Home / Rumah Tangga / Terpaksa Menikahi Kakak Ipar / Lamaran Yang Tak Kuinginkan

Share

Lamaran Yang Tak Kuinginkan

Author: Claire Park
last update Last Updated: 2023-07-08 00:31:20

Hari yang tidak kunanti akhirnya tiba. Mama sejak tadi mengomel karena aku yang masih rebahan sambil bermain ponsel.

“Kamu tuh, harusnya sudah mandi, terus dandan yang cantik. Ini kok, masih kayak gembel,” omelnya sambil menarik kakiku agar turun dari kasur.

Tak perlu heran jika melihatku memiliki sifat yang bar-bar dan petakilan, sebab itu sudah turunan. Makanya, aku dan mama tidak bisa disatukan, apalagi sampai berdebat. Kami sama-sama keras kepala dan tak suka diatur. Berbeda dengan bapak yang tidak suka banyak bicara, tetapi jika beliau mengeluarkan suara semuanya otomatis diam, dan tak berani membantah.

Gen bapak lebih banyak diturunkan ke Kinara, dan hanya secuil diturunkan padaku. Itu pun hal yang tidak kusukai. Di semua keluarga dari mama memiliki kulit putih seputih awan di langit, kecuali aku. Kulitku hitam manis, sehingga jika aku berkumpul di keluarga mama, mereka kerap mengataiku anak pungut, sebab hanya aku yang memiliki warna kulit berbeda.

Oke mereka memang sedikit rasis. Namun, meski kulitku lebih gelap dari mereka, tapi aku tidak minder berkumpul dengan teman-teman di kampus. Kulitku khas wanita Indonesia pada umumnya. Keluarga mama saja yang keputihan. Wajar karena mama memiliki garis keturunan orang Rusia. Nenek dari pihak mama berasal dari Rusia.

“Ini masih lama, Ma.” Aku tak membutuhkan waktu yang lama untuk bersiap-siap. Paling hanya memakai bedak tabur dan lip tint. Jangan menantikan adegan seperti gadis-gadis lainnya, yang harus berkutat dengan semua alat make up. Aku hanyalah seorang gadis pejuang skincare, dan minim make up. Mungkin karena wajahku sudah lumayan cantik, sehingga tak perlu dipoles secara berlebihan lagi. Takut kalau dandan, banyak yang naksir lagi. Kan, berabe. Sombong dikit wajar, kan?

“Ini sudah jam tujuh, Nan. Sebentar lagi keluarga Rangga bakal datang.” Mama lagi-lagi ngedumel. “Pokoknya mama nggak mau tahu, kamu harus siap dan rapi saat mereka sudah datang.”

“Oke, Mam. Siap laksanakan,” jawabku santai, tetapi tak kunjung bergerak dari kasur.

Seharusnya pihak keluargaku tak usah se-exited seperti sekarang. Ini bukanlah kali pertama mereka bertemu. Kedua keluarga itu sudah bertemu sebelumnya. Mengapa harus dijamu secara formal? Toh, kami sudah saling mengenal satu sama lain.

Aku menekan tombol power pada ponsel, memandang sekilas layar yang menyala. Setengah jam lagi waktu yang sudah ditentukan akan tiba. Dengan hati yang sedikit tak terima, aku berusaha menggerakkan tubuh yang tiba-tiba saja terasa sangat berat.

Sejak kapan berat badanku bertambah? Apa karena sedang setres dan frustrasi sehingga berat badanku pun ikut menunjukkan eksistensinya. Namun, hal ini sebenarnya patut kusukuri. Saat aku berusaha menaikkan berat badan, makan banyak, dan minum suplemen, tak ada pertambahan yang signifikan. Akan tetapi, saat kepalaku pusing dengan segala masalah yang ada justru berat badan ini naik tanpa makan banyak sekali pun. Ah, ternyata resep gendutan itu tak susah.

Dengan langkah gontai, aku berjalan ke kamar mandi. Berniat membasuh wajah dan gosok gigi. Jangan harap akan ada adegan mandi kembang tujuh rupa atau mandi busa. Aku bukanlah gadis serempong itu yang akan melakukan hal-hal yang sangat menyita banyak waktu.

***

Setelah panggilan mama berkumandang, aku segera turun ke lantai utama dan melihat semua orang sudah berada di ruang makan. Kutatap satu persatu tamu kehormatan yang datang. Ada Tante Mira, Om Rafli, Rani, dan jangan lupakan bintang utama hari ini, Rangga. Laki-laki itu mengenakan kemeja navy.

Heh! Navy? Kupandangi baju atasan yang kukenakan yang nahasnya berwarna serupa. Ini benar-benar hal yang sangat memalukan. Bagaimana bisa kami mengenakan atasan yang sama, dan jangan lupakan warna bawahan juga sama. Sama-sama berwarna hitam. Adegan macam apa lagi ini?

“Waw, kalian udah janjian pakai warna samaan ya, hari ini?” Rani adalah orang pertama yang mengomentari pakaian kami, seketika semua orang menatapku yang baru datang.

“Ah, tidak. Ini hanya kebetulan.”

“Nah, kan, Jeng. Sepertinya mereka memang jodoh.” Tante Mira membuat mama mengangguk setuju dengan analisisnya. Bagaimana bisa hanya dengan warna pakaian yang sama, dua orang dikatakan berjodoh?

Aku mengerutkan kening samar. Jodoh katanya? Aku seolah dejavu, dulu mereka juga mengatakan hal yang sama pada Kinara. Apa aku juga akan berakhir seperti Kinara? Sampai akhir hayatnya, ia tak pernah mendapat kasih sayang dari suami yang sangat ia cintai. Terkadang aku merasa sangat bersalah pada saudaraku sendiri. Aku seperti mengambil miliknya.

“Kinan!” Panggil mama sambil menarik tanganku. Aku menoleh, “duduk,” bisiknya, membuatku tersadar bahwa posisiku masih berdiri.

“Kinan udah dua puluh dua, kan?” Tante Mira kembali bertanya.

“Dua minggu lagi baru genep dua puluh dua, Tante,” jawabku membetulkan.

“Wah bagaimana kalau hari ulang tahun kamu dijadiin hari pernikahan juga.” Usulan yang membuat hatiku semakin menjerit. Aku tidak mau ulang tahunku diisi dengan sesuatu yang tidak membuatku bahagia.

“Ide yang bagus, Jeng.” Mama ikut menyetujui. Kupandangi mereka secara bergantian dan sepertinya semua setuju dengan pendapat itu.

Aku tak habis pikir dengan semua orang yang berada di sini. Mengapa tak ada acara pilih-pilih tanggal yang baik, seperti weton atau apa yang biasanya digunakan oleh orang tua untuk memilih hari baik.

“Kamu setuju kan, Nan?” Mama menggenggam tanganku, dan meremasnya kuat. Aku tahu ia tak mau dikecewakan olehku. Beliau pastinya tak mau mendengar kata penolakan.

Dengan sangat terpaksa, aku mengangguk pelan membuat semuanya mengucapkan syukur karena aku akhirnya setuju juga.

“Bagaimana dengan Rangga. Apakah kamu bersedia menikahinya? Mengingat Kinan adalah adik Kinara.” Bapak melontarkan pertanyaan yang sontak membuatku mengangkat kepala dan memandangnya.

“Saya bersedia, Pak.” Lagi-lagi jawaban singkat.

“Saya berharap, kau memperlakukan Kinan seperti pasangan, bukan adik ipar lagi. Tidak menutup kemungkinan hatimu masih mengingat Kinara.”

“Maaf, Pak. Sampai sekarang Kinara akan tersimpan di hati saya. Ya, Kinara memiliki tempat tersendiri yang tak akan pernah saya lupakan. Namun, Bapak tidak perlu khawatir, saya akan memperlakukan Kinan dengan sangat baik. Dan Kinan memang cocok untuk menjadi ibu sambung bagi Lala. Toh, mereka sudah sangat akrab.”

Ada banyak hal yang ingin kutanyakan dalam kalimat Rangga barusan. Pertama, apa ia pernah menyukai Kinara dengan tulus, sehingga kakakku memiliki tempat tersendiri di hati laki-laki itu? Kedua, perlakuan seperti apa yang akan ia lakukan padaku? Ketiga, apa hanya itu alasannya menikahiku, hanya karena Lala yang butuh ibu sambung? Ah, semuanya benar-benar membuatku pusing. Apa aku hanya perlu mengikuti arus, dengan catatan harus siap tersakiti dan kecewa?

Comments (2)
goodnovel comment avatar
amymende
ngeramput ceritanya, katanya gak mau, ditanya sekali aja sudah ngangguk, ngaco
goodnovel comment avatar
Nurchasanah
hati rangga memang sedingin es
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Bukan Investasi

    Mama sudah mengatakan bahwa aku tak perlu ikut campur dalam mengurus urusan pernikahan. Ya, aku sangat setuju dan sangat bersyukur akan hal itu. Meski aku pernah membayangkan tentang kesibukan yang akan kurasakan kelak menjelang pernikahan, tetapi sepertinya mimpi itu tak akan bisa kugapai. Tak ada acara pilih-pilih cincin, memilih desain undangan, memilih vendor wedding, memilih makanan catering, dan semua tetek bengek kesibukan pra pernikahan. Hanya satu yang nantinya kulakukan, memilih baju pengantin. Hanya para orang tua yang menyibukkan diri, dan mengabaikan segala kemauanku. Rasa semangat itu tiba-tiba pupus ketika aku kembali sadar bahwa calon suamiku adalah Rangga, kakak iparku sendiri. “Tuhan, mengapa engkau terlalu cepat mengambil Mbak Kinara. Seharusnya aku menikahi laki-laki lain, bukan si hantu kutub itu.” Aku meringis dan berkali-kali mengembuskan napas gusar.“Hantu kutub apa? Di kutub ada hantu juga?” Suara seorang pria mengagetkanku.Aku menoleh dengan mata memicin

    Last Updated : 2023-07-08
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Permintaan Konyol Lala

    “Apa lagi ini?” jeritku dalam hati saat para orang tua menyeret tubuh ringkih ini ke salah satu butik yang cukup terkenal di daerahku. Meski awalnya tak senang, tetapi wajah takjubku seketika merekah saat melihat gaun-gaun pengantin yang tertata rapi.Aku pernah membayangkan akan menjadi seorang putri kerajaan saat mengenakan gaun pengantin. Pernah berharap akan menjadi cantik saat menggunakan gaun putih itu di pelaminan. Namun, semuanya sirna saat aku kembali mengingat siapa yang akan menjadi pasanganku.“Cobalah, Nan. Sepertinya kamu akan cocok dengan gaun ini.” Mama memberikan dua pilihan gaun. Aku pasrah saja.Aku masuk ke ruang ganti dan pelayan wanita menutup tirai berwarna abu gelap. Pelayan tersebut tak henti-gentinya memuji akan bentuk tubuhku yang ramping dan semampai. Ia berpikir bahwa aku menjalani diet ketat. Padahal, ia tak tahu saja bagaimana cara makanku yang sudah hampir mirip kuli. Memiliki tubuh yang ideal tanpa harus menjalani proses yang disebut diet membuatku san

    Last Updated : 2023-07-08
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Menikah Lagi (Rangga POV)

    “Apa? Menikah lagi? Suaraku meninggi. “Apa Ibu tak bosan menjodohkanku? Lala akan sulit menerima wanita lain. Ibu sudah sering mengenalkanku dengan wanita, tetapi saat mereka bertemu Lala, pasti semuanya akan mundur perlahan.” “Kamu tenang saja, ibu yakin bahwa Lala bakal seneng.”“Ibu juga pernah mengatakan hal yang sama, tapi Lala tetap tak suka.” Aku mengerlingkan mata, sedikit tak suka dengan aksi ibu yang semaunya.“Kami, kan, ingin menjodohkanmu dengan Kinan.”Mataku melotot, kala telingaku mendengar nama gadis yang menurutku tak akan pernah masuk dalam daftar gadis yang kusukai. Petakilan, bar-bar, tak tahu aturan, dan sedikit bodoh.“Apa Ibu tidak salah? Kinan adik Kinara.”“Ya, justru karena Kinan adik Kinara sehingga kami sepakat untuk menikahkan kalian. Toh, Lala juga sudah akrab dengan Kinan. Tak akan ada alasan, seperti yang sering kau ucapkan saat menolak wanita yang ibu kenalkan.”Aku memijat pelipis dengan kuat. Orang tuaku benar-benar bersikap semaunya. Apa mereka tak

    Last Updated : 2023-07-14
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Didewasakan Kakak Ipar

    “Kemarin gimana, Nan?” Rara menopang dagu sambil melihatku dengan mata berbinar, terlihat sangat penasaran dengan kegiatanku kemarin.“Ya, gimana lagi. Sudah pasti menjengkelkan. Dia terlambat datang lalu membuatku berganti-ganti gaun. Setiap pilihanku selalu ia tolak dengan alasan gaun yang kupilih tak sesuai dengan usiaku, padahal gaun itu nggak seksi amat, kok,” geramku kala kembali mengingat kejadian kemarin.“Berarti dia nggak mau kalo aurora calon istrinya dilihat sama orang lain. Wah, protektif banget nggak, sih?” Mela tersenyum semringah. Seolah kejadian kemarin adalah hal yang paling romantis di muka bumi ini.“Bukannya protektif, tapi dia memang tak suka dengan setiap hal yang kulakukan.” Aku tahu mengapa ia sangat membenciku, mungkin karena aku adalah adik dari Kinara. Wanita yang tak pernah ia cintai sebelumnya. Dari yang kutahu Rangga tak suka pada Kinara, padahal Kinara juga korban dari perjodohan ini, tetapi sayangnya wanita lembut itu ternyata jatuh dalam pesona lelaki

    Last Updated : 2023-07-16
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Berseteru Dengan Calon Suami

    Aku benar-benar tak tahu bagaimana lagi menghadapi dosen yang mengalahkan singa dan para jajarannya. Apa salahnya jika Devan yang menyelesaikan tugas yang diberikan padaku? Katanya aku melimpahkan tugas kepada orang lain dan tidak bertanggung jawab akan amanah yang diberikan. Hello! Dia pikir hanya dirinya yang punya banyak pekerjaan. Sebagai mahasiswa, aku pun memiliki segudang pekerjaan sekaligus masalah.Jika bukan Devan yang membantuku, nasibku mungkin sudah berada di ujung tanduk. Ya, Bu Mega akan memberiku nilai jelek untuk kesekian kalinya. Itu opsi yang masih ditoleransi, bagaimana jika beliau malah tidak memberikan nilai sama sekali?Mau tidak mau aku harus mengikuti kelasnya lagi, karena nilaiku yang kurang baik, sehingga dengan segala kebaikan yang ia miliki membuatku harus mengulang kelas yang sama. Hal ini adalah opsi yang sangat membagongkan, bagiku yang memiliki otak dangkal, mendapat nilai C saja sudah syukur, apalagi jika mendapat B, dipastikan aku akan menari samba s

    Last Updated : 2023-07-18
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Kontrak Kerjasama Yang Membagongkan

    Sekali lagi aku menatap dekorasi pelaminan yang cukup mewah. Para orang tua sengaja mengadakan acara pernikahan di sebuah hotel yang tidak jauh dari kediamanku. Alasannya tidak ingin repot lagi membersihkan pasca pernikahan. Sebab, di saat pernikahan Mbak Kinara, kami sekeluarga kewalahan membersihkan pekarangan yang cukup kotor akibat sampah dari para tamu.Toh, untuk apa mendirikan tenda di pekarangan rumah, yang nantinya membuat para tetangga terganggu. Terlebih sekarang, sudah jarang orang yang akan mengadakan resepsi di rumah sendiri, mengingat lahan yang semakin sempit dan tidak semua orang suka dengan keributan.“Eh, calon pengantin kenapa di sini? Tidak boleh berkeliaran dulu,” tegur salah satu crew wedding organizer lalu menuntunku kembali ke kamar yang sejak tadi kugunakan untuk make up dan berganti baju. Ruang pengantin masih terlihat sepi dikarenakan hari juga masih pagi, hanya ada beberapa orang yang kutahu adalah keluarga Rangga sedang asyik berfoto ria dan beberapa crew

    Last Updated : 2023-07-21
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Dosen Singa Mulai Beraksi

    Tak akan ada kata libur untuk pengantin baru. Aku bahkan tak habis pikir bagaimana pola pikir laki-laki yang berstatus sebagai suamiku. Harusnya aku libur saat ini, tetapi Rangga mewanti-wanti agar diriku tetap ke kampus. Tidak ada kata pengecualian meski aku berstatus sebagai istrinya. Toh, saat di kampus statusku tetap sama dengan mahasiswa lain.Orang-orang akan curiga jika Rangga memperlakukanku dengan spesial. Baru beberapa jam menyandang status sebagai istri dari Rangga Prakasa, tetapi aku sudah merasakan euforia yang sangat berbeda.Aku terus menerus mengomel sebab dia tak membangunkan. Sehingga aku harus ketinggalan bus dan terpaksa menggunakan taksi yang nahasnya harus tersendat akibat terperangkap kemacetan ibu kota. “Kirain libur?” tanya Rara setelah melihatku turun dari taksi.“Tak ada kata libur, Ra. Bisa-bisa Pak Rangga ngasih hukuman lagi. Nilai gue udah anjlok di titik terendah.”“Dih, paling hukumannya di ranjang.” Ia menaik turunkan alis, pertanda sedang menggodaku,

    Last Updated : 2023-07-22
  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Hari Pertama Menjadi Babu

    “Apa kalian dekat?” tanya Mas Rangga saat aku melewatinya di ruang keluarga. Sebelum hari pernikahan, aku dan Rangga sudah membawa pakaian ke rumah ini. Rumah yang diberikan oleh kedua orang tuaku dan orang tuanya. Bisa dibilang ini adalah hadiah pernikahan kami. Berada di kawasan yang cukup elit dan asri. Jujur aku suka rumah ini, jauh dari hiruk pikuk keramaian. Tak akan ada tetangga yang julid dan tak akan ada CCTV berjalan, seperti lingkungan rumahku sebelumnya. “Maksudnya?” Keningku berkerut samar, berpura-pura tak tahu apa maksud dari ucapannya. Padahal, sudah jelas jantungku berdegup kencang kala mendengar pertanyaannya barusan. “Kau sudah dewasa dan masih saja tidak cepat tanggap.” Ia mendengus lalu kembali berkata, “kau dan Devan. Hubungan kalian sejauh mana?” “Oh, kami hanya berteman.” “Teman? Akan tetapi, mengapa kalian tampak seperti pasangan kekasih? Sampai-sampai dia menemanimu di kelas. Sakit?” Ia lagi-lagi mendengus dan menatapku tak suka. “Kau sakit apa?” Aku

    Last Updated : 2023-07-24

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Kawan = Lawan

    Aku tersenyum masam saat menyadari pandangan orang lain terhadapku. Apa yang salah? Hanya karena aku berjalan dengan seorang pria, mereka lantas mengatakan bahwa aku adalah perawan tua yang haus kasih sayang. Seharusnya mereka senang, karena aku akhirnya bisa keluar dari belenggu kesesatan. Dosen-dosen muda itu malah mengejekku mengatakan bahwa aku perawan tua yang gatal. Mereka bahkan berdoa agar aku tak memiliki kekasih sampai tua. Dasar! Kukira mereka kawan, ternyata aku salah, merekalah lawan sesungguhnya. “Kau tahu siapa pria tampan yang berjalan bersama Bu Mega? Apakah pria itu pengganti Pak Rangga?”“Bu Mega benar-benar gila ya, muka pas-pasan, tapi gaetnya cowok elit. Dilihat dari pakaian dan postur tubuhnya, kemungkinan besar pria itu jauh lebih kaya dari Pak Rangga.”“Sekarang Bu Mega pasti gencar cari pengganti, wong usianya sudah tua. Bentar lagi kadaluarsa, kan?”Tawa keduanya membuat gendang telingaku terasa ingin pecah. Aku masih setia mendengarkan perbincangan panas m

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Hatiku Masih Sama

    Kutatap adegan yang tak pernah kuharapkan. Hatiku masih saja merasakan sensasi yang sama. Terluka, kecewa, dan iri. Padahal, aku sudah berusaha untuk terhindar dari kedua insan yang membuat perasaanku menjadi terguncang dan porak-poranda. Disana, Rangga dan Kinan sedang memamerkan kemesraan yang membuat dadaku sesak. Mengapa masih saja seperti ini? Kukira hatiku sudah berpaling, kukira tak akan terluka jika melihat keduanya, tetapi aku salah. Semuanya masih saja sama. Rangga masih saja berada di tempat yang sama di hatiku. Tersimpan dengan apik dan sempurna.Aku segera berpaling dan merubah haluan. Jika ada yang melihat, mungkin mereka beranggapan bahwa aku masih menyukai Rangga. Ya, meski itu benar, tetapi aku harus menutupinya. Aku tak berusaha memperbaiki pandangan orang-orang terhadapku, karena sebesar apa pun aku berusaha memperbaiki namaku, mereka tak akan mudah percaya. Ingat, ketika orang membencimu, mereka tak akan pernah melihat kebaikan yang kau lakukan. Karena kebaikan ter

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Tak Ingin Jatuh Ke Lubang Yang Sama

    “Sekarang aku tahu mengapa kau menyetujui perjodohan ini. Apa kau sangat menderita hidup di keluarga seperti itu?”Aku menoleh, menatap wajahnya dari samping. Dia tampak berkharisma saat duduk di balik kursi kemudi. Kacamata yang bertengger di hidung mancungnya tampak sangat sempurna, meninggalkan kesan dewasa. Ah, inilah definisi pria matang sempurna. Matang di pohon, bukan hasil karbitan.“Ya, begitulah. Aku sudah muak dengan tingkah keduanya. Kau ingin tahu apa yang diucapkan Aldrich tadi?”Dia sejenak menoleh, lalu kembali fokus ke jalan. “Memangnya dia berkata apa?”“Dia akan mencari cara agar hubungan kita bisa berakhir lebih cepat.” Aku menghembuskan napas kasar. “Aku ingin terbebas dari kukungan mereka, tetapi sepertinya keinginan itu sulit untuk kudapatkan.”“Mengapa kau terdengar pesimis. Aku akan membantumu untuk keluar dari situasi tersebut. Percayalah padaku.”Ada senyum tipis yang samar-samar terlihat di mataku. Apa aku bisa mempercayai pria ini? Pria yang baru kukenal b

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Semesta Yang Tak Adil

    “Kau dari bersenang-senang bersama Davin?” Aldrich duduk di sofa, menyilangkan kedua kaki sambil tersenyum masam.“Lihatlah! Dia terlihat sangat bahagia.” Tatapanku beralih pada Austin yang ternyata berdiri di tangga, ia pun menatapku tak suka. Selalu saja seperti ini. Aku selalu menjadi pihak yang tersudut. Mereka tak menyukai jika aku bersenang-senang bersama orang lain. “Ya, kalian benar. Aku bersenang-senang dengan calon suamiku.” Tak apa berbohong. Biarkan mereka kesal, karena saat aku bahagia bersama orang lain, mereka akan tersulut emosi. Entahlah, tetapi kedua saudaraku ini benar-benar berbeda.Austin melangkah dengan cepat, menuruni tangga dengan tatapan yang sulit kuartikan, seperti orang yang marah, atau terluka. “Kau tak bisa bersenang-senang dengan orang lain, Mega. Kau hanya bisa bahagia jika bersamaku.”“Apa kau bilang?!” Aldrich berdiri, mendekat dan merangkul pundakku. “Hei, Austin, jangan berkata seperti itu. Hanya aku yang bisa membuat Mega bahagia.”“Benarkah? Ap

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Sadar Diri

    Aku tak menyangka bahwa semuanya bisa berjalan dengan sangat cepat. Aku ingin menangis, berteriak sekencang mungkin, tetapi aku sadar bahwa semuanya tak akan berubah. Tak akan ada yang berubah jika aku melakukan tindakan anarkis yang mungkin hanya akan menjadi bumerang bagiku. Tak ada gunanya melakukan tindakan yang sudah kutahu hanya akan mendatangkan kesia-siaan. Aku tak berhak meminta hidup yang lebih nyaman, karena hidupku bukan aku yang mengatur. Tak apa, semakin cepat menikah, semakin cepat pula aku keluar dari rumah ini. Bahkan ayahku meminta agar aku berhenti mengajar, agar fokus ke pernikahan yang sudah mereka rencanakan. Sungguh, aku tak bisa berkata-kata lagi, di saat sang pengantin sibuk mengurusi pakaian, undangan, dan segala macam perlengkapan pernikahan. Aku justru duduk, diam, dan tak perlu mengurus semuanya. Mereka hanya memintaku untuk belajar menjadi istri yang baik, dan merawat diri sampai hari pernikahan tiba, sungguh hidupku memang miris. Tak bisa berjalan sesua

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Efek Mabuk

    Kutatap langit-langit kamar yang terasa asing. Gorden abu yang benar-benar bukan warna kesukaanku. Dinding bercat putih tulang dengan beberapa potret garis abstrak yang tertempel. Selimut berwarna hitam jelas bukan milikku—selama hidup, aku tak pernah memiliki selimut seperti ini.Aku ada di mana? Pertanyaan itu terus terngiang di otakku. Sambil berusaha menggali ingatan-ingatan tentang semalam.Semalam, aku pergi ke bar, menikmati satu botol vodka, tak sengaja bertemu dengan Davin, dan saat aku ingin pulang, tiba-tiba kepalaku pusing dan semuanya tiba-tiba menjadi gelap. Memoriku hanya sampai di situ saja.Kusingkap selimut hitam yang terlihat tampak sangat suram. Netraku jelas membulat saat pakaian yang kukenakan sudah berubah. Apa ini? Siapa yang mengganti pakaianku?

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Kau Tahu Namaku, Tidak Dengan Kisahku

    Aku kembali menatap gelas vodka yang tersisa setengah, es batu sebesar bola pimpong terlihat mengkilap terkena cahaya lampu remang-remang. Inilah tempat favoritku akhir-akhir ini. Menikmati waktu sendiri di tengah keramaian. Terdengar lucu, memang. Aku tak suka rasa sepi, tetapi aku pun ingin sendiri. Solusinya adalah berkunjung kemari. Aku bisa menikmati kesendirianku, tanpa harus merasa kesepian. Inilah aku, dengan segala kekurangan yang kumiliki. Aku tak pernah memperlihatkan kekurangan yang kumiliki kepada orang lain. Bukan tanpa sebab, aku hanya ingin terlihat lebih berani dan sempurna. Saat aku memperlihatkan kekurangan, saat itu pula mereka akan memiliki senjata untuk menyerangku. Aku lelah diperlakukan semena-mena, jenuh diperlakukan bak robot, dan tak ingin terus menerus menjadi tameng bagi mereka yang dengan mudah memanfaatkanku. Aku bosan terkurung dan terkekang. Terkadang aku iri pada burung, yang bisa terbang bebas ke manapun yang ia mau. Aku iri pada kupu-kupu yang bisa

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Miris

    BABAku masih menunggu di sini, duduk di salah satu kursi restoran yang cukup terkenal. Ibu angkatku benar-benar merealisasikan semuanya. Tak apa, setidaknya jika kelak aku menikah, aku akan keluar dari neraka yang terus mengurung dan mengekangku. Setidaknya mereka tak menjadikanku boneka lagi. Setidaknya aku bisa bebas melakukan apa pun sesuka hati, tanpa ada pengawasan dari mereka.Kutatap arloji yang menempel di pergelangan, sudah sepuluh menit berlalu dari waktu perjanjian dan pria itu masih belum muncul juga. Apa dia terlalu sibuk? Atau jangan-jangan dia tak akan datang kemari? Bisa saja hal itu terjadi mengingat pria itu juga tak menyetujui perjodohan ini—menurut analisaku saat melihat foto yang Ibu angkatku berikan tempo hari.Aku memilih untuk fokus pada ponsel yang kugenggam, daripada terus-menerus menatap pintu restoran, menunggu kedatangannya. Namun, saat aku larut pada ponselku, suara kursi berderit, membuat fokusku teralihkan. “Maaf, aku terlambat,” katanya sambil menggu

  • Terpaksa Menikahi Kakak Ipar   Hati Yang Mati (MEGA POV)

    Perhatian!Untuk kedepannya, cerita ini akan berfokus pada sudut pandang Mega. ~~~~Apa aku harus menghentikan obsesiku pada Rangga? Tujuh tahun menunggu, tetapi dia tak pernah memandangku. Aku selalu ada untuknya, tetapi dia malah memilih wanita lain untuk menemani hidupnya. Bukankah itu tak adil bagiku? Aku yang selalu mendukungnya, tulus mencintainya, membantunya jika kesulitan, tetapi setelah dia berhasil melewati rintangan, aku dilupakan. Katanya dia tak pernah mencintaiku, dia tak pernah menaruh rasa padaku, dan sama sekali Rangga tak pernah tertarik denganku. Apa pengorbananku selama ini tak pernah ternilai di matanya? Apa bantuanku yang tulus tak sekalipun membuat hatinya tergerak?Seharusnya dari awal aku sudah sadar diri. Seharusnya sejak awal aku berhenti mencintainya. Bukankah tujuh tahun merupakan waktu yang cukup lama? 84 bulan kulewati tanpa balasan yang setimpal, 2556 hari yang terbuang percuma, 61.344 jam terlewat dengan sia-sia tanpa ada sedikit pun yang kudapatkan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status