Share

Lurus

Author: KIKHAN
last update Last Updated: 2021-09-07 12:23:04

Mila menunggu Pak Hermawan melintas di jalan biasanya hampir 2 jam. Matahari mulai naik padahal ia pergi pagi sekali sesudah Diaz. Semoga tidak ada kenalan yang lewat supaya tidak ada pengaduan.

"Untung gue beli es krim 3 cup tadi." Mila meringis sedih, mungkin sisa satu dan sudah mencair. 

Dengan modal yakin ia tak beranjak sekali pun kernet metromini lewat menawarkan hendak naik atau tidak lantaran duduk di kursi tanpa sandaran di pinggir trotoar.

Tidak lama setelah menghabiskan es krim, Mila beringsut bangun sampai tidak sadar ponselnya diletakkan di atas paha hingga jatuh ke tanah. Buru-buru Mila raih ponselnya sebelum Pak Hermawan menyeberang ke jalan lain.

"Pak Her! Pak!"

Sekarang tidak ada Diaz, Mila berlari kecil menyeberang jalan selagi kendaraan berhenti. "Pak Hermawan!" teriaknya berulang kali. "Setahu gue PTSD gak memengaruhi pendengaran. Jalannya cepet banget lagi." Mila menyesal bawa tas selempang, menyusahkan saja.

"Pak H

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Balas Budi

    "Kenapa kita pergi ke rumah sakit? Kamu mau kontrol kehamilan?"Pak Hermawan tidak tahu akan diajak ke rumah sakit. Sebelumnya Mila cuma mengatakan ke suatu tempat setelah makan di restoran.Mila menarik lengan Pak Hermawan lantaran sulit diseret mengikuti langkahnya. "Saya mau periksa. Ada dokter ganteng mau ketemu Pak Hermawan.""Dokter ganteng siapa?" Pak Hermawan mendesah lelah hampir 100 kali dari lobi.Mila melihat ke papan bertuliskan nama dr. Rio S.Kj beserta jam kerja dari pukul 09.00 - 14.00."Masih ada 4 jam, harusnya sih bisa." Mila membuka pintu dan beruntungnya Dokter Rio tidak sedang ada janji dengan pasien. "Siang, Dokter!"Dahi Dokter Rio hampir terantuk meja kerja karena mengantuk berat. Mendengar sapaan Mila, kedua matanya terbuka lebar. "Siang. Gak biasanya kamu semangat jam segini."Mila mendudukkan Pak Hermawan di kursi hadapan Dokter Rio. "Ada pasien. Maaf belum buat janji karena mendesak. Saya harus kontr

    Last Updated : 2021-09-09
  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Link Jebakan

    Kertas tebal dicetak menggunakan printer. Tahap akhir sertifikat atas keikutsertaan mahasiswa dalam proses ketik Eric dan Monica. Mereka sangat sibuk semalaman berakhir pakai kacamata radiasi dan minum kopi.Sementara Diaz merapikan per lembar kertas awal berbentuk undangan lalu dimasukkan ke kardus supaya mudah dibawa lantaran pekerja sesungguhnya, alias Mila, sudah tepar di kamar padahal beralasan pergi ke toilet pada mereka.Daripada Monica mengomel, Diaz inisiatif menggantikan istrinya menolong mereka. Tidak mungkin juga membiarkan mereka bekerja dua orang sementara sudah larut.Diaz bahkan hafal nomor telepon, alamat e-mail, serta letak per kalimat yang diketik saking banyaknya kertas yang dia lipat."Ini link-nya kenapa beda sama yang lain?" Kombinasi angka dan huruf setelah garis miring pun Diaz mengingat di luar kepala, hingga bisa melihat perbedaan di salah satunya."Lo pasti tau maksudnya," sahut Monica lagi mengucek mata yang terhalang k

    Last Updated : 2021-09-13
  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Permainan Emosi

    "Hai!"Dengan penuh ketulusan Vio mengunci pintu kamar mandi dari dalam setelah masuk menemui Kiara.Lehernya menoleh ke sekitar barangkali ada orang selain mereka berdua. "Cuma kita berdua kayaknya." Vio tersenyum menepuk kedua tangannya seperti kena debu."Keluarga lo hobi balas dendam keroyokan?""Mending gitu sih, menurut gue. Daripada cari kelemahan orang. Mana salah nyuruh orang lagi," cebik Vio seraya berkaca di cermin besar wastafel yang berjajar.Kiara mengangkat undangannya. "Video ini... " Lalu menunjukkan tautan yang tersambung ke videonya kala itu. "Cuma gue kan yang liat?" tanyanya sedikit gelisah dari gerak lirikan mata.Vio mengangguk. "Kita gak langsung nembak ke satu arah."Kiara tetap merasa lega tidak ada orang lain yang mendapat link sialan ini. Undangan dia sobek dan dibuang ke tempat sampah."Lo salah serang orang... " Intonasi Vio menaik menjelang akhir kalimat. Dia benar-benar kesal dengan tidak adanya

    Last Updated : 2021-09-15
  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Nasihat

    "Mbak Gita, mau ke mana?" tanya Wijaya.Gita memakai ranselnya lalu menjawab tergesa-gesa. "Ada janji sama Pak Diaz.""Oh, iya." Wijaya tersenyum lalu mengucapkan sampai jumpa pada Gita. Sebagai senior baru, Wijaya tidak mau dicap buruk oleh juniornya.Gita menggedor pintu kaca ruang kerja Diaz. Pria berpakaian formal putih cerah duduk di kursi jabatannya sedang santai memainkan ponsel.Mendengar gedoran cukup keras dan mengganggu, Diaz meletakkan ponsel untuk melihat siapa yang berkunjung dengan cara tidak sopan.Pintu ruang kerjanya sudah di-upgrade, hanya bisa terbuka melalui scan kartu ID pejabat tinggi perusahaan. Selain itu, maka harus Diaz yang membukakan pintu dari dalam.Mengingat Gita masih dianggap teman oleh Mila, suka tidak suka dia biarkan masuk.Protesan berintonasi rendah dan tinggi memekakkan telinga Diaz begitu Gita masuk. Padahal dia tidak pandai melakukan orasi."Kenapa Mila tiba-tiba ketemu orang tua saya d

    Last Updated : 2021-09-17
  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Tamu Spesial

    "Lo berangkat cepet pulang belakangan tapi gaji utuh. Dimintain tolong ambilin sarapan adik sendiri banyak alasan," oceh Vio dari dalam kamar.Baru kali ini Vio meminta tolong pada Diaz, apalagi perihal ambil makanan. Saat dilihat apa kegiatan adiknya, Diaz kaget bukan main."Perlu Kakak bawa ART buat bersih-bersih rumah?" usul Diaz."Tenang aja, gue gak bakal sakit." Vio membantah usul kakaknya padahal sejak dulu memaksa mengirim pekerja rumah.Diaz khawatir Vio jatuh sakit seperti terakhir kali merapikan kamar hingga 3 jam, itu pun dibantu Meida. Ini dia lakukan sendiri. Sampai berapa jam selesainya?"Kalau gak mau ngambil sarapan gue, pergi sana. Menghalangi pemandangan aja lo," celetuknya begitu pedas."Kakak bantu bersihin kamar, kamu ambil sarapan sendiri. Aduhh, kasian kamu nanti kecapekan terus demam sampai masuk IGD."Ketika kaki kanan Diaz terangkat, Vio langsung mencegah dia masuk. "Gak perlu. Gue harus beresin isi lemari j

    Last Updated : 2021-09-20
  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Tidak Mengerti

    "Kamu ngapain? Hayo, kok makan jajanan pedas?""Ya ampun, Mas." Mila menengok tersenyum tidak bisa bergerak ke mana-mana, bahkan sekadar menyembunyikan sampahnya. "Kok masuk tanpa ketuk pintu? Gak ada suara juga?"Diaz sudah dengar bunyi plastik makanan ringan sejak masuk. Tahu perangai Mila tidak kuat menahan napsu camilan.Tahu-tahu berasal dari bawah meja kerja. "Bisa-bisanya kamu makan tanpa sepengetahuan saya. Udah habis berapa?""Astaga. Dikira istri lagi hamil bakal ngemil satu rak apa? Cuma makan dua bungkus nih," kesal Mila memberi sampah plastik ke tangan Diaz.Diaz membelalak lalu meremasnya hingga berbentuk bundar dan dilempar masuk tempat sampah. "Keluar dulu. Kalau kamu nyangkut, gak bisa keluar gimana, Mila? Kamu lagi hamil, lho."Mila menerima uluran tangan Diaz. Ternyata ia keluar cukup mudah. Suaminya saja yang khawatir. "Liat sendiri, kan? Gak ada yang nyangkut." Jika perut yang dimaksud olehnya, cukup berlebihan. Kehamila

    Last Updated : 2021-09-24
  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Tak Terbalas

    "Mike, sebentar."Mike terpaksa berbalik karena panggilan temannya. "Kenapa lagi?" Dia bertanya dengan santai, tak mau menjadi beban keluarga Mila di hari berikutnya."Gue mau bantu lo. Jangan ambil jalan yang salah. Diaz bisa kok nerima lo jadi pegawainya, nanti gue omongin ke dia.""Gak perlu kasihanin gue," ungkap Mike."Biarin gue balas perbuatan lo dulu. Kita udah lama gak ketemu. Gue tetap mau kita jadi teman baik," jawab Mila berlainan dengan pendapat Mike.Kiara berada di tengah mereka langsung mundur dan memandang kedua manusia itu bergantian. "Mike gak bisa nerima bantuan lo karena- "Mike segera melotot tajam ke arah Kiara. Perempuan itu pun langsung menutup mulut setelah tahu hampir kebablasan bicara."Intinya gue gak akan masuk ke kehidupan kalian lagi. Ini terakhir kali." Mike harap Mila tidak mencegahnya demi kebaikan mereka.Kalau begitu keputusan Mike, Mila tak bisa memaksa. Akhirnya ia biarkan Mike bersama pil

    Last Updated : 2021-10-04
  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Suami Saya yang Punya Kantor Ini

    Untuk mengisi kejenuhan, Mila mengabaikan laptop beserta pekerjaan sampingannya untuk melihat seseorang. Yang terpenting, ia akan bertemu pria tampan setelah Diaz. Akibat saling cuek dari semalam, mereka tidak ada yang mau mengalah. Mila menutup telinga, Diaz pun enggan buka mulut untuk sekadar minta maaf. Lagian Mike tidak seluruhnya bersalah atas kerusakan perabot rumah Diaz. Kiara turut andil jika Diaz mengizinkan dia mengganti perbaikan ketimbang menyalahkan Mike. "Semangat, Mas Wijaya... " Mila duduk di sisi kiri studio sembari menyemangati Wijaya setiap kali dia lewat mengatur para junior. "Semangatt!" "Makasih, Kak." Para junior juga Wijaya membalas sapaan dan dukungan istri bos mereka. Walaupun beberapa heran ada gerangan apa yang membuat Mila datang tanpa Diaz di sisinya. "Yailah, dibilang "Kak" gue... " Mila malu sendiri mereka memanggilnya seperti seumuran. Pandangan matanya terhenti begitu kru yang memegang kamera berpencar menerim

    Last Updated : 2021-10-10

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   TAMAT

    Thank youuuu buat teman-teman yang sempat mampir ataupun tetap bertahan masukin novel ini ke rak bacaan kaliaann. Congrats buat aku sendiri yang udah tamatin kisah mereka dengan jangka waktu sangat panjang, bab absurd, dan ending membagongkan dan ngambang.Kalian bisa anggap akan ada sekuel dari Diaz dan Mila entah itu kehidupan anak mereka atau lainnya. Tapi so far, belum ada rancangan gimana gambaran cerita selanjutnya karena masih terjebak genre Teen.Semoga kalian tetap dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa dan selalu sehat baik mental maupun fisik karena hidup tidak seringan pilus gais.Sekali lagi thank you so much!And bye bye~

  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Adil

    "Ha? Hahaha ... Gue bayangin muka mereka bingungnya gimana."Vio tertawa puas di meja makan saat Diaz menceritakan apa yang terjadi di rumah Monica semalam.Meida menyuruh anaknya berhenti tergelak dan dengarkan saja kakaknya bicara. "Kamu tuh ya, orang lagi ngomong malah ketawa terus.""Yailah, Ma. Bayangin dong muka mereka. Apalagi Mas Agam sama istrinya yang naudzubillah, Haha." "Kapan Monica ketemu Pak Louis?" Diaz bertanya-tanya sebab sebelumnya Monica sibuk bolak-balik ke rumahnya dengan rencana balas dendam.Walaupun balas dendamnya berubah menjadi kasih sayang tak terduga. Kekeluargaan mereka sangat erat."Monica mungkin udah menduga ini bakal terjadi. Dia kan ngomong sendiri sering berdoa ketemu orang tuanya.""Vio!" Meida geram sekali dengan anaknya sampai ingin melempar sendok garpu."Mama kenapa sih sensi banget?" balas Vio."Omongan kamu itu!" "Orang Monica-nya yang bilang ke aku.""Diaz mau minta tolong, Mah."Meida menatap Vio sebab Diaz meliriknya. "Mama?" "Monica m

  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Pengacara Monica

    Sebagai CEO yang memiliki waktu senggang banyak, Diaz memberanikan diri menemui pengacara Monica. Tepat hari sebelumnya mereka bicara serius melalui telepon untuk menentukan pukul berapa akan diskusi sebab pengacara pun punya acara lain.Diaz sangat terkejut rupanya ada kakak serta adik dari orang tua Monica turut datang ke rumah anak malang itu dengan raut tidak sabaran."Semuanya kenapa di sini?" Perasaan Diaz menghubungi pengacaranya saja, tidak mereka juga. Total ada 5 orang, termasuk dirinya.Akhirnya ia bergabung dengan mereka dan itu diperdebatkan."Kenapa ada dia di sini?" sahut Winda, adik terakhir dari Ibu Monica sembari menunjuk Diaz duduk.Diaz lantas menoleh tanpa ekspresi. Bukankah seharusnya ia yang memberi pertanyaan pada mereka?"Monica secara khusus meminta tolong saya untuk panggil Pak Diaz," jawab Louis tak kalah datar dari padang pasir."Hah! Kayaknya sih dia ngerayu Monica biar dikasih beberapa persen asetnya," timpal suami Winda, Agam.Kelihatan dari tampang mer

  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Harus Ikhlas

    "Mama tetap gak nyangka, Mila.""Apalagi Mila, Bun."Mereka duduk besandar di ruang tamu setelah menghadiri pemakaman. Mila menatap langit-langit rumahnya seraya berkata, "Monica udah maafin Diaz belum ya, Bun? Kasihan mereka."Fila lantas menjawab, "Sebenarnya Monica pasti udah maafin Diaz dari dulu. Cuma karena mereka kurang akrab dan Monica sempat salah paham juga, dia agak canggung.""Aku padahal mau ke rumahnya lagi.""Nanti kalau Diaz ke sana aja. Dia pasti harus urus semuanya karena walinya Monica."Mila mengusap wajahnya, belum menyesuaikan kenyataan. "Mila mau mandi, Bun. Abis itu ke rumah Diaz lagi, dia harus ditemenin.""Iya sana. Bunda gapapa sendiri di sini."***Vio melihat Diaz berdiri di tengah pintu menghadap halaman belakang sembari memasukkan tangan ke saku celana. Kakaknya diam dengan deru napas teratur yang terdengar berat."Lo lagi ngapain?" Vio memberanikan diri mendekat dan berhenti di belakang Diaz."Bukan apa

  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Pemakaman Monica dan Eric

    Suara langkah Diaz memenuhi lorong yang dihampiri suara petir dan cahaya kilat lewat celah jendela. Sesaat dia memperlebar jarak kaki supaya cepat sampai ruang jenazah yang terletak di bagian belakang rumah sakit.Di belakang Diaz, ada Mila yang juga berusaha mempercepat langkah agar bisa mengiringi suaminya. Kesekian kalinya sudut mata mereka meneteskan bulir bening atas perasaan berkecamuk.Ada-ada saja, diwaktu kurang tepat Diaz dihubungi Bayu, sekretarisnya. "Maaf, saya lagi ada urusan. Nanti saya telepon lagi, Pak." Masalah klien tidak jadi datang besok bukan hal besar. Bayu masih bisa menangani dikarenakan situasi mendesak.Begitu masuk ke kamar jenazah, Diaz sempat menjeda nafas beberapa detik untuk meyakinkan hatinya bahwa yang terjadi sekarang ini bukan bunga tidur. Di atas dua brankar terdapat dua tubuh terbujur kaku diselimuti kain putih. Petugas yang menjaga kamar jenazah malam ini hanya satu berjenis kelamin laki-laki. Dia terlihat sedang memeriksa

  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Sulit Diterima

    Guyuran hujan secara tiba-tiba membasahi tanah dan jalan sejak tengah hari. Rencana Mila pergi ke Taman depan kantor jadi urung. Apalagi niatnya mau hujan-hujanan selagi deras.Diaz menyibukkan diri di depan laptop. Liburnya tetap bekerja. Bahkan lebih pusing dia daripada Mila yang suka mengarang cerita. Omong-omong, sudah 2 hari Mila tidak update bab novel. Apa kabar komentar pembacanya?"Kamu daripada berdiri terus di jendela, mendingan bantu saya beresin ini nih." Diaz menunjuk map-map miliknya yang kurang rapi di dekat meja satunya. Saking banyaknya yang belum tuntas, dia bingung mau membereskan yang mana."Ogah. Kamu kan udah kerjain bareng sekretaris kamu," cebik Mila.Diaz melirik layar laptopnya. Benar, dia sedang melakukan panggilan video dengan sekretarisnya demi mengurus berkas baru maupun yang diarsip bulan lalu."Barangkali mau," balas Diaz.Suara petir menggelegar langsung mengejutkan Mila karena berdiri di dekat jendela.

  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Damailah Kalian

    "Udah pasang sabuk pengaman?" tanya Eric barangkali Monica menyepelekan betapa pentingnya menggunakan sabuk pengaman saat berkendara, baik pengemudi maupun penumpang.Satu dehaman menjawab pertanyaan Eric. Asisten keluarga Monica tersenyum kecil dan menjalankan mobil menuju MJ Coffe untuk mengopi santai sambil mengurus jadwal-jadwal tak beraturan dan kurang sesuai dengan keinginan Bosnya.Suasana ramai lancar kendaraan roda empat dan dua masih tampak asing di mata Monica. Bolak-balik antarkota mengakibatkan ia tak dapat lihat perkembangan kota kelahiran secara bertahap. Setiap tahun terdapat penaikan penduduk di Kepulauan Seribu. Syukurlah, pulau wisata itu masih terjaga keasriannya.Pernah satu, dua kali laut sekeliling pulau tercemar akibat pembuangan minyak ilegal. Saat itu penduduk kesulitan mendapat air. Pemerintah kota berbondong-bondong meminta pasokan air bersih walaupun kurang maksimal."Ini kalau urbanisasi dikurangi mungkin 5 tahun ke depan bak

  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Sudah Biasa

    "Gimana jadwalnya? Gak bisa diubah?"Ekspresi datar yang sering ditampilkan gadis berusia 18 tahun itu bukan lagi hal baru untuk asistennya, Eric. Masalah perubahan jadwal dadakan yang dibuat Eric memang tidak disarankan jika bosnya seperti Monica.Umpatan, tatapan tajam, atau keduanya selalu didapat Eric sekali pun hubungan mereka dekat."Udah saya ubah. Jadi gak bisa diubah dua kali."SRRKKMap berwarna merah di atas meja dihempaskan begitu saja hingga lembaran di dalamnya berserakan di lantai."Astaga... " Suka tak suka Eric harus memungut tiap lembaran dan menyusunnya asal untuk diletakkan ke dalam map. "Ini ada kontrak, jangan dibuang-buang.""Lo tau sendiri kan tanggal 25 kita harus ke Sumatera buat baksos. Harusnya tanggal 26 kosongin jadwal. Bukannya malah ada kegiatan! Lo pikir gue gak butuh istirahat?""Iya tau. Tapi klien yang dari Jawa bilang tanggal 26 bisanya," bela Eric."Ya lagian lo sejak kapan mentingin

  • Terpaksa Menikah karena Wasiat   Panggilan Terputus

    Tirai berwarna merah menghalangi sinar yang menembus masuk. Wanita berbadan dua itu tengah membaca buku tentang bisnis milik suaminya sambil merebahkan tubuh. Setelah kontrol bulanan ke dokter kandungan, hasilnya janin berkembang baik. Belum begitu buncit perutnya lantaran masih 3 bulan mengandung.Aktivitas menulis novel berkurang, bukan suruhan Diaz melainkan secara inisiatif Mila lakukan. Ia sering tertidur jika menempel kasur, lalu bangun untuk makan dan jalan-jalan di dalam rumah untuk peregangan badan.Seringkali Diaz memergoki Mila bicara dengan perutnya sambil tersenyum riang di bangku teras rumah, apalagi sebelum berangkat bekerja. Sebisa mungkin Diaz turuti keinginan Sang Istri untuk meredam amarah satu sama lain. Selagi Mila tidak meminta rumah di planet Mars, Diaz mau saja tunduk di kakinya."Lagi apa?""Gak liat? Lagi nonton video."Pertama kalinya Mila memutar dokumentasi video pernikahan mereka, sebelumnya ia mengecam Diaz agar tidak

DMCA.com Protection Status