Share

Mandi Bersama

Penulis: QyuQyu30
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-22 08:56:29

Di tempat lain, Prisil duduk di sebuah kafe untuk bertemu dengan para kandidat calon istri kontrak untuk suaminya.

"Selamat siang, Bu," sapa seorang wanita bertubuh tinggi, putih, berpakaian seksi dengan rambut sebahu.

Jika dilihat dari penampilannya sepertinya wanita ini masuk dalam kriteria suaminya.

Prisil sangat tahu seperti apa suaminya, Raja adalah pria yang setia, baik dan bertanggung jawab. Sebelumnya Raja tidak pernah pacaran dengan wanita mana pun, Prisil adalah wanita pertama yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.

Pernikahan Raja dan Prisil hasil dari perjodohan yang Kakek Danuarta pilihkan. Karena Raja yang tak kunjung membawa seorang wanita atau mengenalkan calonnya pada keluarga besar, akhirnya membuat kakek Danuarta gemas sendiri dan segera mencarikan calon cucu mantu untuk cucu kesayangannya.

Untunglah saat pertemuan pertama keduanya langsung klik dan jatuh cinta. Sampailah mereka menikah hingga sekarang menjalani 4 tahun pernikahan hubungan Raja dan Prisil selalu harmonis. Keduanya tidak pernah terlibat pertengkaran.

Kembali ke suasana di kafe.

"Siang," balas Prisil ramah seraya mengulurkan tangannya.

"Saya Prisilia, kamu bisa panggil saya Prisil."

Wanita bermata sipit itu pun tersenyum hangat menyambut uluran tangan Prisil.

"Jenice," ucapnya.

"Silahkan duduk." Prisil mengarahkan wanita yang bernama Jenice itu agar duduk di kursi depan tepat di hadapannya.

"Mau pesan apa?" tawar Prisil.

"Nanti saja, Bu."

Prisil mengangguk, wanita itu memberikan penilaian tambahan pada Jenice yang bersikap ramah.

'Bicaranya sangat lembut dan santun,' batin Prisil.

Prisil tersenyum ramah, lalu menjelaskan maksud dan tujuannya.

"Jadi begitu, Jenice. Kami akan menanggung seluruh biaya hidup kamu selama kamu hamil sampai anak itu lahir. Setelah itu kamu bebas dan kami akan memberikan sejumlah uang untukmu, bagaimana?" jelas Prisil.

"Boleh saya pesan makanan dan minuman lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan Ibu." Bukannya menjawab Jenice malah meminta pesan makanan.

Prisil menurutinya, ia pun memanggil waiters untuk memesan makanan.

Saat waiters tiba, Jenice yang langsung mengambil alih menyebutkan semua makanan dan minuman yang ingin ia makan.

Awalnya Prisil sempat kaget melihat banyaknya makanan dan minuman yang dipesan, bukan karena tak mampu membayarnya hanya menurut Prisil itu terlalu berlebihan jika hanya dimakan seorang diri.

Tanpa rasa malu Jenice segera melahap makanan dan minuman yang terletak di meja. Wanita itu makan seperti orang kesurupan yang tidak pernah bertemu makanan. Perilaku Jenice berubah dari yang sebelumnya terlihat anggun dan feminim kini terlihat berantakan dan bar-bar.

"Jenice, pelan-pelan nanti kamu bisa tersedak," ucap Prisil memperingati wanita itu yang makan dengan rakus.

"Ah, bacot!" bentaknya.

Mata Prisil membola sempurna, ia sangat terkejut dengan kata-kata wanita itu. Padahal beberapa menit yang lalu sebelum Prisil menceritakan maksud dan tujuannya wanita tersebut bersikap anggun dan santun.

"Oh ya, gimana tadi? Jadi kamu nyuruh saya hamil anak suami kamu? Dan jadi istri kontrak," ujar Jenice seraya melahap rakus makanannya.

Prisil mengangguk ragu, sepertinya Prisil jadi berpikir kembali untuk berbagi suami dengan wanita yang tak tahu sopan santun di depannya.

"Saya bisa memberikan anak untuk suami kamu, tapi.." Jenice menggantung ucapannya.

"Tapi apa?"

"Saya mau hanya saya istri satu-satunya dan bukan menjadi istri kontrak."

"Maksud kamu?"

"Ya.. saya bisa memberikan anak untuk suamimu, asalkan kamu bercerai darinya."

Degh!

"Mana bisa seperti itu, saya dan suami saya saling mencintai dan kami tidak mungkin berpisah."

Jenice tersenyum remeh, "Buat apa dia punya dua istri? Sedangkan istri yang satunya tidak bisa memberikan keturunan untuknya."

Jantung Prisil berdebar hebat, sebelumnya ia tidak pernah membayangkan jika akan dihina seperti ini. Padahal niat dia baik bahkan ia sudah berusaha merelakan cinta dan suaminya dibagi untuk wanita lain.

"Cukup! Dan maaf sepertinya kamu tidak cocok untuk suami saya. Permisi!" Prisil berdiri dari tempat duduknya dan hendak pergi.

"Lho, Bu! Tunggu! Ini makanan saya bagaimana? Siapa yang akan bayar?"

"Tenang saja, semua tagihannya sudah saya bayar."

Prisil berjalan cepat menuju mobilnya, berusaha keras menahan air mata yang ingin meluncur. Sesampainya di dalam mobil, ia merasa sesak di dada dan tak mampu lagi menahan emosinya. Air mata tak terbendung pun mengalir di pipinya.

Pertanyaan yang selalu menghantuinya muncul kembali, apakah salahnya bahwa ia tidak bisa hamil dan memberikan keturunan untuk suami dan keluarganya? Beban itu terasa begitu berat di pundaknya.

Ia merasa bersalah, merasa bahwa dia adalah penyebab dari ketidaksuburan yang dialami, yang membuatnya tidak bisa memberikan keturunan kepada suami dan keluarganya yang selalu menginginkan momongan.

~~~~~ooOOoo~~~~~

Kini Prisil sudah sampai di rumah. Ia telah membersihkan diri dan tampil rapi, siap untuk menyambut kepulangan suaminya. Seperti setiap hari, wanita ini selalu bersiap-siap untuk menyambut suaminya yang pulang dari kerja dengan senyuman hangat.

Tak lama setelah itu, mobil Raja tiba dan memasuki pelataran istana Harrison. Raja segera menuju kamarnya, di mana ia disambut dengan hangat oleh sang istri yang telah menunggu dengan penuh kasih sayang.

"Hai, sayang." Raja memeluk Prisil dan mencium kening wanita itu.

"Capek yah," ucap Prisil seraya mengusap punggung suaminya.

"Ya, tapi setelah melihatmu rasa capek itu langsung hilang."

"Huh, gombal banget kamu, Mas."

"Benar, sayang. Mana ada aku gombal sama kamu."

"Sudah, mandi dulu sana. Setelah itu kita makan malam." Prisil melepaskan pelukan suaminya dan membantunya membuka jas.

"Apa kamu tidak mau menemaniku mandi, sayang?" goda Raja dengan nakalnya.

"Aku sudah mandi, Mas. Kamu mandi saja sendiri yah," ucap Prisil lembut seraya mengusap pipi Raja.

"Tapi aku ingin mandi berdua, sayang," bisik Raja manja memeluk Prisil lagi dari belakang karena wanita itu hendak mengambilkan handuk untuk suaminya.

"Mas! Jangan nakal, ah." Raja menyesap leher Prisil hingga membuat wanita itu meremang.

"Ayolah, sayang. Kamu tidak kasihan dengan dia," ucap Raja dengan suara serak lantas mengarahkan tangan Prisil pada Mr. Junior nya.

Prisil berbalik badan menghadap suaminya.

"Kamu nakal yah, Mas."

Raja hanya tersenyum menanggapinya, sejurus kemudian ia langsung menyambar bibir istrinya dengan rakus. Kedua tangan Raja memeluk pinggang Prisil erat membuat dada Prisil menempel pada dada bidang Raja.

Decapan mereka semakin hebat, Prisil pun membalas kecupan suaminya. Lidah mereka bermain satu sama lain. Raja tidak akan bisa berciuman dengan istrinya tanpa tangannya yang menjalar. Tangan Raja mulai turun dan sudah meremas bokong montok istrinya. Lalu kecupan itu sudah mulai turun ke leher Prisil.

Napas mereka pun semakin besar karena mulai terangsang. Prisil mendongak membiarkan Raja mengecup leher sampai bagian dadanya. Sesekali Raja memberikan gigitan termasuk di daun telinga istrinya.

Raja berhenti, ia menatap Prisil dengan tatapan yang dalam dan menyiratkan keinginan bercinta.

"Sayang, ayo mandi bareng!" ajak Raja dengan parau.

~~~~~ooOOoo~~~~~

~~~~~ooOOoo~~~~~~

Bab terkait

  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Takdir Menjadi Seorang Ibu

    Usai menyelesaikan permainan panas, mereka membersihkan diri di bawah shower. Setelahnya mereka berpakaian dan turun ke lantai bawah untuk bergabung makan malam bersama keluarga besar Raja."Malam, Kakek.""Malam cucu-cucuku.""Papa belum pulang, Mah?" tanya Raja."Belum, katanya ada pertemuan dengan temannya."Raja mengangguk-anggukkan kepalanya. Lantas pria itu menarik kursi dan duduk di sebelah kanan sang kakek dan kiri istrinya.Suasana makan malam berjalan syahdu. Seluruh keluarga duduk di meja makan, di mana aroma hidangan yang lezat menguar di udara. Mereka menikmati hidangan bersama, sambil berbincang-bincang ringan yang membuat suasana semakin hangat."Raj, besok kamu jadi ke Bandung?" tanya Amel di sela-sela santapannya.Raja mengangguk seraya mengunyah makanannya."Berapa lama kamu di sana?" Kini kakek Danuarta yang bertanya."Inginnya segera pulang jika urusan di sana sudah selesai. Karena aku tidak bisa jauh-jauh dari istri tercintaku ini," ucap Raja seraya menoleh pada P

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Digoda Wanita Malam

    Setelah merampungkan urusannya dengan Luis dan menyelesaikan masalah perusahaan di Bandung, Raja merasa puas dengan hasil kerjanya. Namun, pikirannya sudah terbang kembali ke Jakarta, dan merindukan istrinya yang padahal baru sehari berpisah. Pria itu memutuskan untuk pulang ke Jakarta malam itu juga. Raja berangkat menggunakan mobil pribadi dan menyetir sendiri. Ia lebih suka melakukan perjalanan sendirian, menikmati momen kesendirian dan ketenangan di dalam mobil. Saat mobilnya melaju membelah jalanan, tiba-tiba dari arah depan muncul seorang wanita yang melambaikan tangan ke arah mobil Raja. Khawatir bahwa wanita tersebut mungkin membutuhkan bantuan, Raja memutuskan untuk menepikan mobilnya dan menyapanya. Dengan senyum ramah, Raja membuka jendela mobil, namun sebelum ia sempat bertanya, wanita itu langsung saja masuk ke dalam mobil dan duduk di samping kursi kemudi. Raja sempat terkejut, namun sebelum ia bisa menyuarakan kebingungannya, wanita itu meminta Raja untuk kembali me

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Barbara Gulabi

    Setelah mendapatkan alamat yang dimaksud, Raja segera memutar balik mobilnya menuju tempat tujuan. Mobil Raja berhenti tepat di depan sebuah gedung yang terlihat ramai, meskipun malam telah larut, tempat itu malah semakin terasa hidup. Sorot lampu-lampu neon menyinari jalanan dan memancarkan cahaya yang khas dari tempat hiburan malam.Raja terdiam sejenak, mata melihat sekeliling. Ternyata, gedung di depannya adalah tempat hiburan malam yang dikenal luas. Suasana semakin hidup dengan banyak laki-laki yang tampak gelisah, haus akan belaian, dan para wanita dengan pakaian yang mengundang berjejer siap melayani para pria hidung belang.Raja merasa tercengang dan bingung, selama ini ia tidak pernah pergi ke tempat seperti ini sendiri, hanya sekali dan saat itu bersama Luis yang mengajaknya sewaktu mereka kuliah di luar negeri. Dalam kebingungannya, Raja menyusuri lorong-lorong setiap ruangan untuk mencari keberadaan sosok wanita yang bernama Barbara Gulabi ."Hai, tampan! Mau main bersama

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Jangan Sentuh Milikku

    Raja pun hanya bisa pasrah, duduk sendirian di kursi itu. Benar saja, tak lama setelah Barbara pergi, dua wanita mendekati Raja. Satu di antaranya langsung mengambil posisi duduk di atas pangkuannya, sedangkan yang lain bergelayut manja memeluk Raja dari belakang.Raja terkejut, namun dengan sopan dan baik, pria itu menolak sentuhan wanita-wanita itu. Meskipun ditolak, kedua wanita itu tetap berusaha, mencoba merayu dan menggoda Raja agar tertarik pada mereka.Raja tetap tegas dalam penolakannya, mencoba untuk tidak terbawa suasana yang semakin panas di dalam ruangan tersebut. Ia mengungkapkan dengan jelas bahwa ia datang bukan untuk mencari hiburan pribadi."Hei! Apa yang kalian lakukan pada pelangganku?" sentak Barbara yang baru muncul."Cih, pelangganmu sepertinya tidak normal," cibir salah satu wanita yang beranjak dari pangkuan Raja."Iya dia tidak tertarik pada wanita," timpal satu yang lainnya."Udah sana kalian pergi saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Aku Akan Memuaskanmu

    Pelayan itu menggelengkan kepalanya cepat, lantas menundukkan wajahnya. Sementara Barbara masih menatapnya sambil bersedekap."Ada apa?" tanya Raja yang baru menghampiri."Selamat malam, Tuan," sapa sang pelayan ramah seraya membungkukan sedikit tubuhnya sopan."Selamat malam," balas Raja tersenyum.Lalu pria itu mengeluarkan dompetnya dari saku celana belakang hendak memberikan uang tips pada sang pelayan. Raja memang terkenal ramah, ia sudah biasa menginap di hotel tersebut, dan sebagian besar saham hotel tersebut adalah milik keluarga Danuarta."Eh, Tuan. Jangan berikan dia tips!" Barbara mencegah tangan Raja yang ingin mengeluarkan lembaran uang dari dompet.Raja hanya mengernyitkan dahinya, melihat Barbara pergi begitu saja masuk ke dalam lift."Nona sangat baik dan cantik," celetuk pelayan itu tiba-tiba.Barbara yang sudah berada di dalam lift reflek kembali keluar dan menatap pelayan itu."Benark

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Tawaran Menggiurkan

    "Tidak! Tapi saya ingin bicara padamu.""Baiklah, tapi jika anda sambil mengajakku ngobrol akan dikenakan biaya tambahan. Karena itu juga menyita waktuku," ucap Barbara menatap serius pada Raja.Pria itu tercengang.Setelahnya Barbara tergelak dan memukul dada Raja pelan, "Haha.. Aku bercanda, Tuan. Aku akan kasih anda gratis ngobrol. Anggap saja sebagai tanda terima kasih karena anda sudah membawaku ke tempat semewah ini."Barbara kembali ke tempat duduknya, bersandar pada sandaran sofa lantas menyilangkan sebelah kakinya."Ayo, silahkan duduk Tuan!" titah Barbara layaknya tuan rumah.Raja masih terlihat ragu, tampaknya pria itu sangat takut jika disentuh wanita. Tapi jangan ditanya bagaimana reaksinya jika Prisil yang menyentuhnya. Ia bisa lebih buas dari singa jantan di hutan.Akhirnya Raja duduk kembali di kursinya tadi dengan hati-hati menjaga jarak aman."Tenang saja, Tuan. Saya tidak akan menyentuh anda j

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur

    Raja mengambil ponselnya lalu menghubungi istrinya, Prisil."Hallo, Sayang.""Mas, akhirnya kamu menelpon. Aku sejak tadi cemas menunggu kabar darimu, ponselmu tidak bisa dihubungi.""Iya maaf, Sayang. Tadi ponselku lobet.""Kamu pulang malam ini atau?""Sepertinya malam ini aku masih menginap di sini. Kamu tidak apa kan, sayang?""Iya, Mas."Raja terdiam sejenak, sejurus kemudian ia menarik napas dalam-dalam. Sebenarnya ia bingung apa kabar yang akan ia sampaikan adalah kabar baik atau kabar buruk untuk istrinya."Mas!""Iya, sayang.""Ada apa?""Hem.. Aku sudah menemukan wanita yang yang bersedia memberikan kita anak."Wajah Prisil terlihat ceria dari seberang telepon."Benarkah?""Iya, sayang.""Aku yakin dia pasti seperti malaikat, sampai bersedia membantu kita."Mendengar ucapan Prisil, Raja reflek menoleh ke arah Barbara yang masih ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Gadis Baik, Tapi Wanita Penghibur

    "Apakah kamu menganggapku begitu murah?""Eh, tua bangka! Dengar ya, aku tidak akan mengampunimu!" Barbara menunjuk sang maneger menggunakan jari telunjuknya dengan tatapan tajam."Cih! Percuma toko besar dan terkenal, tapi orang-orang di dalamnya tidak mempunyai sopan santun!" desis Barbara dan berlalu pergi, dengan sorotan para pengunjung."Apa lihat-lihat? Sudah bubar!"Barbara kembali ke hotel dengan perasaan kecewa dan sedih. Sepanjang jalan, ia menangis sambil mengoceh kesal pada karyawan butik tadi."Dia pikir, dia siapa? Mengusirku seenaknya, bahkan tidak menganggapku manusia. Dasar tua bangka!" umpatnya kesal."Permisi, Nona!" Langkah Barbara terhenti saat di depannya ada seorang pria dewasa lagi seumuran sama dengan pria tua bangka di butik."Apa?" Barbara mendongakkan wajahnya dengan raut wajah kesal."Anda mau kemana?" tanya pria itu baik-baik."Ke lantai atas." Barbara lantas berkacak pingg

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Sarapan Spesial

    Grep!Raja memeluk Prisil dari belakang saat mereka sudah berada di kamar. Rindu sekali, sudah dua hari ini pria itu tidur tidak memeluk istrinya. Biasanya, setiap malam, ia selalu tidur dengan memeluk Prisil. Pelukan itu bukan hanya sebagai bentuk kasih sayang, tetapi juga sebagai cara Raja untuk merasa tenang dan nyaman.Prisil tersenyum merasakan pelukan hangat suaminya. Ia membalas dengan menggenggam erat tangan Raja yang memeluk pinggangnya. Mereka berdua saling menikmati kehadiran satu sama lain.Raja mencium lembut puncak kepala Prisil, mengungkapkan rasa rindunya yang tulus. "Aku merindukanmu, Sayang," ucapnya pelan di telinga Prisil, membuat hati mereka semakin terhubung dalam keintiman."Aahh.. Sshh.. Mas!" desah Prisil saat Raja menjilat kemudian menggigit gemas kupingnya.Raja membalik tubuh Prisil untuk berhadapan dengannya. Sesaat kemudian, pria itu menarik tengkuk Prisil dan mencodongkan wajahnya. Bibir Raja mendarat di bibir ranum Prisil yang selalu membuatnya merindu.

  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Program Hamil

    Ceklek!Barbara keluar dari kamar mandi menggunakan bathdrobe dan handuk yang melilit kepalanya. Sementara Raja duduk di sofa fokus pada layar ponsel, mengecek laporan yang dikirim asistennya."Lho kemana Nyonya Prisil?" Prisil meniti setiap ruangan mencari sosok wanita itu."Dia sudah pulang," jawab Raja tanpa memalingkan wajahnya dari layar ponsel."Oo.." Kepalanya manggut-manggut.Barbara duduk di depan meja rias, mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk."Tuan tidak ikut pulang?""Kenapa? Kau tidak suka saya berada di sini?""Bukan seperti itu...""Aku akan bermalam di sini bersamamu," potong Raja yang masih fokus pada ponselnya.Barbara berdecak kesal, namun sejurus kemudian ia langsung teringat jika misinya adalah mengandung anak dari Tuannya. Gegas gadis itu melempar sembarang handuk yang mengeringkan kepalanya lalu menghampiri Raja yang tengah duduk serius menatap layar ponsel.Grep!Barbara langsung memeluk Raja dari samping, gadis itu duduk di sampingnya.Raja tersent

  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Perasaan Sesama Wanita

    Di Jakarta, Prisil tengah mempersiapkan penginapan untuk istri kedua suaminya. Ia sengaja menyewakan kamar di sebuah hotel mewah dengan fasilitas yang lengkap. Wanita itu akan memperlakukan Barbara selayaknya.Untuk sementara, Barbara akan tinggal di hotel sampai Raja dan Prisil mendapatkan solusi tentang tempat tinggal mereka nanti. Tidak mungkin mereka membawa Barbara tinggal bersama di rumah keluarga Harisson."Ayo Barbara, kita sudah sampai."Raja membukakan pintu mobil Barbara. Gadis itu keluar dari mobil dengan tatapan takjub menatap gedung di hadapannya yang menjulang tinggi.Gedung ini lebih besar dan mewah dari hotel sebelumnya."Wow.. besar sekali, Tuan. Apa ini rumah anda?""Bukan ini hotel. Sementara kamu akan tinggal di sini.""Benarkah?" ucapnya sumringah. Raja memberikan anggukan sebagai jawaban.Raja membawa Barbara masuk ke dalam hotel yang di sambut ramah oleh para pelayan."Selamat datang, Tuan."Raja membalas dengan senyuman ramah."Mas!" panggil Prisil yang berada

  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Bertemu Istri Pertama

    Barbara menoleh sekilas pada Raja dengan wajah sumringah, lalu pria itu memberi isyarat seolah mengatakan lakukanlah sesukamu. Raja berjalan mengikuti dari belakang dengan kedua tangan di dalam saku celana.Semua pegawai toko sibuk membantu Barbara memilih pakaian, sepatu, tas, bahkan aksesori yang sesuai dan cocok untuk wanita itu. Dengan gaya tengilnya, Barbara hanya duduk santai sambil menunggu para pelayan membawakan model-model pakaian untuknya."Bagaimana dengan yang ini, Nona?"Barbara menggelengkan kepalanya. "Tidak! Aku tidak suka modelnya, norak!"Para pelayan bahkan sang manajer benar-benar dibuat kelelahan oleh Barbara. Gadis itu benar-benar menghukum mereka karena sudah merendahkannya. Dengan gaya santai dan tengil, Barbara sepertinya sangat menikmati kegiatan ini, memanfaatkan kesempatan ini untuk mengubah situasi yang awalnya tidak menyenangkan menjadi sesuatu yang menghibur baginya.Sementara itu, Raja hanya memperhatikan istri kontraknya dari kejauhan. Wajahnya terus

  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Dunia Yang Berbeda

    Luis hanya tersenyum menanggapinya.Selesai dengan pertemuan, Raja segera menyusul Barbara ke kamar. Ia membuka pintu dengan sedikit kesal, wajahnya terlihat serius, dan meletakkan jasnya agak kasar di sandaran sofa seraya menggulung lengan bajunya."Apa kamu perlu menemuiku, hingga mengganggu meeting kami?" ucap Raja sembari berkacak pinggang.Raja menatap lurus pada Barbara yang duduk di pinggir ranjang yang tengah memakan buah apel sambil terisak."Kalau anda malu denganku, kenapa anda tidak kurung saja aku di kamar ini.""Ternyata anda sama saja dengan pria tua bangka di toko itu yang menganggapku hanya wanita murahan. Katanya aku tidak pantas membeli pakaian di sana, hiks.." cerocos Barbara sesekali mengusap air matanya sambil kembali menggigit buah apel di tangannya.Raja berjalan mendekati gadis itu, lalu duduk perlahan di sampingnya. Pria itu menatap lurus pada Barbara yang tengah asik memakan buah merah tersebut.Barbara menoleh, menatap Raja yang tengah menatapnya. "Kenapa?

  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Gadis Baik, Tapi Wanita Penghibur

    "Apakah kamu menganggapku begitu murah?""Eh, tua bangka! Dengar ya, aku tidak akan mengampunimu!" Barbara menunjuk sang maneger menggunakan jari telunjuknya dengan tatapan tajam."Cih! Percuma toko besar dan terkenal, tapi orang-orang di dalamnya tidak mempunyai sopan santun!" desis Barbara dan berlalu pergi, dengan sorotan para pengunjung."Apa lihat-lihat? Sudah bubar!"Barbara kembali ke hotel dengan perasaan kecewa dan sedih. Sepanjang jalan, ia menangis sambil mengoceh kesal pada karyawan butik tadi."Dia pikir, dia siapa? Mengusirku seenaknya, bahkan tidak menganggapku manusia. Dasar tua bangka!" umpatnya kesal."Permisi, Nona!" Langkah Barbara terhenti saat di depannya ada seorang pria dewasa lagi seumuran sama dengan pria tua bangka di butik."Apa?" Barbara mendongakkan wajahnya dengan raut wajah kesal."Anda mau kemana?" tanya pria itu baik-baik."Ke lantai atas." Barbara lantas berkacak pingg

  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur

    Raja mengambil ponselnya lalu menghubungi istrinya, Prisil."Hallo, Sayang.""Mas, akhirnya kamu menelpon. Aku sejak tadi cemas menunggu kabar darimu, ponselmu tidak bisa dihubungi.""Iya maaf, Sayang. Tadi ponselku lobet.""Kamu pulang malam ini atau?""Sepertinya malam ini aku masih menginap di sini. Kamu tidak apa kan, sayang?""Iya, Mas."Raja terdiam sejenak, sejurus kemudian ia menarik napas dalam-dalam. Sebenarnya ia bingung apa kabar yang akan ia sampaikan adalah kabar baik atau kabar buruk untuk istrinya."Mas!""Iya, sayang.""Ada apa?""Hem.. Aku sudah menemukan wanita yang yang bersedia memberikan kita anak."Wajah Prisil terlihat ceria dari seberang telepon."Benarkah?""Iya, sayang.""Aku yakin dia pasti seperti malaikat, sampai bersedia membantu kita."Mendengar ucapan Prisil, Raja reflek menoleh ke arah Barbara yang masih ber

  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Tawaran Menggiurkan

    "Tidak! Tapi saya ingin bicara padamu.""Baiklah, tapi jika anda sambil mengajakku ngobrol akan dikenakan biaya tambahan. Karena itu juga menyita waktuku," ucap Barbara menatap serius pada Raja.Pria itu tercengang.Setelahnya Barbara tergelak dan memukul dada Raja pelan, "Haha.. Aku bercanda, Tuan. Aku akan kasih anda gratis ngobrol. Anggap saja sebagai tanda terima kasih karena anda sudah membawaku ke tempat semewah ini."Barbara kembali ke tempat duduknya, bersandar pada sandaran sofa lantas menyilangkan sebelah kakinya."Ayo, silahkan duduk Tuan!" titah Barbara layaknya tuan rumah.Raja masih terlihat ragu, tampaknya pria itu sangat takut jika disentuh wanita. Tapi jangan ditanya bagaimana reaksinya jika Prisil yang menyentuhnya. Ia bisa lebih buas dari singa jantan di hutan.Akhirnya Raja duduk kembali di kursinya tadi dengan hati-hati menjaga jarak aman."Tenang saja, Tuan. Saya tidak akan menyentuh anda j

  • Terpaksa Menikahi Wanita Penghibur   Aku Akan Memuaskanmu

    Pelayan itu menggelengkan kepalanya cepat, lantas menundukkan wajahnya. Sementara Barbara masih menatapnya sambil bersedekap."Ada apa?" tanya Raja yang baru menghampiri."Selamat malam, Tuan," sapa sang pelayan ramah seraya membungkukan sedikit tubuhnya sopan."Selamat malam," balas Raja tersenyum.Lalu pria itu mengeluarkan dompetnya dari saku celana belakang hendak memberikan uang tips pada sang pelayan. Raja memang terkenal ramah, ia sudah biasa menginap di hotel tersebut, dan sebagian besar saham hotel tersebut adalah milik keluarga Danuarta."Eh, Tuan. Jangan berikan dia tips!" Barbara mencegah tangan Raja yang ingin mengeluarkan lembaran uang dari dompet.Raja hanya mengernyitkan dahinya, melihat Barbara pergi begitu saja masuk ke dalam lift."Nona sangat baik dan cantik," celetuk pelayan itu tiba-tiba.Barbara yang sudah berada di dalam lift reflek kembali keluar dan menatap pelayan itu."Benark

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status