Share

81. Kehilangan (1)

Aku menarik napas sedalam mungkin ketika memarkirkan sepeda motor di tempat parkir perusahaan. Setelah Maya menegurku dan ruang tengah apartemen yang menjadi saksi bisu dari derasnya air mata kami; Maya tidak keluar dari kamarnya ketika aku mencoba bicara dengannya dan bahkan memohon-mohon. Meminta maaf, karena sudah mengecewakan serta membuatnya marah besar. Aku tahu dia marah, karena Gama adalah salah satu teman dekatnya. Sepanjang mandi, berbenah, sampai perjalanan menuju ke perusahaan pun air mataku tidak bisa berhenti jatuh.

Maya memang menyuruhku pulang ke rumah untuk merenungi semua perbuatanku. Tapi, mana bisa aku merenung—menangis tersedu-sedu di rumah saat hari kerja? Semua tindakanku akan memicu pertanyaan dari ayah serta kakakku. Dan aku sama sekali tidak bisa melupakan wajah Pak Dalvin ketika Maya mengusirnya dengan begitu kasar. Aku melepas helm, meletakkannya di atas tempat duduk sepeda motor, lalu memastikan make up di sekitar mata tidak luntur akibat air mata.

Melal
sy

Yeay setelah ini akan tamat :D!! Sudah bisa menebak ending-nya, belum? Ehehehe.

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
yenyen
gw kayanya rada rada ngeri endingnya nihh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status