Dengan masih memejamkan mata, lelaki itu terus bergerak mendekati wajahnya. Sehingga membuat wanita itu semakin merasa panik dan kebingungan saja.
Lalu seraya mendorong dada bidang milik laki-laki itu, dengan segera ia berniat untuk membangunkan laki-laki tersebut. Namun, baru saja ia akan membuka mulutnya, ia kembali dibuat syok.Deg!"Mmmgh!"Dengan kedua mata yang membelalak lebar, gadis itu merasa sangat kaget ketika tiba-tiba saja bibir Langit kini telah mendarat dengan sempurna di atas bibirnya.Pada awalnya Langit hanya berniat ingin menampelkan bibirnya saja. Namun, hasrat di dalam jiwanya menginginkan lebih dari itu. Hingga dengan tanpa disadarinya tangannya pun mulai bergerak menahan tengkuk lehernya, agar Cahaya tidak bergerak. Sementara tangan satunya lagi memeluk pinggang gadis tersebut.Lalu masih dengan memejamkan mata lelaki itu mulai mengechup, menghisap, melumat dan mengulum bibir gadis itu dengan lembut dan sanSetelah menyelesaikan semua pekerjaan, kini gadis cantik berkucir kuda itu merasa bingung dan juga bosan sendirian di apartemen. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi keluar menemui temannya saja.Lalu gadis itu segera memesan taksi online untuk mengantarkannya ke mall terdekat, tempat janjian ia bertemu dengan temannya nanti.Tak butuh waktu lama untuk Ia sampai di mall tersebut. Kini gadis cantik yang memakai dress pendek selutut itu tengah duduk di sebuah kafe untuk menunggu kedatangan seseorang.Selang beberapa menit kemudian datanglah seorang gadis cantik berkulit langsat yang tampak sedang kebingungan mencari keberadaannya.Cahaya yang melihatnya langsung melambaikan tangan. "Hay, Novi! Aku di sini!" serunya.Kemudian gadis itu pun segera menghampirinya. "Hay ... Aya ... aku kangen," ucapnya sembari memeluk Cahaya."Iya, aku juga sama." Cahaya membalas pelukannya.Kini keduanya tengah terduduk di salah satu kursi pelanggan yang ada di cafe tersebut. Sembari menikmati minuman
Sementara di apartemen. Langit yang baru pulang dari kantor mendapati apartemennya itu dalam keadaan kosong melompong, sepi tak berpenghuni. Ia baru saja mendapatkan pesan di ponselnya dari Cahaya, yang mengatakan kalau gadis itu sedang keluar untuk menemui temannya di suatu tempat."Huff ... udah aku bela-belain pulang cepat agar bisa ketemu sama dia. Eh, dianya malah pergi. Cih, dasar menyebelkan! Tau begini mending aku masih ada di kantor aja, buat nyelesaiin pekerjaanku tadi," gumamnya merasa kesal.Kemudian lelaki berkemeja hitam itu langsung masuk menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi Ia pun sudah merasa lebih fres. Lalu ia memutuskan untuk berada di ruang kerjanya saja.Sembari menunggu Cahaya pulang, ia memilih untuk menyibukan diri dengan melanjutkan pekerjaan yang tertunda tadi. Begitu memasuki ruang kerja, kedua alis lelaki yang sudah berpakaian santai itu tampak mengerut keheranan. Karena mendapati ruangan tersebut dalam keadaan yang sedikit berbeda.Ruangan itu terl
Tin-tin!Suara klakson itu membuat Cahaya yang sedang melamun langsung terlonjak kaget dan menoleh sebal ke arah sebuah mobil hutam yang kini tengah berhenti tepat ada di hadapannya. Lalu dengan memicingkan mata, gadis itu merasa penasaran ingin tau siapa orang yang berada di dalam mobil itu.Tiba-tiba kaca mobil itu terbuka dan munculah sosok laki-laki yang pernah ia temui beberapa hari yang lalu."Hay, Cahaya! Kita ketemu lagi nih." Dengan memasang senyum manis di bibir, tampak seorang laki-laki tampan berkemeja hitam menyapa Cahaya."Hah! Ka-kamu--" Cahaya tampak kaget melihatnya."Ya aku Aditya, Yaya! Masih ingatkan sama aku? Masa lupa sih sama aku?" sahut laki-laki itu.Dengan jengah Cahaya memutar bola matanya malas. Ia tampak tidak suka melihatnya. "Ih ... kok bisa ketemu lagi sama nih cowok, sih. Perasaan di mana-mana selalu ada dia, deh!" batin Cahaya kesal."Eh, iya ... kok bisa kebetulan gini, ya? Secara tidak sengaja kita ketemu lagi. Atau ... jangan-jangan kita jodoh lagi
Dengan tidak percaya Cahaya masih terus menatap ke arah layar laptop itu. Sungguh ia merasa keheranan ketika membaca tulisan nama siapa yang tertera di dalam layar laptop tersebut.Dan, nama itu adalah ... 'CAHAYA'.Deg!Seketika itu hatinya langsung bergetar. Pipinya pun memerah karena merasa malu dan sekaligus bahagia. Sungguh ia tak percaya kalau ternyata laki-laki itu malah mengetik namanya di sana.Gadis itu berpikir, "Jadi selama ini dia sedang memikirkanku. Sehingga dengan tanpa sadar dia malah menulis namamu di sana. Sampai akhirnya ia tertidur begini."Dengan wajah yang berseri-seri gadis itu masih tetus menatap ke layar laptop itu dengan tidak percaya. Untuk sesaat ia mencoba menetralkan detak jantungnya yang tengah berdegup sangat kencang dan tak beraturan.Kemudian setelah merasa sudah cukup tenang, ia pun berniat membangunkan lelaki itu. Dengan menepuk bahunya pelan, gadis itu berseru, "Kak! Ayo bangun, jangan tidur di sini!"Sembari terus menepuk dan menggoyangkan badan
Keesokan harinya, seperti biasa Cahaya akan bangun pagi lebih awal. Lalu, ia segera mandi dan menunaikan sholat subuh. Baru kemudian ia akan membangunkan sang suami.Lalu setelah mereka selesai sarapan, lelaki itu ingin segera berangkat ke kantor. Cahaya yang melihat suaminya telah berdiri. Bergegas menyerahkan tas dan jas yang akan dikenakan oleh lelaki itu.Sebenarnya Cahaya merasa sangat bosan karena ia ditinggal sendirian di apartemen itu. Ingin sekali ia bekerja untuk mengisi waktu luangnya ini. Namun pasti tidak akan diizinkan oleh suaminya."Em ... Kak! Boleh nggak kalau aku bekerja?" Pada akhirnya gadis itu memberani diri untuk bertanya pada suaminya.Lelaki yang kini sedang menenteng tas kerja dan jas yang ia sampirkan di lengan kirinya itu tampak terdiam mendengarnya."Em ... aku merasa bosan jika harus sendirian di sini. Jadi, lebih baik jika aku bekerja saja, bagaimana? Bo-boleh, 'kan?"Terlihat lelaki itu menghela nafas panjang. Lalu berkata, "Kamu tidak perlu bekerja! Se
"Ya udah, ayo kita ke sana sekarang! Nanti kalau kelamaan aku bisa telat ke kantornya, Aya!" Tanpa terduga tiba-tiba saja lelaki itu mengenggam tangannya dan menuntun gadis tersebut menuju butik.Degg!Dada Cahaya semakin bergemuruh tidak karuan merasa kaget karena tiba-tiba saja Langit malah menggandeng tangannya. Kini ia menunduk menatap genggaman tangan mereka berdua. Seolah-olah ia tidak percaya kalau dirinya kini sedang begandengan tangan dengan sesosok pria yang kini telah berstatus sebagai suaminya itu.Sembari terus berjalan mengikuti pria itu, gadis itu tersenyum menatap punggunggnya. 'Perasaan apa ini, kenapa dadaku jadi berdebar-debar gini, sih? Duh, Aya. Jangan ke - GR- an dulu deh! Tapi ... kenapa aku seneng banget ya Allah!' ujarnya dalam hati.Jantungnya masih terus bergetar. Mimpi apa ia semalam? Sehingga lelaki yang biasanya akan selalu bersikap dingin dan acuh tak acuh, bisa berubah menjadi so sweet begini. Terlebih lagi kini lelaki itu sedang mengenggam tangannya den
"Oh, ternyata sedari tadi dia sedang memikirkan mantannya." Jelas batin Cahaya merasa sedikit kesal.Entah mengapa sungguh hatinya kini terasa sakit seperti diiris oleh sambilu yang tak kasat mata. Terasa begitu sakit namun tak berdarah. Di saat ia mendapati kenyataan bahwa suaminya ini masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya dulu.Sedetik kemudian, Langit baru tersadar kalau dirinya tadi keceplosan menyebut nama Cellina. Lelaki itu kini terlihat gelagapan dan merasa tak enak hati dengan Cahaya. Terlebih lagi ketika melihat perubahan raut wajahnya yang semula tadi tersipu malu kini terlihat murung. Membuatnya merasa menyesal dan merutuki kebodohannya itu."Oh ... betapa bodohnya kau, Langit! Kenapa saat di sisimu sudah ada wanita cantik dan sebaik Cahaya. Kamu malah masih saja terus memikirkan Cellina, sih! Ayo move on dong, Langit!" gumamnya membatin."Em ... ma-maafkan aku, Ya! Ta-tadi a-aku ...." Belum usai lelaki itu berbicara, dengan senyum yang dipaksakan Cahaya terlebih da
Setelah kepergian Langit dari butik, Sintya pun memperkenalkan Cahaya sebagai menantunya. Otomatis semua karyawan yang berada di sana merasa sangat terkejut dan bahkan ada yang masih belum bisa percaya dengan apa yang baru saja Bu Sintya katakan.Mereka semua tidak menyangka kalau seorang gadis biasa yang bekerja sebagai pelayan itu bisa menjadi menantu dari sang pemilik butik tempat mereka bekerja kini.Dengan terlihat malu-malu dan canggung, gadis muda berparas cantik dan imut itu mengulas senyum manis kepada semua orang yang berada di sana. Sungguh dirinya merasa sedikit risau dan juga gugup. Ia takut para karyawan di sana akan berpikiran macam-macam tentang dirinya.Karena bagaimanapun juga mereka pasti akan merasa sangat syok ketika tau kalau dirinya kini telah menjadi istri dari seorang Langit Rakabumi Santoso anak dari sang pemilik butik ini.Dan benar dugaannya. Setelah kepergiannya bersama sang ibu mertua yang kembali menuju ke ruang Sintya. Para karyawan itu mulai berkasak-ku