Share

Marah seharian

Penulis: Elis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Divya mulai bekerja di perusahaan milik keluarga grazinia. Divya duduk di kursinya serta pandangan nya yang fokus pada komputer di depannya. "Duar..." Seseorang berbicara dengan keras di telinga Divya

"Astaga Rena, suka banget ngangetin Orang." Rena adalah teman pertama Divya dikantor. Orang nya ramah, usil dan supel

"Hehehe...ya maaf."

"Hmm ada apa?"

"Ya makanlah, sekarang kan udah jam istirahat." Rena mengingatkan Divya agar tidak lupa makan supaya tubuhnya tetap fit

Keduanya pergi ke kantin dan duduk di tempat yang kosong. Di sela-sela makan, rena pamit untung buang air kecil dan Divya melanjutkan makannya yang terbilang murah.

"Hai Divya." Sapa pria yang baru datang menghampiri divya

"Ha iya ada apa ya?" Divya menoleh ke sumber Suara

"Kenalin nama gw Alex, gw karyawan disini bagian HRD." Alex memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangan

Divya membalas uluran tangan Alex dan Tersenyum ramah. "Oh iya, kenalin nama gw Divya alih komputer bagian informasi." Divya membalas dengan ramah tak lupa disertai senyuman manis yang terpancar di wajahnya.

Tanpa mereka sadari sepasang mata sedang memperhatikan mereka dengan amarah yang memuncak.

"Apa-apaan itu. Bagaimana bisa dia tersenyum dengan mudah pada laki-laki yang baru dikenalnya. Aku saja tidak pernah disenyumi olehnya setulus itu. Tidak bisa dibiarkan." Adit pergi ke ruangan CEO perusahaan grazinia, terlihatlah seorang lelaki muda dengan tubuh yang tinggi dan tegap.

"Selamat datang tuan adit." Sapa CEO ramah, Karena ia tahu perusahaan mereka bergantung pada Adit.

"Hmm, Aku ingin kau memecat karyawan hrd mu yang bernama Alex. SE-KA-RANG!" Tegas Adit yang langsung berbicara pada intinya. 

"Ta...tapi kenapa Tuan, apa dia membuat masalah?" Tanya CEO muda itu gugup, ia tau orang yang ada dihadapannya sekarang sedang marah besar. Dia tak habis pikir Siapa orang yang membuat Adit sampai semarah ini. Benar-benar cari mati.pikir CEO itu mengeleng-geleng kan kepalanya

"Apa nya yang kenapa. Jangan banyak bertanya, cepat panggil dia kemari!"

CEO muda itu pergi sendiri untuk memanggil Alex, ia tidak ingin mendapat masalah jika terus berada di ruangan nya itu. Bisa saja kepalanya dipenggal akibat kemarahan Adit. Apalagi sekarang aura kekejamannya seakan membludak minta segera di keluarkan.

Tak lama kemudian pintu terbuka, tampaklah Alex yang berjalan dengan kaki dan tubuh gemetaran karena takut Ia melakukan kesalahan. Ia duduk dihadapan Adit dengan perasaan yang tak karuan sedangkan CEO muda itu meninggalkannya sendirian.

"Ada apa bapak memanggil saya?" Tanya Alex ketakutan.

Adit terus memperhatikan tingkah Alex. "Huhh... rupanya yang seperti ini tidak ada apa-apa nya dibandingkan dengan ku. Apa yang diharapkan Divya dari laki-laki ini?"

"Kau dipecat." Ucap Adit dingin dengan pandangan tajamnya. Mendengar ucapan atasannya Alex tersentak kaget. "Tapi apa salah saya pak?Kenapa bapak mengatakan itu?"

"Aku tak butuh alasan untuk memecatmu dan sekarang keluar dari ruangan ini!" Adit meninggikan volume suaranya. Alex hanya pasrah dan pergi dengan wajah kesalnya.

Hari sudah mulai gelap, Divya bergegas pulang ke rumah. Sekarang Divya sedang menunggu ojek online yang sudah dipesannya.

Beberapa menit kemudian, Divya dibuat kesal karena bukannya ojek online yang datang, malah Adit datang membawa mobil black and blue. Pamer, kata itu yang terlintas dalam pikiran Divya.

"Cepat masuk. Nanti kau masuk angin." Ucap Adit menatap ke arah jalan depan

"Bukan urusanmu." Divya pergi berjalan kaki meninggalkan Adit yang sudah di tolak mentah-mentah. Ia tidak ingin berdiri disamping mobil Adit, jika ada yang lecet nanti malah aku lagi yang disuruh bayar. Pikir Divya

Adit yang merasa di acuhkan langsung keluar dari mobil lalu menggendong Divya dan berjalan ke arah mobil.

"Hei lepaskan aku. Dasar pria gak ada akhlak." Divya memukul-mukul punggung Adit berharap ia diturunkan. Tapi apalah daya, selain kekuatan Divya kecil Adit juga tidak merasakan sakit sedikitpun

Adit memasukkan Divya hati-hati ke dalam mobil. "Mau apa kau?" Tanya Divya yang duduk di samping adit. Mobil sudah melaju dengan kecepatan sedang, tapi tetap saja Divya merasa risih karena ini adalah kali pertama ia naik mobil semewah itu.

"Membawamu pulang." Adit menatap jalan dengan Wajah datar

"Memangnya kau tau dimana rumahku?."

Titttt...mobil berhenti mendadak.

"Jangan memancing Kemarahan ku, Duduk dan diam saja." 

Glekk, Divya menelan ludah kasar. Tidak ia sangka kalau pria yang ada di depannya bisa sedingin ini.

"Aku tau alamat mu, karena aku melihat resume mu." Adit berbicara sedikit pelan, karena ia tahu kalau Divya sudah ketakutan.

"I-iya."

Mobil melaju lagi, selama perjalanan tidak ada satupun dari antara mereka yang berbicara. Tak lama kemudian, sampailah mereka di depan kontrakan divya dan Valen.

"Apa kau tinggal sendirian disini?"

"Tidak." Menjawab dengan cepat dan ingin keluar dari mobil. Namun tangannya dipegang oleh Adit.

"Aku belum selesai bicara. Jawab pertanyaan ku dulu."

"Apa?"menjawab dengan malas

"Kau tinggal dengan siapa? perempuan atau laki-laki?"

"Laki-laki." Asal menjawab, toh tidak ada hubungannya dengan mu. Pikir Divya

"Apa? dengan laki-laki?apa kau sudah gila?"

"Memangnya kenapa?"

"Kenapa kau bilang? tentu saja itu tidak boleh. Bagaimana mungkin perempuan dan laki-laki yang belum menikah tinggal di satu atap yang sama."

"Terserah kami lah , itukan urusan kami dan kau urus urusan mu." Menunjuk dada Adit

Adit tidak terima kalau divya tidur dengan laki-laki lain. Adit mengepalkan tangannya menahan amarah. Dengan cepat ia turun dari mobil, begitu juga divya ikut keluar.

"Hei kau mau ngapain?" Tanya divya heran karena Adit berjalan ke arah kontrakan nya dengan langkah kaki yang cepat lalu ia membuka pintu dengan paksa.

Darrr, pintu terbuka lebar

"Astaga ya Tuhan Lindungi jantungku ini." Ucap seseorang yang terkejut akibat pintu yang dibuka secara tiba-tiba

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Adiya Noor
kecewa ga bisa lanjutkan baca na.karna terhalang oleh koin...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Salah paham

    "Kamu siapa?" Tanya Valen kebingungan melihat Adit yang datang secara tiba-tiba"Dia itu manusia yang gak punya sopan santun, masuk ke rumah orang sembarangan." Kesal Divya yang datang mengikuti Adit dari belakang"Siapa kau?" Tanya adit penuh selidik"Aku sahabat nya Divya, namaku Valen.""Hmmm.""Dimana laki-laki yang tinggal disini?" Tanya adit lagi"Laki-laki yang mana?Disini yang tinggal cuma aku sama Divya aja. Yakali ada laki-laki, bisa-bisa diserempet nanti." Jawab Valen"Udahlah kau pergi sana." Usir Divya sambil mendorong tubuh Adit kuat tapi tetap tidak bergerak dari posisi semula"Heyy, kau ini sudah masuk sembarangan, kelakuan mu pun kek Dajjal. Hussh, pergi sana..." Divya tetap kukuh untuk mengusir Adit, tapi tetap saja berada di tempat.Beberapa menit kemudian, "hossh...hosshh...cap

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Tabrakan

    Ddduuarrrrr....Tanpa sadar Divya menabrak mobil yang ada dihadapannya itu. Dia tidak sengaja menabrak mobil yang ada didepan nya, mobil yang diam terparkir dengan tenangnya."Woyyy, gak bisa lihat ya." Teriak Divya terhadap pengendara motor yang mengangetkan nya, sehingga ia tak sengaja menabrak mobil itu. Tapi pengendaranya tidak mendengar dan tetap berjalan ke depan dengan kencang."Waduh ini gimana ya, pake acara nabrak mobil Orang segala lagi...gawat nih, kabur ahh." Ucap divya sambil menyalakan motor nya"Eh jangan deh aku harus tanggung jawab, gak boleh kabur. Lagipula inikan memang salah ku. Tapi orang nya kemana ya?" Tanya Divya pada dirinya sendiri"Udahlah aku tunggu aja dulu." Sambung DivyaSampai beberapa menit kemudian..."Ngapain tuh cewek ada disitu?" Gumam Hendra yang melihat Divya berada di sekitar mobil boss nya. Hendra pun segera be

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Rencana Bertemu

    Hari weekend sudah tiba, Divya dan Valen memutuskan untuk rebahan di kost an mereka.Saat sedang sarapan, Divya melamun sehingga tidak mendengar Valen yang sedang bercerita."Woyy Va, denger ga?" Teriak Valen keras karena kesal tidak ada respon dari sahabatnya."Eh iya apa?" Tanya Divya kaget"Yaelah melamun toh. Kenapa?" Tanya Valen penasaran"Gak kok. Cuma aku harus lebih giat lagi kerjanya biar dapat uang banyak.""Emang kenapa?ada masalah ya?"Divya menceritakan hutang kerusakan mobil yang harus dibayar nya."Ha?Kok bisa, jadi mobilnya gimana?" Tanya Valen lagi"Harusnya yang kamu khawatirin aku, bukan mobilnya. Harta mah bisa dicari tapi..." Belum sempat bicara Valen langsung memotong perkataan Divya"Iya-iya aku tau." Ucap Valen"Oh iya nanti malam aku mau a

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Moon life

    Setelah selesai mengambil uang dari ATM, Valen membeli bumbu masakan kemudian pulang kerumah. Divya terbangun saat mendengar suara motor Valen dan melirik jam dinding yang ada di depannya."Ha, kok udah jam tengah 10 aja sih? Nasib...nasib." ucap divya beranjak dari kasurnya dan segera bersiap-siap untuk pergi menemui orang yang mobilnya telah ditabrak oleh nya.Divya memakai kaos panjang tangan dengan hodie berwarna abu-abu, memakai celana jeans panjang, sepatu cats dan tas kecil yang didalamnya terdapat bubuk cabe untuk berjaga-jaga.Valen menatap bingung ke arah Divya"Rapi banget, mau kemana?""Emm, aku mau pergi kerumah teman kantor aku Len.""Malam-malam gini? emangnya mau ngapain div?""Itu....emmm dia, dia butuh bantuan aku buat kerja. Iya kerja. Untuk informasi dari market place dikota sebelah." Jawab Divya gugup"Yang bener?tapi

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Utang tambahan

    Semuanya saling menatap tanpa sadar Edward Tersenyum sambil batuk kecil. Sementara Divya mengawasi sekelilingnya, melihat orang-orang yang menari sambil meminum-minuman keras."Hendra, apakah dia orangnya?" Tanya Edward"Iya Tuan." Jawabnya"Tuan, tadi anda menghubungi saya kan?" Tanya Divya pada Hendra"Eh...I...iya nona. Kau sudah datang rupanya." Ucap Hendra gugupHendra masih dalam posisi duduk, hanya Divya yang berdiri. Tentu saja ia sedang membelakangi lantai dansa yang ternyata disanalah tempat pemilik mobil sebenarnya yaitu Tuan Aditya."Maaf Tuan, saya minta maaf atas kejadian yang merugikan mobil Anda. Tolong jangan marah sama sopir anda, sayalah disini yang salah." Ucap divyaEdward dan kawan-kawan menatap ke arah Divya. Banyak perempuan yang berada disekitar menatap iri padanya. Pasalnya ditempat itu hanya Divya seoranglah ya

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Kembali bekerja

    "Divya." Teriak Valen mendekat ke arah sekolompok orang itu. Tak lama kemudian mata Valen tertuju pada salah satu orang disitu"Oh..jadi kau dalang nya." Valen menarik kerah Edward. Semua orang yang ada disana terkejut termasuk Divya dan Adit"Lepaskan Dasar tidak tau sopan santun." Edward menepis tangan Valen dengan kasar"Tidak tau sopan santun kau bilang?Hey, daripada kau tidak ada akhlak sampai menyuruh saudariku datang ketempat kotor seperti ini."Tegas Valen menekankan kata 'Kotor'. Valen memang seperti saudara, ditambah wajah keduanya mirip membuat semua orang percaya bahwa mereka adalah saudara kandung. Hanya Mata mereka lah yang membedakannya, jika Divya berwarna biru kristal maka Valen memiliki bola mata berwarna amber terang."Dia sudah merusak mobil temanku, dan aku mengajaknya kesini agar bisa memperjelas jaminan nya!" Suara Edward tak kalah keras dari Valen"Mengapa harus ke tempat seperti ini?" Tanya Valen tidak su

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Kekesalan Valen

    Di sisi lain Aron, Edward dan Hendra sudah berada di dalam club dengan ditemani banyak wanita-wanita yang berpakaian kurang bahan, Dengan menampakkan gudukan sintal yang menggoda.Tak berselang lama Aron melihat sosok yang sangat familiar di matanya"Kak...kak Edward!" Ucap Aron menepuk-nepuk bahu Edward sambil memandang ke arah pintu masuk"Apaan sih, ganggu orang senang aja." Ucap Edward malas sambi menghentikan acara minumnya dengan wanita-wanita itu"Itu kak lihat noh, kayaknya laki-laki itu Mirip banget sama boss Adit.," Kata Aron sambil memperhatikan orang yang membelakanginya di meja bar, tak jauh dari mereka."Oh iya kayaknya emang Tuan Adit deh, tapi kan gak mungkin, Tuan Adit kan lagi banyak kerjaan." Ujar Hendra menimpali&n

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Satya

    Paginya Divya bekerja seperti biasanya. Hanya saja dia mencoba menghindari Adit Karena masih kesal dengan perkataannya semalam.Saat ingin ke kantin pun, Divya berjalan dengan sedikit mengendap-endap agar tidak terlihat oleh mata elang Aditya.Waktu istirahat sudah selesai, Divya kembali ke dalam ruangannya dengan tenang tanpa ada kekhwatiran. Tapi tidak sangka kekhawatiran yang sebenarnya sudah menunggunya di dalam ruangan itu sedari jam istirahat.Adit menatap tajam ke arah Divya dan berjalan maju ke tempat Divya berada."Mau apa kau?" Tanya Divya ingin lari tapi sayangnya pintu itu sudah dikunci oleh suruhan Adit, saat Divya telah masuk."Kenapa kau menghindari ku?" Tidak menjawab pertanyaan Divya, malah memberi pertanyaan sambil memegang dagu perempuan itu dengan kuat."Aku...aku...aku tidak me...." Belum sempat bicara, Adit langsung menyambar bibir Semer

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Sulap-sulapan

    "Kemana dia?Kalau tahu begini, aku tidak akan mengizinkan nya bekerja." Gumam Adit jengkel"An, apakah dia sedang bersama pria lain? Apakah dia sudah mendapatkan pengganti ku an?Dia mengabaikan ku an." Teriak Adit mengusap-usap wajahnya."Bos, anda terlihat seperti gelandangan. kau bucin sekali semenjak ada nona Divya, aku jadi jijik melihatnya." Batin Ander merasa geli"Jawab An!" Bentak Adit"Eh bos, mungkin nona banyak pekerjaan." Jawab Ander asal"Dia lebih mementingkan pekerjaannya dari pada aku, suaminya sendiri an." Kata Adit sendu"Hentikan ekspresi mu itu bos, kau sangat menggelikan membuat ku merinding, tak biasanya kau seperti ini bahkan dengan mantan kekasih mu dulu." Batin Ander

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Pesan beruntun

    Hari ini divya dengan cepat menyiapkan segala kebutuhan suaminya, dari mulai menyiapkan pakaian kerja sampai makanan Adit. "Sayang, apa kau sudah selesai?" Tanya Divya masuk ke dalam kamar dan melihat Adit sudah rapi dengan setelan formalnya, sambil menenteng dasinya.Divya tau maksud suaminya, lalu ia berjalan mendekat untuk memasang dasi ke leher kokoh pria itu."Sayang, kamu mau gak aku pindahkan tugas di kantor?" Tanya Adit menatap lembut Divya dan melingkarkan lengannya ke pinggang ramping istrinya."Emang aku mau dipindah tugaskan kemana?" Tanya Divya penasaran."Kamu jadi sekretaris ku sayang.""Gak mau, aku mau kerja seperti biasanya. Lagian aku mau lanjutin jalinan kerja sama komunikasi kemarin karena sempat ditunda.""Kamu kan istriku, nyonya Adit gak pantas kerja jadi bawahan. Makanya kamu mau yah jadi sekretaris aku.""Gak...g

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Taruhan

    Di markasAdit berjalan gontai menuju kursi kebesarannya. "Bagaimana, apa ada informasi?" Tanya Adit pada orang yang ada dihadapannya, mereka adalah Edward, Aron dan Hendra."Ternyata ada mata-mata yang menyelinap ke PP lightning rose bos. Mata-mata itulah yang memanipulasi senjata dan memberikan informasi tentang semua rencana kita pada Tuannya bos." Jelas Aron"Hmm ternyata mereka mengirim anjing pelacak." Ucap Adit penuh seringai licik"Satu lagi bos, pembantaian itu terjadi karena Meiji sedang tak ada di markas dan saat kembali dia mendapat tembakan dan pukulan dari arah belakang bos." Tambah Aron"Berarti kita berurusan dengan lawan yang sama." Ucap Adit berfikir"Apa maksud tuan mereka juga mafia?" Tanya Hendra"Kalau dia bukan mafia, dia tidak akan mungkin tau dimana markas Meiji berada karena hanya sesama mafia yang tau hal

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Pasar malam

    Adit dan Divya sedang berada di dalam mobil. Pasangan yang kasmaran itu sedang asik melempar candaan."Sayang, emang kamu cinta sama aku itu sejak kapan?" Tanya adik menggandeng tangan Divya, menautkan jari-jari mereka dan menciumnya sekilas sedangkan tangan yang satunya fokus menyetir."Sejak malam pertama kita, gak tau entah kenapa aku merasa nyaman sama kamu." Ucap Divya malu disertai wajah nya yang memerah."Cieeee....wajahnya merah gitu, gemes deh aku." Goda Adit"Ihhh kamu tuh fokus aja nyetirnya. Oh ya sayang, kalau kamu sejak kapan cinta sama aku?" Tanya Divya penasaran menatap wajah Adit intens"Hmm kapan ya, mungkin sejak kamu lahir kali." Canda Adit"Apaan sih, aku serius sayang." Uc

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Pernyataan Cinta

    "Sayang." teriak Adit menggema di dalam Mancion, karena tak menemukan istrinya selama beberapa jam terakhir."Sayang, kau dimana?" Ucap Adit panik sampai membuka seluruh ruangan di Mancion. Bodohnya dia, kenapa tidak tanya dengan salah satu pelayan yang ada disana? Pasti salah satu dari mereka mengetahui keberadaan Divya."Sayang, kau sudah pulang?" Tanya orang yang berada di belakang Adit. Adit menoleh ke belakang karena mendengar suara wanita yang ia cari, dan langsung menghambur ke pelukan sang pujaan hati.Adit memeluk Divya dengan erat seakan tak mau ditinggalkan. "Sayang, kau dari mana saja?" Ucap Adit masih dalam keadaan memeluk istrinya. Adit memang sangat takut akan kehilangan orang yang sangat ia cintai, karna kejadian 2 atau 3 tahun yang lalu membuatnya sungguh terpukul atas kepergian sang kekasih yang meninggalkan nya di saat lagi sayang-sayang nya."Sa-sayang lepas dulu, aku susah bernaf

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Penyerangan

    Berbeda ketika saat bersama istrinya, Adit selalu ceria, manja dan jahil. Tapi saat bertemu dengan orang lain dia selalu memasang wajah datar tanpa ekspresi, seakan tak peduli dengan keadaan disekitarnya."An, siapkan mobil kita ke markas." titah Adit kepada asisten nya yang bernama Anderson.Anderson adalah asisten pribadi Adit, orangnya tampan juga bijaksana, dan yang terpenting semua tugas yang diberikan selalu tuntas. Dia adalah salah satu orang kepercayaan Adit yang sudah lama bekerja dalam naungan Adit.Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Di lain tempat terlihatlah Aron, Hendra dan si pria dingin Edward. Adit dan Edward memang memiliki karakter yang hampir sama. Sedangkan Aron dan Hendra adalah tipe orang ceria, dan humoris. Namun dibalik sifat mereka itu tersimpan watak iblis tanpa belas kasihan."Hen, kita ganggu gak ya?" Tanya Aron menerawang ke langit-langit markas."

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Tikus pengganggu

    Saat divya begitu khidmat memandangi wajah Adit, tiba-tiba...."Apa sudah puas memandangi wajah ku sayang?" Tanya adit menatap lekat divya"Aku memang tampan sayang." Ujar Adit menyombongkan diri.Mendengar ucapan Adit, seketika wajah Divya bersemu merah. Ia bergegas untuk pergi, namun baru saja ingin melangkah Divya merasakan perih di bagian intinya."Awww, sakit." Teriak Divya karena merasakan perih akibat pergulatan panas mereka semalam."Apa masih sakit sayang?" Tanya Adit dengan wajah panik."Iya, ini sedikit perih." Jawab Divya membetulkan selimut tebal yang membungkus tubuh polosnya. Tanpa pikir panjang Adit langsung menggendong divya ke kamar mandi, dan refleks Divya mengalungkan tangannya ke leher kokoh milik Adit."Ma-mau apa kamu?" Tanya DivyaSeketika cup...ciuman singkat diberi

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Malam pertama

    Divya sedang gugup menanti kedatangan Adit. "Aduh, kok aku jadi gugup gini yah. Tenang Divya kamu itu udah jadi bini orang, jadi buat apa kamu gugup toh diakan suami kami." Gumam divya yang duduk di tepi ranjang dengan meremas jari lentiknya.Tak lama kemudian pintu terbuka, menampakkan seorang pria gagah dengan pakaian pengantinnya mendekat ke arah Divya."Sayang, kamu ngapain?" Tanya Adit duduk di samping Divya"A-aku gak ngapa-ngapain kok. Hmm, kamu gak mandi dulu?" Tanya Divya terbata-bata"Oh yaudah aku mandi dulu. Tunggu aku yah, kamu jangan tidur duluan ok." Goda Adit menatap nakal Divya dan mengecup kilas bibir istrinya sebelum berlalu pergi.Seketika wajah divya memanas, degupan jantungnya tak lagi terkontrol. "Oksigen, mana oksigen. Aku tak bisa bernafas." Divya bermonolog sambil berusaha menormalkan degup jantungnya.Sekitar 30 menit kemudian, pint

  • Terpaksa Menikahi Sang Mafia   Wedding

    Di sebuah ruangan mewah dengan hiasan yang memanjakan mata, terlihatlah seorang wanita cantik dengan gaun pengantinnya."Apakah keputusanku ini benar?" Gumam Divya menatap dirinya di cermin."Divya, apa kamu bahagia dengan pernikahan ini?" Tanya Valen menyelonong masuk tanpa suara dan langsung memeluk sahabatnya dari belakang.Divya yang mendengar pertanyaan pertanyaan mendadak itu, hanya bisa menganggukkan kepala dengan air bening yang muncul dari pelupuk matanya."Kalau kamu bahagia, kenapa menangis?" Valen melepas pelukannya dan menghapus air mata Divya"Ini air mata kebahagiaan bodoh." Divya menjitak kepala Valen pelan. Walaupun pernikahan ini tidak didasari dengan cinta tapi Divya akan tetap berusaha bahagia."Aduh, sakit tau." Valen mengusap kepalanya dan keduanya pun tertawa bersama"Div, ayo kita ke aula. Calon suamimu itu dah nun

DMCA.com Protection Status