi, jadi semuanya sudah selesai," jawab Arumi dengan santai.Mendengar hal itu Abi pun menggeleng pelan. Sementara itu Bi Siti dan Nana terlihat saling menatap."Tapi Nyonya, kalau mereka pergi bagaimana dengan rumah ini? Bukankah Anda sudah memutus jasa pembersih? Kami tidak mungkin sanggup membersihkan rumah ini setiap hari," ujar Bi Siti mengemukakan masalah yang ia pikir Arumi tak menyadarinya."Lah, iya," sahut Arumi sembari menepuk keningnya. Sebuah refleks yang biasa Arumi lakukan ketika ia terlambat menyadari sesuatu.Melihat hal itu sebuah komentar pun muncul dari bibir Abi. "Kamu sering sekali ceroboh.""Biar," sahut Arumi dengan sinis.Setelah itu Arumi pun menatap ke arah Bi Siti dan Nana dengan sebuah helaan napas panjang sebe

    Last Updated : 2023-01-28
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Kunjungan Istri Pertama

    Setelah cukup lama mendengar perkenalan diri mereka, akhirnya Arumi mengerucutkan bibirnya seolah sedang berpikir keras. "Jadi mana yang akan kamu pilih?" tanya Abi karena merasa Arumi sudah cukup lama berpikir.Kemudian Arumi pun menoleh pada manager tempat itu yang kini berdiri tepat di sebelahnya. "Apa saya boleh memberikan pertanyaan pada mereka?""Silahkan," jawab Manager dengan cepat dan ramah.Sesaat kemudian Arumi pun maju selangkah. "Menurut kalian, apa yang membuat seorang ART bisa lebih dihormati oleh ART lainnya?" tanyanya.Seketika semua orang yang ada di depan Arumi tersebut saling melirik selama beberapa saat. Begitu pula dengan tiga orang yang sudah khusus disiapkan untuk Arumi, ketiga orang tersebut bertingkah seperti yang lainnya agar Abi tak curiga.Akhirnya, semua calon ART tersebut pun menjawab pertanyaan Arumi dengan sebaik-baiknya. Dan Arumi pun mengangguk-ngangguk seolah benar-benar memikirkan semua hal itu."Bagaimana Nyonya?" tanya Manager dengan

    Last Updated : 2023-01-29

Latest chapter

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Dasar Pahit

    Sesaat kemudian pintu yang baru saja diketuk oleh Arumi tersebut pun terbuka. Ia menatap seorang laki-laki yang keluar dari sana."Loh, bukannya kamu sedang keluar negeri?" tanya Arumi sambil menatap kekasihnya tersebut menggunakan kaos oblong dan celana pendek biasa."Sejak kapan kamu menjadi dekat dengan Aris?" tanya Satria yang terdengar seperti sedang mengintrogasi.Arumi langsung memutar bola matanya. Ia sudah sangat terbiasa dengan kecemburuan Satria yang agak berlebihan."Istrinya tidak senang saat mendengar kamu mengajaknya liburan, kamu mengerti?" Satria berdalih agar Arumi tak marah karena dia cemburu lagi.Mata Arumi membola. "Dia punya istri?"Sesaat kemudian terlihat Aris keluar lewat pintu lain."Ris, kamu punya istri?" tanya Arumi langsung.Aris pun tersenyum canggung. Dia tadi mendengar dengan jelas kebohongan apa yang Satria katatakan. "Iya Nyonya," jawabnya."Lah, harusnya kamu ajak juga istri kamu, jadi kita bisa liburan bersama," ucap Arumi sembari t

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Liburan Yuk

    Tiga bulan berlalu. Perlahan perasaan Arumi mulai membaik, walaupun terkadang ia masih suka melamun dan tiba-tiba menangis sendiri ketika teringat dengan putri kecilnya."Hayo … ngelamun lagi," ucap Nita yang baru saja datang ke taman kecil samping cafe. Ia kemudian dengan santai duduk di samping Arumi yang sedari tadi terus menghadap bunga."Apa ada pesanan lagi?" tanya Arumi sembari mengusap air matanya."Tidak ada, semuanya sudah beres," jawab Nita. "Kamu ingat dengan Syahila lagi?" tanyanya.Arumi menghela napas panjang. "Ya … mau bagaimana lagi. Tadi malam aku mimpi gendong dia," jawabnya."Ar, kamu pasti tahu aku mau ngomong apa. Jadi aku nggak akan ngomong itu lagi, soalnya kata-kata mutiaraku udah habis buat menghibur kamu." Nita berseloroh.Arumi pun menoleh sembari tersenyum kecil. "Iya … aku nggak akan sedih lagi. Ini sudah tiga bulan lebih 'kan?" Ia menirukan ucapan Nita ketika terakhir kali menghiburnya."Nah, gitu baru bener," sahut Nita sembari mencubit ge

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Bidadari Surga

    Beberapa menit berlalu, saat ini Satria, Abi dan Arumi pun sampai di lantai paling atas tempat di mana Rena berada."Syahila," panggil Arumi karena mendengar putri kecilnya itu sedang menangis kencang."Ren, berikan bayinya," ucap Abi sembari mencoba melangkah ke arah Rena, tetapi langsung berhenti ketika Rena mengangkat tangannya, memberi tanda agar dia berhenti."Aku berubah pikiran," ucap Rena."Berubah pikiran apa, kami sudah membawa Abi ke sini," sahut Satria dengan tangan yang mengepal kuat.Rena pun mengganti pandangannya pada Satria. "Sat, kamu seharusnya tidak ikut campur dalam urusan rumah tanggaku ini. Aku beri kamu kesempatan untuk pergi dari sini, aku hitung sampai tiga. Satu … dua ti—""Aku tidak akan ke mana pun. Serahkan bayinya dan kamu bisa pergi dengan Abi ke mana pun yang kamu mau," tukas Satria."Kenapa kamu selalu bertingkah dominan? Di sini aku bosnya, bukan kamu!" teriak Rena.Sesaat kemudian tangisan Syahila terdengar makin kencang."Mbak, tolong beri

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Hampir

    Setelah beberapa menit, akhirnya Arumi pun selesai menyusui Syahila. Tangannya mengepal kuat memikirkan apa alasan yang bisa ia gunakan untuk mengulur waktu."Sudah selesai, Nyonya?" tanya baby sitter yang baru saja masuk ke dalam kamar itu.Arumi pun langsung menoleh. "Sudah," jawabnya.Kemudian baby sitter itu pun mendekat ke arah Arumi. "Saya ditugaskan oleh Tuan Abi untuk membantu Anda berkemas," ujarnya.Sesaat kemudian Arumi pun mengangguk. "Tapi aku ingin ke kamar mandi dulu, tidak apa-apa kan? Soalnya perutku seperti melilit ini," ujarnya sembari berakting meringis menahan sakit."Iya Nyonya, tidak apa-apa. Saya akan mengatakan ini pada Tuan," jawab baby sitter sembari mengambil alih Syahila.'Sayang, kita bertahan dulu ya,' batin Arumi sembari menatap ke arah bayi mungilnya yang sedang tertidur lelap.Dan kemudian ia pun segera melangkah mencari kamar mandi di kamar itu. Sepuluh menit berlalu, saat ini Arumi terus berada di dalam kamar mandi dan duduk

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Demi Syahila

    Kemudian Arumi beralih menatap orang tersebut. "Apa maksudnya ini? Kenapa kamu mencelakai dia?" tanyanya."Semua ini atas perintah Tuan," jawab orang tersebut dengan ekspresi dingin.Sementara itu Rasyid pun kembali terbatuk-batuk."Lalu?" Arumi bertanya kembali sembari menatap orang yang ada di depannya itu dengan tak kalah tajam.Sesaat kemudian, orang di depan Arumi yang memiliki paras cantik seperti perempuan tetapi bersuara gahar khas lelaki itu pun mengeluarkan sebuah botol dari dalam jasnya dan kemudian memberikannya pada Rasyid.Secepat kilat Rasyid menyambar botol tersebut dan langsung menenggak isinya. 'Apa-apaan ini?' batin Arumi yang makin terkejut melihat apa yang terjadi."Aku pikir kamu sudah berpindah haluan," seloroh orang tersebut sembari menengadahkan tangannya.Beberapa esaat kemudian, Rasyid yang tadi membungkukkan tubuhnya saat menahan sakit kini kembali berdiri tegap. "Belum waktunya kamu bicara seperti itu," pungkasnya sembari memberikan kembali botol obat pe

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Dia Di sini?

    Satu jam lebih berlalu. Saat ini Arumi sedang berdiri di dekat sebuah perempatan yang ramai dengan kendaraan berlalu lalang."Di mana …," gumam Arumi sembari menatap ke arah jam tangan yang diberikan oleh Satria. Kakinya menghentak-hentak kecil karena tidak sabar menunggu."Bagaimana kalau Syahila lapar," gumam Arumi lagi yang merasakan payudaranya penuh dan itu tandanya kalau buah hatinya itu sedang lapar. Masih teringat dengan jelas bagaimana tangisan bayi kecil itu di telepon tadi.Tak lama kemudian terlihat sebuah mobil berwarna hitam mendekat ke arahnya. Dan setelah mengamati selama beberapa saat, terlihat seorang laki-laki turun dari mobil tersebut."Kenapa kamu lama sekali," gerutu Arumi karena melihat itu adalah Rasyid yang menjemputnya.Setelah itu Arumi pun segera masuk ke dalam mobil tersebut tanpa basa-basi. "Ayo cepat kita pergi," ucapnya ketika Rasyid juga sudah masuk ke dalam mobil tersebut."Apa Anda benar-benar sendirian?" tanya Rasyid sembari menekan pedal g

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Pilihan Dari Abi

    Satu jam berlalu. Saat ini Satria, Arumi dan Rena sudah berada di halaman rumah sakit. Terlihat para anak buah Satria sudah berjaga di berbagai sudut rumah sakit. Dan ketika baru saja turun dari mobil, Arumi pun memaksa dirinya untuk berjalan dengan cepat ke arah pintu masuk rumah sakit."Syahila, di mana kamu," ucap Arumi sembari terus melangkah. Kalau bisa, ia ingin berlari dan mengobrak-abrik seluruh gedung tersebut untuk mencari buah hatinya. Namun, ia sangat sadar dengan kemampuannya yang hanya wanita biasa dan baru melahirkan."Aris, bawa dia ke ruangan Arumi!" titah Satria sembari mendorong Rena ke arah Aris.Aris pun dengan sigap menangkap Rena dan membawanya mengikuti Satria."Lepas! Aku bisa berjalan sendiri!" sergahnya yang kemudian melangkah dengan tenang mengikuti Satria dan Arumi. Setelah sampai di lantai tempat Sahila biasanya diletakkan, Arumi pun segera masuk ke dalam ruangan tersebut. Dia mengecek sendiri tempat di mana Sahila biasanya tidur. a

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Tidak Mungkin

    Langsung saja para wartawan menyorot ke arah orang tersebut. Setelah itu ia dengan tenang membuka topi dan maskernya.Melihat hal itu mata Arumi pun membulat. "Mas, itu Rena. Bagaimana?" bisik Arumi sembari mencubit paha Satria."Kamu tenang saja. Katakan saja semua yang kamu inginkan," jawab Satria dengan suara yang tak kalah lirih.Langsung saja Arumi menoleh dan mengernyitkan dahinya. 'Apa maksudnya?' pikir Arumi sembari melihat Satria yang saat ini sedang menatap Rena dengan santai. Sesaat kemudian Satria pun ikut menoleh dan mengusap kepala Arumi dengan lembut. "Kamu tenang saja," ujarnya dengan suara normal, hingga menarik perhatian beberapa wartawan dan mereka pun langsung mengabadikan momen itu.Arumi yang menyadari hal itu pun langsung melirik ke arah para wartawan yang menyorot mereka saat ini. 'Jangan-jangan dari tadi dia sudah tahu kalau itu Rena,' batinnya."Sudah aku katakan tenang saja. Aku ada di sini, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan," ujar Satria lagi.Langsung

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Cincin Kedua

    Dua jam kemudian di dalam ruangan Satria. Saat ini terlihat Satria yang tengah duduk di kursi kerjanya."Apa wanita itu memang sulit ditangani, Pak? atau hanya dia saja?" tanya Satria pada Pak Taufik, setelah ia selesai mematikan panggilan dari Aris yang mengatakan kalau dirinya dan Arumi sudah berada di lantai dasar perusahaan itu.Pak Taufik pun tersenyum kecil mendengar hal itu. "Nona Arumi ingin membantu Anda, Tuan. Dan saya pikir ini juga tidak ada salahnya," jawabnya dengan bijak."Aku sengaja tidak ingin melibatkan dia karena tidak mau dia mendengar pertanyaan-pertanyaan wartawan itu," ucapnya dengan nada mengeluh."Saya yakin Nona Arumi bisa menghadapinya, dia wanita yang kuat," sahut Pak Taufik masih dengan nada bicaranya tadi.Setelah itu yang terdengar hanyalah helaan napas panjang dari bibir Satria. Setelah 15 menit merapikan penampilan dan merencanakan semuanya, akhirnya Arumi dan Satria pun berjalan dengan tenang ke arah ruang konferensi pers yan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status