Brian langsung pergi meninggalkan perusahaan. Semua wartawan mengikuti Rendra dan Laura. Rendra dan Laura saat itu dia meminta maaf pada semua orang."Semuanya saya minta maaf akibat video dan foto saya dengan Laura tersebar. Ini kesalahan saya dan istri saya." Rendra meminta maaf dihadapan semua media dan beberapa wartawan yang pergi ke depan perusahan Rendra."Saya minta maaf dan ini juga dosa besar. Maafkan semuanya yang kecewa pada saya dan dulu yang mendukung saya saat kakak kembar saya berselingkuh dengan mantan suami saya." Laura juga meminta maaf dihadapan media.Laura dan Rendra masuk ke dalam perusahan dan disana sudah ada pemegang saham juga komisaris yang menunggu mereka. Rendra dan Laura masuk ke ruangan meeting karena hari itu meeting akan dilakukan."Pak Rendra, saya tahu Anda pemegang saham terbesar di perusahan ini tapi reputasi kalian hancur akibat video dan foto bahkan bukti kehamilan Bu Laura. Apa yang harus kita lakukan saham kita menurun sejak berita itu di muat d
"Bagaimana ini bisa terjadi? Akibat dari video syur saja mempengaruhi perusahaanku. Apa yang harus aku lakukan untuk menangani perusahaan, sedangkan beberapa pemegang saham sudah ada yang mengundurkan diri karena terjadinya penurunan yang signifikan ke bawah," Rendra bingung dan dia meeting di depan semua orang sambil memikirkan jalan keluarnya."Tuan Rendra, kita pertahankan beberapa investor yang ada dengan mencari investor yang baru. Lalu masalah modal lagi kita harus mengunakan uang Anda agar misalnya tidak sanggung membayar karyawan harus memakai uang Anda. Setelah perusahan kembali lagi maka keuntungan nya akan menutupi uang Anda untuk gaji karyawan," ucap asisten Rendra."Baiklah! Kamu bantu aku untuk terus setiap hari memeriksa pergerakan saham kita. Kita sudah ada solusi meskipun kerugian perusahaan begitu besar akibat penurunan saham," jawab Rendra.Hari itu Brian menerima telpon dari anak buah kepercayaan dan dia mendengar kerugian perusahaan sangat besar."Hallo! Ada apa ka
"Sakit Rendra. Aku takut mereka menghinaku karyawan kita sendiri." Laura pingsan akibat demo besar-besaran yang dilakukan. karyawan Rendra dari beberapa perusahaan mereka."Pengawal! Security! Cepat kalian bantu aku membawa istriku masuk ke dalam mobil. Kalian bereskan semua karyawan yang demo. Nanti biarkan asistenku menyampaikan pada karyawan yang demo agar perwakilan mereka menemui aku di perusahaan daripada demo yang rusuh." Rendra menyuruh anak buahnya untuk menghalau karyawannya agar tidak bertindak berlebihan.Rendra menyuruh mereka untuk berunding dan tidak mengancam nyawa siapapun. Sementara Rendra dibantu oleh beberapa pengawalnya masuk ke dalam mobil karena Laura pingsan. Mereka menuju rumah sakit terdekat agar Laura ditangani oleh dokter dengan cepat.Rendra segera menuju rumah sakit dan Laura masih pingsan. Beberapa saat kemudian, Rendra sudah membawa Laura ke rumah sakit dan saat ini Laura sudah ditangani oleh dokter uang bertugas. Rendra menunggu Laura di periksa oleh Do
Rendra membaca pesan itu ternyata pesan itu dari Brian. Brian sengaja menghina Rendra karena dia tahu Rendra begitu tidak becus juga mengurus perusahaan. Rendra saat itu juga segera menelpon Brian."Hallo! Apa maksud kamu Kak menghinaku?" tanya Rendra melalui ponselnya."Renda serahkan saja perusahaan kamu padaku karena kamu juga mengalami skandal yang sama. Aku punya modal untuk memperbaiki nama baik perusahaan dan aku punya kemampuan untuk mengembalikan investor," jawab Brian dengan sombongnya."Kak, kamu tidak mengenal aku. Dalam waktu 3 bulan, aku pastikan perusahan akan bangkit kembali dan aku akan tetap memegang penuh kekuasaan perusahan Papa dan punyaku." Rendra marah dan dia langsung mematikan ponselnya.Laura mendengarkan percakapan Rendra dan Brian karena mereka dalam perjalanan pulang dari rumah Bobby. "Rendra, apa Papa dan Brian menantang kamu untuk memulihkan perusahan dengan cepat?" tanya Laura."Kamu tidak perlu memikirkan perusahan dan aku sudah menemukan solusinya. A
Brian pergi karena tidak terimah perusahaan Rendra kembali jaya lagi. Laura datang saat Rendra sendirian, dia melihat Rendra tersenyum."Kamu kenapa senyum-senyum sendiri, Rendra suamiku?" tanya Laura."Aku tidak apa-apa, tapi aku lagi dalam suasana hati yang baik. Brian tidak suka aku sukses lagi dan perusahaan kembali jaya lagi, apa mungkin dia terlibat? Tapi dia sudah tidak jadi CEO lagi?" jawab Rendra."Apa mungkin Kak Lussy dan Rendra bekerja sama? Kita belum sempat menyelidiki karena sibuk mengembalikan perusahaan ini. Sayang, kamu selidiki ulang saja, siapa tahu kita berhasil menemukan pelaku penyebar video kita," ungkap Laura."Ya, aku akan sewa ahli IT dan mata-mata terbaik dari luar negeri. Pasti kita akan menemukan siapa pelaku sebenarnya," jawab Rendra. "Jangan sampai ketahuan siapapun, Rendra. Aku yakin mereka pasti terlibat," sahut Laura.Pesta perayaan bangkitnya kembali perusahaan Rendra sudah selesai, semua orang memberi selamat pada Rendra. Media juga memberitahukan
"Rendra, apa kamu tidak bisa memberikan saham perusahaan padaku hanya 15% saja?" tanya pria yang datang ke rumah Rendra dan pria itu adalah Brian."kak Brian, kamu datang-datang ke rumahku tidak kerja malah mau memalak saham yang aku beli darimu. Mau kamu apa heh?" jawab Rendra."Jangan serakah! Kamu anak Papa yang lebih muda dariku. Kenapa kamu serakah sekali!""Pergi kamu dari rumah ini! Dulu saat Mamaku meninggal Mama kamu selalu menyiksaku dan malah mengirimiku sekolah ke luar negri agar tidak menganggu kalian. Sekarang kamu tidak tahu minta saham yang aku beli dari harta warisan Mama, perusahaan kamu itu bangkrut kak dan aku rugi waktu itu tapi kamu malah minta saha?" Rendra tersulut emosi akibat permintaan Brian yang datang ke rumahnya."Dasar adik yang serakah! Kamu jangan menyesak karena kamu menolak permintaanku kali ini. Kamu tunggu saja! Ingat kita tidak ada hubungan adik kakak mulai sekarang." Brian marah dan dia pergi seketika itu karena dia merasa Rendra begitu sombong.
"Heh wanita hamil! Kamu diam saja! Jangan banyak bertanya saat ini biarkan Bos kita yang akan menerima kamu pelajaran," kata para penculik itu."Lepaskan aku! Aku mohon! Aku sedang hamil, jangan mengigat aku seperti ini. Aku mohon, kalian bebaskan aku," pinta Laura yang saat itu dia merasa ketakutan."Wanita hamil! Kamu harus ingat, sekarang kamu di culik dan jangan mencoba kamu," ancam penculik itu dengan mengarahkan pistol ke kepala Laura."Aku tidak akan macam-macam," jawab Laura yang sangat ketakutan karena di ancam apalagi di todong pistol.Semua hal yang Laura takutkan hanya calon bayinya karena dia sedang hamil 8 bulan. Laura hanya diam saja karena saat itu juga penculik membungkam mulut Laura dengan lakban hitam agar tidak bicara.Beberapa menit kemudian, Brian saat ini datang untuk melihat Laura. Namun, Laura matanya di tutup dengan kain hitam jadi dia tidak tahu siapa yang datang menemuinya."Kamu hanya wanita hamil, Laura. Aku ingin kamu tiada atau menjauh dari Rendra, pria
"Aku harap Laura tidak akan meninggal karena rencana kita akan gagal kalau dia sampai meninggal. Brian, apa rencana kamu selanjutnya?" tanya Lussy."Aku harap di tidak akan meninggal karena dendamku belum tuntas. Lussy, ancam saja dia dan buat Laura menurut sama kita," jawabnya."Laura tetaplah lemah jika itu menyangkut bayinya. Kita akan menggunakan bayinya untuk mengancamnya agar mau menuruti kita," sahut Lussy yang tertawa jahat."Kamu saudara kembar yang kejam, Lussy. Aku suka kamu yang tidak munafik seperti Rendra dan Laura," ungkapnya."Kita akan bunuh bayi Laura, jika di tidak menurut sama kita." Lussy tertawa jahat bersama Brian.Beberapa menit kemudian suara tangisan bayi terdengar dari ruangan persalinan tempat Laura melahirkan. Suster sudah mengurusi Laura dan bayinya, Dokter wanita itu ke luar dari ruangan itu. Dia mengucapkan selamat pada Lussy dan Brian."Pasien selamat dan selamat Anda mendapatkan keponakan yang tampan dan sehat," ucap Dokter."Terimah kasih Dokter! Suda
"Benar, kamu hamil Sayang. Dokter bilang kamu pingsan karena kamu kemungkinan hamil. Nanti kamu akan tes kehamilan dan USG juga kalau kamu kurang yakin." Rendra terlibat begitu senang."Apa? Aku hamil? Aku tidak sangka aku bisa hamil lagi. Di umurku yang sudah 35 tahun dan umur kamu yang 27 tahun," Laura memeluk Rendra juga karena senang."Mulai sekarang kamu tidak boleh kerja dan kamu harus di rumah saja. Anak kita akan di urus baby sister karena dia mulai bersekolah di tahun ini," Rendra begitu perhatian pada Laura."Terimah kasih, Sayang. Aku sangat bahagia sekali hari ini." Rendra dan Laura sama-sama senang, lalu mereka sementara waktu menunggu dokter datang memeriksa Laura lagi. Satu jam kemudian Dokter datang dan saat itu juga Dokter menanyakan pada Laura apakah dia siap untuk melakukan tes kehamilan atau USG."Siang, saya langsung saja. Apa Anda Nona Laura siap untuk menjalani tes kehamilan?" tanya Dokter."Saya siap, Dokter.""Baiklah! Anda bisa tespack sendiri dan setelah pe
"Sayang, aku suka mari kita mulai." Rendra memeluk dan mencium mesra Laura yang sudah berada di kamar dengan kejutan mewah itu."Ehmmz... Jangan cium seperti ini! Ah... Sayang, kita baru sampai di kota Paris." Laura hanya mendesah saja saat Rendra sudah menanggalkan satu persatu bajunya dan menyentuh bagian tubuh bawahnya."Rendra, cukup." suara rintihan Laura semakin membuat hasrat Rendra memuncak.Dia begitu cepat menyatukan diri mereka di dalam kenikmatan surga dunia bercinta saling memiliki satu sama lain. Rendra dan Laura sudah tenggelam di antara gairah mereka, mereka saling memuaskan satu sama lain hingga mereka kelelahan. Rendra dan Laura memutuskan untuk mengakhirinya."Sayang, aku akan mandi air hangat meski musim dingin disini. Kita belum makan malam nanti ajak Papa dan anak kita makan malam di restoran yang dekat hotel ini saja, ini masih jam 7 malam," kata Laura."Ayo mandi bersama! Aku akan memandikan kamu." Rendra dengan cepat mengendong Laura yang belum memakai sehelai
Saat Laura tidur dia bermimpi Lussy selalu datang di mimpinya."Laura, aku akan bunuh kamu." "Tidak! Jangan Kak Lussy, maafkan aku!" Laura bermimpi Lussy setiap malam."Sayang, bangunlah! Tidak ada Lussy disini." Rendra membangunlah Laura yang bermimpi Lussy setiap hari."Tidak! Sayang, sudah 3 bulan aku selalu bermimpi tentang Kak Lussy. Ayo kita ke makamnya saja, aku akan membawa bunga untuknya." Laura terbangun dia berkeringat dingin seolah Lussy memang akan membunuhnya.Sudah tiga bulan mimpi itu berulang terus meskipun dia sudah melakukan kebaikan untuk menebus dosanya. Ingat! Balas dendam itu memang tidak baik karena semakin kamu terjerumus dalam lingkaran dendam, maka kamu tidak akan kembali. Nyawa dibalas dengan nyawa pun akan membuat hidup kamu di kejar dengan rasa bersalah, sejatinya memaafkan itu sulit tapi memang ada kalah begitulah dalam kehidupan.Seperti yang dialami, Lussy, Brian dan Laura maupun Rendra, mereka semua hanya terjebak di masa lalu dan mungkin saja bisa h
"Laura, tenang saja! Lussy sudah meninggal dan kamu bukan pembunuh hanya menghukum pembunuh kedua orang tua kamu saja," sahut Rendra."Tidak! Rendra, ini dosa dan aku menyesal karena telah membunuh Lussy. Tanganku penuh darah Lussy, aku menembaknya. Aku bersalah! Apa yang harus aku lakukan?" Laurs menangis dan dia duduk di lantai rumah sakit karena mendengar Lussy tidak bisa disematkan."Nona Laura, dia itu wanita gila yang berbahaya Anda tenanglah! Anda tidak usah panik. Maaf! Saya tidak bisa menyelamatkan Nona Lussy," kata Dokter yang baru saja mengabarkan kalau Lussy meninggal dunia."Dokter, Anda tidak bersalah! Ini sudah takdirnya dan dia pantas meninggal karena dia pembunuh orang tuanya dan dalang pembunuh istri saya juga anak kandungnya. Tolong siapkan jenazah dia dan nanti biarkan saya yang mengurus pemakamannya karena istri saya sangat sock melihat saudara kembarnya meninggal," pinta Rendra."Ya Tuan Rendra." Dokter segera menyuruh suster untuk mengurus pasien karena setelah
"Lussy sekarang berada di rumah sakit jiwa, dia diantarkan gila oleh dokter sejak 1 bulan yang lalu. Sayang, aku harus mencari Lussy hingga dapat karena dia itu bisa membahayakan nyawa orang lain," jawab Rendra."Apa? Kalau begitu aku ikut kamu mencari Kak Lussy," sahutnya."Baiklah! Aku akan datang membantu kalian. Aku tutup dulu telponnya dan kabari aku lagi nanti. Kirim lokasi kalian," jawab Rendra pada anak buahnya yang menelpon dirinya."Siap Tuan."Rendra menutup ponselnya dan sekarang dia mulai berbicara dengan Laura. Laura tidak sangka kalau Kakak kembarnya akan menjadi gila hanya karena kematian Brian."Kak Lussy itu kejam sudah membunuh kedua orang tua kita, dia sekarang gila hanya karena kematian Brian. Apa kita bisa menghukum dia?" Laura hanya tidak suka kalau Lussy menjadi gila karena dia tidak bisa menghukum Lussy karena terlibat pembunuhan kedua orang tua mereka."Hukum sesuka hati kamu karena dia membunuh kedua orang tua kamu dan merencanakan pembunuhan kamu. Dia otak
"Tuan Rendra, Nona Lussy sepertinya terlibat pembunuh Papa dan Mamanya karena ada beberapa bukti tapi belum cukup kuat, sepertinya dia dulu menghancurkan beberapa bukti lain," jawab anak buahnya melalui ponselnya."Apa? Kamu tidak berbohong? Bagaimana bisa saudara kembar istriku membunuh orang tuanya? Itu tidak mungkin, bukankah Papa dan Mama mertua itu meninggal karena sakit lalu mereka kecelakaan berdua?" Rendra sangat kaget."Apa? Tidak mungkin Kak Lussy pembunuh kedua orang tua kita, aku dengan mata kepalaku sendiri tahu Papa dan Mama meninggal saat perjalanan pergi ke rumah sakit." Laura juga sangat kaget mendengarkan ucapan anak buahnya."Kamu cepatlah temui aku di rumah. Aku ingin melihat semua kejadian di masa lalu yang kamu dapatkan. Informasi itu sangat penting dan aku yakin kamu pasti bisa menemukannya setelah kita bertemu." Rendra meminta anak buahnya segera menemuinya."Siap Tuan! Saya matikan dulu panggilannya, setelah ini saya akan segera menuju rumah Anda." anak buahny
"Tuan Rendra, saya tahu Anda donatur rumah sakit kita. Tolong Anda jangan marah, istri Anda belum bangun. Kita sudah menjalan operasi dengan baik masa kritis istri Anda akibat pisah yang menancap di perut istri Anda terlalu dalam mungkin ini penyebab kenapa istri Anda belum sadar juga," Dokter menjawab dengan ekspresi wajah yang ketakutan."Jangan takut, Dokter. Aku tetap akan menjadi donatur resmi di rumah sakit ini. Istriku pasti dia akan bangunkan?" tanya Rendra."Saya tidak tahu istri Anda kapan bangun. Luka di perutnya itu sangat dalam dan hampir saja dia kehabisan darah, tapi semoga dia bangun sebelum 48 jam. Semoga istri Anda tidak mengalami koma.""Lakukan yang terbaik untuk Laura istriku dan aku akan membayar kamu dengan bayaran tinggi jika dia tidak sampai mengalami koma." "Saya akan lakukan apapun sesuai peran saya menjadi dokter untuk pasien saya." Dokter pamit pergi setelah mengatakan kalau Laura sudah dipindahkan di kamar inap untuk pasien yang belum sadarkan diri.Rendr
"Papa, kamu hanya orang tua yang pilih kasih. Aku kesini karena dia masih suamiku," jawab wanita itu.Wanita yang baru saja datang itu adalah Lussy. Dia memang takut kalau datang Rendra akan menangkapnya. Tapi Lussy datang dengan persiapan."Kamu pergilah! Jangan mengotori makam suami kamu," usir Pak Subagiyo."Aku hanya ingin menaburkan bunga saja di atas makam suamiku." Lussy berjongkok di sebelah makam Brian dan dia membawa buket bunga juga bunga yang di taburkan di atas makam Brian."Lussy, berani sekali kamu membantah ucapan Papa. Pap sudah mengusir kamu." Rendra terlihat marah lalu dia menarik tangan Lussy dan menyeretnya."Lepaskan aku, pembunuh! Kamu pembunuh suamiku, jangan pegang tanganku." Lussy berteriak histeris dan dia melepaskan tangannya dari cengkraman Rendra.Dia berlari ke arah Laura dan saat itu juga dia mengeluarkan pisau dari saku bajunya. Dia memegang Laura dan mengarahkan pisau itu di ke leher Laura. Dia mengancam Rendra dan Papanya."Jika kalian mendekat, maka
"Rendra, kurang ajar kamu! Aku yakin pasti kamu yang membunuh Brian suamiku." Wanita cantik yang melihat Rendra dan dokter berbicara itu adalah Lussy.Lussy mengikuti Rendra dari rumahnya ke rumah sakit dengan menaiki sebuah taxi. Dia mengira kalau Brian terluka akibat di tembak anak buah Rendra karena saat itu juga Lussy mendengarkan percakapan Brian dan dokter di depan ruangan Unit Gawat Darurat. Lussy mengepalkan tangannya karena pembunuh Brian adalah Rendra, anak buah Brian-lah yang membunuh Brian karena perintah dari Rendra."Baik kamu dan anak buah kamu harus mati di tanganku." Lussy ke luar dari rumah sakit seorang diri karena dirinya tidak mau ditangkap Rendra lagi dan dia bersembunyi setelah dia kabur.Rendra masih di rumah sakit dan dia masih mengurusi Brian yang baru saja meninggal. Rendra sebenarnya dia senang karena Brian yang termasuk anak dari orang pembunuh Mamanya meninggal dan pembunuh dari keponakannya juga. Di hati Rendra masih ada rasa sedih karena dulu saat kecil