Share

60 : Sampah!

Penulis: Az Zidan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-28 18:58:24
Panorama kota London tengah malam tidak mampu membuat hati seseorang membaik setelah apa yang dia lakukan. Sorot matanya kosong mengarah pada kerlap kerlip lampu kota yang ia lihat dari ketinggian di kamar apartemen miliknya.

“Sky!” teriakan dari luar yang sudah berlangsung selama dua puluh menit tidak mampu membuatnya menarik langkah berpaling dari balkon.

“Kamu di dalam kan? Rio bilang kamu nggak latihan, kamu baik-baik saja kan?” seru orang itu lagi.

Namun, tetap saja, Sky bergeming dikegelapan kamarnya. Ditemani dengan sebatang rokok disela jemarinya. Ia dengar suara itu. Dia tahu siapa yang memanggilnya. Akan tetapi, dia tak acuh kepadanya. Sky bosan. Menjalani hal gila yang hanya mengusung kesenangan sesaat.

“Kalau kamu tidak buka sekarang, aku akan minta petugas buat buka paksa!” ancamnya lagi.

Namun, tetap saja bujuk rayu itu tidak membuat Sky beranjak. Ia tetap menyesap rokoknya dan mengembuskan asap seraya menengadah.

Tidak lama setelah teriakan wanita itu. Pintu kamar milik
Az Zidan

Hai, untuk yang bigung dengan alur cerita ini, sungguh aku pengen jelaskan, tapi terlalupanjang. Coba kalian komen, nanti aku jawab lewat komentar, ya. Aku bakal ubah jduul biar nggak ajdi kontroversi. Aku akan klarifikasi, meskipun pengarang dilarang Klarifikasi,katanya hanya pembelaan, wkwkwk. tapi,kalian butuh kepastian kan? Aku tunggu komentar, dan gems kalian, ta. hatur nuhun

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   61 : Sadar

    Sebelum Sean berhasil mengayunkan tangan untuk mengetuk pintu. Daun pintu putih itu sudah terbuka dan disambut oleh senyuman manis, Zeta.“Hai, Mine,” sapa Zeta tidak sabar. Memberikan sunggingan yang tulus dan tersirat akan rindu.“Hai. Bagaimana kondisimu?”“Seperti yang kamu lihat. Kalau aku— sudah sangat baik.”“Maaf, Sayang. Aku harus menghancurkan—”“Sst! Berikan Gatra padaku. Nanti Nia juga akan kemari. Kamu bisa pergi dengan tenang,” potong Zeta. Gadis itu meraih tubuh gendut Gatra dan mendekapnya. Sesekali menghujam ciuman gemas pada pipi bocah itu.“Kamu yakin baik-baik saja?” Sean membelai pipi Zeta yang terasa begitu lembut.“Kau tidak percaya padaku?”Tanpa menjawab, Sean mendekap tubuh kekasihnya. Mencium pucuk kepala Zeta dengan sangat dalam.“Setelah semua ini selesai kamu tidak akan merasakan lelah mengurus bayi, Nay.”Wajah Sean berubah sendu. Tidak ada kalimat yang pas untuk menggambarkan betapa dia sangat menyesal dengan semua ini. membawa Zeta pada kisah hidupnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   62 : Karma

    Bibir Sean hampir mendarat pada ujung bibir Zeta. Namun, tangan usil Gatra yang terus memainkan botol susu. Akhirnya membuat tempat susu itu terlempar dan mengenai pangal hidung Sean, antara kedua matanya. Pria itu mengaduh pelan dan Zeta mengulum senyum.“Kau— padahal hampir berhasil, Gatra. Seharusnya kau mendukung pamanmu, bukan malah jadi orang ketiga,” sembur Sean.Gatra justru tertawa cekikikan. Setiap ada yang mengajaknya berbicara bocah itu pasti mengira bahwa siapapun itu, tengah menghiburnya.“Harusnya bersyukur kan, karena Gatra mencegah Pamannya berbuat jahat.”“Dih, jahat? Padahal kamu juga—” Zeta membungkam mulut Sean dan menahan tawa. Setelah telapak tangan itu terlepas dari bibir Sean, pria itu lantas tertawa lepas.“Pergi sana! Bukannya kamu ada acara?” usir Zeta. Sejatinya dia menutupi perasaan memalukan itu.Sean melirik jam di pergelangan tangannya. Setengah jam lagi dari jadwal yang sudah disepakati.“Baikla, jaga dirimu, ya. Aku akan jemput Gatra malam nanti.”“

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   63 : Kamu Tampan

    Freya menitikan air mata. Ia lekas mengusapnya dengan kasar. “Ada yang ingin kamu tanyakan padaku?” tandas Freya dengan suara lemah.“Bayinya. Aku ingin bertemu dengannya. Dia anakku?” Suara Sky bergetar. Dia sangat malu. Ini sudah sangat terlambat. Bahkan bayi itu sudah lahir dan tumbuh menjadi bayi yang lucu.“Kalau kau masih ragu, tidak perlu memaksa diri untuk memercayaiku, Sky. Sungguh, aku tidak mau jadi seperti sekarang karena orang yang sama.”“Tidak. Aku percaya, Freya. Aku percaya. Mas Rayyan sudah urus kepulanganku. Aku akan temui kamu dan anak kita. Ya, anak kita.”Sky ingat bagaimana dia begitu jahat pada janin itu. Bagaimana dia sama sekali tidak peduli pada anaknya sendiri. Matanya pedih, butir demi butir air mata siap untuk meluncur melewati pipinya. Sky tidak ingin menahannya. Pria juga boleh menangis, itu yang dikatakan seseorang padanya.“Aku minta maaf sama kamu, Freya. Tolong maafkan aku dan terima aku kembali. Aku sadar hanya kamu yang bisa mencintaiku sebesar itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   64 : Posesif

    Kantong kemihnya penuh. Zeta berniat untuk turun. Saat dia menoleh, Sean sudah berdiri di ambang pintu dengan bersandar bahu di kusen. Senyumnya menyambut gadis berambut panjang itu. Zeta turun dari ranjang dan membalas senyuman Sean.Pria itu melangkah mendekati Zeta. Ia raih pinggang Zeta, sebelah tangannya bersarang pada pipi wanita itu. Membawa anak rambut Zeta ke belakang telinga.“Aku dengar tadi ada yang mencari suaminya? Siapa suami, wanita di hadapanku?” wajah Zeta memerah. Dia malu sekaligus senang.Perempuan itu mencoba untuk menjauh dari Sean, tetapi tidak semudah yang dia bayangkan. Sean mencekal pinggang Zeta dengan sedikit lebih kuat dan tangan kanannya masih setia membelai wajah sensual kekasihnya.“Siapa suamimu? Aku akan cemburu kalau ternyata kekasihku sudah bersuami,” bisik Sean tepat di hadapan Zeta. Tingginya memang terpaut cukup jauh tetapi, Sean mampu menunduk hanya sekedar menatap, tanpa jenuh wajah perempuan itu.Embusan nafas Sean menghangat pada dahi Zeta.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   65 : Tidur Bersama

    Pagi ini, entah bagaimana posisi tidur mereka berubah total. Gatra berada di belakang punggung Sean. Sementara Zeta berkelung nyaman di depan dada bidang pria itu. Udara menjelang pagi hari selalu jauh lebih dingin. Membuat Zeta mencari kehangatan sebisa mungkin. Di sanalah, ia. Dalam dekapan Sean yang mana mereka sendiri sama-sama tidak menyadari semua kejadian pukul empat pagi itu. Suara rengekan Gatra tidak mampu membuat keduanya terjaga. Bahkan tendangan demi tendangan yang dilayangkan Gatra pada sang paman pun tidak mampu mengusik kenyamanan keduanya. Rintihan Gatra berubah menjadi celoteh absurd yang seharusnya membuat mereka terusik. Merasa kesal karena tidak digubris, bocah cilik itu lantas mengerahkan seluruh usahanya untuk berteriak. Namun,bukan Sean atau Zeta yang mendengar, melainkan Runi. Wanita yang jasanya dibeli oleh Zeta itu lekas masuk ke kamar sang majikan dia bahkan tidak tahu kalau ada Sean di dalam kamar itu. "Oh— sst, Sayang. Sepertinya kamu dilupakan, ya?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   66 : Kembali

    Menghirup kembali udara segar di negara kelahiran. Mata pria dua puluh delapan tahun itu menahan perih. Penyesalan menggerogoti seluruh jiwanya. Namun, apa yang sudah ia pilih tidak akan bisa ia balik. Segala tindakan pasti akan ada konsekuensi yang kudu ditanggung.“Tidak apa-apa. Ini pelajaran berharga buat kamu. Kita akan luluhkan hati mereka, dan saudara-saudaramu akan menerimamu serta memaafkanmu. Kamu dikelilingi orang hebat, oke,” seru pria berambut cepak pirang itu. mengajak mantan pembalap keluar dari area bandara.Sky— ya, pria itu tersenyum kecut. Dulu, dia bisa dengan sombong berjalan di bumi manusia ini. Namun, sekarang tidak seorang pun menatapnya atau berlari mendekatinya hanya sekadar meminta foto.Sebuah mobil jemputan sudah mengantre sejak satu jam lalu. Rayyan, membantu Sky masuk ke mobil. “Hati-hati, Sky.” Tangannya terulur digawang mobil agar kepala Sky tidak terantuk.Pria itu tidak membalas. Wajahnya datar dan kebahagiaan serta kebanggan yang dulu terus muncul di

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   67 : Balasan Tuhan Tidak Main-Main

    Dua pasang bola mata seakan mencuat keluar dari tempatnya. Mulut Sean terbungkam. Saat itu juga perih menyerang mata. Zeta membekap bibirnya menahan raungan keterkejutan dengan sungai kecil di permukaan pipi yang berderai.Inikah karma yang harus ditanggung? Seberat ini? Sebesar ini?Zeta tidak kuasa melihat dua bersaudara yang akhirnya saling mendekap. Saling mencurahkan penyesalan yang seharusnya tidak pernah terjadi jika— kisah cinta mereka tidak tertuju pada objek yang sama.Bayi yang digendong Zeta seolah penasaran dengan apa yang terjadi. Ia terdiam dalam dekapan wanita itu dan menatap dua laki-laki yang terisak. Kondisi ini benar-benar menyesakan. Memang benar, bahwa setiap peristiwa, setiap tragedi yang terjadi pasti memiliki hikmah.Di sinilah puncak dari masalah yang terjadi. Namun, Sean seolah tidak terima dengan balasan Tuhan pada adiknya. Pertanyaannya hanya kenapa? Kenapa harus semenyeramkan itu?Pria itu berjongkok. Memegang lutut Sky dan menatap wajah adiknya. Bocah y

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   68 : Pengorbanan dan Pertahanan

    Sky merasa tidak asing dengan nama Gatra. Memperjelas dengan bergumam di hadapan sang kakak. Sean mengangguk dengan ulasan senyum hangat layaknya Divya. "Freya yang memberikan nama itu. Gatra Ambara. Bukankah itu nama yang indah?" Sky memeluk tubuh Gatra semakin erat. Menumpahkan kerinduan dan kasih sayang yang lambat untuk hadir. "Ini bukti nyata bahwa Freya akan melakukan apa pun demi kamu, Sky. Dia sangat mencintaimu." Sky menilik wajah kakaknya. Tidak ia dapati raut dusta di sana. Dulu, dia cemburu buta pada pria itu. Nyatanya sebesar itu ketulusan Sean. Dia rela melepaskan wanita yang dicintai demi kebahagiaan yang diyakini olehnya. "Thank's. Sudah jagain mereka. Thanks sudah jadi orang yang paling baik. Mom tidak pernah salah dengan cara mendidiknya," ujar Sky. Gatra sudah tenang dalam gendongan Sky. Bayi itu duduk di pangkuan sang ayah. Memukuli paha Sky. Rasa penasaran membawa tangan mungil itu guna menekan perban di lutut kiri aang ayah. Sky, meringis tipis. "Apakah ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   97 : Enam Tahun Terlewat

    Berada di sebuah restoran yang tidak jauh dari Trevis Fountain, Freya, Gatra dan juga balita yang Zeta perkirakan usianya empat tahun itu duduk mengelilingi meja. Menyantap hidangan yang sudah mereka pesan. Tidak hanya itu, Freya tampak kelelahan dengan perutnya yang membuncit.“Hai. Gatra apa kabar, Sayang?” Zeta mengulurkan tangannya dengan senyum yang merekah indah.“Siapa?” tanya bocah itu dengan nada sinis. Dia kembali sibuk mengunyah salad di mulutnya.“Dia tante Zeta. Apa kamu lupa? Dia yang mengurusmu saat kecil, Nak. Kamu lupa?” jelas Sean.“Cukup, Sean. Biarkan Gatra menghabiskan makanannya dulu. Duduklah, kamu boleh bergabung,” papar Freya dengan suara yang paling tidak disukai oleh Zeta.“Ah— terima kasih. Tapi kurasa aku buru-buru. Suamiku sudah menunggu. Selamat menikmati hidangan dan indahnya Roma.” Zeta berbalik badan, tetapi sebelum itu ia kembali menoleh untuk memberikan senyum pada gadis imut yang terus menatapnya dengan rasa penasaran.“Hei, aku punya sesuatu untukm

  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   96 : Bertemu Kembali

    Trevi Fountain, di sanalah Zeta berada sekarang. Dalam genggamannya sudah ada dua koin yang hendak ia lempar ke kolam di hadapannya. Menyatukan kedua tangan, ia melangitkan harapan sebelum melempar satu koin itu.“Tersisa satu koin lagi,” ucap seseorang yang sudah menemani sepanjang perjalanannya.“Aku tahu diamlah,” sergah Zeta yang disambut tawa kecil dari rekan spesialnya.“Aku akan lakukan dengan caraku. Katanya dengan cara seperti ini akan lebih mudah untuk dikabulkan, kan?” tambah Zeta.“Hm—? Seperti apa itu?”Zeta berbalik badan membelakangi fountain dan memejamkan mata sama seperti yang dilakukannya pertama kali tadi. Latas melemparkan koin melintasi bahu dengan cukup tinggi dan mendengarkan suara benda berat itu meluncur ke dalam air.Senyum ayunya masih mengembang, saat membuka mata. Akan tetapi, tiba-tiba tubuhnya membeku.Bagaimana bisa? Batinnya. Dia bahkan baru saja melayangkan doanya, dia baru saja meminta pada kepercayaan orang-orang Roma ini. Lalu kemudian sudah berdi

  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   95 : Kedatangan Zia

    Bukan hal baru bagi Zeta tidak diharapkan atas hidupnya. Jauh sebelum ini, dia juga pernah disia-siakan. Pernah dibuang, dicaci-maki. Sean menawar sekaligus luka baginya setelah bertahun-tahun lalu. "Pergilah, Zie. Sudah tidak ada yang perlu kamu jelaskan, kan?" Zia menggeleng cepat. "Aku tidak akan pergi sendirian, Zeta. Kamu harus ikut denganku. Kamu harus rebut Bang Sean lagi." "Kamu ingin aku menjadi duri untuk wanita lain? Sedang aku sendiri adalah wanita. Aku menentang pengkhianatan seorang wanita, tapi aku tersakiti oleh wanita." "Zeta—" Zeta menatap Zia intens. Setelah sekian hari dia kehilangan isak tangis. Sekarang air mata itu kembali menguar setetes demi setetes. "Ayahku pecandu alkohol dan suka bermain wanita, sekaligus suka memukul ibuku. Kami berjuang sendiri untuk lari darinya. Tapi selalu gagal. Ayahku berkhianat tidak hanya sekali. Tapi, ibuku adalah orang bodoh yang pernah ada di bumi ini. Dia tetap berdiri di sisinya sampai akhir hayat. Setelah dia meninggal,

  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   94 : Penjelasan

    Dalam gelap, suhu ruangan yang terasa membekukan setiap tulang dalam tubuh perempuan berambut sepinggang itu. Netra sepekat malam hanya mampu menatap kosong ke depan. Tanpa arah dan tanpa makna. Jemarinya meremas dan mengusap tidak tentu arah gawai putih miliknya. "Mbak Zeta! Buka, ya pintunya. Mbak harus makan," teriakan Runi yang selalu terdengar puluhan kali dalam sehari. Namun, tidak mampu membuat Zeta beranjak dari kursi Belezza yang ia duduki. Air matanya telah mengering, tersisa rasa sesak yang tidak juga mampu ia tepis. Luka yang membekas begitu dalam. Fisiknya telah rusak, pun demikian dengan jiwanya, kian rapuh. Pikiran yang semakin ringkih. "Masih nggak mau buka, Mas. Sebetulnya Pak Sean ke mana, to? Tega banget buat Mbak Zeta begitu. Kurang apa, sih Mbak Zeta? Ini sudah hampir satu Minggu, masih juga nggak ada kejelasan dari Pak Sean," gerutu Runi pada Bagas. Pria itu sesekali datang hanya untuk menjenguk menanyakan kabar Zeta. Namun, tidak ada kemajuan yang berarti

  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   93 : Desas-Desus

    Berulangkali Zeta mondar-mandir di ruangan khusus untuk menantikan kedatangan Sean. Entah sudah seberapa keras gadis itu menggigit bibirnya untuk menghalau kegundahan hatinya. Jemari lentik itu berusaha menelepon nomor kekasihnya sudah lebih dari sepuluh kali. "Bagas, dia datang, kan? Kamu sudah pastikan kalau dia akan datang, kan?!" tegasnya. Keringat sebesar jagung sudah menimpuk riasan di wajahnya. Sekarang bukan keanggunan dan juga menawan di wajahnya. Gurat kecemasan yang justru terpancar kian terang. "Sudah, Mbak. Tadi bahkan, Pak Sean sudah siap dengan setelan peachnya. Mungkin macet, Mbak." Meski Bagas juga merasakan apa yang dikhawatirkan oleh Zeta. Namun, dia berusaha untuk membuat pengantin perempuan itu tenang. "Macet di mananya? Kita tadi jalan aman-aman aja, kan? Jalanan lancar, Bagas!" hardik Zeta. Dia sampai harus menaikkan satu oktaf nada bicaranya. Kendati hal itu tidak dilakukan mereka sama-sama tahu kalau Zeta dan seluruh orang yang hadir juga ketakutan dan

  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   92 : Akad Nikah

    Zeta mengerjap cepat. "Aku— ya, kurasa aku mimpi. Dan— dan itu mengharuskan aku telepon kamu di— pagi buta. Anggap saja begitu," jawabnya dengan terengah. "Kami baik-baik saja, Nay. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Gatra tidur dengan pulas malam ini bersama Zie dan Zha. Mereka ada di rumah. Sama sepertimu tidak sabar menanti kan hari esok." "Hanya aku? Bagaimana denganmu? Apa, kamu tidak merasakan hal itu?" Entah sudah keberapa kali, Zeta menggigiti bibir bawahnya. Menekan dan menenggelamkan keresahan yang terus saja timbul saat jawaban atas pernyataannya tidak dijawab sesuai ekspektasinya. "Tentu saja aku menantikannya, Nay. Bahkan aku sangat antusias. Aku akan berdiri menantikanmu dengan jas peach yang kau pilihkan," terang Sean. Ia layangkan senyum yang tidak diketahui oleh Zeta. "Ya. Bisa kubayangkan betapa menawan dan menariknya dirimu, Mine. Kamu harus tahu kalau aku—" Lidahnya tiba-tiba terasa kelu. Ada yang menggantung di tenggorokannya hingga sepatah kata tidak mampu

  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   91 : Berkhianat

    "Sean, Sky membaik. Pagi ini, dia minta makan enak katanya. Dia sembuh, Sean." Kabar itu meluncur membawa kehangatan untuk Sean. Dia merasa lega akhirnya sang adik mendapatkan harapan itu. Setelah panggilan itu terputus, Sean beralih pada Gatra dan juga Zeta. Mereka juga sudah jauh lebih baik dari semalam. Tatapan penuh keharuan dan beban yang seolah menguar begitu saja. Sekarang, dia tidak harus memikirkan nasib Gatra. Tidak harus menyembunyikan perasaannya pada Zeta dari Freya. Tidak harus menanggung beban atas kehidupan ibu dan anak itu. Sean menarik langkah mendekati Zeta. Mereka berdua duduk di atas matras dengan taburan berbagai macam mainan milik bocah laki-laki itu. "Mine? Kamu senyum? Ada apa?" Zeta menoleh memerhatikan raut wajah sang kekasih yang terlibat berbinar. "Freya baru saja telpon. Dia bilang, Sky membaik. Dia minta sesuatu untuk di makan. Aku senang, Nay." "Syukurlah. Aku juga ikut senang, Mine. Maaf aku egois dengan mengatakan ini." Sebelah alis Sean teran

  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   90 : Demam

    Sorot mata Sean menatap penuh kasih pada Gatra yang terlelap di ranjang bersama dengan Zeta. Mereka baru saja pulang dari klinik. Meneguk obat masing-masing dan kini terpengaruh obat-obat tersebut. Tatapan Sean secara bergantian memerhatikan wajah kekasihnya dan juga anak dari adiknya. Ada sesuatu yang mengganjal pikirannya. Beban yang terasa salah, tetapi juga dirasa tidak benar. Tidak mungkin aku menempatkanmu dalam satu pilihan, Nay. Tapi— bahkan batinnya saja menggantung kalimatnya. Pria itu bertumpu siku pada pahanya. Merangkus wajahnya dengan kasar, mendesah frustasi. Ia raih ponselnya dan menelepon seseorang yang jauh di seberang. "Bagaimana kondisinya?" "Sky— kondisinya semakin menurun, Sean. Aku takut. Saat terlelap begini, seperti tidak terjadi sesuatu padanya. Tapi, suhu tubuhnya tidak turun sama sekali sejak keluar dari ruang pemeriksaan tadi, Sean."Lagi-lagi Sean menghembuskan napasnya secara perlahan. Menyembunyikan kesesakan dalam dirinya. "Semoga saja Tuhan beri

  • Terpaksa Menikahi Pacar Adikku   89 : Kembali

    Tubuh Zeta gemetar bukan main. Selain ia belum tidur sejak kemarin, ia pun tidak memasukkan makanan ke dalam perutnya kecuali air putih. Sekarang, ia menggendong Gatra yang mulai menurut padanya, tetapi suhu tubuh bocah itu meningkat sejak bangun tidur pagi tadi. "Mau Papa, Tante," rengeknya pelan. Tatapan matanya sayu."Mau telpon Paman dulu sampai dia datang, Sayang?" Gatra menggeleng pelan. "Mau papa, bukan telepon," jawabnya masih dengan suara yang lemah. "Sabar, ya. Paman akan segera datang." Gerakan tangan Zeta tidak berhenti barang sebentar. Ia terus mengayunkan langkah dan lengan agar Gatra merasa nyaman. "Mbak Zeta. Di luar ada masalah," lapor Nia. Ia meremas ujung apron yang dia kenakan dengan gerakan kuat. "Masalah apa?" suaranya tidak kalah lirih dari Gatra. Dengan tidak anggun, ia menarik ingus yang sudah hendak keluar dari hidung. "Itu mbak. Pembeli permasalahkan toping, katanya— katanya—""Katanya apa, Nia? Kepalaku pusing banget, bisa lebih cepat ngomongnya?""Ka

DMCA.com Protection Status