Julie bergerak gelisah masih dengan mata yang terpejam. Rasa-rasanya ia tidak pernah menaruh barang sembarangan di ranjang, tapi kenapa ia jadi tidak bisa bergerak bebas di ranjangnya?
Saat akhirnya ia membuka mata, hal pertama yang ia lihat adalah dada bidang yang mengenakan kaos putih polos dan tipis. Julie mendongak dan menemukan wajah Ipang dengan mata yang terpejam.
“Kenapa aku—"
Julie langsung menutup mulutnya saat sadar kenapa mereka bisa tidur seranjang lagi. Semalam setelah ciuman panas di dapur, Ipang menggendongnya di kamar dan melanjutkan ciuman itu di atas ranjang.
Tentu saja dengan tangan yang saling menyentuh di mana-mana. Rasanya Julie bisa langsung merasakan wajahnya yang memanas ketika mengulangi lagi di mana saja Ipang menyentuhnya semalam.
M
“Ngeliatin apa sih?”“Kamu. Aku mau cium kamu lagi deh rasanya.”Julie memutar kedua bola matanya, malas mendengar jawaban Ipang yang disertai tawa lelaki itu.“Kamu kalau selalu kepikiran pengen cium aku sampai menganggu aktivitas sehari-hari kamu, kayaknya butuh konsultasi deh.”Kali ini Ipang tertawa sampai kepalanya menengadah ke atas karena ucapan Julie. Lelaki itu jadi suka menggoda Julie, rasanya respons Julie yang meledak-ledak cukup membuatnya terhibur dan membuat Julie terlihat seksi.Aneh tapi… apa pun yang berhubungan dengan Julie di hidup Ipang memang aneh, jadi Ipang pun menikmatinya saja.“Udah sana, balik kerja,” tegas Julie seraya mengambil map berisi dokumen pembel
“Kayaknya mending kita pulang ke rumah aja deh.” Dengan berat hati, Ipang mengatakan hal tersebut. “Kemang macet banget ternyata. Nggak apa-apa kan, Jules?”Macet banget, sialan! maki Ipang di dalam hatinya.Ia menatap jalanan dengan gusar, lalu ganti menatap Julie yang masih duduk dengan tenang di tempatnya.“Nggak apa-apa kok.” Julie kemudian meringis. “Aku juga lupa bilang ke kamu kalau Kemang dan malam Minggu itu ahlinya mancing emosi orang.”Percaya atau tidak, mereka sudah terjebak di kemacetan ini selama hampir satu jam. Ipang bukannya tak akrab dengan kawasan Kemang—dulu, rasanya hampir tiap hari dia pergi ke The Clouds, klub malam milik Badai.Tapi hari ini ia benar-benar lupa kalau mereka bahkan bisa
[Tiga hari setelah tawuran. Ipang kelas 1 SMA. Julie kelas 3 SMP]“Kamu tuh nggak bisa ya nggak bikin masalah satu hari aja, Pang?”Ipang memilih membisu, tidak menjawab pertanyaan sang ayah.Kepalanya masih diperban, bekas luka jahit di tangannya masih dapat terlihat jelas. Selain itu, dokter menyuruhnya berada di rumah sakit ini setidaknya seminggu supaya ada yang menjaganya.Ipang tinggal di rumah hanya dengan adik dan ART-nya. Sang ayah sudah sibuk dengan istri barunya dan dokter yang menanganinya, merupakan sang tante dari pihak mendiang ibunya. Jadi beliau tahu, berada di rumah sakit lebih baik untuk Ipang dibanding tinggal di rumah.“Sampai enam bulan ke depan, kamu nggak
Ipang mulai terbiasa mendapati Julie sebagai orang pertama yang ia temui ketika ia terbangun.Televisi masih menyala, tapi hanya menampilkan layar yang didominasi warna gelap karena Netflix di televisi itu otomatis akan terjeda dengan sendirinya kalau sudah tidak ditonton.Jam dinding di ruang tengah menunjukkan hari masih cukup larut, pukul setengah tiga pagi. Ketika Ipang kembali melihat ke arah Julie, lelaki itu mengernyit saat melihat posisi Julie yang tidur menghadapnya dengan satu tangan ia jadikan bantal.Pasti nggak nyaman, pikir Ipang. Pasti tangannya bakal sakit pas bangun nanti.Berbekal pikiran itu, Ipang bangun dari posisinya dan mematikan televisi. Ia bergerak ke pinggir sofa dan menggendong Julie. Akhir-akhir ini ia jadi terbiasa menggendong istrinya. Berat badannya yang sempa
“Katanya Dewi tadi kamu dicium Mas Ipang di mobil.”“HAH?!”Suri dan Candy bertukar tatap, lalu tertawa heboh melihat ekspresi Julie yang benar-benar priceless. Candy bahkan buru-buru mengambil ponselnya untuk memotret wajah Julie sebelum sahabatnya itu sadar.“Aku posting di Instagram ah nanti,” gumam Candy yang langsung disetujui Suri.“Astaga….” Julie mengacak rambutnya dengan gusar.Beruntung juga hari ini Ipang pergi ke rumah Badai dan Padma untuk mengunjungi para keponakannya selagi menunggu Julie selesai bekerja. Kalau Ipang sampai bertemu dengan Suri dan Candy yang mendadak main ke A Class, habislah ia dan Ipang di tangan mereka.“Jadi beneran?” Suri men
“Jules, bangun. Aku mau berangkat kerja.”“Pagi banget?”“Kamu aja yang tidurnya nggak kayak orang normal,” ledek Ipang. Lelaki itu mencium pipi Julie hingga berdecap keras dan meninggalkan bekas liurnya di pipi sang istri.“Ipaaang!” keluh Julie sambil membuka matanya. “Ngantuuuk.”Karena dua sahabatnya mengajaknya hangout kemarin, Julie pulang dengan tubuh remuk redam karena kelelahan menemani sahabatnya yang seperti robot baru di-charge.Ipang yang menyusul ke A Class sore hari pun mengikuti tiga perempuan itu mondar-mandir di mall—dari belanja sampai main di Timezone.“Meskipun kamu kalau kayak lagi bocah kecil nyebelin, tapi kalau kay
“Kita beneran mau ngamar di hotel?”“Emangnya kamu siap kalau kita ngamar sekarang, Jules?”Julie mengedikkan bahunya. “Siap nggak siap. Tapi aku belum cukur bulu kaki, gimana dong?”Ipang tak bisa untuk tidak tergelak begitu mendengar kejujuran dengan khas ceplas-ceplosnya Julie. Kenapa Julie bisa berpikir sampai sana? Padahal Ipang sendiri tak sadar.“Kenapa kamu ngomongin bulu kaki sih?”“Kalau aku ngomongin bulu di area lain nanti kamu langsung beneran booking kamar. Aku belum belajar banyak dari Candy.”Ipang menggamit pinggang Julie dan beranjak masuk ke Merlion Hotel. Iseng, ia menelusuri punggung Julie dengan satu jemarinya dengan sangat pelan dan mampu membuat
“Bisa ambilin ponselku nggak, Jules? Dari tadi getar terus kayaknya.”“Ada yang telepon kali,” gumam Julie. “Di mana ponsel kamu?”“Di….” Ipang melihat ke sekitarnya dan menajamkan pendengarannya. Sejak semalam ia memang tidak memegang ponselnya lagi.Setelah makan malam, ia dan Julie pulang kemudian tidur di kamarnya hingga pagi ini dibangunkan oleh getaran ponselnya. Ia tahu itu ponselnya karena Julie selalu menyalakan dering ponselnya setiap saat, berbeda dengan Ipang yang hanya menyalakan mode vibrate.“Di jas kayaknya.”Julie merangkak dari ranjang dan mengambil jas yang disampirkan di tepi meja kerja Ipang. Ia menyerahkannya pada Ipang sambil mengucek matanya. Hari masih sangat pagi. Untuk or
"Kamu siap-siap dulu aja, Babe. Biar anak-anak aku yang urus," kata Ipang kepada Julie yang tengah menggendong Retta, anak ketiga mereka. Lelaki itu baru saja selesai membantu Taka berpakaian."Nggak repot kalau kamu yang urus anak-anak sendirian?"Berbeda dengan Julie yang meragu, Retta di gendongan Julie tampak bertepuk tangan tidak sabaran untuk berpindah ke gendongan sang ayah.Anak ketiga mereka yang menggemaskan itu terlahir sempurna, seorang anak perempuan yang lahir di bulan Maret dan diberi nama Diajeng Maretta Ailendra. Sama halnya dengan Raras, Retta bisa dibilang lumayan manja dengan Ipang."Nggak." Ipang menggeleng dengan yakin. "Kan udah pada mandi sama ganti pakaian."
“Pa, nanti Mas bisa main mobil-mobilan sama adek di perut Mama?”“Bisaaa.” Ipang mengangguk dengan yakin. “Mas bisa ajak Adek main mobil-mobilan atau boneka-bonekaan kayak pas main sama Raras.”“Asyiiik! Nggak sabar! Nggak sabar!”Suri yang sedang menemani dua keponakannya itu ikut bertepuk tangan senang dengan Taka, sementara Raras yang ada di pangkuan Ipang juga ikut tertawa saja. Meskipun baik Ipang maupun Suri yakin kalau Raras belum mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.Siang itu Ipang dan Suri duduk-duduk santai di ruang keluarga kediaman Ipang. Julie sedang tidur siang dan Ipang berinisiatif mengajak anak-anaknya bermain, supaya istrinya bisa beri
Pangeran Biyas Ailendra: Bro.Badai Tanaka: Apa?Narayata Darmawangsa: ???Kalu Rakai Parvaiz: Apaan? @Pangeran Biyas AilendraKsatria Auriga Abimayu: Kalau ngomongnya tanggung-tanggung, nanti pantatnya kelap-kelip.Yogaswara Hemachandra: Apaan? Mau ngutang makanya lama ngetiknya? @Pangeran Biyas AilendraPangeran Biyas Ailendra: @Yogaswara Hemachandra SialanPangeran Biyas Ailendra: Aku
“Kamu yakin bisa ngehabisin semua ini?”Julie melirik sinis Candy yang barusan menanyakan pertanyaan sensitif untuknya—yah, setidaknya sensitif untuk Julie belakangan ini.Kenapa sih belakangan ini banyak yang sering nanya aku bisa habisin makananku atau nggak?!Candy segera menyadari kesalahannya. “Iya, iya, ampun,” katanya dengan cepat. “Aku cuma takut kamu kekenyangan dan nggak habis, terus nanti jadi sedih karena ngerasa buang-buang makanan.”Kunyahan Julie memelan dan bibirnya mengerucut sebal. “Bener sih kata kamu,” sahut Julie. “Tapiii, kali ini aku beneran yakin bisa ngehabisin makanan i
Ipang menatap anak-anaknya yang sedang bermain dengan mertuanya. Tatapannya melembut dan senyum selalu terpatri di wajahnya. Siapa pun yang melihat Ipang saat ini, bisa langsung tahu kalau lelaki itu sangat menyayangi keluarganya.“Senyum-senyum mulu,” komentar Janu yang baru saja duduk di sebelah Ipang. “Lagi mikir mau nambah anak ya?”Ledekan itu kerap kali didengar oleh Ipang dari mulut kakak iparnya, sejak sebelum Raras lahir. Saat itu, usia kandungan Julie sudah tujuh bulan dan mereka sedang berkumpul di kediaman ayah mertua Ipang.Selain keluarga Ipang, keluarga Julie memang punya agenda kumpul rutin yang masih terlaksana hingga kini.
“Babe.”“Ya, Mas?”“Suri udah punya pacar ya?”Julie menoleh dengan cepat—sangat cepat, hingga ia bsia mendengar tulang lehernya berderak karena gerakannya tersebut.Di sebelahnya, Ipang mengangkat satu alisnya, pertanda bahwa ia benar-benar membutuhkan jawaban atas pertanyaannya barusan.“Kok Mas tiba-tiba nanya begitu?” Julie memilih untuk bertanya balik terlebih dahulu.Di obrolan terakhir Julie dengan Suri, Suri bilang kalau ia belum bertemu atau berkomunikasi lagi dengan lelaki yang namanya belum Julie ketahui itu. Julie ba
“Kayaknya udah lama kita nggak makan siang di sini,” komentar Suri begitu masuk ke ruangan Julie diA Class.Julie terkekeh dan berpikir sebentar, baru kemudian mengangguk. “Iya juga, kita keseringanlunchdi luar atau di rumahku.”“Iya, soalnya masakan di rumahmu selalu enak dan aku suka main sama Taka dan Raras, hehehe.” Suri nyengir saat sadar bahwa salah satu alasan mereka jarang nongkrong diA Classlagi adalah karena keinginannya sendiri.Sejak memiliki anak, Julie belajar untuk membagi waktunya antara pekerjaan dan keluarganya.Kini Julie tidak lagi se-workaholicdulu. Ia mulai memberi keper
Waktu berjalan lumayan cepat. Setelah Bagindo akhirnya melunak dan mau mulai membiasakan diri dirawat oleh keluarganya, hari ini Bagindo diizinkan pulang ke rumah.Syukurnya, Bagindo belum membutuhkan operasi. Tapi lelaki paruh baya itu harus mengurangi intensitas pekerjaannya dan harussangatmemperhatikan pola hidupnya.Meski istrinya saat ini ada dua, nyatanya Bagindo selama ini tetap sering sesukanya. Saat Sinna dan Shanine sering menasehati serta mencoba mengatur hal-hal kecil nan penting demi hidupnya, Bagindo lebih sering membangkang.“Percuma punya istri dua tapi nggak ada yang didengerin,” cibir Salwa yang duduk di ruang tengah bersama Bagindo, Sinna, Shanine, dan hamp
“Kalian ini apa nggak punya kehidupan? Pulang sana! Ngapain di sini?”“Punya kok,” jawab Ipang. “Tapi aku mau di sini.”“Inget anak dan istrimu, Mas. Masa kamu tinggalin mereka begitu?!"“Mereka ngerti kok kenapa aku ke sini.”“Pulang sana! Besok juga Papa pulang. Ngapain sih kamu sampai nginep di sini berhari-hari?!” Kemudian seolah belum puas mengomeli Ipang, Bagindo beralih pada Raden yang duduk di sebelah Ipang. “Kamu juga pulang sana! Mamamu sama siapa di rumah?”“Sama Mama Salwa dan Mama Sinna. Ada Suri, Nilam, Sultan, dan Gusti juga kok.” Raden menjawab dengan santai. “Justru kalau kami pulang, Papa yang sendirian di sini.”“Ya, terus kenapa?”“Papa yakin mau sendirian?”Julie pernah bilang, katanya lelaki saat sedang sakit bisa dibagi menjadi dua kategori. Ada yang berubah jadi sangat manja sampai-sampai bertingkah seperti anak kecil (Ipang salah satunya) dan ada juga yang berubah jadi sangat galak hingga menyebalkan.Bagindo sepertinya adalah tipe kedua.Kalau dipikir-pikir,